STRATEGI PENGENDALIAN MASA LAYAN WADUK CIRATA BERDASARKAN ANALISIS MULTIVARIAT PADATAN TERSUSPENSI PADA AIR SUNGAI SETIAP SUB DAS

Abstract

Manajemen daerah tangkapan air (DTA) waduk menggunakan pendekatan analisis multi Kriteria spasial (MCA). MCA menggunakan reduksi data dan overlay data spasial. Pengurangan dan penyederhanaan informasi dapat membuat pengambilan keputusan menjadi kurang efektif. Kondisi ini membutuhkan dukungan analisis lain agar kompleksitas masalah dapat dipahami. Waduk Cirata adalah salah satu waduk penting di Jawa Barat sebagai pemasok listrik, budidaya ikan air tawar, mitigasi banjir dan efek perubahan iklim, namun sedimentasi telah mengurangi umur layanannya hingga 20 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui potensi beban padatan dari setiap sub DAS; 2) Mengetahui variabel yang menentukan konsentrasi TSS dari setiap Sub DAS menggunakan analisis multivariat; dan 3) Menentukan strategi pengendalian masa layan menggunakan pendekatan matrikss strategi ancaman, peluang, kelemahan dan kekuatan atau TOWS. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2019. Design penelitian menggunakan metode kombinasi model sequential explanatori. Pengumpulan data secara kuantitatif digunakan untuk mengeneralisasi karakteristik awal, dan pengumpulan data kualitatif bertujuan untuk memperdalam kesesuaian alternatif strategi yang telah disusun. Data yang dibutuhkan meliputi informasi spasial penutupan lahan (KLHK), curah hujan per stasiun pengamatan (BMKG Bogor & PUSAIR), informasi spasial zona gerakan tanah (Badan Geologi), potensi internal dan eksternal institusi (Badan Pengelola Waduk Cirata), dokumen pembangunan Provinsi Jawa Barat (Bappeda & Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat). Pada bulan Oktober 2019, waduk cirata mendapatkan beban total suspended solid (TSS) sebesar 39,38 ton/hari. Faktor yang paling berperan terjadinya beban TSS adalah intensitas hujan, penggunaan lahan, luas subdas, gerakan tanah, slope dan erodibilitas tanah. Area yang menjadi prioritas untuk diintervensi adalah lahan terbuka di klaster sangat tinggi (berada di Kabupaten Bandung Barat) dan area dengan intensitas hujan tinggi (berada di kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur). Strategi BPWC saat ini telah sesuai dengan kuadran yang dibentuk dari pendekatan TOWS. BPWC memiliki alternatif yang lebih potensial untuk diterapkan yaitu strategi WO atau Mini-Maxi. BPWC dapat menggunakan pendekatan tata kolaborasi metode Ansel dan Gash. Skor dari alternatif ini memiliki nilai tertinggi diantara alternatif yang terbentuk.

Description

Keywords

multi-kriteria, multivariat, pendangkalan

Citation