Periodonsia (Sp.)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 70
  • Item
    Perbandingan Tingkat Biodegradasi, Jumlah Pembuluh Darah, dan Reaksi Inflamasi antara Membran Kolagen-Kitosan-PVA, Membran Perikardium, dan Membran Perikardium Cross-linked Secara In Vivo pada Tikus
    (2024-01-14) FURI ANDANAWARI; Ira Komara; Agus Susanto
    Pendahuluan. GTR merupakan teknik bedah regeneratif dengan menempatkan membran sebagai barrier. Kolagen merupakan bahan alami yang umum digunakan pada membran resorbable, namun kolagen memiliki sifat mekanik yang rendah dan mudah terdegradasi. Kitosan dan PVA merupakan polimer yang dapat ditambahkan pada materal lain untuk menambah sifat fisik dan mekanik dari membran. Membran kolagen-kitosan-PVA dapat dikembangkan untuk alternatif membrane GTR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan biodegradasi, jumlah pembuluh darah baru, dan reaksi inflamasi antara membrane kolagen-kitosan-PVA dengan membran perikardium dan membran perikardium crosslinked. Metode penelitian. Penelitian ini adalah randomized controlled trial dengan sampel tikus wistar sebanyak 51 ekor dan dibagi ke dalam 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok uji. Kelompok uji diberi perlakuan dengan menempatkan membran pada tikus yaitu membran kolagen-kitosan-PVA, membran perikardium dan membran perikardium crosslinked. Pada hari ke-0, ke-7, ke-14, dan ke-30 dilakukan terminasi pada tikus wistar kemudian diambil membran dan jaringan di sekitarnya untuk dibuat preparat. Pengamatan bistologis dilakukan untuk menguji biodegradasi membran, jumlah pembuluh darah yang terbentuk, dan reaksi inflamasi. Analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney dengan nilai p 0,05) pada sel eosinofil dan sel mast. Kesimpulan. Waktu biodegradasi membran kolagen-kitosan-PVA lebih lama dibandingkan dengan membran perikardium dan membran perikardium crosslinked. Jumlah pembuluh darah pada membran kolagen-kitosan-PVA lebih banyak dibandingkan dengan membran perikardium dan membran perikardium crosslinked. Pada tahap akhir penyembuhan luka jumlah sel-sel inflamasi pada membran kolagen-kitosan-PVA lebih sedikit dibandingkan dengan membran perikardium dan membran perikardium crosslinked.
  • Item
    Efek Beralih Ke Vaping Pada Perokok Tembakau Dengan Penyakit Periodontal Terhadap Kadar Interleukin-6 Saliva, Sebuah Penelitian Uji Acak Terkontrol
    (2024-01-14) PUTRI SRI WAHYUNI; Amaliya; Ina Hendiani
    Abstrak Pendahuluan. Merokok dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal. Paparan asap rokok dalam jangka panjang telah terbukti menghambat proliferasi fibroblas gingiva manusia. Fibroblas gingiva merupakan jenis sel yang penting dalam perbaikan dan pemeliharaan jaringan gingiva. Rokok dapat mempengaruhi produksi sitokin pro-inflamasi seperti Interleukin-6 oleh fibroblast gingiva. Rokok elektrik merupakan salah satu alat pengganti asupan nikotin dan tidak ada pembakaran sehingga menghasilkan senyawa kimia yang lebih sedikit dibandingkan merokok. Tujuan. Mengetahui Efek Beralih Ke Vaping Pada Perokok Tembakau dengan Penyakit Periodontal Terhadap Kadar Interleukin-6 Saliva. Metode. Penelitian dengan metode uji acak terkontrol dengan jumlah sampel 38 orang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol. kelompok uji yaitu perokok tembakau beralih ke vape sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol yaitu perokok tembakau sebanyak 18 orang. Dua minggu sebelum penelitian dilakukan scaling root planning dan profilaksis pada kelompok uji dan kelompok kontrol. Sampel saliva sebanyak 10 ml pada masing-masing kelompok dikumpulkan pada hari ke-0 dan hari ke-90 untuk memeriksa kadar Interleukin-6 menggunakan ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay). Analisis Statistik. Normalitas data diverifikasi menggunakan Uji Shapiro-Wilk dan didapatkan data tidak berdistribusi normal sehingga digunakan transformasi Box-Cox untuk mendapatkan asumsi data berdistribusi normal. Uji statistik menggunakan uji T-Test dengan p-value <0,05. Hasil. Kadar Interleukin-6 setelah 90 hari pada kelompok perokok tembakau yang beralih ke vape dibandingkan dengan kelompok perokok tembakau, p=0,050. Kesimpulan. Peralihan dari merokok tembakau ke vaping mengalami penurunan Kadar Interleukin-6 saliva yang lebih besar dibandingkan perokok tembakau.
