Pekerja Migran Perempuan, Pertanian dan Pembangunan Pedesaan
No Thumbnail Available
Date
2023-10-11
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Terdapat fenomena perbedaan tingkat mobilitas internasional perempuan pada daerah berbasis pertanian dengan tingkat kemiskinan tinggi di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Faktor-faktor yang melatarbelakangi keputusan perempuan untuk bekerja sebagai pekerja migran; 2) Livelihood outcomes pada rumah tangga pekerja migran perempuan; 3) Dampak mobilitas internasional perempuan terhadap sektor pertanian; 4) Dampak mobilitas internasional perempuan terhadap pembangunan pedesaan. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, dengan teknik studi kasus. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu, dan Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat, purna migran perempuan, perwakilan PJTKI, serta broker. Data dianalisis secara deskriptif. Pendekatan system thinking digunakan untuk menganalisis migrasi sebagai keterkaitan antar variabel yang menjadi penyebab dan juga dampak dari migrasi perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan faktor ekonomi menjadi pendorong terbesar migrasi perempuan, namun saat ini terjadi pergeseran dimana relative deprivation merupakan kerentanan baru yang mendorong terjadinya mobilitas perempuan. Nilai terhadap peran gender merupakan faktor penahan atau justru pendorong terjadinya migrasi internasional perempuan. Berkembangnya jaringan sosial dan kemudahan untuk mengakses sumber pembiayaan, menjadi faktor pelancar terjadinya terjadinya mobilitas internasional perempuan.
Pengelolaan remitan merupakan titik kritis keberhasilan rumah tangga untuk mencapai penghidupan berkelanjutan. Pada ranah mikro, remitan belum banyak digunakan untuk investasi produktif, akibatnya banyak rumah tangga yang belum berhasil membangun penghidupan berkelanjutan dan masih terus bergantung pada remitan; hal ini membawa kemungkinan rumah tangga mereproduksi generasi migran yang baru. Pada ranah meso, remitan mendorong permintaan dan kenaikan harga lahan. namun belum memberikan dampak nyata bagi sektor pertanian di desa. Konsumsi barang dan jasa dari remitan belum dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan secara lebih luas. Hal ini dikarenakan sebagian besar barang dan jasa yang dikonsumsi bukan merupakan produksi lokal, sehingga nilai tambah dari konsumsi lebih banyak tertarik ke luar desa. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas purna migran agar mampu mengelola remitan untuk membangun penghidupan berkelanjutan di daerah asal; selain itu pembentukan ekosistem kewirausahaan juga merupakan faktor penting untuk mendorong purna migran mampu menjalankan usaha produktif.
Description
Keywords
migran, perempuan, pertanian