Sastra Sunda (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sastra Sunda (S1) by Title
Now showing 1 - 20 of 568
Results Per Page
Sort Options
Item Akronim pada Judul Ceramah Ustaz Evie Effendi Kajian Morfologi(2019-02-27) ARSY BAZDLINA ANWAR; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariABSTRAK Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, kata, atau gabungan kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang ditulis serta dilafalkan sebagai kata yang wajar. Dalam penelitian ini peneliti membahas masalah yang berkaitan dengan akronim, dengan judul penelitian akronim judul ceramah Ustaz Evie Effendi Kajian Morfologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembentukan dan makna acuan akronim judul ceramah Ustaz Evie Effendi dengan menggunakan teori morofologis dan tindak lanjut mengikuti proses morofologis serta teori semantis. Metode yang digunakan adalah metode distribusional dengan teknik penelitian menggunakan teknik catat dari sumber data yaitu media sosial Instagram Evie Effendi. Setelah itu data dikumpulkan, diklasifikasi, lalu dianalisis dan disimpulkan. Bentuk-bentuk akronim yang dihasilkan sebanyak tiga puluh empat kaidah yang menggabungkan silabe, huruf konsonan atau vokal dan kata seutuhnya yang terdiri dari dua kata atau lebih. Pada pembentukan akronim terdapat dua makna yaitu makna referensial dan makna setelah diakronimkan. Makna acuan yang dihasilkan mengacu pada makanan, buah-buahan, tempat, hewan, band, benda, permainan, peristiwa, sifat, film, makan, minum, pembuatan sesuatu, aktivitas, judul lagu, nama orang, golongan, tanda, bahasa gaul, hari, penyakit, bilangan, bahan bakar, zat, merk, sikap; suatu keadaan, rasa dan keterangan. Kata kunci: Akronim, Morfologi, Pembentukan, Makna Acuan. ABSTRACT An acronym is an abbreviation in the form of a combination of initial letters, a combination of syllables, words, or a combination of letter and syllable combinations from a series of words written and pronounced as natural words. In this research the researcher discusses the problems related to the acronym, with the title of the acronym on Ustaz Evie Effendi Morphology Study. The purpose of this study was to determine the formation process and the reference meaning of the acronym of Ustaz Evie Effendi`s lecture using morophological theory and follow-up following the morophological process and semantic theory. The method used is a distributional method with research techniques using note-taking techniques from data sources is an instagram of social media on Evie Effendi. After that the data is collected, classified, then analyzed and concluded. The form of acronyms are thirty four rules which combine silabe, consonant or vowel and the whole word consists of two or more words. In the formation of an acronym there are two meanings, namely referential meaning and the meaning after being synchronized. The meaning of the reference produced refers to foods, fruits, places, animals, the band, objects, games, events, traits, films, eating, drinking, making something, activities, song titles, people`s names, groups, signs, slang language, days, diseases, numerals, fuels, substances, brands, attitudes, situation, taste and description. Keywords: Acronyms, Morphology, Formation, Reference Meanings.Item Analisis Anafora dan Katafora dalam Wacana Buku Banyolan Sunda(2013-03-18) MOHAMAD ZAKIA ULHAQ; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul Analisis Anafora dan Katafora dalam Wacana Humor Buku Banyolan Sunda. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode Deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Referensi Anafora dan Katafora yang terdapat pada buku Banyolan Sunda. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Djajasudarma (2006). Sumber data yang digunakan adalah data yang berasal dari buku humor banyolan sunda yang ditulis oleh Abah Amin cetakan pertama tahun 2012. Data-data tersebut dijadikan sumber karena selain merupakan buku keluaran terbaru juga buku humor ini sangat menarik untuk dibaca sehingga penulis tertarik pada penggunaan referensi atau acuan yang dipakai oleh pengarang. Metode kajian yang digunakan yaitu metode kajian Distribusional. