Representasi Kelas dan Gender dalam Serial Remaja Keluarga Cemara Karya Arswendo Atmowiloto
No Thumbnail Available
Date
2023-04-29
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Keluarga Cemara, serial fiksi remaja karya Arswendo Atmowiloto, bercerita tentang keluarga kelas menengah yang jatuh miskin, yang kemudian mengalami stigma dan dimarginalisasi oleh masyarakat kelas menengah di sekitarnya. Penggambaran anggota keluarga dan interaksi mereka dengan tokoh lain menunjukkan bahwa walaupun modal ekonomi mereka berkurang, keluarga ini tetap mempertahankan habitus mereka sebagai kelas menengah. Serial ini menunjukkan bahwa keluarga miskin ini menanggapi stigmatisasi dan marginalisasi dari kelas menengah dengan menerima ketidakmampuan mereka memiliki modal ekonomi tetapi menolak mengakui ketidakmampuan memiliki modal budaya yang dimiliki anggota masyarakat kelas menengah. Penolakan tersebut menunjukkan agensi yang mereka bangun dalam menegosiasi posisi mereka di lingkungan kelas menengah, namun upaya tersebut ditolak oleh anggota kelas menengah. Penolakan ini mengisyaratkan bahwa serial ini menguatkan diskriminasi sosial pada kelas yang lebih rendah. Serial ini juga menyajikan tokoh Abah (bapak) sebagai sumber otoritas (atau “hukum”) dalam sebuah keluarga patriarkal—sejalan dengan konfigurasi maskulinitas hegemonik Indonesia “bapakisme”, yang merupakan ideologi dominan pada periode Orde Baru Indonesia. Serial ini juga memberikan penggambaran bapak sebagai seseorang yang berusaha memberdayakan anggota keluarga perempuan dalam keluarganya, namun penyajian yang sekadarnya hanya menguatkan penerapan ideologi tersebut. Alih-alih memotret sebuah keluarga miskin yang mempertahankan posisinya di kalangan kelas menengah dan memberdayakan perempuan dalam masyarakat patriarkal, serial ini mengajegkan stereotipe karakteristik kelas-kelas sosial dan stereotipe gender yang konvensional. Saya berargumentasi bahwa serial ini tetap menguatkan karakteristik kelas dan gender yang stereotipikal, sehingga dapat dikatakan bahwa ia mengandung unsur tokenisme. Akan tetapi, serial ini dapat memberi jalan bagi interpretasi teks yang terbuka yang dapat mendorong pembaca remaja untuk mempertanyakan struktur sosial yang mereka tempati.
Description
Keywords
sastra remaja Indonesia, kelas sosial, gender