Teknologi Industri Pertanian (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Industri Pertanian (S2) by Author "Efri Mardawati"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Green Marketing Starbucks Coffee terhadap Green Purchase Intention sebagai Acuan Usaha Coffee Shop Lokal Banfung(2022-10-03) YUNITA HASNAH DEVINA; Roni Kastaman; Efri MardawatiPenelitian memiliki tujuan untuk mengetahui strategi green marketing yang sudah diterapkan oleh Starbucks Coffee di Kota Bandung dan mengetahui pengaruh mediasi terhadap penerapan green marketing. Kuesioner disebarkan kepada 110 konsumen Starbucks Coffee di Kota Bandung yang kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden, analisis importance-performance analysis untuk mengetahui indikator penting pada strategi green marketing dan dijadikan sebagai acuan penerapan strategi green marketing pada coffee shop lokal di Bandung, dan analisis structured equation model-partial least square (SEM-PLS) untuk mengetahui pengaruh mediasi green marketing. Hasil menunjukkan bahwa variabel terpenting pada strategi green marketing adalah variabel green product dan variabel green price tidak memiliki indikator yang dianggap konsumen penting. Hasil menunjukkan bahwa penerapan strategi green marketing memiliki pengaruh mediasi sebagian pada pemberian green knowledge terhadap peningkatan green purchase intention. Oleh karena itu, pelaku usaha coffee shop lokal ataupun Starbucks Coffee dapat mengevaluasi dan memperbaiki penerapan green marketing sehingga mendapatkan peningkatan green purchase intention yang optimal.Item Analisis Strategi Green Marketing Terhadap Penambahan Essential Oil Pada Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)(2022-09-26) PUTRI RIZQI AMALIYAH; Efri Mardawati; Boy Macklin Pareira PrawiranegaraPeningkatan jumlah konsumsi produk green cosmetics di Indonesia disebabkan dari perubahan kesadaran konsumen untuk memperhatikan produknya mendukung kelestarian lingkungan terutama pada tanah. Salah satu produk kosmetika yang dapat mendukung produk ramah lingkungan adalah lotion Virgin Coconut Oil (VCO). Penelitian ini mengevaluasi variasi penambahan emulgator dan essential oil pada lotion Virgin Coconut Oil (VCO). Pengujian terhadap lotion, meliputi uji homogenitas, bobot jenis, stabilitas, penentu pH, organoleptik, dan logam berat, kemudian dianalisis statistik menggunakan uji Kruskall-Wallis. Dalam mendukung penjualan dan program kelestarian produk lotion ini menggunakan strategi green marketing dengan variabel 7P’s marketing mix. Dalam mengetahui strategi green marketing melalui kuesioner, kemudian dianalisis deskriptif terhadap karakteristik konsumen lotion Nucoskin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lotion dengan formulasi penambahan emulgator 2% memiliki nilai karakteristik mutu sesuai SNI dan organoleptik yang disukai oleh panelis serta strategi green marketing program retur kemasan dengan pemberian diskon 20% dapat mengurangi beban kerusakan lingkungan terhadap tanah pada lahan 7,6 m2 dari lahan sebesar 10 m2, serta didukung dengan pemasaran yang tepat dan maksimal.Item EVALUASI POTENSI ANTITUMOR PADA LINI SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN ANALISIS UMUR SIMPAN PRODUK BLACK GARLIC DENGAN METODE ACCELARATED SHELF LIFE TESTING (ASLT)(2021-06-08) DESI AYU SUNDARI; Eko Fuji Ariyanto; Efri MardawatiBlack garlic sudah banyak dimanfaatkan sebagai pangan fungsional karena senyawa biokatif yang terkandung didalamnya mampu memberikan efek kesehatan bagi manusia. Senyawa bioaktif pada black garlic lebih tinggi jika dibandingkan dengan bawang putih segar, seperti polifenol, flavonoid, SAC, dan SAMC. Senyawa-senyawa ini yang berperan dalam memberikan efek kesehatan seperti memberikan efek antitumor. Beberapa penlitian menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam black garlic mampu menghambat pertumbuhan tumor. Namun, seiring berjalannya waktu senyawa akan mengalami degradasi yang menyebabkan penurunan mutu pada produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek senyawa bioaktif pada black garlic yang berkontribusi