TINDAKAN BERSAMA (COLLECTIVE ACTION) MASYARAKAT DESA SALAWU DAN DESA KARANGMUKTI (Studi Kasus Kelompok Tani Pembudidayaan Jamur Putri Kartini di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya)

No Thumbnail Available

Date

2012-07-26

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

Abstract

ABSTRAK Pemenuhan kebutuhan merupakan hal yang paling penting dalam keberlangsungan hidup, salahsatu kebutuhan hidup adalah kebutuhan primer seperti makan dan minum, selain itu terdapat juga kebutuhan untuk kesehatan dan pendidikan. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, perlu adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan tanggung jawab kolektif yang dimiliki oleh warga masyarakat, yang didalamnya terdapat tindakan saling memahami terhadap tujuan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan upaya untuk saling melindungi terhadap upaya pemenuhannya. Selain itu, diperlukan pula adanya pendekatan yang dilakukan oleh salah seorang warga kepada warga yang lainnya untuk mengorganisasikan diri dalam upaya melakukan suatu tindakan kolektif (collective action), sehingga dengan demikian akan muncul kompetensi yang baru didalam masyarakat. Di daerah Desa Salawu dan Desa Karangmukti yang terletak di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, terdapat Kelompok Tani Usaha Pembudidayaan Jamur yakni kelompok Putri Kartini. Kelompok ini merupakan implementasi dari collective action yang dilakukan oleh warga masyarakatnya, dengan peran Ibu Tati sebagai ketua kelompok dan juga sebagai organizer (penggerak) dalam masyarakat. Kelompok Putri Kartini muncul atas inisiatif dari warga masyarakat sendiri, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan kelompok mulai dari pesiapan produksi sampai pada pemasaran dilakukan oleh kelompok, dan hampir seluruh anggotanya merupakan kaum perempuan khususnya kalangan Ibu-Ibu. Dengan munculnya kelompok Putri Kartini sebagai wujud dari collective action, maka muncul kompetensi baru yang dimiliki oleh anggota kelompok Putri Kartini, seperti meningkatnya kepercayaan diri, sikap toleransi terhadap sesama anggota kelompok. Akan tetapi, kemampuan tersebut bukan tanpa hambatan atau masalah, ketidak merataan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota menjadikan masih adanya kesenjangan antar anggota, baik dari segi teknis maupun non teknis. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dan dalam rangka pengembangan kelompok Putri Kartini ke depannya, maka diperlukan adanya suatu intervensi dalam memecahkan masalah tersebut. Peer educator (pendidik sebaya) merupakan suatu solusi yang diharapkan dapat mengatasi kesenjangan tersebut. Metode ini dapat dikatakan sebagai mentorisasi yang dilakukan di dalam kelompok. Melalui intervensi ini, komunikasi yang terjalin akan lebih hangat, sehingga intervensi yang diberikan dapat tersampaikan dengan tepat dan optimal. Pekerja sosial dapat berperan sebagai pihak ketiga dalam intervensi ini, dengan memberikan materi yang diberikan kepada peer educator dalam kelompok tersebut, selanjutnya materi tersebut disampaikan kepada penerima intervensi (anggota kelompok). Peran sebagai fasilitator menjadikan pekerja sosial mempunyai peran yang cukup penting, sehingga hal ini tidak menjadikan anggota kelompok Putri Kartini sebagai objek dari intervensi saja. Akan tetapi, melalui intervensi ini kelompok Putri Kartini dapat menyelesaikan masalah atau hambatan yang ada melalui potensi yang dimilikinya.

Description

Keywords

Kabupaten Tasikmalaya, Tidak ada keyword, Tidak ada keyword

Citation