Teknologi Industri Pertanian (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Industri Pertanian (S2) by Author "Fitry Filianty"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Implementasi Prinsip Ekonomi Sirkular pada Bank Sampah Bersinar(2023-01-12) SASVIA AYU PUZIANTI; Fitry Filianty; Gemilang Lara Utama SaripudinBank sampah merupakan salah satu wadah yang dapat mengelola sampah dan lingkungan yang ditransformasikan menjadi uang, namun tidak seluruh kegiatan pengelolaan sampah dan lingkungan dapat dibuktikan menerapkan ekonomi sirkular sesuai klaimnya. Kegiatan pengelolaan sampah dan lingkungan yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dapat diukur kesesuaiannya dengan prinsip ekonomi sirkular menggunakan circularity performance indicators (CPIs). Bank Sampah Bersinar (BSB) merupakan salah satu bank sampah yang mengklaim penerapan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampahnya, dengan jejaring kemitraan yang dimiliki serta aliran sampah dan uang kembali lagi ke nasabah dalam siklus tertutup. CPIs yang dinilai pada pengelolaan sampah di BSB mencapai nilai tingkat capaian responden (TCR) sebesar 83.46%. Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh BSB dapat diklaim menerapkan prinsip ekonomi sirkular karena terdiri dari kegiatan 4R yakni reuse, reduce, recycle, dan repair. Hingga tahun 2022 BSB memiliki 11.000 nasabah aktif, memiliki mitra kerjasama lebih dari 60 yang terdiri dari bidang akademisi, bisnis, komunitas lingkungan, pemerintah, serta media, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dengan terbukanya lowongan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, mampu mereduksi sampah Kota dan Kabupaten Bandung yang perlu dikelola sebanyak 49%, dan mendapatkan penghargaan sebagai bank sampah terbaik se-Indonesia yang dinobatkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.Item ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN BERBASIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA COFFEE SHOP(2023-03-14) NADYA NOVIANTI DWI PUTRI; Fitry Filianty; Boy Macklin Pareira PrawiranegaraToko Mansure merupakan salah satu kedai kopi di Lampung yang menyediakan wadah untuk bertemu dan berkumpul dengan teman bagi kalangan. Kedai ini berfokus pada kualitas pelayanan, dikarenakan pelayanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Penelitian ini difokuskan pada jasa atau pelayanan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) pada Coffee Shop. Hasil dari penyusunan QFD ini menghasilkan sebuah rumah mutu (House of quality/HOQ) yang di dalamnya berisikan informasi mengenai perancangan pengembangan produk atau jasa serta bertujuan untuk mendapatkan gambaran nilai gap tingkat kepuasan konsumen melalui penyusunan Planning Matrix pada metode Quality Function Deployment (QFD) studi kasus konsumen Toko Mansure Kota Bandar Lampung. Selain itu untuk mengevaluasi hubungan antar Technical Correlations pada metode Quality Function Deployment (QFD) dalam memenuhi kualitas pelayanan sehingga dapat mengetahui atribut apa yang perlu dilakukan perbaikan di Toko Mansure Kota Bandar Lampung. Penelitian ini melibatkan 100 responden yang merupakan konsumen Coffee Shop secara umum dan konsumen Toko Mansure. Hasil penelitian ini menunjukkan 8 atribut telah memenuhi kepuasan konsumen dari Toko Mansure dengan menunjukan nilai gap positif dan terdapat 9 atribut yang perlu diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan karena memiliki hubungan yang kuat dengan kebutuhan konsumen sehingga atribut tersebut