GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR SEDENTARY LIFESTYLE PADA SISWA SMAN 26 GARUT

Abstract

Tingkat aktivitas fisik remaja di Indonesia proporsi kelompok umur 15-19 tahun berada pada kategori kurang yaitu 49,6%. Sedentary Lifestyle adalah gaya hidup yang kurang bergerak atau beraktivitas. Sedentary Lifestyle umum dilakukan sehingga berpotensi mempengaruhi kesehatan remaja, jika perilaku ini terakumulasi sepanjang hari. Gaya hidup sedentary pada remaja secara signifikan dapat berdampak negatif yaitu meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Timbulnya masalah kesehatan akibat gaya hidup sedentary menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor kejadian sedentary guna mengendalikan faktor tersebut, sehingga dapat meminimalisir penyakit yang akan ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor- faktor sedentary lifestyle pada siswa di SMAN 26 Garut. Metode penelitian menggunakan studi deskriptif kuantitatif menggunakan teknik stratified random sampling. Populasi sebanyak 434 siswa SMAN 26 Garut dengan sampel yang digunakan 81 siswa. Tingkat sedentary di ukur dengan kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ) yang telah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Analisis data yang digunakan yaitu univariat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa gaya hidup sedentary pada siswa di SMAN 26 Garut sebagian besar responden memiliki tingkat sedentary yang tinggi (58,0%) yang didominasi oleh penggunaan small screen recreation dengan rata-rata waktu yang dihabiskan 5 jam per hari. , dan paling banyak terjadi pada faktor jenis kelamin perempuan (38,3%), berusia 17 tahun (21,0%), responden yang tidak mengalami kesulitan menggunakan transportasi umum (45,7%), pendapatan orang tua <500.000/bulan (34,6%), dan responden yang tinggal di pedesaan (48,1 %). Hal ini terjadi oleh kecenderungan remaja yang kurang aktif dalam mengikuti ekstrakulikuler berbasis olahraga, lebih senang menghabiskan waktu istirahat hanya dengan mengobrol atau bermain gadget, lebih memilih menggunakan sepeda motor untuk berkendara di banding dengan berjalan kaki maupun bersepeda, kurang nya lingkungan sekolah yang mendukung aktifitas fisik serta mudah terpengaruhi oleh teman sebaya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan institusi terkait dapat melakukan kampanye, pembinaan dan program penyebaran informasi di sekolah kepada siswa agar tidak terjadi gaya hidup sedentary yang tinggi.

Description

Keywords

aktivitas fisik, remaja, sedentary lifestyle

Citation

Collections