PERBEDAAN DERAJAT KEPARAHAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR SEBELUM DAN SESUDAH BEDAH ORTOGNATIK
No Thumbnail Available
Date
2021-01-12
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Gangguan sendi temporomandibular/ temporomandibular joint disorder
(TMD) disebabkan oleh 5 faktor, yaitu kondisi oklusal, trauma, stress, deep pain
input, kebiasaan buruk dan aktivitas parafungsional. Maloklusi yang sering
menimbulkan TMD adalah maloklusi skeletal kelas III. Perawatan yang tepat
untuk maloklusi skeletal kelas III adalah bedah ortognatik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis perbedaan derajat keparahan gangguan TMJ sebelum
dan sesudah bedah ortognatik.
Penelitian ini menggunakan pengambilan data berdasarkan purposive
sampling, sebelum dan setelah operasi ortognatik. Sejumlah 10 subjek penelitian
yang akan melakukan bedah ortognatik di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unpad
dan Rumah Sakit Hasan Sadikin bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial
dilakukan pemeriksaan klinis sendi temporomandibular di poli, serta mengisi
kuisioner sebelum dan sesudah operasi ortognatik dan foto cone beam computed
tomography (CBCT) 7 bulan sesudah operasi ortognatik di bagian Radiologi
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unpad.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 10 sampel pada pemeriksaan
gejala klinis menggunakan kuesioner fonseca didapatkan hasil 90% sampel tanpa
disfungsi TMJ,10% sampel dengan disfungsi TMJ ringan, dan tidak ada sampel
yang disfungsi TMJ. Berdasarkan penilaian indeks helkimo didapatkan hasil
20% sampel tanpa disfungsi TMJ, 70% disfungsi TMJ ringan, 10% sampel
disfungsi TMJ sedang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan
secara statistik derajat keparahan gangguan sendi temporomandibular sebelum
dan sesudah pembedahan ortognatik dengan nilai-p < 0,05 berdasar indeks
Helkimo dan kuesioner fonseca dimana setelah operasi terdapat adanya
penurunan derajat keparahannya TMJ
Description
Keywords
Bedah ortognatik, Helkimo indeks, Kuesioner fonseca