Gambaran Feeding Practices pada Anak Stunting di Puskesmas Sukamukti Kabupaten Garut

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang sedang menjadi perhatian dunia karena angka kejadiannya yang tinggi. Stunting terjadi pada balita akibat kekurangan gizi yang berlangsung kronis. Biasanya terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah ketidakadekuatan feeding practices. Puskesmas dengan persentase stunting tertinggi di Kabupaten Garut adalah Puskesmas Sukamukti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan feeding practices pada anak stunting di Puskesmas Sukamukti Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak stunting dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 50 responden. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari Infant and Young Child Feeding (IYCF) Practices. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 dengan perizinan etik nomor 509/UN6.KEP/EC/2019. Data dianalisis menggunakan analisis item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa feeding practices pada anak stunting di Puskesmas Sukamukti Kabupaten Garut adalah 32% tidak mendapat IMD, 84% tidak mendapat ASI eksklusif, 46% tidak menyusu hingga usia dua tahun, 6% belum diberikan MP-ASI saat usia 6-8 bulan, 34% tidak memenuhi minimum dietary diversity (MDD), 36% tidak memenuhi minimum meal frequency (MMF), 56% tidak memenuhi minimum acceptable diet (MAD), dan 100% mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah feeding practices pada anak saat usia 0-23 bulan kurang optimal. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan petugas kesehatan terutama perawat dalam menjalankan perannya sebagai educator, fasilitator, collaborator, dan monitoring di masyarakat untuk praktik pemberian makan bayi dan anak.

Description

Keywords

Feeding, practices, stunting

Citation

Collections