  • Item
    EFEK VARIASI DOSIS 15 DAN 25 KGY IRADIASI SINAR GAMA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, MORFOLOGI, SIFAT DAN PELEPASAN ION PERMUKAAN PROTOTIPE TITANIUM
    (2024-01-11) ANASTASIA SUSILO; Prajna Metta; Aldilla Miranda
    Latar Belakang. Proses sterilisasi merupakan proses yang penting pada berbagai industri, termasuk salah satunya pada bidang kesehatan. Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah untuk mengeliminasi berbagai bentuk mikroba seperti bakteri, virus, fungi dan spora sehingga implan yang ditanamkan ke tulang rahang manusia terbebas dari infeksi dan mendukung kesuksesan prosedur perawatan implan. Berbagai metode sterilisasi yang tersedia, yang dipilih adalah sterilisasi sinar gama. Tujuan. menganalisis pengaruh variasi dosis 15 kGy dan 25 kGy sinar gama terhadap karakteristik fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion permukaan implan. Bahan dan Metode. Empat puluh delapan titanium implan berbentuk silindris tanpa ulir dengan perlakuan permukaan SLA diameter 4 mm tebal 8 mm diberi perlakuan sinar gama 0 kGy, 15 kGy, dan 25 kGy. Setelah itu dibagi ke kelompok uji fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion. Uji fisik menggunakan Vickers Hardness Tester, uji morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), uji sifat hidrofilisitas dilihat menggunakan alat contact angle measurement device dan uji pelepasan ion menggunakan alat Graphite Furnace Atomic Absorption Spectroscopy (GFAAS). Hasil pengukuran uji fisik dan pelepasan ion dianalisis menggunakan uji T berpasangan sedangkan hasil pengukuran uji sifat menggunakan uji Wilcoxon- Mann/ Whitney. Hasil analisis signifikan bila p < 0,05 Hasil. Pemberian dosis sinar gama pada implan titanium memiliki hasil yang signifikan terhadap uji fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion, namun pemberian variasi dosis hanya berpengaruh secara signifikan terhadap efek pelepasan ion. Simpulan. Pemberian dosis sinar gama dapat mempengaruhi sifat fisik, morfologi, penyerapan air dan efek pelepasan ion. Variasi dosis sterilisasi sinar gama dipilih pada 15 kGy karena cukup mensterilkan titanium secara optimal dengan perubahan fisik, morfologi, sifat dan pelepasan ion yang paling baik.
  • Item
    Efek Beralih Ke Vaping Pada Perokok Tembakau dengan Penyakit Periodontal terhadap Kadar RANKL Saliva, Sebuah Penelitian Acak Terkontrol
    (2024-01-13) ILFI RAHMI; Ina Hendiani; Amaliya
    Pendahuluan : Perokok dengan penyakit periodontal memiliki kadar RANKL yang lebih tinggi dibandingkan non-perokok penderita penyakit periodontal. RANKL merupakan salah satu regulator dalam metabolisme tulang dan berperan dalam mengaktifkan osteoklas yang memicu terjadinya resorpsi tulang. Vape merupakan alternatif pengganti asupan nikotin dari rokok tembakau dengan kadar nikotin yang jauh lebih rendah dan tidak melalui pembakaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa efek substitusi penggunaan rokok tembakau menjadi vape terhadap kadar RANKL saliva pada perokok penderita penyakit periodontal. Bahan dan Metode penelitian : Penelitian dengan metode uji acak terkontrol ini melibatkan 38 orang subjek yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Subjek terbagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok uji yaitu subjek yang melanjutkan merokok tembakau sebanyak 18 orang dan kelompok kontrol yaitu subjek yang beralih ke vape sebanyak 20 orang. Kedua kelompok mendapatkan terapi profilaksis, scaling dan root planing pada 2 minggu sebelum penelitian dimulai. Sampel saliva sebanyak 10 ml pada masing-masing kelompok dikumpulkan pada hari ke-1 dan hari ke-90 untuk diperiksa kadar RANKL nya menggunakan tes ELISA. Uji statistik menggunakan uji t-test dengan signifikansi hasil ditentukan pada nilai p<0.05. Hasil penelitian : Kadar RANKL saliva setelah 90 hari pada kelompok uji menurun secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Simpulan : Peralihan dari merokok tembakau ke vaping menurunkan kadar RANKL saliva pada perokok penderita penyakit periodontal.
  • Item
    Penentuan Dosis Sterilisasi Membran Komposit PVA-Kolagen-Kitosan dengan Iradiasi Sinar Gamma sebagai Material Bedah Regeneratif Periodontal
    (2023-04-11) MARIA THERESIA BEATRIX; Agus Susanto; Ira Komara
    Pendahuluan: Sterilitas membran sangat diperlukan mengingat fungsinya sebagai material implan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis iradiasi sinar gamma untuk sterilisasi membran komposit PVA-Kolagen-Kitosan yang digunakan sebagai material bedah regeneratif. Metode: Membran komposit dibuat dengan pencampuran PVA 7,5%, kolagen 3%, dan kitosan 2% dengan menggunakan metode film casting dalam 3 batch. Membran kemudian disiapkan dalam ukuran 2,0 x 1,5 cm sebanyak 100 buah. Uji bioburden dilakukan untuk mengetahui jumlah mikroba awal pada sampel dengan mengikuti ISO 11737-1. Hasil uji bioburden digunakan untuk penentuan dosis iradiasi sinar gamma pada sampel mengacu pada ISO 11373-2. Selanjutnya dilakukan uji verifikasi dosis pada Sterility Assurance Level (SAL) 10-6. Hasil: Rerata uji bioburden dari 3 batch adalah 6,6 CFU sehingga dosis verifikasi yang didapatkan adalah 4,8 kGy. Hasil pengujian dosis verifikasi ini terdapat 1 sampel tidak steril yang mana hasil ini dapat dilanjutkan dengan uji dosis sterilitas. Simpulan: dosis steril iradiasi sinar gamma membran komposit PVA-Kolagen-Kitosan adalah sebesar 17,1 kGy.
