Gerakan Syiah di Jawa Barat (Abad ke-16 Hingga Abad ke-20)
No Thumbnail Available
Date
2019-08-21
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Gerakan Syiah masih tetap eksis di Indonesia hal ini tentu menumbulkan
pertanyaan kenapa Syiah bisa terus berkembng. Penelitian terkait gerakan perkembangan
Syiah khususnya di Jawa Barat sangat layak dikaji lebih dalam, terlebih lagi Jawa Barat
merupakan penduduk terbanyak di Indonesia. Konsep dakwah Taqiyah yang sudah
dijalankan oleh Syiah menjadikan perkembangan gerakan Syiah tidak bisa dideteksi
secara jelas sehingga Syiah dengan leluasa mengembangkan gerakannya. Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui perkembangan Syiah di Jawa Barat dari Abad ke-
16 hingga abad ke-20.Dampak Revolusi Iran terhadap penyebaran Syiah di Jawa Barat
(1979-2001) dan Respon Institusi dan Ormas Islam terhadap Syiah. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian sejarah,
yaitu penelitian yang mempelajari peristiwa atau kejadian masa lampau berdasarkan
jejak-jejak yang dihasilkan, melalui empat tahap yaitu:heuristik, kritik, interpretasi, dan
historiografi. Teori yang digunakan adalah teori konflik yang berasal dari gagasan Lewis
A Coser. Ia berpendapat bahwa konflik merupakan proses yang bersifat instrumental
dalam pembentukan, penyatuan, dan pemeliharaan struktur social untuk menguatkan.
Kedua, teori fungsional dari William F Ogburn untuk menjelaskan perkembangan Syiah.
Ketiga, teori challenge and response dari Arnold Joseph Toynbee untuk menjelaskan
tanggapan dan respon ormas Islam terhadap Syiah. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: pertama, kemunculan
komunitas orang-orang yang datang dari Hadhramaut (Yaman) dan Persia ke Nusantara
yang beraliran Syiah ditengerai karena adanya pembantaian oleh Dinasti Muawiyah yang
sedang berkuasa saat itu. Komunitas orang-orang Arab dikenal dengan sebutan orangorang
perahu oleh penduduk Nusantara. Mereka kemudian mendarat di wilayah Maemon,
Medan. Sumatra, di Peurlak Aceh, dan mengembangkan jalan dakwah ke pulau Jawa
melalui jalur pesisir. Ketika Malaka dikuasai Portugis pada 1511, Orang-orang Syiah
migrasi ke Pulau Jawa tepatnya ke wilayah kekuasan Kerajaan Demak dan Kesultanan
Cirebon. Salah satunya adalah Syech Abdul Djalil, dari murid-murid Syech Abdul Djalil
inilah Syiah menyebar ke Jawa Barat. Singkatnya pada 1872 komunitas Arab menyebar
ke seluruh daerah di Jawa Barat. Kedua, Gerakan Revolusi 1979 di Iran telah
memberikan angin segar bagi berkembangnya Syiah di Indonesia dan meluas ke Jawa
Barat melalui gerakan intelektual kaum muda di kampus-kampus, adanya program
beasiswa ke Qom, Iran dan kemunculan organisasi taktis Syiah yaitu IJABI dan ABI.
Ketiga,adanya respon dari Institusi pemerintah dan Ormas lain terkait sikap terhadap
Syiah adalah bentuk reaksi terhadap berbagai dinamika sosial yang berkembang di
Masyarakat. Pro dan Kontra terkait Syiah sudah ada sejak awal kemunculan Syiah.
Description
Keywords
Gerakan, Syiah, Jawa Barat