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa referensi anafora dan katafora pada buku humor banyolan sunda yang digunakan oleh pengarang mengacu kepada (1) Pronomina persona I, IIdan III(2) Pronomina posesif (3) Pronomina Demonstratif, peneliti juga menemukan penggunaan referensi gabungan anafora katafora dan referensi Komparatif pada buku tersebut. ABSTRAC This thesis entitled Analysis of the Discourse Anaphora and Cataphora on a book entitled Banyolan Sunda. The method used in this paper is a descriptive method. The purpose of this study was to describe Anaphora and Cataphora References contained on a book entitled Banyolan Sunda. Basic theory used in this study is the theory proposed by Djajasudarma (2006). The data source used is the data coming from the book entitled Banyolan Sunda written by Abah Amin first printing in 2012. These data are used as a source for the latest editionhumor book,this book is also very interesting to read and to know how the authors use reference in this book. Appraisal method used is the method of distributional studies. From the results of the study indicate that the reference Anaphora and Cataphora on books that used by the author refers to (1) persona pronouns I, II and III (2) possessive pronouns (3) Demonstrative pronouns, researchers also found the use of the combined resources Anaphora Cataphora and Comparative references.Item ANALISIS KOSAKATA KRIYA DARI BAMBU DALAM BAHASA SUNDA: KAJIAN STRUKTUR DAN FUNGSI(2017-07-31) ATIN RUSTATIN HERYANI; Cece Sobarna; Gugun GunardiABSTRAK Skripsi ini berjudul Analisis Kosakata Kriya dari Bambu dalam Bahasa Sunda: Kajian Struktur dan Fungsi. Metode yang digunakan adalah metode kajian distribusional, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran semantik, faktual dan akurat mengenai data, sifat serta fenomena-fenomena yang diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan gramatikal dan semantik yang terdapat pada Analisis Kosakata Kriya dari Bambu dalam Bahasa Sunda. Teori yang digunakan untuk penelitian ini adalah mengenai analisis struktur dan makna yang mengungkap hal-hal yang berkaitan unsur-unsur gramatika yang mendukung analisis penelitian penulis. Kemudian landasan teori yang digunakan, yaitu teori struktur yang dikemukakan oleh Abdul Chaer (1994), Djadjasudarma (2013), J.Kats (1982) dan Samsuri (1991). Teori Makna menggunakan teori dari Djadjasudarma (1993) dan (2013) dan Samsuri (1991). Adapun objek penelitian ini adalah kosakata kriya dari bambu dalam bahasa Sunda yang terdapat di Ensiklopedi Sunda, data kosakata yang diambil dari penelitian lapangan di masyarakat khususnya di wilayah Jawa Barat, Kamus Sunda R. Danadibrata, Kamus Umum Basa Sunda Lembaga Basa dan Sastra Sunda (LBSS), dan didukung oleh data Sarasehan Forum Persaudaraan Pencinta Bambu Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tanggal 07 Desember 2016 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk struktur yang terdapat dalam data Kosakata Kriya dari Bambu dalam bahasa Sunda di antaranya diklasifisikasikan sesuai dengan kelas kata dan bentuk kata. Di antaranya kata tunggal, kata jadian yang berupa afiks, kata ulang atau reduplikasi, komposisi dan frasa. Dalam kategori kata tunggal dibagi menjadi dua kelas kata yaitu verba dan nomina. Dalam kategori verba dibagi menjadi verba aktivitas. Dalam kategori nomina dibagi menjadi nomina dasar bebas, nomina turunan hasil afiksasi, nomina gabungan proses, dan nomina(l) deverba. Dalam kategori afiksasi terdapat prefiks pa- dan sufiks –an. Dalam fungsi alat-alat kosakata kriya dari bambu dalam bahasa Sunda dibagi menjadi enam jenis yaitu peralatan dapur, peralatan perikanan, peralatan pertanian, peralatan khusus, alat musik dan permainan tradisional. ABSTRAC This thesis is entitled Analysis Vocabulary of Bamboo’s Craft in Sundanese: Study of structure and function. The method used in this research is distributional studies, using descriptive research method, which gives an overview of semantic, factual and accurate information about the data, as well as the nature of the phenomena that is studied. The aim of this study is to describe the grammatical and semantic relationships contained in the analysis vocabulary of bamboo’s craft in Sundanese. The theory used for this research is the analysis of the structure and meaning that reveals grammatical elements supporting the analysis of the author’s research. The author uses structure theories proposed by Abdul Chaer (1994), Djadjasudarma (2013), J. Kats (1982), Samsuri (1991) and meaning theory proposed by Djadjasudarma (1993) and (2013) and Samsuri (1991). As for the object of this study is the vocabulary of bamboo’s craft in Sundanese contained in Sunda Encyclopedia, vocabulary data taken from field research in the community, especially in Java west, R. Danadibrata Sunda Dictionary, Sunda’s General Dictionary of Institute and Literature of Sunda Language (LBSS), and the supporting data from The Brotherhood Workshop of Bamboo’s Lovers Forum Indonesia organized by the Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia on December 7 2016 in Manggala Wanabakti, Jakarta. The results showed that the shape of the structure of the data contained in Vocabulary of Bamboo’s Craft in Sundanese among classified according to the class of words and word forms. Among these single words, word invented in the form of affixes, repeated words or reduplication, composition and phrases. In a single word categories are divided into two classes of words are verbs and nouns. In the category of verbs divided into verbs activity. In the category of nouns are divided into free basic nouns, nouns derived affixation result, the combination of nouns and noun (l) deverba. In the category affixation are prefixes pa- and suffixes -an. In the function tools from Vocabulary Bamboo’s Craft in Sundanese divided into six types of kitchen utensils, fishing equipment, farm equipment, special equipment, musical instruments and traditional games.Item Analisis Makna pada Novel Srangenge Surup Manten Karya Achmad Bakri: Satu Kajian Semiotik(2014-05-20) FRISCA CASUARIANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Analisis Makna pada Novel Srangéngé Surup Mantén Karya Achmad Bakri: Satu Kajian Semiotik”. Dalam penelitian ini digunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce yang memiliki konsep triadik yang ditandai oleh dinamis internal yaitu, ground, object, dan interpretant. Berdasarkan teori tersebut, analisis terfokus kepada jenis-jenis tanda, dan interpretant. Jenis-jenis tanda yang terdiri dari representamen, denotatum dan interpretant. Representamen yang terdiri dari qualisigins, sinsigns, dan legisigns. Denotatum terdiri dari ikon, indeks, dan simbol. Sedangkan legisigns terdiri dari rheme, dicisigns, dan argument. Indeks merupakan jenis tanda yang paling banyak ditemukan dalam teks, Sedangkan simbol menduduki posisi kedua dalam menemukan tanda dalam teks. Dan ikon merupakan jenis tanda yang paling sedikit ditemukan pada teks. Hasil penelitian ini: (1) Jenis-jenis tanda yang terdiri dari representamen dan denotatum pada ikon yang diwakili oleh sisit kadal, dan hayam lamba, pada indeks yang diwakili oleh bangkarak dan diambeuan, sedangkan pada simbol diwakilkan oleh jelema pasagi dan runtah, dan (2) Interpretant yang dipilih dalam novel SSM yaitu, judul novel, tokoh utama, dan tokoh pendamping. Judul novel tersebut yaitu, Srangéngé Surup Mantén, tokoh utama bernama Karna, dan tokoh pendamping bernama Suti. Semiotik mengungkap makna di balik diksi dalam novel SSM secara menyeluruh.Item ANALISIS WACANA DALAM RUBRIK(2017-04-21) YULIANI MAYASARI; T. Fatimah Djajasudarma; Cece SobarnaABSTRAK Skripsi ini berjudul Analisis Wacana dalam Rubrik “Barakatak” dalam Majalah Manglé. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Referensi (anafora, katafora, dan eksofora) dan inferensi yang terdapat dalam Rubrik “Barakatak” Majalah Manglé. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Djajasudarma (2010), Djajasudarma (2012) dan Brown dan Yulle (1996), untuk menganalisis referensi dan inferensi. Sumber data yang digunakan adalah data yang berasal dari rubrik “Barakatak” yang ada pada majalah Manglé edisi tahun 2016. Data-data tersebut dijadikan sumber data penelitian karena isi cerita yang terdapat pada rubrik itumenarik sekali untuk dibaca juga isi ceritanya lebih up to date tahun 2016 sehingga penulis tertarik meneliti wacana pada penggunaan referensi atau acuan yang dipakai oleh pengarang juga inferensi yang ada dalam rubrik itu. Metode kajian yang digunakan yaitu metode kajian Distribusional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa referensi atau acuan yang ada pada Rubrik “Barakatak” dibentuk oleh referensi endofora (anafora, katafora) dan eksofora. Bentuk referensi endofora