Ilmu Bedah Urologi (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Bedah Urologi (Sp.) by Author "Jupiter Sibarani"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Pengaruh Injeksi Testosteron Terhadap Ekspresi Pembuluh Darah dan Kolagen pada Pasien Hipospadia(2023-06-27) CHRISTOPHER KUSUMAJAYA; Safendra Siregar; Jupiter SibaraniLatar Belakang: Hipospadia adalah salah satu anomali kongenital yang paling umum pada anak laki-laki. Tatalaksana operatif merupakan penatalaksanaan definitif yang angka komplikasinya masih tinggi. Penggunaan hormon testosteron dapat menjadi terapi tambahan sebelum operasi dan mengurangi tingkat komplikasi, namun penggunannya masih kontroversial, terutama dalam efeknya pada proses penyembuhan luka. Dalam penelitian ini, akan dinilai secara prospektif untuk membandingkan efek histologis pada preputium pasca injeksi testosteron intramuskular pra-operasi pada pembuluh darah dan kolagen yang merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan luka. Metode Penelitian: 15 pasien hipospadia dengan riwayat empat siklus injeksi testosteron 25 mg yang diberikan secara intramuskular dengan interval 3 minggu dibandingkan dengan 15 pasien tanpa terapi androgen pra-operasi. Preputium bagian ventral diambil pada saat operasi rekonstruksi untuk pemeriksaan histopatologis. Jumlah pembuluh darah ditentukan menggunakan pewarnaan Hematoxylin Eosin, sedangkan ekspresi kolagen menggunakan Masson Trichome. Hasil : Rerata usia subjek penelitian ini adalah 6,57±4,0 tahun. Terdapat penurunan ekspresi kolagen pada 26.7% subjek yang diberikan injeksi testosteron dibandingkan dengan 20.0% subjek yang tidak diberikan injeksi testosteron (r = -0.079). Terdapat peningkatan jumlah pembuluh darah pada kelompok testosteron dibandingkan dengan kelompok kontrol (r = 0.136). Studi korelasi ini menujukkan pemberian testosteron dapat menurunkan ekspresi kolagen dan meningkatkan jumlah pembuluh darah. Kesimpulan: Injeksi testosteron intramuskular pra-operasi pada anak-anak dengan hipospadia meningkatkan vaskularisasi dan mengurangi ekspresi kolagen pada preputium.Item Pengaruh Pemberian Royal Jelly Pada Model Varikokel Tikus Wistar Terhadap Kadar Interleukin-6 (IL-6), Aktivitas Enzim Superoxide Dismutase (SOD) dan Penilaian Kadar Malondialdehyde (MDA)(2023-12-31) ANINDITHO DIMAS KURNIAWAN; Jupiter Sibarani; Safendra SiregarPendahuluan. Salah satu penyebab infertilitas utama berasal dari faktor pria, salah satunya adalah varikokel. Varikokel dapat menyebabkan kondisi stress oksidatif, dan meningkatkan kadar Reactive Oxygen Species (ROS). Kondisi Varikokel memicu peningkatan mediator inflamasi, penurunan aktivitas antioksidan, dan peningkatan peroksidasi lipid di testis. Royal Jelly (RJ) telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai keadaan inflamasi, mengatasi keadaan stress oksidatif, meningkatkan fertilitas pada pria, mencegah penyakit dan lain-lain. Pemberian Royal Jelly diharapkan dapat memperbaiki kerusakan sel, dan memperbaiki spermatogenesis yang terganggu akibat stress oksidatif pada model varikokel tikus wistar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Royal Jelly terhadap kadar Interleukin-6 (IL-6), aktivitas enzim Superoxide Dismutase (SOD) dan kadar Malondialdehyde (MDA) pada model varikokel tikus wistar. Metode. Tikus Wistar dibagi menjadi tiga kelompok: tikus yang tidak diberi perlakuan, tikus yang dibuat model varikokel dan tidak diberi perlakuan, dan tikus yang dibuat model varikokel dan diberikan Royal Jelly. Pasca dilakukan orkidektomi sinitra, 1 gram jaringan testis akan diambil untuk dilakukan proses homogenisasi dengan 9ml larutan PBS untuk membersihkan jaringan dari sel darah. Sampel lalu disimpan di dalam suhu 4°c untuk selanjutnya diperiksa kadar IL-6, SOD, dan MDA secara ELISA. Hasil. Pemberian Royal Jelly dapat meningkatkan aktivitas enzim superoxide dismutase (SOD) (p<0,05), menurunkan kadar malondialdehyde (MDA) (p<0,05), tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kadar interleukin-6 (IL-6) antara tiga kelompok. Kesimpulan. Pemberian terapi Royal Jelly menunjukkan potensi sebagai salah satu alternatif terapi untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan jaringan dari stress oksidatif yang dipicu oleh varikokel.Item Peranan Faktor Maternal dan Lingkungan selama Kehamilan terhadap Risiko terjadinya Hipospadia(2022-12-27) DANIEL SAPUTRA; Safendra Siregar; Jupiter SibaraniPendahuluan: Hipospadia adalah kelainan kongenital pada laki-laki dimana meatus uretra terletak pada sisi ventral dari penis. Kelainan ini dapat menyebabkan gangguan fertilitas di masa depan. Beberapa faktor yang berkontribusi adalah faktor maternal dan lingkungan. Insidensi dari Hipospadia cenderung meningkat, tetapi, belum ada literatur yang menyebutkan seberapa signifikan peran faktor maternal dan lingkungan terhadap risiko terjadinya hipospadia, terutama di Indonesia. Objectif: Menentukan faktor maternal dan lingkungan selama kehamilan terhadap risiko terjadinya hipospadia. Metode: Studi ini adalah studi observasi analitik dengan desain penelitian case control, pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic sampling. Variabelnya adalah dua faktor utama hipospadia, yaitu faktor maternal dan lingkungan. Hasil: Total terdapat 60 ibu dengan anak yang menderita hipospadia dan 60 ibu dengan anak tanpa hipospadia yang ikut dalam studi ini. Studi ini menemukan beberapa faktor maternal yang berisiko menimbulkan hipospadia, termasuk pekerjaan ibu yang bekerja di lingkungan industri (p=0.003;OR:4.789), penggunaan obat-obatan penguat kehamilan (p=0.004;OR:5.783), perokok (p=0.034;OR:2.294), penggunaan obat anti nyamuk (p=0.0001;OR:82.600) dan kelahiran prematur (p=0.013;OR:2.895). Faktor lingkungan yang berisiko menimbulkan hipospadia termasuk jarak antara rumah 780 m dari area industri/sawah/area pembuangan dengan p-value(p=0.0001;OR:6.102). Diantara faktor-faktor yang signifikan, penggunaan obat anti nyamuk memiliki risiko tertinggi untuk terjadinya hipospadia pada anak, yang diikuti dengan faktor jarak antara rumah dengan area industri. Kesimpulan: Faktor risiko yang signifikan terhadap insidensi hipospadia selama kehamilan diantaranya adalah pekerjaan ibu di lingkungan industri, penggunaan obat penguat kehamilan, perokok, penggunaan obat anti nyamuk dan kelahiran prematur. Faktor lingkungan yang signifikan terhadap insidensi hipospadia selama kehamilan diantaranya adalah jarak antar rumah pasien ke area industri/persawahan/area pembuangan kuran lebih 780 meter.