PEMANFAATAN EKSTRAK ALGA COKLAT Sargassum filipendulla UNTUK PENANGGULANGAN PENYAKIT ICE-ICE

Abstract

Nally Y.G.F. Erbabley. Pemanfaatan Ektrak Alga Coklat Sargassum filipendulla Untuk Penanggulangan Penyakit Ice-Ice. Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu komuditas unggulan karena mudah dibudidayakan dan cepat panen. Kendala utama penurunan produksi adalah penyakit ice-ice yang disebabkan oleh faktor fisika dan faktor biologi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan bahan alam yang berfungsi sebagai antibakteri seperti alga coklat Sargassum filipendulla. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa antibakteri yang terkandung dalam S.fillipendulla, mendapatkan konsentrasi nilai zona hambat dan konsentrasi nilai minimum inhibitory concentration (MIC) ekstrak S.fillipendulla terhadap bakteri Vibrio harveyii dan Pseudomonas fluorescens, menentukan dosis dan lama waktu perendaman bibit K.alvarezii dalam ekstrak S.fillipendulla untuk mengurangi bakteri patogen pada thallus K. alvarezii, dan membandingkan kinerja pertumbuhan K.alvarezii yang diberi perlakuan perendaman alga coklat S.filipendulla dan tanpa perlakuan (kontrol). Beberapa variabel yang diamati meliputi identifikasi senyawa murni ekstrak S.filipendulla, aktivitas ekstrak dan nilai minimum inhibitory concentration, Lethal Dosis (LD50),. pertambahan bobot rumput laut, jumlah bakteri setelah perendaman, kinerja pertumbuhan setelah perlakuan dan tanpa perlakuan perendaman. Analisis menggunakan uji NMR, uji Kirbi-Beaur, uji non parametrik, analisis ragam, uji Duncan, Hasil analisa fitokimia menunjukkan adanya senyawa-senyawa fenolik, tannin, flavonoid, saponin, steroid, alkoloid dan triterpenoid. Hasil isolasi fraksi n-heksana menghasilkan senyawa N-1 adalah senyawa 4`-metoksi tetrapreniltoluquinol. Uji aktivitas antibakteri menunjukan ketiga jenis ekstrak memiliki senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Vibrio harveyii dan Pseudomonas flourescens. Ekstrak etanol memiliki nilai tinggi untuk menghambat bakteri dan terendah pada ekstrak etil asetat pada konsentrasi 50%. Kontrol positif bersifat suspect terhadap bakteri dan kontrol negatif tidak berpengaruh terhadap bakteri patogen. Total kematian sel bakteri ditemukan pada ekstrak etil asetat konsentrasi 0,78%. Uji non parametrik menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan antara total kematian sel berdasarkan ekstrak pada kedua jenis bakteri. Toksisitas LD50 menunjukan ekstrak 30 ppm dengan waktu 15 menit memberikan 80% kelangsungan hidup pada cabang/thallus K.alvarezii. Konsentrasi 50 ppm menunjukan >50% sakit pada cabang/thallus K. alvarezii. Analisis sidik ragam terhadap pertumbuhan menunjukan dosis terbaik untuk perendaman K.alvarezii dalam ekstrak S.filipendulla 30 ppm (P < 0,05) dan lama waktu perendaman 15 menit. Analisis sidik ragam dan uji Duncan menunjukan bobot K.alvarezii pada kontrol minggu ke- 5 dan minggu ke- 1 berbeda secara signifikan dengan bobot pada minggu ke- 2, minggu ke-3, dan minggu ke-4. Pengukuran minggu ke- 3 menghasilkan bobot tertinggi sedangkan pengukuran minggu ke- 5 menghasilkan bobot terendah. Perlakuan perendaman K. alvarezii menunjukan bobot K. alvarezii pengukuran minggu ke- 1 berbeda secara signifikan dengan pengukuran minggu ke- 2, minggu ke- 4 dan minggu ke- 3. Bobot pada pengukuran minggu ke- 5 berbeda secara signifikan, dengan minggu ke 4, minggu ke- 2 dan minggu ke- 3.. Kata Kunci : Antibakteri S.filipendulla, Bakteri Patogen, Penyakit Ice-Ice K. alvarezii

Description

Keywords

: Antibakteri S.filipendulla, Bakteri Patogen, Penyakit Ice-Ice K. alvarezii

Citation