Periodonsia (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Periodonsia (Sp.) by Author "Aldilla Miranda"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Distribusi Tegangan dan Ketahanan Fatigue dari Dua Jenis Implan Komersial Berdasarkan Perbedaan Arah Pembebanan Menggunakan Metode Elemen Hingga(2021-10-14) ANDI SUPRIATNA; Ira Komara; Aldilla MirandaJenis dan desain implan gigi merupakan faktor penting dari aspek biomekanis dalam keberhasilan perawatan untuk menggantikan kehilangan gigi. Metode yang dapat digunakan dalam evaluasi tersebut diantaranya Metode Elemen Hingga (MEH). Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis distribusi tegangan dan ketahanan fatigue dari dua jenis implan komersial berdasarkan perbedaan arah pembembanan menggunakan metode elemen hingga. Penelitian ini menggunakan model digital tiga dimensi dari foto CBCT rahang pasien dan dua jenis model implan. Model implan Bicon dan Model Superline Dentium dibuat dari hasil pindai Intraoral Scanner disempurnkaan menggunakan Solidworks. Simulasi pembebanan kedua model dibuat berdasarkan tiga arah yaitu arah axial, oblique dan lingual dengan masing-masing nilai sebesar 100 N, 100 N dan 40 N, kemudian dilakukan analisis elemen hingga menggunakan peranti lunak ANSYS R 20. Hasil analisis menunjukan nilai tegangan Von Mises terbesar terjadi pada pembebanan arah oblique, secara berurutan untuk model Bicon dan Superline Dentium sebesar 114,1 MPa dan 170,34 MPa. Nilai tegangan tarik terbesar pada tulang alveolar, secara berurutan untuk model implan Bicon dan Superline Dentium sebesar 93,46 MPa dan 93,81 MPa, sedangkan nilai tegangan tekan sebesar 122,52 MPa dan 172,86 MPa. Simpulan dari penelitian ini yaitu tegangan maksimum pada kedua model implan terletak pada area kontak antara leher implan dengan puncak tulang alveolar pada arah pembebanan oblique. Kedua model implan diprediksi tidak akan mengalami kegagalan lelah dan tualng alveolar masih mampu menahan beban pengunyahan akibat pembebanan yang diberikan.Item EFEK VARIASI DOSIS 15 DAN 25 KGY IRADIASI SINAR GAMA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, MORFOLOGI, SIFAT DAN PELEPASAN ION PERMUKAAN PROTOTIPE TITANIUM(2024-01-11) ANASTASIA SUSILO; Prajna Metta; Aldilla MirandaLatar Belakang. Proses sterilisasi merupakan proses yang penting pada berbagai industri, termasuk salah satunya pada bidang kesehatan. Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah untuk mengeliminasi berbagai bentuk mikroba seperti bakteri, virus, fungi dan spora sehingga implan yang ditanamkan ke tulang rahang manusia terbebas dari infeksi dan mendukung kesuksesan prosedur perawatan implan. Berbagai metode sterilisasi yang tersedia, yang dipilih adalah sterilisasi sinar gama. Tujuan. menganalisis pengaruh variasi dosis 15 kGy dan 25 kGy sinar gama terhadap karakteristik fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion permukaan implan. Bahan dan Metode. Empat puluh delapan titanium implan berbentuk silindris tanpa ulir dengan perlakuan permukaan SLA diameter 4 mm tebal 8 mm diberi perlakuan sinar gama 0 kGy, 15 kGy, dan 25 kGy. Setelah itu dibagi ke kelompok uji fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion. Uji fisik menggunakan Vickers Hardness Tester, uji morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), uji sifat hidrofilisitas dilihat menggunakan alat contact angle measurement device dan uji pelepasan ion menggunakan alat Graphite Furnace Atomic Absorption Spectroscopy (GFAAS). Hasil pengukuran uji fisik dan pelepasan ion dianalisis menggunakan uji T berpasangan sedangkan hasil pengukuran uji sifat menggunakan uji Wilcoxon- Mann/ Whitney. Hasil analisis signifikan bila p < 0,05 Hasil. Pemberian dosis sinar gama pada implan titanium memiliki hasil yang signifikan terhadap uji fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion, namun pemberian variasi dosis hanya berpengaruh secara signifikan terhadap efek pelepasan ion. Simpulan. Pemberian