Kombinasi Latihan Penguatan Otot Inspirasi dan Latihan Aerobik terhadap Ketahanan Kardiopulmonal dan Fungsi Paru pada penderita Systemic Lupus Erythematosus

Abstract

Pendahuluan: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun kronis yang memiliki berbagai macam manifestasi klinis dengan keterlibatan multiorgan. Penurunan ketahanan kardiopulmonal merupakan akibat keterlibatan organ kardiovaskular dan atau respirasi. Latihan aerobik merupakan terapi nonfarmakologis yang banyak diteliti, aman dan efektif dalam meningkatkan kapasitas aerobik dan toleransi latihan. Latihan penguatan otot inspirasi telah terbukti efektif meningkatkan kebugaran fisik baik pada populasi sehat maupun sakit, namun latihan penguatan otot inspirasi belum pernah diteliti sebelumnya pada penderita SLE. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kombinasi latihan aerobik dan latihan penguatan otot inspirasi terhadap ketahanan kardiopulmonal dan fungsi paru pada penderita SLE, sehingga dapat meningkatkan kapasitas latihan dan memperbaiki kualitas hidup. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan pendekatan pre-post test. Subjek penelitian adalah 14 penderita SLE berusia 20-49 tahun yang termasuk dalam kriteria Lupus Low Disease Activity State (LLDAS). Ketahanan kardiopulmonal diukur dengan jarak tes uji jalan 6 menit (6MWT) dan nilai Metabolic Equivalents (METs), sedangkan fungsi paru diukur dengan nilai Maximal Inspiratory Pressure (MIP), Forced Expiratory Volume in 1 second (FEV1) dan Forced Vital Capacity (FVC). Hasil: Hasil penelitian ditemukan peningkatan signifikan pada semua variabel. Nilai 6MWT dan METs meningkat post intervensi, yaitu 397.45±49.346 meter vs 427.50±48.673 meter, dan 5.25±1.146 vs 5.84±1.086. Parameter fungsi paru pun meningkat setelah diberikan intervensi, yaitu FEV1 68.00±10.714 vs 72.90±11.300, FVC 71.81±11.142 vs 77.36±11.809, dan MIP 56.20±14.245 vs 86.36±20.733. Kesimpulan: Kombinasi latihan aerobik dan penguatan otot inspirasi dapat meningkatkan ketahanan kardiopulmonal dan fungsi paru pada penderita SLE yang termasuk dalam kategori LLDAS. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan parameter 6MWT dan METs pada aspek ketahanan kardiopulmonal, serta FEV1, FVC dan MIP pada pemeriksaan fungsi paru.

Description

Keywords

SLE, LLDAS, Aerobik

Citation