Hubungan Antara Maloklusi, Bruksism, Kliking dan Hipertonus Otot Maseter pada Anak Gangguan Spektrum Autisme
No Thumbnail Available
Date
2019-07-27
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Penderita autisme memiliki kebiasaan buruk seperti bruksism yang merupakan implikasi dental yang paling sering dilaporkan. Maloklusi merupakan salah satu faktor etiologi dari TMD. Maloklusi seperti overjet, spacing, hubungan molar Kelas II dan openbite memiliki insidensi yang tinggi pada anak autisme. Pemakaian gigi yang berlebihan terjadi pada penderita bruksism sehingga mengakibatkan nyeri pada TMJ dan keausan pada gigi. Bunyi dan nyeri pada TMJ, keterbatasan membuka mulut, nyeri pada otot penguyahan berhubungan dengan oklusi. Prevalensi TMD yang tinggi sering terjadi pada anak-anak. Tanda dan gejala gangguan TMD yang paling sering terjadi pada anak adalah kliking. Tingkat stres yang lebih tinggi pada anak autisme mempengaruhi bruksism dan hipertonus otot pengunyahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara maloklusi, bruksism, kliking dan hipertonus otot maseter pada anak autisme.
Penelitian dilakukan pada populasi anak autisme di Lembaga Pendidikan Autisme Prananda di Bandung. Pemeriksaan dilakukan pada sampel untuk mengetahui jenis maloklusi, adanya bruksism, kliking, dan hipertonus otot maseter. Kemudian data-data yang didapatkan diolah untuk melihat hubungan tiap variabel. Nilai keterkaitan W = 0,58 dengan chi-square = 34,480 dan p-value = 0,00000016 (p-value < 0,01) yang bersifat signifikan secara statistik.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara maloklusi, bruksism, kliking dan hipertonus otot maseter pada anak autisme. Namun, tidak terdapat keterkaitan antara maloklusi dengan bruksism, maloklusi dengan kliking, maloklusi dengan hipertonus otot maseter dan bruksism dengan kliking sedangkan terdapat keterkaitan antara bruksism dengan hipertonus otot maseter.
Description
Keywords
Autisme, Bruksism, Hipertonus Otot Maseter