Model Proses Keputusan Pembelian Secara Online Melalui Social Commerce (Suatu Kasus Pada Pembelian Beras Hitam Organik)

Abstract

Beras hitam organik (BHO) merupakan pangan fungsional ramah lingkungan yang memiliki kandungan antioksidan dimana tidak terdapat pada beras putih maupun merah. Pesatnya peningkatan pengguna media sosial di Indonesia menyebabkan BHO diperdagangkan secara online melalui social commerce (s-commerce). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik konsumen yang membeli dan mengonsumsi BHO, mengembangkan model konseptual proses keputusan pembelian BHO secara online melalui s-commerce, menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap proses tersebut, dan faktor dominan yang memengaruhi kepuasan terhadap produk BHO, serta tingkat kepuasan terhadap atribut BHO. Desain penelitian menggunakan metode campuran. Populasi penelitian adalah konsumen BHO yang berdomisili di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Provinsi Banten yang membeli BHO secara online via s-commerce. Sampel penelitian terdiri dari 6 produsen yang dipilih secara purposive, 7 reseller dipilih secara gethok tular, serta 200 responden konsumen akhir yang ditarik menggunakan kombinasi stratified random dan convenience sampling. Data dianalisis dengan metode distribusi frekuensi, Analisis Faktor Eksploratori, Analisis Jalur, Importance Performance Analysis, dan Consumer Satisfaction Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang paling sering membeli BHO secara online melalui s-commerce adalah anggota keluarga yang paham internet dan mayoritas yang mengonsumsi adalah konsumen dan keluarganya. Model konseptual proses keputusan pembelian BHO secara online melalui s-commerce (PKPBOS) terdiri dari 24 variabel dimana tidak terdapat platform berbayar. Pengenalan kebutuhan dilakukan dengan menjelajahi internet, instagram, blog, situs artikel, melalui teman, dan melalui keluarga. Pencarian informasi dengan membaca review (ulasan) konsumen lain, melihat-lihat produk BHO di internet, bertanya pada teman, bertanya pada keluarga, dan memikirkan berbagai opsi BHO di internet. Evaluasi alternatif dilakukan dengan membandingkan berbagai media sosial penjual BHO, bertanya pada teman, dan membandingkan situs-situs pembandingan. Keputusan pembelian BHO dilakukan dengan mempertimbangkan keamanan bertransaksi, kemanan fungsional BHO, keamanan data diri konsumen, risiko kerusakan produk BHO, risiko produk BHO tidak terkirim, dan garansi pengembalian produk BHO. Evaluasi pasca pembelian dilakukan dengan memberi peringkat bintang, pembelian ulang BHO, memperhatikan komentar dari mulut ke mulut (word of mouth), dan menyarankan teman untuk membeli BHO. Faktor dominan yang memengaruhi kepuasan terhadap PKPBOS berturut-turut adalah 1) faktor keamanan dalam keputusan pembelian, 2) faktor media sosial dan situs pembandingan, 3) faktor teman, 4) faktor kepuasan terhadap hasil, 5) faktor internet, 6) faktor referensi dari teman dan keluarga serta pertimbangan rasa dan aroma, 7) faktor daya tarik, serta 8) faktor pengobatan penyakit. Faktor dominan yang memengaruhi kepuasan terhadap produk BHO adalah harga, pelayanan, dan faktor yang merepresentasikan atribut derajat kehitaman warna beras, keseragaman bentuk butiran beras, daya tahan beras, dan kemasan yang memudahkan penyimpanan beras (faktor kinerja fisik serta daya tahan BHO). Atribut tercantumnya nomor sertifikasi organik merupakan prioritas utama yang perlu diperbaiki kinerjanya. Secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap atribut BHO. Temuan riset ini dapat dijadikan pertimbangan penting dalam pemasaran dan bisnis BHO secara online melalui s-commerce.

Description

Keywords

Perilaku konsumen online, Model konseptual, Social commerce

Citation