Periodonsia (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Periodonsia (Sp.) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 70
Results Per Page
Sort Options
Item PENGARUH BAHAN CANGKOK TULANG KOMBINASI HYDROXYAPATITE DAN BETA-TRICALCIUM PHOSPATE TERHADAP OSSEOINTEGRASI TULANG ALVEOLAR PADA PERAWATAN POKET INFRABONI (KAJIAN KLINIS DAN RADIOGRAFIS)(2013-10-18) RINI OCTAVIA NASUTION; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKerusakan tulang alveolar secara lokal maupun menyeluruh merupakan salah satu karakteristik penyakit periodontal. Penelitian klinis dan histologis telah menunjukkan prosedur cangkok tulang merupakan tindakan yang paling mungkin memberikan prediksi akurat terbentuknya perlekatan baru. Perkembangan bahan cangkok aloplastik di bidang periodontik telah dipasarkan secara luas dengan keunggulan masing-masing. Bahan cangkok aloplastik yang baru-baru ini dikembangkan dengan mekanisme osteokonduksi adalah kombinasi 70% HA dan 30% -TCP dimana HA bertindak sebagai kerangka (scaffold) dan -TCP merupakan pelapis (coating) HA. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat terdapat pengaruh bahan cangkok tulang kombinasi HA dan -TCP terhadap osseointegrasi tulang alveolar secara klinis berupa pengurangan tingkat perlekatan epitel klinis setelah perawatan poket infraboni. Subjek pada penelitian yaitu pasien periodontitis kronis laki-laki dan perempuan usia 18-60 tahun sebanyak 8 orang yang memenuhi kriteria inklusi Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan cara melakukan pemeriksaan awal berupa pencatatan data umum pasien, pengukuran tingkat perlekatan epitel klinis, radiografi CBCT untuk menentukan kuantitas tulang alveolar kualitas tulang alveolar. Setelah itu dilakukan tindakan bedah flep dan aplikasi bahan cangkok kombinasi HA dan -TCP dan dilakukan kontrol untuk melihat perubahan tingkat perlekatan epitel klinis, kuantitas dan kualitas tulang berdasarkan radiografi CBCT. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengurangan rata-rata tingkat perlekatan epitel klinis pada pengukuran awal (prabedah) dibandingkan 1 bulan pasca bedah, pengukuran awal (prabedah) dibandingkan >3 bulan pascabedah, maupun pengukuran 1 bulan pascabedah dibandingkan >3 bulan pascabedah. Selisih rata-rata tingkat perlekatan epitel klinis pada pengukuran awal dibandingkan 1 bulan, pengukuran awal dibandingkan >3 bulan, pengukuran 1 bulan dibandingkan >3bulan seluruhnya bermakna secara statistik (p=0,00). rata-rata jarak CEJ dengan KTA prabedah dan pascabedah sebesar 5.05 2.86 dimana terlihat perbedaan yang signifikan secara statistik dengan nilai P=0,00 (t hitung = 3,40 ; nilai P 0,01). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh bahan cangkok tulang kombinasi HA dan -TCP terhadap osseointegrasi tulang alveolar secara klinis berupa pengurangan tingkat perlekatan epitel klinis setelah perawatan poket infrabon maupun radiografi CBCT berupa peningkatan kuantitas yaitu penambahan tinggi tulang alveolar dan peningkatan kualitas yaitu penambahan densitas tulang alveolar setelah perawatan poket infraboni.Item PENGARUH TERAPI INISIAL PERIODONTAL TERHADAP KUALITAS HIDUP(2013-10-21) HENRY YONATAN MANDALAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenInformasi bagaimana pasien merasakan dampak periodontitis dan perawatannya masih sangat sedikit. Oleh karena itu pendekatan secara biopsikososial menjadi hal yang penting dalam bidang perawatan periodontal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan Persepsi pasien mengenai kesehatan mulut dan dampak dari periodontitis dan perawatan, penilaian terhadap kualitas hidup. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu dengan uji sebelum dan sesudah perawatan. 34 responden penderita penyakit periodontal dinilai persepsi mereka mengenai kesehatan mulut dengan instrumen OHIP-14 sebelum dan setelah terapi periodontal awal. Hasil: Sebanyak 34 pasien ( 15 laki-laki dan 19 perempuan) berpartisipasi dalam penelitian dan menyelesaikan terapi periodontal awal. Peneliti menemukan peningkatan yang signifikan dari segi klinis yaitu perbaikan kedalaman poket sebelum (2,64±0,25) dan sesudah (2,23±0,16) perawatan inisial periodontal. Pada awal, 75% dari pasien yang dirasakan bahwa status kesehatan mulut mereka berdampak pada mereka Kualitas Hidup pada domain rasa sakit, ketidakmampuan fisik dan ketidaknyamanan psikis diidentifikasi sebagai domain OHIP-14 yang dominan. Begitu pula dengan nilai kualitas hidup berdasarkan kuisioner OHIP-14 untuk pasien menderita gingivitis rata-rata skor OHIP-14 total sebelum dilakukan perawatan yaitu 12,41 ± 7,15 terjadi penurunan skor OHIP-14 total setelah dilakukan perawatan 1,88 ± 1,45 dengan tingkat kepercayaan p=0,0002. Pasien Periodontitis dengan rata-rata skor OHIP-14 sebelum (22,82 ± 8,86) dan