STRATEGI OPTIMALISASI KESIAPAN INDUSTRI BATIK DALAM MENERAPKAN STANDAR INDUSTRI HIJAU DI PROVINSI D. I. YOGYAKARTA
No Thumbnail Available
Date
2022-01-04
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Batik dikenal dunia sebagai salah satu simbol budaya Indonesia, terutama semenjak ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada tahun 2009. Namun, industri batik masih menghadapi beberapa permasalahan lingkungan antara lain hampir 85 persen penggunaan air bersih menjadi limbah cair dengan warna yang pekat dan bau menyengat. Selain itu, ketergantungan pada bahan bakar minyak tanah, gas dan listrik menjadi salah satu sumber emisi gas rumah kaca. Salah satu penyebab utama permasalahan tersebut adalah penggunaan sumber daya yang belum efisien dan terdokumentasi dengan baik, serta organisasi dan manajemen perusahaan yang masih cenderung tradisional dan mayoritas merupakan bisnis keluarga sehingga belum tertata dengan rapi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menangani permasalah tersebut adalah dengan menerapkan prinsip industri hijau yang menekankan pada penggunaan sumber daya alam secara efisien dan efektif dengan menggunakan acuan berupa Standar Industri Hijau. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesiapan industri batik dalam memenuhi batasan di dalam Standar industri Hijau untuk Industri Batik serta strategi optimalisasi kesiapan industri batik untuk memenuhi batasan tersebut. Metode yang digunakan merupakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan teori SOCRATES untuk menilai kesiapan industri batik dalam memenuhi persyaratan teknis Standar Industri Hijau dan analsis TOWS untuk merumuskan strategi optimalisasi yang diperlukan. Responden penelitian berjumlah 25 responden yang dipilih dengan metode purposive sampling. Responden merupakan pemilik atau pengelola industri batik yang tidak tergabung dalam sentra, serta memproduksi batik tulis, cap, atau kombinasi mulai dari tahap pembuatan pola hingga selesai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan industri batik untuk melakukan perubahan ke arah industri hijau melalui pemenuhan persyaratan teknis Standar Industri Hijau masih rendah. Strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi situasi tersebut adalah dengan terlebih dahulu mengatasi kelemahan yang ada, yaitu terkait kesadaran dan pemahaman perajin terkait industri hijau. Salah satu program yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kelemahan tersebut adalah dengan melakukan pelatihan, pembinaan dan pengembangan usaha bagi perajin di industri batik.
Description
Keywords
industri batik, industri hijau, standar industri hijau