terhadap penurunan pertumbuhan lini sel kanker payudara MCF-7 serta menentukan umur simpan pada produk black garlic yang diproduksi menggunakan rice cooker selama 18 hari. Metode penelitian yang digunakan dalam evaluasi antitumor adalah uji MTT Assay yang dianalisis menggunakan one way ANOVA (Analysis of Variance) dan dilanjutkan uji Duncan menggunakan aplikasi SPSS versi 25.0. sedangkan untuk pendugaan umur simpan metode yang digunakan adalah ASLT yang dilanjut dengan model matematis Arrhenius. Hasil dari penelitian menunjukkan ekstrak black garlic menggunakan etanol 70% dengan konsentrasi 500 ppm dan 1000 ppm menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05), namun hasil yang didapat tetap tidak menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF-7 sebanyak 50%. Black garlic tidak memiliki aktivitas sitotoksisitas yang disebabkan karena asal tanaman, sampel yang berwarna, proses produksi, proses ekstraksi, dan pemilihan pelarut. Black garlic yang diporduksi dengan rice cooker selama 18 hari mampu bertahan selama 147 hari pada suhu 4oC, 103 hari pada suhu 33oC, dan 97 hari pada suhu 37oC.Item Kajian Karakteristik dan Potensi Bahan Baku Nabati Dalam Proses Produksi Lesitin Halal(2022-10-12) ARINA SABILA NURHIDAYAT; Efri Mardawati; Tidak ada Data DosenLesitin adalah fosfolipid bersifat amphifilik yang memiliki struktur polar dan nonpolar sehingga umum diaplikasikan sebagai pengemulsi di industri pangan. Lesitin juga diperlukan sebagai bahan multifungsi di industri farmasi, kosmetik dan industri kimia seperti tekstil, cat, tinta, hingga industri pakan hewan ternak dan makanan hewan peliharaan kalengan. Akan tetapi, lesitin yang beredar di pasaran kini belum jelas status kehalalannya karena umum diproduksi dari isolasi organ tubuh hewan termasuk babi. Produksi lesitin minyak nabati kelapa sawit, kelapa, kedelai dan jagung dapat menjadi solusi. Untuk itu dilakukan penelitian ini, dengan tujuan untuk mengetahui bahan baku minyak nabati mana yang paling potensial untuk dikembangkan sebagai alternatif bahan baku lesitin halal di Indonesia berdasarkan 3 kriteria yaitu kemudahan teknologi proses, karakteristik produk yang dihasilkan dan kriteria potensi ketersediaannya. Tahapan penelitian ini dimulai dari tahapan karakterisasi bahan baku. Tahapan kedua adalah produksi, purifikasi dan karakterisasi lesitin dengan kriteria uji nilai kadar air, bilangan asam, viskositas AI, TI, rendemen, tipe emulsi, analisis komponen asam lemak, indeks creamy, kapasitas emulsi dan stabilitas emulsi. Lalu dilakukan studi literatur terkait data luas tanam, produksi dan produktivitas setiap komoditas sebagai indikator kriteria potensi ketersediaan. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis menggunakan metode Promethee. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program Visual Promethee, disimpulkan bahwa minyak kelapa sawit adalah minyak nabati paling potensial untuk digunakan sebagai bahan baku produksi lesitin halal di Indonesia dengan nilai netflow tertinggi yaitu 0,2857. Analisis titik kritis keharaman dilakukan terhadap penggunaan bahan baku dan setiap tahapan proses dalam penelitian ini, untuk selanjutnya dapat dirumuskan Sistem Jaminan Produk Halal Lesitin Halal. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memilih produsen yang telah memiliki sertifikat halal atau yang dapat menjamin produksi sesuai dengan kriteria, mencuci alat secara berkala dan memisahkan produk dengan produk lain yang berpotensi mencemari.Item KAJIAN PRODUKSI CELLULOSE NANOCRYSTALS (CNC) MELALUI PROSES PRE-TREATMENT DAN HIDROLISIS DARI AMPAS BONGGOL TANAMAN NANAS(2023-04-10) AMELIA HARIRY; Efri Mardawati; Tidak ada Data DosenKonsep biorefineri dan penerapan industri berkelanjutan telah dilakukan dengan memanfaatkan limbah bonggol nanas dari ampas proses produksi enzim bromelin PT. Great Giant Pineapple, Lampung untuk menghasilkan Cellulose Nanocrystalline (CNC). Kajian biorefineri pemanfaatan limbah industri perkebunan buah nanas secara menyeluruh dilakukan dengan analisa bibliometrik dan deskriptif eksploratif menggunakan software VOSviewer 1.6.18 dengan menggunakan database penerbit jurnal yang terindeks Scopus. Produksi CNC diproduksi dengan memvariasikan perlakuan awal menggunakan kombinasi microwave dan penambahan NaOH 0.5, 1, 1.5, dan 2 % berat pada suhu 100 oC dan waktu 15 menit. Kemudian dilanjutkan dengan hidrolisis asam organik menggunakan asam maleat pada konsetrasi 50% (b/b) pada suhu 100oC selama 60 menit. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tren riset pemanfaatan limbah industri perkebunan nanas untuk produksi nanoselulosa di Indonesia dan menentukan karakteristik CNC terbaik melalui karakterisasi rendemen, ukuran nano, zeta potensial, kristalinitas, gugus fungsional, dan kestabilan panas pada variasi perlakuan awal bahan baku dan hidrolisis asam maleat. Hasil analisa bibliometrik menampilkan visualisasi jaringan, visualisasi hamparan dan visualisasi kerapatan yang menunjukkan bahwa penelitian nanoselulosa di Indonesia mengalami peningkatan selama 7 tahun terakhir sejak tahun 2015. Perlakuan awal yang digunakan antara lain ball mill, hidrolisa asam non organik kuat, asam sitrat dan asam maleat. Sehingga perlakuan microwave dengan penambahan NaOH memiliki kebaruan pada penelitian ini. CNC berukuran nano dengan diameter rata-rata 87.03 nm, dengan zeta potensial -42.8 mV, indeks kristalinitas 56.80% dengan gugus karboksil diperoleh pada perlakuan microwave-NaOH 2% dengan rendemen tertinggi yaitu pada 12.59%. Perlakuan microwave-NaOH mampu meningkatkan kestabilan panas CNC (Tonset=304°C dan Tmaks=343,80°C) sehingga CNC yang dihasilkan potensial dipergunakan sebagai penguat pada materil komposit yang memerlukan perlakuan panas tinggi untuk proses manufakturnya.Item Optimasi Produksi dan Karakterisasi Selulosa Asetat dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit(2022-09-13) AISYAH HANIFAH; Efri Mardawati; Tidak ada Data DosenTandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang berasal dari industri pengolahan minyak kelapa sawit. Komponen penyusun TKKS antara lain selulosa, hemiselulosa dan lignin. TKKS memiliki kandungan selulosa yang besar sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan selulosa yaitu selulosa asetat. Ekstraksi selulosa dilakukan melalui tahapan hidrolisis, delignifikasi, pulping dan bleaching. Proses ekstraksi menghasilkan selulosa dengan kadar α-selulosa 98,6% dan rendemen 19,645%. Selulosa kemudian disintesis menjadi selulosa asetat melalui tahapan aktivasi, asetilasi dan hidrolisis. Pada penelitian ini telah dilakukan optimasi proses hidrolisis dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) untuk menghasilkan selulosa asetat dengan kadar astil 39-40%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi optimum proses rasio air terhadap selulosa, waktu dan suhu hidrolisis (2:1, 60 menit dan 30˚C) menghasilkan kadar asetil 39,459%. Selulosa asetat sintesis dan komersial dianalisis menggunakan analisis instrumental meliputi Thermogravimetric Analysis (TGA), Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan Fourier Transform Infrared (FTIR). Analisis TGA menunjukkan selulosa asetat komersial mengalami kehilangan massa sebanyak 12,16% hingga suhu 185,84% sedangkan selulosa asetat sintesis mengalami kehilangan massa sebanyak 13,08% hingga suhu 170˚C. Pada tahap berikutnya, kehilangan massa mencapai 70-80% pada suhu 200-400˚C. Analisis DSC menunjukkan selulosa asetat sintesis memiliki suhu transisi gelas (Tg) 133,4˚C dan suhu leleh (Tm) >250˚C, lebih besar dibandingkan selulosa asetat komersial yang memiliki suhu transisi gelas (Tg) 109˚C dan suhu leleh (Tm) 229,23˚C. Analisis morfologi FTIR menunjukkan selulosa asetat memiliki gugus hidroksil (-OH), gugus C-H, gugus C=O, gugus C-O dan ikatan glikosidik C-O-C.Item Pengujian Efek Antiobesitas Ekstrak Bawang Hitam Tunggal Melalui Penghambatan Akumulasi Lipid Selama Diferensiasi Adiposit Menggunakan Lini Sel 3T3-L1 dan Analisis Kelayakan Finansial Produk(2021-06-30) ERIN NUR FITRIANI; Efri Mardawati; Eko Fuji AriyantoObesitas, yang didefinisikan sebagai massa jaringan adiposa yang berlebihan, merupakan faktor utama dalam meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan osteoartritis. Obesitas dikaitkan dengan perluasan jaringan adiposa oleh asupan lemak makanan yang berlebihan, yang menyebabkan hiperplasia adiposit dan hipertrofi. Dengan demikian, penghambatan diferensiasi adiposit dan akumulasi lipid merupakan target penting untuk mencegah obesitas. Bawang putih memiliki banyak efek menguntungkan, termasuk sifat antioksidan, antikanker, anti-inflamasi, dan antiobesitas. Bawang putih hitam (black garlic), salah satu produk olahan bawang putih yang terkenal dihasilkan melalui proses fermentasi pada kondisi temperatur dan kelembaban yang tinggi. Saat ini penelitian yang telah dikembangkan terhadap produk bawang putih hitam masih terfokus pada jenis bawang putih multi siung, penelitian tentang potensi bawang putihNtunggal masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek anti obesitas black garlic tunggal terhadap akumulasi lipid pada lini sel 3T3-L1. Berdasarkan hasil analisis, ekstrak black garlic mengandung senyawa polifenol sebesar 23,15 mg /g, dan senyawa flavonoid sebesar 9,75 mg/g. Berdasarkan pewarnaan Oil Red O, induksi dengan atau tanpa ekstrak bawang putih hitam mengubah pra-adiposit 3T3-L1 menjadi sel lemak bundar matang yang ditandai dengan lipid tetesan merah. Ekstrak black garlic menghambat akumulasi lipid secara signifikan pada dosis 2.5 dan 5 mg/mL (p<0.05) dan sangat signifikan pada dosis 7.5 mg/mL (p<0.01). Secara keseluruhan, hasil ini menunjukan bahwa esktrak black garlic memiliki efek penghambatan akumulasi lipid pada sel 3T3-L1 matang dan dapat dimanfaatkan dalam alternatif pegobatan obesitas. Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan keuangan, usaha produk bawang putih hitam memiliki nilai NPV sebesar Rp. 141.456.429, nilai Net B/C ratio sebesar 3,43, dengan IRR 54,89%, dan PBP selama 1,8 tahun. Hasil tersebut menyatakan bahwa usaha komoditas black garlic dinyatakan layak untuk dijalankan dari semua kriteria yang ditetapkan.Item PRODUKSI XILITOL DARI BONGGOL NANAS (Ananas comosus (l.) Merr) TERHIDROLISASI SECARA ENZIMATIS DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN MIKROORGANISME Debaryomyces hansenii DAN Candida tropicalis(2021-09-14) AGUS TRY HARTONO; Efri Mardawati; Bambang NurhadiProduksi xilitol dari bahan berlignoselulosa seperti bonggol nanas melalui dua tahapan proses yaitu proses hidrolisis dan proses fermentasi. Proses hidrolisis dilakukan secara enzimatis dan asam, sedangkan untuk proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan dua mikroorganisme yaitu Debaryomycess hansenii dan Candida tropicalis. Sebelum dilakukannya kedua proses tersebut, bonggol nanas di karakterisasi untuk mengetahui kandungan lignoselulosa bonggol nanas. Karakterisasi bonggol nanas dilakukan dengan metode van soest. Nilai hemiselulosa yang didapatkan adalah sebesar 36,06%, selulosa sebesar 14,20% dan lignin sebesar 10,05 %. Kandungan hemiselulosa dari bonggol nanas ini cukup tinggi sehingga berpotensi untuk dapat dijadikan sebagai bahan baku produksi xilitol. Tahapan hidrolisis dilakukan dengan menggunakan enzim Cellic HTec2 untuk hidrolisis enzimatis H2SO4 4% untuk hidrolisis asam. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode DNS, nilai xilosa yang didapatkan pada proses hidrolisis enzimatis adalah sebesar 169,10 g/L dan untuk hidrolisis asam xilosa yang didapatkan adalah sebesar 68,26 g/L. Dari data yang didapat menunjukkan bahwa xilosa yang terbentuk pada hidrolisis enzimatis lebih besar dibandingan dengan xilosa hasil hidrolisis asam. Proses fermentasi substrat xilosa dilakukan dengan menggunakan mikroba D.hansenii dan C.tropicalis. Mikroba yang memiliki kemampuan mengkonversi xilosa menjadi xilitol terbaik adalah C.tropicalis dengan menggunakan substrat xilosa hasil hidrolisis enzimatis. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan sel C.tropicalis lebih tinggi dibanding D.hansenii yaitu sebesar 61,81 g/L. Kadar xilitol ditentukan dengan analisis HPLC. Konsentrasi xilitol tertinggi dihasilkan oleh mikroba C.topicalis menggunakan substrat xilosa hasil hidrolisis enzimatis yaitu sebesar 4,29 g/L.