sesudah perawatan (6,06 ± 2,77) terjadi perubahan yang signifikan dengan tingkat kepercayaan p=0,0003 menggunakan analisis kovarians.Item EFEKTIFITAS PERAWATAN PERIODONTAL INISIAL TERHADAP KONDISI PERIODONTAL PENDERITA OBESITAS DENGAN PERIODONTITIS(2013-10-21) APTANTI M.H.; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenIndividu obesitas dengan periodontitis memiliki kondisi periodontal yang lebih parah dibandingkan individu berat badan normal dengan periodontitis. Perawatan periodontal inisial berupa tindakan skeling dan root planing bertujuan untuk menghilangkan faktor etiologi yang mempengaruhi keberhasilan perawatan periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perawatan periodontal inisial terhadap kondisi periodontal pada penderita obesitas dengan periodontitis. Metode : Tiga puluh delapan subjek penelitian terdiri dari 26 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, terbagi menjadi dua kelompok yaitu 15 orang memiliki berat badan normal dengan periodontitis dan 25 orang obesitas dengan periodontitis, dengan rentang usia antara 28 – 49 tahun berpartisipasi pada penelitian ini. Pengukuran antropometrik (berat badan dan tinggi badan), pemeriksaan klinis yaitu kedalaman poket, kehilangan perlekatan klinis dan kondisi gingiva dilakukan pada kunjungan awal lalu, dilanjutkan perawatan periodontal inisial (berupa tindakan skeling dan root planing), kemudian kontrol 1 minggu dan 1 bulan setelahnya dilakukan pemeriksaan klinis kembali. Data dianalisis menggunakan paired t-test. Hasil : Nilai Rata-rata kedalaman poket sebelum dan sesudah perawatan periodontal inisial pada berat badan normal adalah 2,88 (0,32) dan 2,33 (0,23) (p≤0,001), obesitas 2,97 (0,29) dan 2,46 (0,28) (p≤0,001). Nilai rata-rata perolehan perlekatan klinis pada berat badan normal adalah 3,34 (0,47) dan 2,79 (0,47) (p≤0,001), obesitas 3,48 (0,43) dan 2,97 (0,41) (p≤0,001), sedangkan untuk nilai rata-rata indeks gingiva pada berat badan normal adalah 0,64 (0,23) dan 0,21 (0,10) (p≤0,001), obesitas 0,89 (0,23) dan 0,24 (0,13) (p≤0,001). Sementara terdapat hubungan antara penurunan kedalaman poket dan perolehan perlekatan klinis (r = 0,815 dan 0,933). Kesimpulan : Perawatan periodontal inisial dapat menurunkan kedalaman poket, perolehan perlekatan klinis dan kondisi gingiva serta makin dangkal kedalaman poket maka kehilangan perlekatan semakin kecil, baik pada berat badan normal dengan periodontitis maupun obesitas dengan periodontitisItem EFEKTIFITAS PLATELET RICH FIBRIN (PRF) PADA PERAWATAN BEDAH RESESI GINGIVA(2014-01-16) ASTI ROSMALA DEWI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenResesi gingiva tidak hanya menimbulkan keluhan estetik, namun juga pemicu timbulnya karies akar dan hipersensitif gigi. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur bedah penutupan resesi gingiva. Terdapat berbagai macam teknik dan bahan yang dapat digunakan dalam prosedur penutupan resesi gingiva. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitasplatelet rich fibrin (PRF)kombinasi coronally advance flap (CAF) pada perawatan resesi gingiva bilateral. Bahan dan metode: Pada penelitian ini dilakukan uji klinis dan wawancara terhadap 8pasien dengan 16 defek resesi gingiva kontra lateral Kelas I Miller rahang atas gigi non-molar secara random dipilih untuk sisi uji PRF kombinas CAF atau CAF saja sebagai sisi kontrol. Parameter klinis yang dinilai yaitu; resesi gingiva (RG) , lebar gingivaberkeratin (KGW), lebar resesi (RW) dan kehilangan perlekatan klinis (CAL). Evaluasi dilakukan pada awal sebelum perawatan dan hari ke 21 setelah perawatan. Perbedaan antara kedua kelompok pada KGW, RW dan CAL dianalisis dengan uji-t dengan taraf signifikasi α ≤ 0,05, sedangkan kelompok RG dianalisis dengan uji Mann Withney dengan taraf signifikasi α ≤ 0,05. Hasil: Perawatan 21 hari dengan PRF kombinasi CAF maupun CAF saja, keduanya mampu menurunkan RG, meningkatkan KGW, mengurangi RW dan memperbaiki CAL. Terdapat perbedaan RG dan CAL yang signifikan antara perawatan PRF kombinasi CAF dan CAF saja (p≤0,05). Keluhan subjektif yang dirasakan pasien selama 7 hari pasca perawatan lebih baik pada sisi yang menggunakan PRF. Kesimpulan : Penutupan resesi gingiva (RG) dan perolehan peningkatan perlekatan klinis (CAL) terjadi lebih baik dengan aplikasi PRF kombinasi CAF dibandingkan dengan CAF saja.Item EVALUASI KLINIS TERAPI TAMBAHAN TETRASIKLIN HCL 25 mg SECARA TOPIKAL PADA BEDAH FLEP PERIODONTAL(2014-01-16) AGUS GEDE SUTAMAYA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenggunaan tetrasiklin Hcl telah digunakan sebagai terapi tambahan dalam bedah flep pada periodontitis kronis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan tetrasiklin Hcl 25 mg sebagai terapi tambahan pada kasus bedah flep dalam upaya mengurangi kedalaman poket dan inflamasi gingiva. Bahan dan Metode, Jumlah subyek penelitian ini ada adalah 12 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. kelompok bedah flep dengan tetrasiklin Hcl 25 mg dan bedah flep saja. pengukuran kedalaman poket dan inflamasi gingiva di ambil di awal dan 1 bulan setelah perawatan. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan bedah flep dengan tetrasiklin Hcl 25 mg yang diberikan secara topikal secara garis besar memberikan hasil yang lebih baik terhadap kedalaman poket dan inflamasi gingiva pada pasien periodontitis kronis. Perolehan hasil pengukuran kedalaman poket dan inflamasi gingiva 1 bulan setelah bedah dibandingkan dengan kondisi di awal menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,00 dan p=0,00). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 12 pasien maka didapatkan hasil bahwa penggunaan tetrasiklin Hcl 25 mg secara topikal mempunyai pengaruh yang lebih baik dalam mengurangi kedalaman poket dan inflamasi gingiva pada periodontitis kronis.Item Daya Guna Pemberian Lokal Gel Lidah Buaya (Aloe vera Barbandesis miller) Pada Perawatan Periodontitis Kronis(2014-10-16) ERIANA MAYASARI HUSNA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPerawatan inisial penyakit periodontal berupa skeling dan penghalusan akar yang disertai dengan pemberian terapi tambahan bahan kemoterapeutik merupakan perawatan efektif untuk periodontitis kronis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai daya guna pemberian lokal gel lidah buaya pada perawatan periodontitis kronis. Jenis penelitian randomized controlled trial (RCT) dengan desain split mouth. Bahan dan Metode: Kepada seluruh subjek penelitian (17 orang) dilakukan skeling (S) dan penghalusan akar (PA). Masing-masing rahang dibagi menjadi sisi uji (SPA+gel lidah buaya) dan kontralateralnya sebagai sisi kontrol. Parameter klinis yang diuji yaitu perdarahan saat probing (BOP), kedalaman poket periodontal (PPD), dan kehilangan perlekatan epitel (CAL). Evaluasi dilakukan pada awal dan 1 bulan setelah pemberian lokal gel lidah buaya. Data dianalisis dengan uji-t berpasangan. Hasil:Terjadi penurunan PPD dan periolehan CAL di distobukal, mesiobukal, dan distolingual (p < 0,05), sementara terjadi penurunan BOP pada sisi bukal (p=0,003). Kesimpulan:Pemberian lokal gel lidah buaya dapat menurunkan PPD, meningkatkan perolehan CAL dan mengurangi BOP. Kata Kunci: Gel Lidah Buaya, Skeling dan penghalusan akar, kedalaman poket periodontal (PPD), perdarahan saat probing(BOP), kehilangan perlekatan epitel (CAL).Item Suplementasi Asam Folat Pada Perokok Dengan periodontitis Kronis(2014-10-17) NI PUTU RIA CITRAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAsam folat, merupakan vitamin yang sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh. Defisiensi Asam folat menyebabkan kehilangan keratinisasi pada permukaan gingiva, penurunan resistensi terhadap infeksi, nekrosis gingiva, ligament periodontal dan kerusakan tulang alveolar. Nitrit organik yang ditemukan dalam asap rokok telah terbukti berinteraksi dengan asam folat, mentransformasikannya menjadi senyawa biologis aktif dan sehingga menurunkan kadar asam folat dalam serum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi suplementasi asam folat pada perokok dengan periodontitis kronis. Bahan dan metode Desain penelitian adalah Randomized Controlled Trial, dengan Single Blind, pre dan post test. Jumlah subjek penelitian sebanyak 24 dibagi menjadi dua kelompok,yaitu kelompok kontrol yang tidak mendapat suplemenntasi asam folat dan kelompok uji mendapat suplementasi asam folat 4 mg/hari selama 1 bulan. Pada awal penelitian dilakukan pengambilan darah, skeling dan penghalusan akar, pengukuran perdarahan gingiva saat probing (BOP), kedalaman probing (PPD), tingkat perlekatan klinis (CAL) , serta kadar serum asam folat, Pada kedua kelompok dilakukan skeling dan penghalusan akar. Evaluasi dilakukan 1 bulan setelah perawatan. Hasil penelitian pada kedua kelompok baik yang mendapat suplementasi asam folat maupun yang tidak mendapat asam folat , menunjukan pengurangan perdarahan gingiva (BOP) dengan p=0.045( p≤ 0,05), tingkat perlekatan klinis dan kadar serum asam folat meningkat, kedalaman probing berkurang namun tidak bermakna. Hanya Perdarahan gingiva (BOP) yang memiliki hubungan dengan kadar serum asam folat dengan p=0,029 ( p≤ 0,05).Item EVALUASI RADIOGRAFIS KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR SEKITAR IMPLAN GIGI BERDASARKAN LOKASI RAHANG DAN REGIO PENEMPATAN IMPLAN SETELAH 1 TAHUN PEMASANGAN PROTHESA(2014-10-17) DEWI LYDIA ICHWANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKehilangan tulang di sekitar implan yang terjadi setelah satu tahun pemasangan prothesa merupakan salah satu indikator penilaian keberhasilan perawatan. Kehilangan tulang yang terjadi pada tahun pertama harus kurang dari 1,5 mm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kehilangan tulang alveolar di sekitar implan dan membandingkan antara kehilangan tulang yang terjadi pada implan yang di tempatkan pada rahang atas dengan rahang bawah serta implan yang berada di regio anterior dengan posterior. Bahan dan metode: 78 foto periapikal implan sebelum dipasang prothesa dan setelah satu tahun pemasangan prothesa masing masing-masing terdiri dari 39 implan berdasarkan lokasi rahang dan regio implan di tempatkan. 