  • Item
    OPTIMASI DOSIS IRADIASI SINAR GAMA PADA PROTOTIPE FIXTURE IMPLAN TITANIUM
    (2024-01-11) DICKSON BENELLIE; Aldilla Miranda; Ira Komara
    ABSTRAK OPTIMASI DOSIS IRADIASI SINAR GAMA PADA PROTOTIPE FIXTURE IMPLAN TITANIUM Dickson Benellie- 160521200001 Pendahuluan: Biomaterial harus steril sebelum ditanamkan ke dalam tubuh, termasuk implan gigi dimana sangat penting untuk mencegah infeksi yang bisa merusak permukaan implan. Kolonosiasi bakteri dapat merusak morfologi dan sifat kimia permukaan implant sehingga menyebabkan kegagalan perawatan implan. Tujuan : menentukan dosis sterilisasi yang optimal untuk prototipe fixture implan yang diradiasi menggunakan sinar gama berdasarkan ISO 11137-2: metode VDmax. Metode: Prototipe fixture implan sebanyak 30 buah dipacking dan dibagi menjadi tiga batch kemudian dilakukan uji bioburden untuk mengukur jumlah mikroba awal pada sampel sesuai dengan ISO 11137-2. Hasil uji bioburden digunakan untuk menentukan dosis sinar gamma berdasarkan ISO 11373-2. Selanjutnya, dosis sterilisasis ditentukan menggunakan ISO 11137-2 VDmax. Hasil: Rata-rata jumlah bakteri dari uji bioburden pada tiga batch adalah 0,87 CFU, sehingga dosis verifikasi yang ditentukan adalah 2.0 kGy. Hasil uji dosis verifikasi menunjukan tidak ada satupun sampel yang terkontaminasi bakteri. Simpulan: Dosis sterilisasi sinar gama
  • Item
    Perbandingan Stabilitas Implan Prototipe dan Implan Komersial Dengan Analisis Frekuensi Resonansi (Studi In-Vivo)
    (2023-04-11) KELVIN GOHAN; Prajna Metta; Agus Susanto
    Latar belakang: Perawatan menggunakan implan gigi saat ini telah menjadi salah satu alternatif untuk menggantikan gigi yang hilang dan memiliki tingkat keberhasilan jangka panjang yang tinggi. Tingkat keberhasilan ini dipengaruhi oleh proses osseointegrasi yang didapatkan melalui stabilitas primer dan sekunder. Namun demikian, prevalensi perawatan implan gigi di Indonesia masih tergolong sangat sedikit karena mahalnya harga perawatan yang disebabkan oleh belum adanya produksi implan dalam negeri. Tujuan: Menganalisis perbedaan stabilitas antara implan prototipe dan implan komersial yang telah beredar di pasaran. Bahan dan Metode: Lima belas implan prototipe dan 15 implan komersial masing-masing ditanamkan ke dalam tibia kiri dan kanan pada 15 ekor kelinci yang sebelumnya telah menjalani aklimatisasi selama 2 minggu. Pengukuran Implant Stability Quotient (ISQ) dilakukan menggunakan alat Osseo 100® setelah insersi implan (hari ke-0) serta pada hari ke-14, 28 dan 42 setelah randomisasi dilakukan untuk menentukan 5 ekor kelinci yang dieuthanasia. Hasil pengukuran dianalisis secara statistik pada masing-masing implan prototipe dan komersial pada hari ke-0 sampai 42 menggunakan uji ANOVA. Uji post-hoc dengan uji t berpasangan dilakukan pada masing-masing kelompok untuk menentukan waktu observasi yang mengalami peningkatan signifikan. Sedangkan perbandingan nilai ISQ antara implan prototipe dan komersial dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil analisis signifikan apabila nilai p < 0,05. Hasil Penelitian: Nilai ISQ pada implan prototipe mengalami peningkatan yang signifikan dari hari ke-0 (61,19 ± 5,47) sampai hari ke-42 (76,63 ± 5,18) (p < 0,05). Perbedaan stabilitas yang signfikan antara implan prototipe dan komersial hanya terjadi pada hari ke-0 sedangkan pada hari ke-14, 28, dan 42 tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Simpulan: Implan prototipe pada penelitian ini memiliki stabilitas yang sebanding dengan implan komersial.
