BEYOND AID DALAM KERJA SAMA PENGEMBANGAN INDUSTRI HALAL INDONESIA-MALAYSIA-THAILAND GROWTH TRIANGLE (IMT-GT)

Abstract

Kritik terhadap kepentingan donor pembangunan terhadap negara berkembang dalam kerja sama pembangunan internasional membentuk konsep baru yang disebut dengan beyond aid, yakni merupakan transformasi dari kerja sama pembangunan yang kini mengandalkan pada hal-hal di luar konteks bantuan /Official Development Assistance (ODA) dari donor pembangunan. Studi kualitatif deskriptif ini menggambarkan bagaimana kerja sama pengembangan industri halal Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ditinjau berdasarkan dimensi beyond aid. Periset menggunakan alat analisis utama yaitu konsep dimensi beyond aid yang ditulis oleh Janus, dkk, (2014). Data primer didapatkan melalui studi pustaka dan wawancara dengan beberapa institusi terkait, sedangkan data sekunder didapat dari buku, artikel jurnal, dan dokumen daring. Data kemudian dianalisis menggunakan teknik memo analytic writing dan divalidasi dengan triangulasi data. Periset menemukan bahwa kerja sama IMT-GT pada pengembangan industri halal menunjukkan dimensi beyond aid, yaitu aktor, keuangan, regulasi, dan pengetahuan. Terjadi proliferasi dimensi pertama yaitu aktor dalam kerja sama IMT-GT: pemerintah pusat, pemerintah daerah, aktor swasta, mitra kerja sama (termasuk adhoc), lembaga sertifikasi halal, lembaga akademik/pusat riset halal, dan aktor pendukung lain yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI), Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE), Halal Development Corporation Berhad Malaysia (HDC), dan Standard Malaysia. Proliferasi juga terjadi pada dimensi keuangan IMT-GT, yang utamanya bersumber dari masing-masing negara anggota, didukung dengan dana dari pihak eksternal melalui mekanisme tertentu di bawah CIMT, atau menggunakan mekanisme lain yang didanai sendiri oleh pemerintah pusat/daerah, atau donor internasional. Pada dimensi regulasi, telah ada upaya penyesuaian regulasi dalam penerimaan sertifikat halal IMT-GT, meskipun belum mencapai harmonisasi menuju pembentukan rezim internasional. Terakhir, dimensi pengetahuan dalam kerja sama IMT-GT dilakukan misalnya pada efisiensi proses sertifikasi halal, pengembangan kapasitas tenaga ahli halal dan UKM halal, serta pengembangan teknologi halal yaitu IMT-GT Halal Blockchain.

Description

Keywords

Beyond Aid, IMT-GT, Industri Halal

Citation