17 implan di rahang atas dan 22 implan di rahang bawah, 16 implan di anterior dan 23 implan di posterior. Kehilangan tulang di ukur pada sisi mesial dan distal tulang implan dengan metode Buser. Student t-test digunakan untuk analisis komparatif. Kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. Hasil: Nilai rata-rata kehilangan tulang pada implan yang berada di rahang atas lebih besar dari implan yang berada di rahang bawah dan rata-rata kehilangan tulang pada implan yang berada di regio posterior lebih besar daripada implan yang berada di anterior. Kedua kelompok signifikan berbeda pada sisi distal implan (p<0,05) Kesimpulan: Terjadi kehilangan tulang di sekitar implan setelah 1 tahun pemasangan prothesa, kehilangan tulang lebih besar pada pada implan yang berada di rahang atas dibandingkan rahang bawah serta implan yang berada di posterior dari pada anterior. Terdapat perbedaan kehilangan tulang antara sisi mesial dan distal implan.Item PENGARUH APLIKASI TOPIKAL GEL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) PADA PERAWATAN PERIODONTITIS KRONIS(2014-10-17) HERRYAWAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPeriodontitis merupakan penyakit jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh bakteri patogen yang terdapat dalam plak gigi. Eliminasi bakteri plak dapat dilakukan secara mekanis, ataupun dikombinasikan dengan bahan kemoterapeutik yang pemberiannya dapat secara lokal maupun sistemik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gel daun sirih merah (Piper crocatum) sebagai terapi tambahan dari skeling dan penghalusan akar pada perawatan periodontitis kronis. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat randomized controlled trial, single blind, split mouth dengan metode sebelum dan sesudah perawatan. Delapan belas orang penderita periodontitis kronis, berusia 30-62 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan membagi rahang subyek menjadi 2 sisi, yaitu sisi uji dan sisi kontrol. Kedua sisi diberikan perawatan skeling dan penghalusan akar, dengan sisi uji diberi tambahan aplikasi topikal gel daun sirih merah. Evaluasi parameter klinis (kedalaman poket, tingkat perlekatan epitel dan perdarahan gingiva) dilakukan 1 bulan paska perawatan. Data dianalisa secara statistik menggunakan uji t berpasangan untuk perbandingan sebelum dan sesudah perawatan pada masing-masing sisi, serta uji t tidak berpasangan untuk membandingkan sisi uji dan sisi kontrol. Hasil Penelitian: Terdapat perbaikan seluruh parameter klinis di semua permukaan pada kedua sisi dengan permukaan distobukal sisi uji menunjukkan rata-rata perbaikan paling besar, yaitu masing-masing sebesar 43,7% (PPD), 31,4% (CAL), dan 92,3% (BOP). Kesimpulan: Aplikasi topikal gel daun sirih merah pada penderita periodontitis kronis dapat mengurangi kedalaman poket, meningkatkan perlekatan epitel, serta mengurangi perdarahan gingiva.Item PERBANDINGAN KONDISI JARINGAN PERIODONTAL DENGAN JARINGAN PERIIMPLAN GIGI PADA PASIEN DENGAN PERAWATAN IMPLAN GIGI (Penilaian Secara Klinis dan Radiografis)(2014-10-17) MIRZA AQUARIES; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKondisi jaringan periodontal pada pasien edentulous sebagian dapat mempengaruhi pada kesehatan jaringan sekitar implan pada individu yang sama. Keberhasilan implan dititikberatkan kepada tingkat ketahanan, stabilitas protesa yang terus berlanjut, kehilangan tulang secara radiografi, dan tidak terdapat infeksi pada jaringan lunak daerah sekitar implan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai derajat kesehatan jaringan periodontal dan hubungannya dengan kondisi jaringan sekitar implan. Bahan dan metode : 14 subyek terkumpul dengan gigi yang diperiksa sebanyak 84 dengan teknik pemeriksaan Ramfjord meliputi gigi 16, 21, 24, 36, 41, 44 serta terkumpul 28 implan yang diperiksa. Parameter klinis yang dipergunakan adalah Clinical Attachment Loss (CAL), Pocket Depth (PD), Indeks Plak (PI) dan Bleeding on Probing (BOP). Kehilangan tulang sekitar implan diperiksa dengan menggunakan periapikal radiografi. Uji pearson digunakan untuk melihat korelasi antara parameter antara gigi dan implan.Kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. Hasil : Nilai rata-rata dari seluruh parameter klinis menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai CAL, PD, BOP dan PI antara gigi dan implan. Pada gambaran radiografi rata-rata kehilangan tulang alveolar sekitar implan masih dalam batas normal (antara 1,5 mm – 2 mm). Kesimpulan : kondisi jaringan periodontal dan periimplan yang diperiksa menunjukkan kondisi yang baik, hanya terdapat sebagian kecil inflamasi ringan di sekitar gusi (gingivitis) dan terdapat pula inflamasi ringan di mukosa sekitar implan (peri-implant mucositis).Item Perbandingan Antara Kadar Gula Darah Sewaktu dari Poket Periodontal dengan Ujung Jari pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2(2014-10-20) UMI GHONI TJIPTONINGSIH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang memiliki prevalensi cukup tinggi di masyarakat mencapai 96,58 % dan erat kaitannya dengan penyakit sistemik seperti diabetes melitus. Tujuan penelitian ini menganalisis hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang diambil dari poket periodontal dan ujung jari dari penderita diabetes melitus tipe 2 serta membandingkan hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang diambil dari poket periodontal dengan ujung jari pada penderita diabetes melitus tipe 2. Bahan dan Metode: 20 pasien yang datang kebagian periodonsia RSGM UNPAD yang terdiri dari 10 pasien periodontitis kronis generalisata yang menderita diabetes melitus dan 10 pasien periodontitis kronis generalisata tanpa menderita diabetes melitus, Keduanya dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dari poket periodontal dan ujung jari dengan Accu-chek performa nano Glucometer. Analisis statistik menggunakan Student t-test dan kolerasi Pearson. Kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0,05. Hasil : Tidak terdapat perbedaan kadar gula darah sewaktu (mg/dl) pada periodontitis kronis baik disertai diabetes melitus maupun tanpa disertai diabetes melitus antara ujung jari dan poket periodontal dengan nilai p-value ≥ 0,0 5, dimana nilai p-value pada penderita diabetes melitus 0,911 dan nilai p-value tanpa disertai dibetes melitus 0,982. Kesimpulan: Kadar gula darah sewaktu dari poket periodontal sama dengan kadar gula darah sewaktu dari ujung jari, sehingga pemeriksaan dari poket periodontal dapat dijadikan indikator kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2.Item PENGARUH APLIKASI GEL TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS) TERHADAP KADAR TOTAL ANTIOXIDANT CAPACITY (TAOC) PADA PERAWATAN PERIODONTITIS KRONIS(2015-10-19) NITA NURNIZA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTujuan : Mengetahui kadar Total Antioxidant Capacity (TAOC) pada pasien periodontitis kronis sebelum dan setelah dilakukan skeling dan root planing disertai aplikasi gel teh hijau (Camellia sinensis). Metode Penelitian: Empat belas subyek penderita periodontitis kronis dipilih secara random dan double-blind. Setiap subyek (gigi rahang atas atau gigi rahang bawah) dibagi menjadi sisi kelompok uji (n=14) dan sisi kelompok kontrol (n=14) (split mouth). Kelompok uji mendapatkan perawatan skeling dan root planing disertai aplikasi gel teh hijau sedangkan kelompok kontrol mendapatkan perawatan skeling dan root planing tanpa aplikasi gel teh hijau. Hasil Penelitian: Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari peningkatan kadar TAOC pada kelompok uji maupun kelompok kontrol (p>0.05). Pada kelompok uji dan kelompok kontrol menunjukan hasil yang sama, namun baik pada kelompok uji maupun kelompok kontrol hasil analisa laboratorium menunjukkan adanya peningkatan kadar TAOC. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, aplikasi gel teh hijau tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap peningkatan kadar TAOC dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perawatan periodontitis kronis dengan skeling dan root planing dapat meningkatkan kadar TAOC.Item KADAR ALFA AMILASE SALIVA SEBAGAI PENANDA STRES PSIKOLOGIS PADA PASIEN PENYAKIT PERIODONTAL(2015-10-20) DYAH NINDITA CAROLINA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPerkembangan penyakit periodontal dipengaruhi oleh faktor plak dan bakteri dan beberapa faktor yang memodifikasi respon inang, salah satunya adalah stres psikologis. Salah satu penanda stres yang dapat diukur adalah kadar alfa amilase yang diambil dari saliva. Tujuan penelitian ini adalah mengukur kadar alfa amilase dan mengukur tingkat stres pada pasien gingivitis dan periodontitis. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik komparatif, yang melibatkan 44 subyek terbagi dalam dua kelompok 22 subyek gingivitis dan 22 subyek periodontitis, semua subyek diinstruksikan untuk mengisi kuesioner PSS-14 dan diukur kadar alfa amilase saliva dengan alat Cocorometer. Nipro. Japan. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji T, uji Mann Whitney, tes korelasi Spearman rank. Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan yang bermakna kadar alfa amilase antara gingivitis dan periodontitis (p= 0,017), tidak terdapat perbedaan yang bermakna skor PSS-14 antara kedua kelompok penyakit periodontal (p= 0,776), terdapat hubungan semakin bertambah usia semakin tinggi kadar alfa amilase (p= 0,058) dan semakin rendah skor PSS-14 pada kelompok periodontitis (p= 0,280). Simpulan: Kadar alfa amilase pada kelompok periodontitis lebih tinggi daripada gingivitis, tidak terdapat perbedaan skor PSS-14 antara kedua kelompok penyakit periodontal, semakin bertambah usia semakin tinggi kadar alfa amilase dan semakin turun skor PSS-14 pada kelompok periodontitisItem PENGARUH PEMBERIAN TOPIKAL GEL EKSTRAK TEH HIJAU PADA PERAWATAN PERIODONTITIS KRONIS (TINJAUAN KLINIS)(2015-10-20) VERONICA SEPTNINA PRIMASARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPerawatan periodontitis dapat dilakukan secara mekanis atau kimiawi, dengan tujuan utama menghilangkan bakteri plak, kalkulus, dan jaringan nekrotik. Kegagalan perawatan periodontal terjadi pada poket dalam karena sulit menghilangkan bakteri secara menyeluruh, maka diperlukan perawatan tambahan dengan pemberian antimikroba topikal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh terapeutik pemberian topikal gel ekstrak teh hijau setelah scaling dan root planing pada perawatan periodontitis kronis. Metode penelitian. Jenis penelitian ini adalah Randomized Controlled Trial, split mouth, single-blind, dengan desain penelitian sebelum dan sesudah perlakuan disertai kontrol. Sebanyak 12 subyek penelitian menerima perawatan scaling (S) dan root planing (RP). Gigi-gigi subyek dibagi menjadi 2 sisi berseberangan, yaitu sisi uji (SRP+gel ekstrak teh hijau) dan sisi kontrol, dengan jumlah gigi pada setiap sisi 18 gigi. Pemberian gel dilakukan pada hari pertama dan hari ke delapan. Parameter klinis yang diuji yaitu kedalaman poket (PPD), perlekatan epitel (CAL), dan perdarahan gingiva (BOP). Pemeriksaan dilakukan sebelum scaling dan root planing dan 1 bulan setelah pemberian topikal gel ekstrak teh hijau. Data dianalisis dengan uji t berpasangan. Hasil. Terjadi penurunan PPD dan peningkatan CAL yang signifikan pada seluruh permukaan sisi uji (p < 0,05), namun tidak pada sisi kontrol. Nilai BOP mengalami penurunan secara signifikan pada sisi uji dan kontrol. Simpulan. Pemberian topikal gel ekstrak teh hijau ke dalam poket periodontal pada penderita periodontitis kronis dapat memberikan pengaruh terhadap penyembuhan jaringan periodontal yaitu berkurangnya PPD, meningkatnya CAL, dan berkurangnya BOP.Item EFEK GEL SERAI DAPUR (CYMBOPOGON CITRATUS) SEBAGAI TERAPI TAMBAHAN PERAWATAN SKELING ROOT PLANING PADA PERIODONTITIS KRONIS (PENELITIAN KLINIS DAN MIKROBIOLOGIS)(2016-03-03) YULIA SANTI EKO WULANSARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPeriodontitis merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium dan kehilangan gigi. Faktor penyebab periodontitis yaitu bakteri dalam plak. Bakteri dapat dihilangkan dengan skeling root planing yang disertai pemberian agen kemoterapeutik secara sistemik maupun topikal. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dan menganalisa efek dari aplikasi gel serai dapur (cymbopogon citratus) sebagai terapi tambahan skeling root planing pada periodontitis kronis. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah randomized controlled trial, single blind, dan split mouth. Parameter yang diukur yaitu kedalaman poket, tingkat perlekatan epitel, perdarahan gingiva, identifikasi jenis bakteri dipoket dan jumlah koloni bakteri. Gel serai dapur diaplikasikan secara topikal pada sisi uji segera setelah skeling root planing dan diulangi 1 minggu setelah perawatan. Pengambilan plak gigi dilakukan sebelum perawatan dan 30 hari setelah perawatan. Analisa data menggunakan uji t berpasangan membandingkan hasil sebelum perawatan dan setelah perawatan dengan nilai P<0,05. Hasil penelitian: Sisi kontrol dibandingkan sisi uji tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter klinis kedalaman poket dan tingkat perlekatan klinis. Perbedaan signifikan terjadi pada parameter perdarahan saat probing. Pengurangan jumlah koloni bakteri terdapat pada sisi uji yaitu bakteri P.gingivalis dan A.naeslundii. Kesimpulan : Aplikasi gel serai dapur sebagai terapi tambahan perawatan skeling root planing mempunyai efek pada pengurangan perdarahan saat probing di sisi mesiobukal dan disto bukal. Gel serai dapur berefek sebagai antibakteri pada periodontitis kronisItem Analisis Kadar Protein Formyl Peptide Receptor 1 (FPR1) sebagai Indikator Kerusakan Fungsi Kemotaksis Neutrofil pada Periodontitis(2016-07-15) PRAJNA METTA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenurunan fungsi kemotaksis neutrofil menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit periodontitis agresif (PA). Kemotaksis neutrofil dipengaruhi oleh formyl peptide receptor 1 (FPR1) yang dalam aktivasinya merespon peptida kemotaktik bakteri formyl methionyl leusyl phenylalanine (FMLP). Ekspresi protein FPR1 menurun terhadap respon stimulus inflamasi pada penderita PA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar protein FPR1 pada penderita PA dan mengetahui apakah kadar protein FPR1 dapat dijadikan indikator kerusakan fungsi kemotaksis neutrofil pada PA. Penelitian rancangan kasus kontrol ini dilakukan pada 20 penderita PA dan 20 kontrol. Tiga milliliter darah vena diambil untuk pemeriksaan kadar protein FPR1 dengan metode ELISA. Data diolah dengan uji Mann-Whitney (p>0.05). Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar protein FPR1 kelompok PA sebesar 0,353 pg/mL (0,11-1,18 pg/mL) dan rerata kadar protein FPR1 pada kelompok kontrol sebesar 0,296 pg/mL (0,05-0,88 pg/mL). Nilai p (0,787) > 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar protein FPR1 kedua kelompok. Simpulan penelitian ini menunjukkan kadar protein FPR1 pada penderita PA tidak mengalami perubahan yang bermakna dan tidak dapat dijadikan indikator kerusakan fungsi kemotaksis neutrofil.Item PENGARUH GEL SERAI DAPUR(CYMBOPOGON CITRATUS) TERHADAP KAPASITAS ANTIOKSIDAN TOTAL SEBAGAI PERAWATAN TAMBAHAN TERAPI INISIAL PERIODONTITIS KRONIS(2016-07-18) RINY ZORAYA RINALDY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPeriodontitis merupakan penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif fakultatif anaerob di dalam biofilm subgingiva yang merangsang sel PMN untuk melepaskan radikal bebas. Radikal bebas dapat dinetralisir oleh antioksidan, namun antioksidan endogen tidak cukup mampu untuk melawan radikal bebas, sehingga dibutuhkan antioksidan tambahan. Serai dapur merupakan salah satu tanaman herbal yang mengandung antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gel serai dapur terhadap kapasitas antioksidan total cairan sulkus gingiva setelah perawatan skeling dan root planing pada pasien periodontitis. Penelitian ini merupakan penelitan eksperimental dengan teknik randomized controlled trial, double blind dan split mouth dengan cara menganalisis cairan sulkus gingiva 22 pasien pasien penderita periodontitis kronis yang memiliki kedalaman poket ≥ 5 mm untuk diperiksa kadar kapasitas antioksidan total dengan ELISA. Gel serai dapur 2% diaplikasikan pada sisi uji dan pada hari ke 30 kedua sisi diambil kembali cairan sulkus gingivanya untuk diperiksa peningkatan kapasitas antioksidan totalnya. Data kemudian diolah secara statistik dengan uji t-paired dan t-unpaired. Hasil penelitian menunjukan peningkatan kadar kapasitas antioksidan total pada sisi yang diaplikasikan gel serai dapur 2%, demikian juga pada kelompok kontrol(p<0.05). Perbandingan sisi uji dengan sisi kontrol tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah gel serai dapur tidak dapat meningkatkan kadar kapasitas antioksidan total setelah skeling dan root planing pada pasien periodontitis.Item Analisis Biomekanis Komputasional Dua Jenis Implan Gigi Menggunakan Metode Elemen Hingga (MEH) Tiga Dimensi(2016-07-18) ALDILLA MIRANDA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenImplan gigi memiliki resiko kegagalan secara biomekanis di dalam rongga mulut akibat beban pengunyahan. Aspek biomekanis cukup kompleks untuk diteliti secara in vivo, sehingga Metode Elemen Hingga (MEH) menjadi pilihan alat yang tepat untuk menganalisis mengenai permasalahan implan gigi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan evaluasi biomekanis distribusi tegangan dan kegagalan lelah implan gigi teroseointegrasi yang digunakan di klinik Periodonsia dan Prostodonsia FKG Unpad menggunakan MEH. Penelitian ini menggunakan dua buah foto CBCT pasien berimplan lebih dari tiga bulan, kemudian dikonversi menjadi model digital elemen hingga 3 dimensi secara komputerisasi. Kedua model implan tersebut diberikan sifat material, tumpuan, serta disimulasikan beban oklusi sebesar 87N dan beban gesek lateral 29N selama 0,7 detik. Penelitian ini menunjukkan adanya konsentrasi tegangan pada kedua model di puncak tulang alveolar. Nilai tegangan Von-Misses maksimum untuk model Osstem sebesar 403,3 MPa dan 36,561 MPa pada komponen implan dan tulang alveolar secara berurutan, sedangkan untuk model Dentium 605 MPa dan 108,64 MPa. Nilai tegangan tarik lelah untuk model Osstem 136,52 MPa dan 41 MPa pada komponen implan dan tulang alveolar secara berurutan, sedangkan untuk model Dentium 310 MPa dan 269,52 MPa. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tegangan pada kedua model implan Osstem dan Dentium terkonsentrasi pada puncak tulang. Implan mampu bertahan di dalam rongga mulut selama jaringan periodontal yang mendukungnya sehat.Item PENGARUH APLIKASI GEL KUNYIT PUTIH (CURCUMA ZEDOARIA) SEBAGAI PERAWATAN TAMBAHAN PADA TERAPI INISIAL PERIODONTITIS KRONIS (TINJAUAN KLINIS)(2016-07-18) FAJAR P OCTAVIANI NRW; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPeriodontitis kronis adalah penyakit peradangan kronis yang disebabkan oleh plak bakteri yang menyebabkan kerusakan jaringan periodontal gigi yang dapat menyebabkan tanggalnya gigi. Terapi inisial periodontitis kronis berupa pembersihan mekanis dengan skeling dan rootplaning. Agen kemoterapeutik diperlukan untuk membantu meningkatkan hasil penyembuhan setelah skeling dan rootplaning. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh aplikasi gel Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) sebagai perawatan tambahan setelah terapi inisial pada periodontitis kronis. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Randomized Controlled Trial, double blind, dan split mouth. Parameter yang diukur yaitu kedalaman poket, perdarahan saat probing, dan tingkat perlekatan epitel secara klinis sebelum perawatan dan 30 hari setelah perawatan. Gel Kunyit putih diaplikasikan secara topikal pada sisi uji setelah skeling dan rootplaning dan diulangi 1 minggu setelah perawatan. Analisa data menggunakan Wilcoxon dan Mann-Whitney dengan nilai p<0,05 Hasil Penelitian : Kelompok Uji menunjukan hasil yang signifikan sebelum dan sesudah perawatan baik dalam mengurangi kedalaman poket, meningkatkan perlekatan klinis, maupun mengurangi perdarahan saat probing. Namun, tidak signifikan dibandingkan Kelompok Kontrol dalam mengurangi kedalaman poket. Kelompok Uji menunjukan hasil yang signifikan dalam meningkatkan perlekatan klinis dan mengurangi perdarahan saat probing dibanding Kelompok Kontrol. Kesimpulan : Aplikasi gel Kunyit Putih sebagai perawatan tambahan pada terapi inisial periodontitis kronis berpengaruh dalam mengurangi kedalaman poket, meningkatkan perlekatan klinis serta mengurangi perdarahan saat probing.Item EFEK APLIKASI MEMBRAN KARBONAT APATIT (CHA) TERHADAP PERAWATAN HIPERSENSITIF DENTIN PADA KASUS PERIODONTITIS KRONIS SETELAH SKELING DAN ROOT PLANING(2017-01-13) NURYANNI DIHIN UTAMI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenEFEK APLIKASI MEMBRAN KARBONAT APATIT (CHA) TERHADAP PERAWATAN HIPERSENSITIF DENTIN PADA KASUS PERIODONTITIS KRONIS SETELAH SKELING DAN ROOT PLANING Nuryanni Dihin Utami 160521140001 ABSTRAK Pendahuluan : Perawatan periodontal dapat menyebabkan terjadinya hipersensitif dentin akibat terbukanya permukaan akar. Membran karbonat apatit (CHA) saat ini sedang dikembangkan sebagai alternatif perawatan kasus hipersensitif dentin. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh aplikasi membran CHA terhadap perawatan kasus hipersensitif dentin akibat periodontitis kronis. Metode : Penelitian dilakukan pada 32 pasien Klinik – PPDGS - Periodonsia – FKG - UNPAD yang mengalami periodontitis kronis. Gigi dengan kedalaman poket lebih dari 5 mm dibagi menjadi dua kelompok secara acak dengan metode split mouth, yaitu kelompok perlakuan dengan aplikasi membran CHA pada poket yang terdalam dan kelompok kontrol. Skeling dan root planing dilakukan terhadap pasien dan dilanjutkan pengukuran tingkat sensitivitas gigi dengan menggunakan tiga metode pengukuran, yaitu melalui pemberian stimulus taktil, stimulus thermal evaporative, dan penggunaan alat ukur electric pulp tester (EPT). Pengukuran dilakukan kembali pada hari ke- 7 dan ke-30. Hasil Penelitian : Uji Wilcoxon pada pengukuran hari ke-7 dan ke-30 dengan stimulus taktil menunjukkan perbedaan yang signifikan (p < 0,005) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, namun dengan stimulus thermal evaporative signifikan hanya pada hari ke-7. Pengukuran dengan EPT mengalami perbedaan tingkat sensitivitas pada hari ke-7 dan ke-30, namun tidak signifikan. Aplikasi membran CHA dapat menurunkan tingkat sensitivitas gigi hingga hari ke-7 secara subyektif dan hingga hari ke-30 secara obyektif. Pembahasan : Tingkat sensitivitas gigi yang berbeda pada hari ke-7 hingga ke-30 melalui metode pengukuran yang berbeda dapat dipengaruhi oleh variasi degradasi dan resorbsi membran CHA yang terjadi. Aplikasi membran CHA yang dapat menurunkan tingkat sensitivitas gigi hingga hari ke-30 menunjukan bahwa material tersebut dapat bertahan lebih lama dan aplikasinya tidak perlu diulang. Simpulan : Aplikasi membran CHA berpengaruh terhadap penurunan tingkat sensitivitas dentin yang lebih baik dan bertahan lama pada perawatan kasus hipersensitif dentin akibat periodontitis kronis setelah skeling dan root planing. Penurunan tingkat sensitivitas dentin secara subyektif efektif hingga hari ke-7, sedangkan secara obyektif efektif sampai dengan hari ke-30. Kata Kunci : Hipersensitif dentin, periodontitis, membran CHA.