HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DENGAN DERAJAT DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY PROVINSI JAWA BARAT

Abstract

Depresi sering terjadi pada lansia di panti. Faktor yang menyebabkan terjadinya depresi pada lansia diantaranya menurunnya kemampuan fisik, kehilangan pasangan, kesepian. Salah satu pendekatan untuk mengatasi depresi pada lansia adalah dengan pendekatan spiritual. Pendekatan spiritual bagi lansia memiliki tujuan memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam berhubungan dengan Tuhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan depresi pada lansia Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional dilakukan secara potong lintang. Populasi pada penelitian ini adalah lansia di BPTSW Ciparay Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini 129 responden.. Uji Korelasi menggunakan Uji Spearman. Kuisioner untuk mengukur tingkat kesejahteraan menggunakan spiritual well being scale (SWBS), dan untuk mengukur depresi menggunaka Geriatric Depression Scale 15 (GDS-15) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 129 responden yang diteliti, tidak depresi 40,3%, depresi ringan 42.6%, depresi sedang 16.3 %, dan depresi berat 0.8 %. Sedangkan tingkat kesejahteraan spiritual 59.7 % tinggi, 31.0 % sedang, dan 9.3 % rendah. Dari hasil uji korelasi terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan spiritul dengan derajat depresi pada lansia (p value = 0.000) dengan korelasi sedang(-0.595). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa semakin tinggi kesejahteraan spiritual lansia maka semakin rendah tingkat depresi lansia tersebut. Diharapkan pihak panti mampu mempertahankan dan lebih meningkatkan kegiatan spiritual bagi para lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya. Sehingga lansia diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi serta terhindar dari depresi.

Description

Keywords

depresi, kesejahteraan spiritual, lansia

Citation