berkontribusi besar terhadap kepuasan konsumen terhadap pelayanan di Toko Mansure.Item Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Pada Pabrikasi Pektin Berbahan Kulit Buah Lemon (Citrus L.) Studi Kasus: Desa Suntenjaya Lembang(2023-03-08) AHMAD FADHLUL KAMAL; Fitry Filianty; MahaniDesa Suntenjaya Lembang merupakan salah satu tempat membudidayakan lemon jenis california. Pemanfaatan lemon saat ini masih didominasi pada pemanfaatan air lemonnya saja, sedangkan kulit buah lemon yang jumlahnya mencapai 40-50% masih minim pemanfaatannya. Salah satu pemanfaatan kulit buah lemon adalah mengolahnya menjadi minyak atsiri dan pektin. Proses produksi pektin adalah menggunakan metode ekstaksi pelarut asam sitrat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi proses suhu dan waktu ekstraksi pektin yang optimum, dengan konsentrasi asam sitrat dan rasio padatan yang sudah ditentukan. Penelitian ini menganalisis kondisi suhu 60-80℃ dan lama waktu 30-60 menit untuk mencari rendemen terbaik. Kondisi optimum yang dihasilkan pada penelitian ini berada pada kondisi 77℃ selama 57 menit dan menghasilkan rendemen 8,1%. Penelitian ini juga membandingkan berbagai kondisi bahan baku pada suhu dan waktu optimum yang menghasilkan kulit lemon sisa penyulingan mampu menghasilkan rendemen tertinggi dibandingkan kondisi kulit lemon yang lain, yaitu mencapai 10,84%. Kondisi proses optimum dan bahan kulit lemon sisa penyulingan minyak atsiri menjadi acuan untuk dilakukan scale up menjadi perancangan agroindustri pektin. Rancangan pabrikasi berfokus untuk mengolah limbah yang dihasilkan oleh industri puree dan minyak atsiri menjadi produk yang bernilai tambah. Sehingga rancangan pabrikasi pektin mampu mengolah 1.800 kg kulit lemon/hari, dan mampu menghasilkan 108 kg pektin/hari.Item Perancangan Sistem Pabrikasi Puree Jeruk Lemon (Citrus Limon) di Desa Suntenjaya Lembang(2023-10-11) MAULIDANTY PARAHITA SUHERMAN; Boy Macklin Pareira Prawiranegara; Fitry FiliantyDesa Suntenjaya Lembang merupakan lokasi utama budidaya jeruk lemon jenis California dengan permasalahan utama berupa penumpukan produksi jeruk lemon yang mencapai 60 ton perbulan. Salah satu alternatif yang diusulkan adalah pengolahan jeruk lemon menjadi puree. Produksi puree jeruk lemon dapat mengatasi penunpukan stok dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Suntenjaya Lembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan konsentrasi natrium benzoat pada puree jeruk lemon yang menghasilkan karakteristik dan masa simpan terbaik, serta merancang sistem pabrikasi puree jeruk lemon di Desa Suntenjaya Lembang. Perlakuan yang dilakukan dalam pembuatan puree jeruk lemon yaitu konsentrasi natrium benzoat (0,04%; 0,05%; 0,06%; 0,07%; 0,08%; 0,09%; dan 0,1%) dan lama penyimpanan (1, 4, 7, 10, 14 hari) pada suhu 40oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik terbaik terdapat pada puree jeruk lemon dengan penambahan natrium benzoat 0,07%. Total mikroba pada hari ke-14 masih dibawah batas maksimal yaitu 7,5x102, dengan nilai rata-rata pH selama penyimpanan 2,47, total gula 1,77 gram/100ml, dan kadar vitamin C 55,76 mg/100ml. Dengan memperhitungkan permintaan pasar puree jeruk lemon yang signifikan selama lima tahun terakhir mencapai 13.788 jiwa. Rancangan sistem pabrikasi dibuat menyesuaikan stok bahan baku dan permintaan pasar, sehingga pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 24.000 liter/bulan dengan satu lintasan produksi. Sistem pabrikasi ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah penumpukan stok jeruk lemon dan dapat diaplikasikan di Desa Suntenjaya Lembang.Item PERANCANGAN STRATEGI MARKETING BARU BRAND X MENGGUNAKAN PENDEKATAN DESIGN THINKING(2023-04-11) WIBAWA PRADANA; Dwi Purnomo; Fitry FiliantyPersaingan dalam dunia industri semakin ketat terlihat dari banyaknya merek teh dalam kemasan siap minum yang beredar di pasaran. Produk pesaing yang semakin banyak jumlahnya mengakibatkan konsumen semakin selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya (Fitriani 2015). Design Thinking adalah suatu proses atau pendekatan yang berpusat pada kebutuhan manusia untuk menggabungkan kebutuhan individu atau kelompok sebagai cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada (Lazuardi, 2019). Pendekatan design thinking bertujuan untuk mengatasi suatu permasalahan dengan cara memfokuskan kebutuhan pengguna (Mucjal et al., 2021). Pendekatan ini dirasa cocok untuk merancang strategi pemasaran yang tepat setelah mendapatkan identifikasi karakteristik konsumen dan analisis bauran pemasaran. Observasi langsung yang dilakukan dengan para stake holder bisnis brand X dinilai dapat menghasilkan rancangan strategi pemasaran yang sesuai. Design thinking dianggap mampu menerjemahkan permasalahan yang belum terdefinisi dalam keadaan dan situasi yang kompleks dalam sebuah perusahaan atau lingkungan usaha (Brown & Wyatt, 2010).Item PRODUKSI PATI TERMOPLASTIK BERBASIS SINGKONG PAHIT (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) DAN APLIKASINYA SEBAGAI POLYBAG AKTIF BIODEGRADABLE(2023-04-10) RISKA SUMIRAT; Fitry Filianty; Tidak ada Data DosenPenggunaan pati termoplastik sebagai polybag aktif biodegradable merupakan alternatif menuju pertanian yang berkelanjutan. Selain itu, langkah ini adalah salah satu solusi permasalahan limbah plastik konvensional yang tidak dapat terdegradasi. Salah satu bahan alami yang potensial adalah pati singkong pahit (Manihot esculenta crantz). Pati singkong pahit mempunyai kadar pati yang tinggi, namun mengandung sianida sehingga tidak dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan. Pati termoplastik disintesis dengan menambahkan urea dan gliserol di rheomixer pada suhu 90oC, 50 rpm selama 10 menit. Penggunaan plasticizer harus dilakukan secara efisien agar menghasilkan hasil optimum, oleh karena itu formulasi dianalisis menggunakan response surface method (RSM). Faktor bebas (x) adalah komposisi urea dan gliserol sedangkan respon (y) adalah kekuatan tarik dan elongasi. Hasil analysis of variance (ANOVA) menunjukkan bahwa nilai signifikansi model dan faktor berada di bawah taraf alpha (p<5%), yang menunjukkan model signifikan. Validitas model menunjukkan 99,97% untuk kekuatan tarik dan 99,96% untuk elongasi. Pati termoplastik optimum kemudian dilakukan pengujian, yaitu meliputi sifat morfologi fungsional, mekanis, termal, kritalin, barrier, dan sifat biodegradable. Proses plastisasi pati di rheomix menjadi pati termoplastik menyebabkan perubahan nilai persen kristalinitas dan suhu degradasi bergeser dan berubah pada nilai yang lebih rendah dibandingkan bahan penyusunnya. Selain itu berdasarkan hasil Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) menunjukkan terbentuknya ikatan hidrogen yang lebih kuat antara pati dan plasticizer. Permukaan pati termoplastik optimum dianalasis dengan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan sudah terplastisasi dengan baik, namun tidak halus. Hal ini mempengaruhi sifat barrier yang meliputi water upatake, water solubility, water vapor transmission rate (WVTR) dan