  • Item
    PERBANDINGAN FAILURE LOAD DAN INTERFACE STIFFNESS IMPLAN PROTOTIPE DENGAN KOMERSIAL YANG DITANAMKAN PADA TULANG TIBIA KELINCI
    (2023-08-22) WIDDA MAYUYANI; Aldilla Miranda; Agus Susanto
    Latar belakang: Stabilitas implan memiliki peran yang penting sebagai persyaratan kesuksesan osseointegrasi yang dapat dicapai melalui stabilitas primer dan sekunder.2 Osseointegrasi memegang peranan utama dalam pencapaian keberhasilan klinis jangka panjang implan gigi.5,10,16 Desain implan umumnya menjadi kunci keberhasilan osseointegrasi. Implan didesain untuk dapat menerima berbagai macam gaya yang bekerja selama fungsi pengunyahan serta untuk memenuhi sifat estetik. Fungsi implan harus dapat menyalurkan gaya kunyah ke jaringan sekitarnya, maka implan harus didesain untuk dapat menahan beban kunyah secara biomekanik agar dapat mendukung fungsi protesa. Uji push-in yang paling memiliki relevansi secara pengunyahan, clenching, dan bruxism daripada uji pull-out atau push-out. Tujuan: Menganalisis perbandingan failure load dengan interface stiffness implan prototipe dan komersial yang ditanamkan pada tulang tibia kelinci. Bahan dan Metode: Dua buah jenis desain implan yaitu implan prototipe dan implan komersial yang ditanamkan pada tibia kiri dan kanan pada lima belas ekor kelinci. Kelinci menjalankan tahap aklimatisasi selama 2 minggu kemudian pembedahan dilakukan. Setelah masing-masing 5 ekor kelinci di euthanasia, dilakukan pengujian push-in test dengan speed 10 mm/menit menggunakan alat UTM Machines Gotech AL 7000 S. Analisis statistik nilai Failure Load dan Interface Stiffness pada implan prototipe dan komersial menggunakan uji ANOVA. Hasil analisis tidak signifikan apabila nilai p > 0,05. Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil analisis kelompok implan prototipe sebanding dengan kelompok implan komersial. Stabilitas sekunder dan kualitas osseointegrasi kelompok implan prototipe yang dilihat dari nilai failure load maupun interface stiffness sesuai dengan hasil yang diharapkan, yaitu memiliki kualitas yang sebanding dengan kelompok implan komersial, bahkan cenderung lebih baik. Simpulan: Nilai Failure Load dan Interface Stiffness implan prototipe dan implan komersial memiliki nilai yang hampir sama, bahkan implan prototipe cenderung lebih baik.
  • Item
    Perbandingan mikrostruktur tulang disekitar implan gigi antara implan gigi prototipe dan komersial menggunakan mikro-CT (Uji in vivo pada tibia kelinci)
    (2023-04-11) SUSI SUSANTI; Farina Pramanik; Ina Hendiani
    Latar Belakang: Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak terjadi di Indonesia saat ini adalah kehilangan gigi. Terapi rehabilitasi dengan implan gigi masih merupakan perawatan yang menantang untuk dilakukan karena bahan implan yang digunakan harus diimpor, harganya mahal dan pembuatan dalam negeri masih memiliki keterbatasan hasil penelitian. Desain implan gigi prototipe dalam negeri harus menjalani pengujian in vivo untuk mengevaluasi bagaimana bahan implan gigi berinteraksi dengan jaringan di sekitarnya. Tujuan: Menganalisis perbedaan mikrostruktur tulang disekitar implan gigi antara implan gigi prototipe dan komersial pada tibia kelinci dengan mikro-CT. Bahan dan Metode: Lima belas kelinci New Zealand jantan (usia 8 bulan dan berat 3 kg) dimasukkan dalam penelitian ini. Tiga puluh implan gigi (lebar 4 mm, panjang 8 mm) didistribusikan secara acak dalam dua kelompok, dengan lima belas implan gigi prototipe ditanamkan di metafisis tibia kiri dan lima belas implan gigi komersial ditanamkan di metafisis tibia kanan. Setelah hari ke-14, hari ke-28, dan hari ke-42 penyembuhan, kelinci diterminasi untuk evaluasi osseointegrasi implan gigi menggunakan micro-CT. Analisis data menggunakan uji ANAVA dan uji t berpasangan dengan nilai p0,05) pada rata-rata nilai BV/TV, TbTh, TbN dan TbSp. Berdasarkan rata-rata parameter trabekula, kelompok prototipe memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok komersial. Simpulan: Tidak ada perbedaan bermakna mikrostruktur tulang (BV/TV, TbTh, TbN, dan TbSp) antara implan gigi prototipe dan komersial, namun implan prototipe memiliki nilai mikrostruktur tulang trabekula yang lebih tinggi dibandingkan implan komersial.
  • Item
    Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Karakteristik Fisik, Mekanik, dan Morfologi Komposit Membran PVA-Kolagen-Kitosan Sebagai Material Membran Guided Tissue Regeneration (GTR)
    (2023-04-11) ANNISA PRANUDITHA ERLIANI; Amaliya; Ira Komara
    Pendahuluan. GTR merupakan prosedur pembedahan dengan menggunakan membran yang bertujuan untuk membantu regenerasi jaringan periodontal. Karena interaksinya dengan sistem biologis, membran GTR harus steril, namun sterilisasi biomaterial menjadi tantangan tersendiri karena dapat menyebabkan perubahan fisikokimia dari suatu bahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap karakteristik fisik, mekanik, dan morfologi membran PVA-Kolagen-Kitosan sebagai membran Guided Tissue Regeneration. Bahan dan Metode. Membran dibuat dengan mencampurkan PVA, kolagen, dan kitosan menggunakan metode film casting. Membran PVA-Kolagen-Kitosan diiradiasi dengan berbagai dosis radiasi (0, 15, 25 kGy). Selanjutnya dikarakterisasi menggunakan Fourier transform infrared (FTIR) untuk identifikasi gugus fungsi, uji morfologi dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), sifat mekanik (yaitu kekuatan tarik dan perpanjangan putus) dievaluasi menggunakan Universal Testing Machine (UTM) dan uji daya serap air membran. Analisis statistik. Analisis statistik dilakukan berdasarkan ANOVA (analysis of variance) dan post hoc dengan p-value <0,05. Hasil. Spektrum FTIR menunjukkan berbagai puncak gugus fungsi dari membran PVA-Kolagen-Kitosan. Hasil analisis statistik menunjukkan perubahan kuat tarik dan perpanjangan membran pada dosis radiasi yang berbeda yaitu 0, 15, dan 25 kGy. (p = 0,0004, p = 0,000451). Daya serap air membran diperoleh nilai p sebesar 0,0193, sedangkan hasil SEM menunjukkan bahwa membran PVA-Kolagen-Kitosan tercampur secara homogen. Kesimpulan. Terdapat pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap nilai kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan penyerapan air pada membran. Peningkatan dosis radiasi meningkatkan nilai kekuatan tarik, sedangkan nilai perpanjangan putus dan penyerapan air membran menurun. Membran PVA-Kolagen-Kitosan berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif membran GTR.