yang anafora mengacu pada (1) Pronomina persona, pronomina dalam referensi ini dibagi menjadi persona satu dan dua (tunggal), persona tiga (tunggal dan jamak), (2) Pronomina Demonstratif, dan (3) Komparatif. Bentuk referensi endofora yang katafora mengacu pada (1) Pronomina persona, pronomina dalam referensi ini juga dibagi menjadi persona satu dan dua (tunggal), (2) Pronomina demonstratif, dan bentuk referensi eksofora mengacu pada (1) Pronomina persona, pronomina dalam referensi ini dibagi menjadi pronomina persona satu (tunggal dan jamak), dan persona dua (tunggal), selanjutnya bentuk inferensi yang terdapat pada rubrik “Barakatak” juga dibagi menjadi dua bentuk, yaitu (1) inferensi percakapan, (2) inferensi konvensional. Penulis juga menemukan jenis wacana elipsis. ABSTRACT This thesis is entitled Discourse Analysis In Rubrik “Barakatak” In Mangle Magazine. The method used in this thesis is descriptive method. The purpose of this study is describe the Reference (anafhora, katafora, and eksofora) and Inference contained in Rubrik “Barakatak”in Mangle Magazine. Basic theory used in this study is the theory advanced by Djajasudarma (2010), Djajasudarma (2012) and Brown and Yulle (1996) to anallysis reference and inference. Sources data used is data derived from existing “Barakatak” magazine Mangle edition of 2016. These data were used as a source of study data because the plot contained in the mangle magazine is verry interesting to read as well as and the plot is more up to date year 2016 too, so the writer is interested in researching discourse in the use of reference or benchmark used by the author is also the inference in that Rubrik. Assement method used is method distribusional study.This results indicated that the reference in the magazine mangle formed by the reference anafhora, katafora and eksofora. Forms reference Endofora that anaphora refers to (1) Pronouns persona, pronouns persona in this reference divided into pronouns persona I and II (singular), pronouns persona III (singular and plural). (2) Demonstrative pronouns. (3) Comparative. Forms reference Endofora that katafora refers to : (1) Pronouns persona, pronouns persona in this reference also divided into pronouns persona I and II (singular), and (2) Demonstrative pronouns, and Forms reference Eksofora refers to : (1) Pronouns persona, pronouns persona in this reference divided into pronouns persona I (singular and plural) and pronouns persona II (singular),next forms inference also divided into Discourse Analysis in Rubrik “Barakatak” In Mangle magazine, two forms that is (1) inference dialogue, and (2) inference conventional. The author also found the type of discourse ellipsis.Item Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual Dalam Kumpulan Sajak NING Karya Teddi Muhtadin Analisis Tekstual dan Kontekstual(2017-01-17) YASFI MAZIYA MUFIDA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual dalam Kumpulan Sajak Ning Karya Teddi Muhtadin kajian Analisis Tekstual dan Kontekstual. Sajak ini diterbitkan di Jakarta oleh penerbit Girimukti Pasaka pada tahun 2008. Buku ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama Ning terdiri dari 25 sajak, bagian kedua terdiri dari sembilan sajak. ketebalan halamannya adalah 54 halaman. Penelitian ini menggunakan kajian analisis tekstual dan kontekstual, unsur-unsur sajak yang paling berpengaruh terhadap pencapaian maksud penelitian penulis adalah mengungkap kandungan analisis tekstual dan kontekstual yang terdapat dalam sajak ini. Kumpulan sajak Ning karya Teddi Muhtadin menyajikan berbagai pemahaman mengenai kehidupan. pemaknaan hidup yang disajikan dengan gaya bahasa yang mengajak pembaca untuk berfikir. banyak sekali nilai dan moral yang terkandung dalam sajak ini.Item ANATOMI TUBUH DOMBA GARUT : KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA(2019-11-14) FAJAR SIDIK JAELANI; Asri Soraya Afsari; Hera Meganova LyraABSTRAK Skripsi ini berjudul Anatomi Tubuh Domba Garut : Kajian Struktur dan Makna. Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dengan ciri-ciri sifat data apa adanya dan kemudian dari data yang terkumpul dilakukan penganaliisaan data tersebut. Metode kajian yang digunakan adalah metode kajian distribusional, yaitu metode yang menggunakan alat peutur unsur bahasa itu sendiri atau bahasa yang diteliti. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan struktur dalam istilah anatomi tubuh domba garut, mengetahui kelas kata apa saja yang terdapat di dalam data tersebut, dan makna acuan yang terdapat dalam istilah anatomi tubuh domba garut tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, adalah teori struktural dari Djadjasudarma (2013), Abdul Chaer (2012), dan Kridalaksana (1994). Teori tersebut berkaitan dengan pemahaman kategori dan bentuk kata. Untuk menganalisis makna acuan digunakan teori yang dikemukakan oleh Djadjasudarma (2013). Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah data-data hasil dari observasi langsung di Desa Kandang Mukti, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini mencakup istilah-istilah yang dipakai menamai bagian-bagian tubuh domba garut ke dalam struktur dan makna. Struktur terbagi lagi ke dalam kata tunggal dan kata jadian. Bentuk kata tunggal tersebut dilihat dari klasifikasi data, seperti kata tunggal dalam verba, kata tunggal dalam nomina, dan kata tunggal dalam adjektiva. Dan untuk kata jadian itu sendiri ada yang termasuk ke dalam afiks, gejala morfofonemik, komposisi. Kata kunci : Kelas Tunggal, Kata Jadian, Makna Acuan. ABSTRACT The paper of this essay is The Anatomy of the Garut Sheep the Body : Study a substancial meaning. A method that used in the this essay is descriptive method, which is a method that used by collecting objective terms that have some required characteristics and then based on the terms that has been collected, it is being analyzed and processed. A recitement method that used to recite the terms is a distributional recitement method, which is a method that use an instrument of language substance or researched language it-self. The purpose of this research is to describe the structure of a terminology of sundanesse glosarium of birds to acknowledge the hierarchy of glosarium that existed on the terms and the reference substance on the terminology of glosarium on anatomy of the garut sheep the body. Some of the theories that used in this research is a structural theory from Djajasudarma (2013), Abdul Chaer (2012), and Kridalaksana (1994). Those theories are related to the theory acknowledgement and phrases. To analyzed the theory that is submitted by Djajasudarma (2013). The terms resource that used the writer is the terms based observation on Kandang Mukti Village, Leles District, Garut Regency. The result of this research is to embrace the terminology that used named c a substancial meaning. The structure devided into singular phrase or derivative phrase. The form of singular of singular phrase can be analyzed from a terms classification such as; singular phrase in verb, singular phrase in noun, and singular phrase in adjectiva. Meanwhile the deverative phrase it-self included in to affix, morphfonemic, frase, and composition. Key word : Singular Phrase, Derivative Phrase, Reference Substance.Item aspek moral pada kumpulan cerpen awewe dulang tinande(2013-02-01) RIDWAN MUNAWAR; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Aspek Moral dalam Kumpulan Cerpen Awéwé Dulang Tinandé”. Skripsi ini mengungkapkan tentang unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen tersebut. Adapun teori yang digunakan adalah teori struktural dengan pendekatan objektif. Dari pembahasan mengenai moral dalam kumpulan cerpen Awéwé Dulang Tinandé karya Tjaraka dapat disimpulkan bahwa cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku tersebut mengandung pesan moral yang tinggi. Untuk mengkaji karakter dan mencari pesan moral yang terkandung dalam setiap cerpen, dilakukan analisis melalui teknik tokoh dan penokohan, pengkajian latar, dan laur cerita. Dari hasil analisis, tokoh-tokoh cerita terbagi kepada beberapa peran, yaitu antagonis, protagonis dan sampingan. Latar tempat yang digunakan didominasi oleh latar domestik, yaitu rumah dan lingkungannya, perkantoran, dan lingkungan sekitar. Sedangkan latar waktu dalam cerita dibagi kepada tiga periode/zaman, yakni menggambarkan kehidupan sebelum zaman perang (ketika Indonesia masih dijajah Belanda), kedua menggambarkan cerita pada waktu penjajahan Jepang, dan yang ketiga menggambarkan kehidupan setelah penjajahan. Isi dari cerpen-cerpen tersebut sebagian besar mengangkat status sosial, di mana terdapat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan, juga