Sastra Sunda (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sastra Sunda (S1) by Author "ADE IYAN RUSYANA"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item MAKNA KESEJATIAN YANG TERGAMBAR DALAM NASKAH DRAMA MUN-TANGAN ALIF KARYA R.H. HIDAYAT SURYALAGA: KAJIAN HERMENEUTIKA(2016-06-21) ADE IYAN RUSYANA; Asep Yusup Hudayat; Teddi MuhtadinJudul skripsi ini adalah Makna Kesejatian yang Tergambar Dalam Naskah Drama Mun-Tangan Alif karya R.H. Hidayat Suryalaga: Kajian Hermeneutika. Skripsi ini diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana pada Program Studi Sastra Sunda, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung, dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Adapun metode kajian dalam skripsi ini adalah menggunakan pendekatan hermeneutika. Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah sesuatu atau situasi dari ketidaktahuan menjadi mengerti mengingat penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna bahasa (teks) naskah drama Mun-Tangan Alif melalui interpretasi yang tepat untuk mendekati maksud pengarangnya. Kajian analisisnya dititikberatkan kepada pengungkapan tugas dan bekal hidup manusia di dunia disertai informasi tentang godaan dan rintangan yang akan mewarnai perjalanan hidup manusia di dunia dengan tujuan utama untuk mengungkap makna kesejatian yang terkandung dalam naskah drama tersebut. Tugas hidup manusia dalam naskah drama disimbolkan dengan kotak korek api yang berisi 99 buah dan bekal hidupnya disimbolkan dengan energi vitalitas diri, uang, perhiasan dan pengetahuan sebagai penunjang perjalanan kehidupannya di dunia. Sosok Jurig Genderewo dan Setan Idazil La’natullah disimbolkan sebagai makhluk penggoda perjalanan manusia sedangkan rintangan disimbolkan hadir dari dalam diri manusia itu sendiri yang muncul ketika suasana hati lelah, ketir dan tertekan. Adapun makna kesejatian dalam naskah drama ini dikelompokan ke dalam dua bagian besar, yaitu kesadaran tokoh memahami tugas dan bekal hidupnya dan kemampuan tokoh dalam menyelesaikan tugas hidupnya di dunia.