  • Item
    Pembuatan Desain Geometri Bur Implan Gigi Prototipe
    (2023-04-11) ERWIN ALBERTUS LAUNARDO; Prajna Metta; Aldilla Miranda
    Latarbelakang: Perawatan implan gigi saat ini menjadi perawatan gigi alternatif terbaik. Namun harga implan gigi tergolong mahal karena implan gigi masih di impor dari luar negeri. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran bekerjasama dengan ITB dan PT Pudak Scientific berencana mendesain dan memproduksi fixture implan dalam negeri beserta dengan bur implan gigi yang ideal untuk prototipe fixture implan yang telah berhasil diproduksi. Tujuan: mengidentifikasi desain geometri bur implan komersial dan menganalisa desain geometri bur implan dengan metode scoping review. Kemudian membuat DED bur implan gigi yang baik dalam menjaga perubahan temperatur saat osteotomi dan mengoptimalkan waktu pengeburan. Metode penelitian: analisis geometri dua bur implan komersial dengan menggunakan mikro-CT, pengkajian artikel mengenai desain bur implan gigi dengan metode scoping review, pembuatan desain geometri bur secara tiga dimensi dan Detailed Engineering Design (DED). Hasil: analisis dua bur implan komerisal memberikan ukuran geometri yang berbeda. Ekstraksi data metode scoping review mendapatkan total 17 artikel yang membahas desain geometri bur implan dengan parameter seperti temperatur pengeburan dan waktu pengeburan. Desain bur prototipe implan gigi dibuat dengan menyesuaikan spesifikasi fixture implan merah putih. Simpulan: Desain geometri bur prototipe implan gigi berdasarkan analisis geometri bur implan komersial dan hasil kajian scoping review dibuat dengan diameter 3,4mm; point angle 118,86o dan 19,26o, helix angle 0o, clearance angle 66,24o, 3-flute, margin bur yang besar pada badan bur serta desain rake face plane pada cutting lip.
  • Item
    Uji Kadar Hambat (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) Ekstrak Batang Bajakah Tampala (Sphattolobus Littoralis Hassk)Terhadap Aggregatibacter actynomycetemcomitans Dengan Metode Mikrodilusi
    (2023-04-13) LYDIA LISMANA; Amaliya; Ina Hendiani
    Latar Belakang :Periodontitis adalah penyakit inflamasi pada jaringan periodontal yang disebabkan olek mikroorganisme spesifik atau kelompok mikroorganisme tertentu. Etiologi penyakir periodontitis disebabkan karena bakteri plak yang terakumulasi disekitar margin gingiva. Bakteri pathogen yang terkandung dalam etiologi periodontits adalah Aggregatibacter actynomycetemcomitans .Jenis perawatan periodontitis dapat dilakukan dengan terapi mekanis, kimia, atau kombinasi keduanya. Adapun terapi pencegahan yang dilakukan secara kimia dapat diberikan langsusng dengan menggunakan senyawa ekstrak tumbuhan sebagai konsep kembali ke alam yang berefek menyerang target dan tidak dapat menimbulkan toksit dalam tubuh dan aman diberikan untuk jangka panjang. Ekstrak batang bajakah adalah salah satu bahan herbal yang memiliki senyawa antibakteri,antioksidan dan antiiflamasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak batang bajakah tampala terhadap Aggregatibacter actynomicetemcomitans dengan menggunakan metode uji yaitu dengan mikrodilusi dengan berisikan microplate 96 buah microwell dibaca secara sentisitif dengan Enzym Linked Immune Sorbent Assay (ELISA). Bahan dan metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Mueller Hinton, Aquabides, alkohol, media agar, pelarut etanol, biakan murni dan determinasi batang bajakah dan metode yang digunakan yaitu secara difusi dengan paperdisk dan mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukan Kadar Hambat Minimal ekstrak batang bajakah tampala memiliki Kadar hambat minimal sebesar 1,25 ppm terhadap bakteri Aggregatibacter actynomycetemcomitans sedangkan Kadar Bunuh Minimal tidak ada daya bunuh dibandingkan kontrol positifnya yaitu chloehexidine. Simpulan batang bajakah terdapat adanya daya hambah minimal yang bersifat bakteriostatik dan tidak adanya daya batang bajakah terhadap aggregatibacter actynomicetemcomitans.