dosis sinar gama dapat mempengaruhi sifat fisik, morfologi, penyerapan air dan efek pelepasan ion. Variasi dosis sterilisasi sinar gama dipilih pada 15 kGy karena cukup mensterilkan titanium secara optimal dengan perubahan fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion yang paling baik.Item EFEKTIVITAS BONE GRAFT HA-TCP TERHADAP KADAR BMP-7, KEDALAMAN POKET DAN TINGKAT PERLEKATAN KLINIS PADA TERAPI BEDAH PERIODONTAL REGENERATIF(2020-01-09) MELLANI CINDERA NEGARA; Aldilla Miranda; Ira KomaraLatar Belakang: Tujuan perawatan periodontal regeneratif adalah untuk mengembalikan struktur fungsional melalui pembentukan jaringan baru. Bahan bone graft HA-TCP digunakan dalam terapi regeneratif karena kemampuannya menstimulus pertumbuhan kembali tulang alveolar. Selama proses pembentukan tulang, beberapa biomarker dapat diidentifikasi dari cairan sulkus, salah satunya adalah BMP-7. Tujuan: Menganalisis efektivitas HA-TCP dalam meningkatkan kadar BMP-7, kedalaman poket dan tingkat perlekatan klinis sebelum dan sesudah dilakukan perawatan bedah regeneratif. Bahan dan Metode: Pasien periodontitis kronis yang memiliki defek tulang vertikal secara acak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji yang mendapatkan perawatan bedah menggunakan bone graft dan membran dan kelompok kontrol yang diberikan membran saja. Sebelum prosedur bedah (H0), dilakukan pengambilan sampel cairan sulkus, pengukuran kedalaman poket dan tingkat perlekatan klinis. Pengambilan sampel cairan sulkus dilakukan kembali pada hari ke-14 (H14) dan hari ke-21 (H21) pascabedah, dan pengukuran kedalaman poket dan tingkat perlekatan klinis dilakukan pada hari ke-30 (H30) setelah perawatan. Hasil: Rata-rata kadar kadar BMP-7 dalam cairan sulkus gingiva pada kelompok kontrol mengalami kenaikan sebesar 42,48 pg/ml pada hari ke-21, namun kenaikan kadar BMP-7 H21 pada kelompok uji lebih tinggi yaitu 231,93 pg/ml. Terjadi penurunan kedalaman poket sebesar 4,5mm dan kenaikan CAL 3,69 mm pada H30. Uji t tidak berpasangan menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) pada rata-rata kenaikan kadar BMP-7 dan CAL, serta penurunan kedalaman poket pada kelompok uji dibandingkan kelompok kontrol. Simpulan: Penggunaan bone graft HA-TCP efektif dalam meningkatkan kadar BMP-7, menurunkan kedalaman poket dan meningkatkan tingkat perlekatan klinis pada bedah periodontal regeneratif. Kata kunci: bone morphogenetic protein-7, bonebiomarker, bone graft HA-TCP, defek tulang vertikal, terapi periodontal regeneratif.Item OPTIMASI DOSIS IRADIASI SINAR GAMA PADA PROTOTIPE FIXTURE IMPLAN TITANIUM(2024-01-11) DICKSON BENELLIE; Aldilla Miranda; Ira KomaraABSTRAK OPTIMASI DOSIS IRADIASI SINAR GAMA PADA PROTOTIPE FIXTURE IMPLAN TITANIUM Dickson Benellie- 160521200001 Pendahuluan: Biomaterial harus steril sebelum ditanamkan ke dalam tubuh, termasuk implan gigi dimana sangat penting untuk mencegah infeksi yang bisa merusak permukaan implan. Kolonosiasi bakteri dapat merusak morfologi dan sifat kimia permukaan implant sehingga menyebabkan kegagalan perawatan implan. Tujuan : menentukan dosis sterilisasi yang optimal untuk prototipe fixture implan yang diradiasi menggunakan sinar gama berdasarkan ISO 11137-2: metode VDmax. Metode: Prototipe fixture implan sebanyak 30 buah dipacking dan dibagi menjadi tiga batch kemudian dilakukan uji bioburden untuk mengukur jumlah mikroba awal pada sampel sesuai dengan ISO 11137-2. Hasil uji bioburden digunakan untuk menentukan dosis sinar gamma berdasarkan ISO 11373-2. Selanjutnya, dosis sterilisasis ditentukan menggunakan ISO 11137-2 VDmax. Hasil: Rata-rata jumlah bakteri dari uji bioburden pada tiga batch adalah 0,87 CFU, sehingga dosis verifikasi yang ditentukan adalah 2.0 kGy. Hasil uji dosis verifikasi menunjukan tidak ada satupun sampel yang terkontaminasi bakteri. Simpulan: Dosis sterilisasi sinar gamaItem Pembuatan Desain Geometri Bur Implan Gigi Prototipe(2023-04-11) ERWIN ALBERTUS LAUNARDO; Prajna Metta; Aldilla MirandaLatarbelakang: Perawatan implan gigi saat ini menjadi perawatan gigi alternatif terbaik. Namun harga implan gigi tergolong mahal karena implan gigi masih di impor dari luar negeri. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran bekerjasama dengan ITB dan PT Pudak Scientific berencana mendesain dan memproduksi fixture implan dalam negeri beserta dengan bur implan gigi yang ideal untuk prototipe fixture implan yang telah berhasil diproduksi. Tujuan: mengidentifikasi desain geometri bur implan komersial dan menganalisa desain geometri bur implan dengan metode scoping review. Kemudian membuat DED bur implan gigi yang baik dalam menjaga perubahan temperatur saat osteotomi dan mengoptimalkan waktu pengeburan. Metode penelitian: analisis geometri dua bur implan komersial dengan menggunakan mikro-CT, pengkajian artikel mengenai desain bur implan gigi dengan metode scoping review, pembuatan desain geometri bur secara tiga dimensi dan Detailed Engineering Design (DED). Hasil: analisis dua bur implan komerisal memberikan ukuran geometri yang berbeda. Ekstraksi data metode scoping review mendapatkan total 17 artikel yang membahas desain geometri bur implan dengan parameter seperti temperatur pengeburan dan waktu pengeburan. Desain bur prototipe implan gigi dibuat dengan menyesuaikan spesifikasi fixture implan merah putih. Simpulan: Desain geometri bur prototipe implan gigi berdasarkan analisis geometri bur implan komersial dan hasil kajian scoping review dibuat dengan diameter 3,4mm; point angle 118,86o dan 19,26o, helix angle 0o, clearance angle 66,24o, 3-flute, margin bur yang besar pada badan bur serta desain rake face plane pada cutting lip.Item PERBANDINGAN FAILURE LOAD DAN INTERFACE STIFFNESS IMPLAN PROTOTIPE DENGAN KOMERSIAL YANG DITANAMKAN PADA TULANG TIBIA KELINCI(2023-08-22) WIDDA MAYUYANI; Aldilla Miranda; Agus SusantoLatar belakang: Stabilitas implan memiliki peran yang penting sebagai persyaratan kesuksesan osseointegrasi yang dapat dicapai melalui stabilitas primer dan sekunder.2 Osseointegrasi memegang peranan utama dalam pencapaian keberhasilan klinis jangka panjang implan gigi.5,10,16 Desain implan umumnya menjadi kunci keberhasilan osseointegrasi. Implan didesain untuk dapat menerima berbagai macam gaya yang bekerja selama fungsi pengunyahan serta untuk memenuhi sifat estetik. Fungsi implan harus dapat menyalurkan gaya kunyah ke jaringan sekitarnya, maka implan harus didesain untuk dapat menahan beban kunyah secara biomekanik agar dapat mendukung fungsi protesa. Uji push-in yang paling memiliki relevansi secara pengunyahan, clenching, dan bruxism daripada uji pull-out atau push-out. Tujuan: Menganalisis perbandingan failure load dengan interface stiffness implan prototipe dan komersial yang ditanamkan pada tulang tibia kelinci. Bahan dan Metode: Dua buah jenis desain implan yaitu implan prototipe dan implan komersial yang ditanamkan pada tibia kiri dan kanan pada lima belas ekor kelinci. Kelinci menjalankan tahap aklimatisasi selama 2 minggu kemudian pembedahan dilakukan. Setelah masing-masing 5 ekor kelinci di euthanasia, dilakukan pengujian push-in test dengan speed 10 mm/menit menggunakan alat UTM Machines Gotech AL 7000 S. Analisis statistik nilai Failure Load dan Interface Stiffness pada implan prototipe dan komersial menggunakan uji ANOVA. Hasil analisis tidak signifikan apabila nilai p > 0,05. Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil analisis kelompok implan prototipe sebanding dengan kelompok implan komersial. Stabilitas sekunder dan kualitas osseointegrasi kelompok implan prototipe yang dilihat dari nilai failure load maupun interface stiffness sesuai dengan hasil yang diharapkan, yaitu memiliki kualitas yang sebanding dengan kelompok implan komersial, bahkan cenderung lebih baik. Simpulan: Nilai Failure Load dan Interface Stiffness implan prototipe dan implan komersial memiliki nilai yang hampir sama, bahkan implan prototipe cenderung lebih baik.