GUNBOAT DIPLOMACY INDONESIA DI PERAIRAN PULAU NATUNA SEBAGAI RESPON TERHADAP DINAMIKA KEAMANAN DI LAUT TIONGKOK SELATAN

Abstract

Penelitian ini mencoba menjelaskan mengenai respon Indonesia terhadap dinamika keamanan Laut Tiongkok Selatan karena klaim sepihak yang dilakukan oleh Tiongkok terkait batas Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEE) dan landas kontinen Laut Tiongkok Selatan yang tumpang tindih dengan Perairan Pulau Natuna sebagain wilayah traditional fishing ground Tiongkok. Indonesia menolak klaim sepihak ini dan menyatakan tindakan dengan memperkuat kedaulatan Indonesia di wilayah maritim Perairan Pulau Natuna. Penelitian ini menggunakan tiga konsep dalam studi Hubungan Internasional, yakni keamanan maritim, geostrategi dan gunboat diplomacy. Keamanan maritim sudah menjadi perhatian banyak negara di dunia, dikarenakan semakin tingginya kebutuhan negara-negara maupun individu dalam menggunakan jalur laut. Geostrategi berperan penting dalam menganalisis bagaimana wilayah Perairan Pulau Natuna dijadikan sebagai wilayah strategis untuk menunjukkan kedaulatan Indonesia. Gunboat Diplomacy sebagai bentuk diplomasi yang menghadirkan deterrence dengan menghadirkan kekuatan militer untuk mempertahankan kedaulatan maritim Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengombinasikan makrointerpretasi dari para narasumber dan mikrointerpretasi dari peneliti sendiri. Hasil penelitian menunjukan bahwa Indonesia sangat komitmen dalam menjaga kedaulatan dan keamanan maritim Pulau Natuna melalui gunboat diplomacy dengan memaksimalkan kemampuan militer Indonesia di Perairan Pulau Natuna,

Description

Keywords

Indonesia, Tiongkok, Keamanan Maritim

Citation