  • Item
    EFEK TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP KADAR MMP - 8 SALIVA PENDERITA PERIODONTITIS KRONIS : SEBUAH PENELITIAN PENDAHULUAN
    (2021-10-12) NIRMALA PUTRI SORANTA; Ina Hendiani; Nunung Rusminah
    Periodontitis kronis merupakan inflamasi jaringan periodontal akibat akumulasi dari bakteri dalam plak yang menyebabkan terjadinya kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang secara progresif. Scaling root planing menjadi terapi inisial periodontitis dan seringkali dibutuhkan terapi tambahan untuk meningkatkan perbaikan dari respon inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi oksigen hiperbarik (TOHB) terhadap kadar MMP-8 dalam cairan saliva pada periodontitis kronis. Bahan dan Metode : Jenis penelitian ini adalah convenience sampling. Sampel sebanyak 9 orang penderita periodontitis kronis yang terbagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1 (SRP), kelompok 2 (TOHB), kelompok 3 (SRP+TOHB) yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. Pengukuran kadar MMP-8 cairan saliva dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan pada hari ke 14. Analisis data untuk membandingkan perbedaan rata-rata kadar MMP-8 pada ketiga kelompok perlakuan (sebelum dan sesudah) digunakan analisis varians (uji F); sedangkan untuk membandingkan penurunannya digunakan uji Kruskal-Wallis. Perbandingan kadar MMP-8 antara sebelum dan sesudah perlakuan digunakan uji t berpasangan. Hasil : Perbedaan kadar MMP-8 pada data sebelum dan data sesudah perlakuan pada gabungan ketiga kelompok dengan analisis varians (uji F) tidak menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p>0,05); namun perbedaan kadar MMP-8 antara sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p0,05) Kesimpulan : Pemberian terapi oksigen hiperbarik (TOHB) setelah perawatan scaling root planing pada pasien periodontitis kronis berpengaruh terhadap penurunan kadar MMP-8 dalam saliva. Kata Kunci : peridontitis kronis, terapi oksigen hiperbarik, kadar MMP-8.
  • Item
    PENGARUH APLIKASI BONE GRAFT HA-TCP TERHADAP KADAR OSTEOCALCIN CAIRAN SULKUS GUSI PADA BEDAH PERIODONTAL REGENERATIF
    (2020-01-16) RAMADHITA PARAMANANDA PRAYUDHA; Agus Susanto; Tidak ada Data Dosen
    Latar Belakang: Tujuan perawatan bedah periodontal regeneratif adalah untuk mengembalikan struktur fungsional melalui pembentukan jaringan baru. Bone graft HA-TCP merupakan bahan yang digunakan untuk merangsang kembali pertumbuhan tulang alveolar. Selama proses pembentukan tulang, terdapat beberapa biomarker yang dapat diidentifikasi pada sairan sulkus gusi, salah satunya adalah Osteocalcin Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisa pengaruh bedah periodontal regeneratif dengan menggunakan bone graft HA-TCP terhadap kadar osteocalcin cairan sulkus gusi pada pasien periodontitis kronis. Bahan dan Metode: 32 subjek yang terdiri dari 12 laki – laki dan 19 wanita, dibagi menjadi kelompok uji (bone graft HA-TCP dan membran) dan kelompok kontrol (membran). Metode penelitian menggunakan Randomized Controlled Trial dengan single blind desain. Pengambilan cairan sulkus gusi dilakukan pada hari ke-0 (H0), hari ke-14(H14) dan hari ke-21 (H21) serta dianalisa menggunakan ELISA. Data dianalisis secara statistic dengan menggunakan t-test (p < 0,05) Hasil: Rata rata kadar rata - rata osteocalcin pada kelompok uji hari ke 0 (0.33 µg/ml), hari ke 14 (1.34 µg/ml), dan hari ke 21 (3.42 µg/ml) sedangkan pada kelompok kontrol (0.26; 0.56; dan 1.45). Perbandingan selisih rata – rata kadar osteocalcin pada kedua kelompok memiliki perbedaan yang signifikan (nilai p-value < 0,000 ) dengan nilai peningkatan pada kelompok uji yang lebih besar dibanding dengan kelompok kontrol. Simpulan: Penggunaan bone graft HA-TCP pada bedah periodontal regeneratif dapat meningkatkan kadar Osteocalcin cairan sulkus gusi pada pasien penderita periodontitis kronis
  • Item
    PERBEDAAN RESPON INFLAMASI GINGIVA PADA PEROKOK TEMBAKAU DAN ELEKTRIK SELAMA GINGIVITIS EKSPERIMENTAL
    (2021-10-14) JIMMY GUNAWAN; Amaliya; Agus Susanto
    Latar Belakang: Dalam gingivitis eksperimental, dengan tingkat plak yang sama, inflamasi dan perdarahan gingiva lebih berat pada bukan perokok dibandingkan dengan perokok. Tujuan: Mengevaluasi perbedaan respon inflamasi gingiva yang diukur berdasarkan angulated bleeding index, dan gingival index pada perokok tembakau, pengguna rokok elektrik, dan bukan perokok selama gingivitis eksperimental. Bahan dan Metode: Partisipan berjumlah 15 orang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok bukan perokok, perokok, dan vaper, lalu dilakukan skeling pada semua kelompok pada hari ke-0. Setelah itu, dimulai periode gingivitis eksperimental pada semua kelompok selama 21 hari, dan selama prosedur penyikatan gigi, daerah rahang bawah ditutup dengan customized soft acrylic guard. Pemeriksaan angulated bleeding index, dan gingival index dilakukan pada awal penelitian (H0), setelah 14 hari (H14), dan 21 hari (H21) periode gingivitis eksperimental. Sampel saliva diambil pada H0 dan H21. Hasil: Gingival dan Bleeding Index H0, H14 pada kelompok vaper lebih tinggi daripada kelompok perokok dan bukan perokok. Gingival dan Bleeding Index H21 pada kelompok bukan perokok dan vaper lebih tinggi daripada kelompok perokok. Simpulan: Nilai GI dan Angulated BI selama gingivitis eksperimental lebih tinggi pada bukan perokok, dan vaper dibandingkan dengan perokok tembakau.