sudut kontak secara berturut-turut adalah 168,5%, 37,55%, 3045,1 g/m2 day dan 82o. Selain itu pati termoplastik sudah terdegradasi sempurna pada hari ke-20. Pengembangan formula optimum hasil RSM kemudian dikembangkan menjadi polybag aktif biodegradable. Hasil formula dianalisis untuk mengetahui pengaruh urea pada karakteristik polybag dan pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel polybag menunjukkan bahwa kandungan urea terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman pakcoy adalah polybag dengan konsentrasi urea 1% (R1). Polybag R1 bertahan hidup selama 32 hari dan tahan terhadap cuaca dingin dibandingkan dengan sampel polybag lainnya yang menunjukkan fenomena daun rontok secara berurutan.Item SINTESIS KOMPOSIT PATI TERMOPLASTIK SINGKONG PUCUK BIRU DAN POLYLACTIC ACID (PLA) SEBAGAI PLASTIK BIODEGRADABLE(2023-04-10) ARFIATHI; Fitry Filianty; Tidak ada Data DosenPemakaian plastik sintesis yang sulit terurai, berdampak pada pencemaran lingkungan. Plastik Biodegradable yang cepat terdegradasi menjadi salah satu alternatif permasalahan tersebut. Pati dapat dimanfaatkan menjadi bioplastik yaitu pati termoplastik (TPS) dengan tambahan isosorbid sebagai pemlastis dan asam sitrat sebagai co-plasticizer, dengan rheomixer (suhu 120ºC, 80 rpm, 7 menit). Selanjutnya dilakukan pencampuran Polylactic Acid (PLA) dengan formulasi terbaik PBCA yang menghasilkan sifat mekanis terbaik pada suhu 150 ºC, 80 rpm, 7 menit. Pencampuran dua polimer yaitu TPS dan PLA memungkinkan untuk mendapatkan plastik dengan sifat mekanis yang baik dan degradasi yang cepat dibandingkan plastik sintetis. Kombinasi PBCA/PLA sulit bercampur karena interaksi antarmuka yang buruk antara granula pati hidrofilik dan PLA hidrofobik. Penambahan asam sitrat dapat meningkatkan suhu degradasi pati interaksi antara pati dan isosorbid serta memfasilitasi pencampuran PBCA dan PLA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam sitrat mempengaruhi karakteristik pati termoplastik yaitu asam sitrat sebesar 1% meningkatkan kuat tarik dari 9,66 MPa (PBCA 0) menjadi 12,93 MPa (PBCA 1), penambahan asam sitrat menggeser puncak kristal dari 18,99 ºC pada PBCA 0 menjadi 18,72 ºC pada PBCA 3. Penambahan asam sitrat pada konsentrasi 1–5% dapat meningkatkan suhu transisi gelas dari 48,81oC menjadi 55-76oC dan storage modulus (E’) pada 25 oC dari 2,46 menjadi 3,47 GPa. Hasil analisis TGA konsentrasi asam sitrat pada PBCA menurunkan nilai Td1Onset 177 – 146,92 oC, Td2Onset dari 287,25 oC menjadi 280,15 oC dan Td1Max 171 ,83 menjadi 134,09 oC, Td1Max dari 311,12oC menjadi 304,18 oC. Penambahan PLA memperbaiki sifat kuat tarik pada TPS yaitu 13,42 MPa (PBCA/PLA 5%), penambahan PLA 20% menaikkan elongasi PBCA 0,89% menjadi 2,57%, terjadinya pergeseran derajat kristalinitas yaitu 18,78o – 18,49o ketika PLA ditambahkan. Nilai suhu awal dekomposisi (Tdonset) maupun suhu dekomposisi maksimal pada bioplastik campuran PBCA/PLA lebih kecil dibandingkan PLA murni 337,11 dan 369, 55 oC. Semakin tinggi konsentrasi PLA 5 – 20% yang ditambahkan suhu Tg pada bioplastik juga meningkat (41,55 – 55,01°C) namun masih lebih rendah dibandingkan PBCA (55,76°C), storage modulus (E’) bioplastik berkisar 0,63– 1,69 GPa. Biodegradasi sampel PBCA dan campuran PBCA dan PLA dengan metode soil burial pada hari ke 6 tersisa berat sampel yang tersisa sebesar 0 – 0,09 g sedangkan PLA hampir tidak mengalami degradasi yaitu 0,37 g, pada metode Aspergilus Niger pada hari ke 10 sampel PBCA dan PBCA/PLA telah ditutupi oleh jamur sebesar 98-99%.