Tematisasi Behinderung Dalam Deutsche Kinderliteratur Karya Franz-Joseph Huainigg

Abstract

Behinderung atau disabilitas diakomodasi sebagai tema dalam sastra anak Jerman sejak awal tahun 70an. Gerakan reformasi moral yang bergulir pada masa itu berupaya menempatkan anak tidak lagi di wilayah bebas masalah atau Schonraum. Anak perlu juga belajar untuk menjadi dewasa dan memahami masalah dalam kehidupan. Persepsi ini kini semakin dikedepankan. Dalam skripsi berjudul “Tematisasi Behinderung dalam Deutsche Kinderliteratur Karya Franz-Joseph Huainigg ‘Meine Füβe sind der Rollstuhl’, Karya Dagmar H. Mueller ‘Lukas ist wie Lukas’, dan Karya Peter Härtling ‘Das war der Hirbel’” ini pengkajian difokuskan pada tiga masalah, yakni penanda Behinderung, sarana estetika Bilderbuch dan Kinderroman sebagai pembangun tema Behinderung, dan korelasi antara tema dan kondisi sosial yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra anak pilihan. Untuk itu digunakan dua metode penelitian Themenanalyse dan Literatursoziologie. Dari analisis yang dilakukan terhadap ketiga permasalahan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Adanya situasi dan kondisi serta pengalaman tokoh utama akibat Lähmung, Down-Syndrom, dan Wasserkopf, berupa resistansi dan akseptasi. (2) Sarana-sarana estetika pembangun tema dalam kedua jenis Kinderliteratur pada dasarnya sama, yaitu Figurenkonstellation, Raum- und Zeitgestaltung, Handlung, dan Erzählperspektive, kecuali dalam Bilderbuch ada penambahan berupa Text-Bild-Verhältnis. (3) Tematisasi Behinderung dalam sastra anak dimungkinkan karena adanya perubahan paradigma anak dan penerapan pola asuh baru sebagai hasil dari gerakan reformasi moral di negara Jerman.

Description

Keywords

Behinderung, reformasi moral, deutsche Kinderliteratur

Citation