  • Item
    Analisis Distribusi Tegangan dan Ketahanan Fatigue dari Dua Jenis Implan Komersial Berdasarkan Perbedaan Arah Pembebanan Menggunakan Metode Elemen Hingga
    (2021-10-14) ANDI SUPRIATNA; Ira Komara; Aldilla Miranda
    Jenis dan desain implan gigi merupakan faktor penting dari aspek biomekanis dalam keberhasilan perawatan untuk menggantikan kehilangan gigi. Metode yang dapat digunakan dalam evaluasi tersebut diantaranya Metode Elemen Hingga (MEH). Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis distribusi tegangan dan ketahanan fatigue dari dua jenis implan komersial berdasarkan perbedaan arah pembembanan menggunakan metode elemen hingga. Penelitian ini menggunakan model digital tiga dimensi dari foto CBCT rahang pasien dan dua jenis model implan. Model implan Bicon dan Model Superline Dentium dibuat dari hasil pindai Intraoral Scanner disempurnkaan menggunakan Solidworks. Simulasi pembebanan kedua model dibuat berdasarkan tiga arah yaitu arah axial, oblique dan lingual dengan masing-masing nilai sebesar 100 N, 100 N dan 40 N, kemudian dilakukan analisis elemen hingga menggunakan peranti lunak ANSYS R 20. Hasil analisis menunjukan nilai tegangan Von Mises terbesar terjadi pada pembebanan arah oblique, secara berurutan untuk model Bicon dan Superline Dentium sebesar 114,1 MPa dan 170,34 MPa. Nilai tegangan tarik terbesar pada tulang alveolar, secara berurutan untuk model implan Bicon dan Superline Dentium sebesar 93,46 MPa dan 93,81 MPa, sedangkan nilai tegangan tekan sebesar 122,52 MPa dan 172,86 MPa. Simpulan dari penelitian ini yaitu tegangan maksimum pada kedua model implan terletak pada area kontak antara leher implan dengan puncak tulang alveolar pada arah pembebanan oblique. Kedua model implan diprediksi tidak akan mengalami kegagalan lelah dan tualng alveolar masih mampu menahan beban pengunyahan akibat pembebanan yang diberikan.
  • Item
    PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN C TERHADAP KADAR VITAMIN C PLASMA SETELAH SCALING ROOT PLANING PADA PEROKOK DENGAN PERIODONTITIS KRONIS
    (2020-01-09) MELANI SARI TANJUNG; Ina Hendiani; Amaliya
    Pendahuluan: Perokok dengan periodontitis kronis mempunyai kadar vitamin C yang rendah,dimana vitamin C sangat penting untuk proses penyembuhan, mengeliminasi radikal bebas, dan melindungi sel dari kerusakan jaringan. Perokok membutuhkan vitamin C 30-40 mg lebih banyak daripada non perokok. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada perokok dapat meningkat dengan mengkonsumsi suplemen vitamin C dan penelitian lainnya menunjukkan bahwa scaling root planing dilakukan dalam 4 waktu tidak dapat menurunkan kadar vitamin C plasma pada perokok dengan periodontitis kronis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suplementasi vitamin C dan pengaruh scaling root planing terhadap kadar vitamin C plasma pada perokok dengan periodontitis kronis. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian randomized controlled trial, single blind dengan jumlah sampel 30 orang yang dipilih berdasarkan kriteria umur, kedalaman poket, lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari, masing-masing kelompok uji dan kontrol berjumlah 15 orang. Kelompok uji menerima kapsul vitamin C, kelompok kontrol menerima kapsul placebo dan kedua kelompok mendapatkan terapi scaling root planing. Sampel darah sebanyak 3 ml pada masing-masing kelompok diambil dan kadar vitamin C diperiksa dengan ELISA. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p<0,05. Hasil Penelitian: Rata-rata kadar vitamin C pada kelompok uji meningkat secara signifikan setelah mengkonsumsi suplemen vitamin C dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05), sementara tindakan scaling root planing yang dilakukan dapat menurunkan kadar vitamin C plasma darah pada kelompok uji dan kelompok kontrol, tetapi penurunan yang terjadi secara statistik tidak signikan. Simpulan: Suplementasi vitamin C dapat meningkatkan kadar vitamin C pada perokok dengan periodontitis kronis. Tindakan scaling root planing tidak dapat menurunkan kadar vitamin C plasma pada perokok dengan periodontitis kronis yang menerima suplementasi vitamin C.
  • Item
    PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN C TERHADAP KAPASITAS ANTIOKSIDAN TOTAL PLASMA SETELAH SCALING ROOT PLANING PADA PEROKOK DENGAN PERIODONTITIS KRONIS
    (2020-01-10) ROBIN; Amaliya; Agus Susanto
    Latar Belakang: Vitamin C telah lama digunakan untuk memodulasi penyakit periodontal. Asupan vitamin C diperlukan selama penyakit infeksi dan regenerasi jaringan. Tujuan: Menilai pengaruh suplementasi vitamin C terhadap kapasitas antoiksidan total (KAT) pada perokok dengan periodontitis kronis. Bahan dan Metode: 30 subjek perokok dengan periodontitis kronis secara acak dibagi menjadi dua kelompok; 15 subjek pada kelompok uji dan kontrol. Subjek pada kelompok uji menerima perlakuan scaling root planing (SRP) dan suplementasi vitamin C, sedangkan kelompok kontrol menerima perlakuan scaling root planing (SRP) dan suplementasi plasebo. Darah sebanyak 3 mililiter diambil dari fossa antecubitus sebelum SRP dan segera setelah SRP untuk pemeriksaan KAT dan dianalisa dengan ELISA. Data diolah dengan uji t berpasangan dan Mann-Whitney (p<0,05). Hasil Penelitian: Rata-rata KAT pada kelompok uji menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah mengkonsumsi vitamin C (p<0,05), dan tindakan SRP yang dilakukan dapat menurunkan KAT namun secara statistik tidak signifikan. Simpulan: Suplementasi vitamin C dapat meningkatkan KAT pada perokok dengan periodontitis kronis
  • Item
    EFEKTIVITAS GEL EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP KADAR MMP-8 PADA PENDERITA PERIODONTITIS KRONIS SETELAH SKELING DAN ROOT PLANING
    (2020-01-09) STEFFI TRIANY ARNOV; Dyah Nindita Carolina; Ina Hendiani
    Periodontitis kronis merupakan inflamasi jaringan periodontal akibat akumulasi dari bakteri dalam plak yang menyebabkan terjadinya kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang secara progresif. Skeling dan root planing menjadi terapi inisial periodontitis dan seringkali dibutuhkan terapi tambahan untuk meningkatkan perbaikan dari respon inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gel ekstrak kulit manggis terhadap kadar MMP-8 dalam cairan sulkus gingiva pada periodontitis kronis setelah skeling dan root planing. Bahan dan Metode : Jenis penelitian ini adalah non randomized controlled trial dengan single blind serta pre and post controlled design, sampel sebanyak 32 orang penderita periodontitis kronis yang terbagi dalam kelompok uji yang mendapat perawatan skeling, root planing, dan aplikasi gel ekstrak kulit manggis dan kelompok kontrol yang hanya diberikan perawatan skeling dan root planing. Pengukuran kadar MMP-8 cairan sulkus gingiva dilakukan sebelum dan sesudah skeling root planing pada hari ke 15. Analisis data dengan uji Mann-Whitney dengan nilai p0,05) selisih rata-rata kadar MMP-8 sebelum dan sesudah skeling root planing antara kelompok uji dan kelompok kontrol. Kesimpulan : Aplikasi gel ekstrak kulit manggis setelah perawatan skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar MMP-8 namun terjadi penurunan kadar MMP-8 yang lebih besar pada kelompok yang diberikan gel.
  • Item
    PENGARUH APLIKASI BONE GRAFT HIDROKSIAPATIT TRICALCIUM PHOSPHATE (HA-TCP) TERHADAP KADAR BONE MORPHOGENETIC PROTEIN-2 (BMP-2) DALAM PERAWATAN BEDAH PERIODONTAL REGENERATIF
    (2020-01-10) NUZULUL ISMI; Prajna Metta; Ira Komara
    Latar Belakang: Periodontitis merupakan kondisi inflamasi kronis dengan kerusakan jaringan pendukung gigi yang bersifat irreversible. Kondisi kerusakan yang terjadi dapat dilakukan perawatan menggunakan konsep perawatan bedah periodontal regeneratif. Tujuan utama perawatan periodontal adalah meregenerasi jaringan periodontal yang mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar biomarker bone morphogenetic protein-2 (BMP-2) dalam cairan sulkus gingiva selama proses penyembuhan dengan perawatan bone graft hidroksiapatit-tricalcium phosphate (HA-TCP) dan membran. Biomarker ini dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan terjadinya proses pembentukan tulang. Bahan dan metode: Desain penelitian ini adalah randomized controlled trial, dilakukan pada 32 sampel yang mengalami defek vertikal. Sampel dibagi menjadi kelompok uji (bone graft HA-TCP dan membran) dan kelompok kontrol (membran). Pengambilan cairan sulkus gingiva dikumpulkan pada hari ke-0 (H0) dan ke-14 (H14) setelah terapi dan dianalisa kadar BMP-2 menggunakan ELISA. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji-t (p < 0,05). Hasil: Selisih rata-rata kadar BMP-2 pada kelompok uji sebesar 216.74 ± 79.73 (pg/ml) dan kontrol sebesar 110.84±63.251 (pg/ml). Diskusi: Kadar BMP-2 memberi pengaruh terhadap diferensiasi osteoblas dalam perawatan bedah periodontal regeneratif. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar bone morphogenetic protein-2 (BMP-2) paska aplikasi bone graft HA-TCP dalam perawatan bedah periodontal regeneratif.