perbedaan sosial antara tokoh satu dengan tokoh lain dilihat dari berbagai aspek, baik pendidikan, jabatan, kekayaan, keturunan dll.Item BAB PAMURTADAN(2013-07-22) TEGUH GINANJAR P A; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul Bab Pamurtadan “Nadom Panyinglar Kamurtadan”: Rekonstruksi Teks dan Terjemahan, bertujuan merekonstruksi serta menganalisis naskah Bab Pamurtadan melalui kasus-kasus salah tulis yang terjadi dalam teks tersebut, dan skripsi ini menyajikan sebuah suntingan teks yang bebas dari kasus-kasus salah tulis sehingga mendapatkan suatu kesatuan teks yang utuh. Menyajikan terjemahan teks dalam bahasa Indonesia agar mudah dipahami pembaca, serta fungsi naskah Bab Pamurtadan di masyarakat. Naskah yang dikaji memiliki judul umum yakni Bab Pamurtadan (yang kemudian disingkat BP). Terdapat dua naskah yang dijadikan objek kajian penelitian. Yang pertama, berasal dari seorang ulama yang biasa dipanggil Ang Didi di RT/RW 02/01 Dusun Cigoong, Desa Sirnabaya, Kec. Rajadesa, Kab. Ciamis; dan yang satu lagi berasal dari seorang teman, yakni Muhammad Azlan tinggal di RT/RW 01/01 Dusun Cigoong, Desa Sirnabaya, Kec. Rajadesa, Kab. Ciamis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis komparatif. Metode kajian teks didasarkan pada naskah jamak (codex multus) dengan terapan metode landasan. Dalam upaya pengkajian naskah, transliterasi, perbandingan teks, metode edisi teks dipergunakan teori yang dikemukakan oleh Baried, dkk (1985), pendeskripsian naskah dipakai pendapat dari Darsa (2011), kasus-kasus salah tulis yang dikemukakan oleh Reynold dan Wilson (dalam Suryani, 2012) dengan perbaikan berdasar lima parameter dari Robson (1994), serta Jones (dalam Robson, 1994) mengenai langkah-langkah suntingan teks. Penerjemahan mengacu kepada teori Catford (dalam Djajasudarma, 1988). Teks BP disajikan dalam bentuk puisi pupujian atau nadom dengan menggunakan aksara pegon berbahasa Sunda. Isinya menerangkan hal-hal apa saja yang dapat memurtadkan umat Islam. Secara redaksional terdapat beberapa perbedaan yang tidak terlalu besar. Perbedaan tersebut terjadi akibat dari kasus-kasus salah tulis yang meliputi empat kasus salah tulis, yakni: substitusi, omisi, adisi, dan transposisi. Dengan presentase yang tertinggi adalah kasus adisi atau penambahan (38,10%). Hal ini bisa disebabkan mungkin penyalin beranggapan huruf, suku kata atau silaba, dan kata di beberapa padalisan tidak pas dengan pola pupujian atau nadom yang berkembang di daerah sekitar, bisa juga dikarenakan apabila metode penyalinan yang dipakai menggunakan sistem dikte. Rekonstruksi dan terjemahan teks ditulis sesuai dengan pola yang ada di dalam kedua naskah yang memuat teks BP tersebut, namun diambil pola metrum yang mayoritas digunakan dalam kedua naskah itu yakni satu pada terdiri dari dua padalisan dengan gurulagu a-a.Item Bab Tuntunan Agama Islam : Edisi Teks dan Terjemahan.(2015-06-24) NIRWAN APANDI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul Naskah “Bab Tuntunan Agama Islam” : Edisi Teks dan Terjemahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan edisi teks yang dianggap paling mendekati teks aslinya, serta menyajikan terjemahan teks BTAI ke dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan terjemahan setengah bebas, tujuannya untuk mempertahankan bentuk, pesan, tema, keindahan bahasa dan keutuhan makna teks asli serta agar dapat dipahami oleh masyarakat luas dimasa kini dan dimasa yang akan datang, yang tidak paham dengan bahasa Sunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis yaitu metode yang digunakan untuk mendeskrifsikan data naskah dari segi fisik, aksara, bahasa, dan kandungan teksnya secara jelas dan terperinci. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah naskah berjudul Bab Tuntunan Agama Islam, menggunakan aksara Pegon, dan menggunakan bahasa Sunda, serta ada beberapa kata yang menggunakan bahasa Cirebon. Teks digubah dalam bentuk prosa. Naskah ini milik Bapak Elan, warga Dusun Babakan Tanjung, Desa Pasir Nanjung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Naskah yang dipilih berjumlah seratus Sembilan puluh lima halaman dengan isi teks setiap halaman berjumlah sepuluh bait, isi teks mengisahkan tentang ilmu fiqih yang didalamnya terdapat uraian tentang Rukun Islam, Rukun Iman, Sifat-sifat Allah SWT dan Rasul, bab Shalat, dan pupujian. Fungsi naskah oleh pemilik digunakan sebagai panduan dalam mengajarkan ajaran agama Islam. Bentuk-bentuk penyimpangan yang ditemukan dalam teks BTAI dikelompokkan ke dalam tiga kategori salah tulis, yaitu: presentase Substitusi, Omisi dan Adisi. Bentuk penyimpangan terbesar terdapat dalam kasus substitusi dengan presentase 52,3%, sedangkan bentuk penyimpangan terkecil terdapat pada kasus omisi dengan presentase 19%.Item BABASAN BAHASA SUNDA BERDASARKAN NAMA BAGIAN TUBUH: KAJIAN STUKTUR DAN MAKNA(2014-02-19) KAMILAH FAUZIAH C.S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Babasan Bahasa Sunda Berdasarkan Nama Bagian Tubuh: Kajian Struktur dan Makna”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang dipakai dalam babasan bahasa Sunda, menganalisis struktur yang ada dengan menentukan termasuk kategori apa saja yang terdapat pada babasan, serta menganalisis hubungan makna referensial dengan bagian tubuh yang ada pada babasan bahasa Sunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif analitis dengan langkah-langkah sebagai berikut: mencari data yang sesuai dengan objek yang penulis teliti, mengelompokkan atau mengklasifikasikan data, kemudian menganalisis data tersebut. Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan dalam skripsi ini diperoleh dari beberapa buku kumpulan ungkapan dan paribasa Sunda. Kerangka teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini berhubungan dengan struktur dan makna, yakni menggunakan teori mengenai fonologi dan gramatika Sunda Djajasudarma (2013), teori mengenai makna Djajasudarma (2010), Tarigan (2009), Kridalaksana (2008), mengenai babasan Ajip Rosidi (2005) dan teori mengenai linguistik Chaer (2007) Hasil penelitian memperlihatkan bahwa babasan yang berkaitan dengan bagian tubuh menunjukan bahwa babasan yang dibentuk oleh dua unsur dan tiga unsur terdapat jenis kategori yang termasuk pada nomina, adjektiva, adverbia, verba dengan hubungan makna yang berkaitan dengan nama bagian tubuh. ABSTRACT The tittle of this research is ”babasan sundanese language by the name of body parts: the research of structure and meaning” this research aims to determine whice body parts are used in the babasan sundanese language, analyzing the existing structure to determine what category contained in babasan, and analyzing relationship referential meaning with body parts in the babasan sundanese language. The method used in thin research is descriptive analitis method with the following steps: researching for data objects according to the author carefully, categorizing or classifying the data, and then analyzing the data. In the research, the data sources used were obtained from several books of expression of sundanese proverb. Theoritical framework that author use in thin research relates to the structure and meaning, whice uses the teory of the Phonology and grammar of Sunda Djajasudarma(2013), theories about the meaning Djajasudarma (2010), tarigan (2009), Kridalaksana(2008), theories about Babasan Ajip Rosidi (2005) the theory of the linguistically, Chaer(2007). The results showed that babasan relating to the body parts showed that babasan in shape by two and three elements there are types that are included in the category if nouns, adjectives, adverbs, verbs, with the meaning of relationships associated with the name of the body part.Item Bahasa Sunda di Perbatasan Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan: Kajian Morfologis(2022-08-25) ALLIF PRADANA; Asri Soraya Afsari; Hera Meganova LyraPenelitian ini berjudul “Bahasa Sunda di Perbatasan Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kata, kelas kata, dan gejala morfofonemik yang terdapat dalam kosakata bahasa Sunda di Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Teori yang digunakan adalah teori morfologi, khusunya teori mengenai bentuk kelas kata, kelaskata dan gejala morfofonemik yang dikemukakan oleh (Djajasudarma, 2013), dan dipadupadankan dengan teori kelas kata oleh (Kridalaksana, 2007). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda Kecamatan Sindangwangi terdapat 133 kosakata khas dengan bentuk : dua silabe, tiga silabe, dan empat silabe. Kata berimbuhan, reduplikasi, kata majemuk. Selanjutnya, kelas kata berupa nomina dengan nomina fauna, nomina flora, nomina tak bernyawa; pronomina; adjektiva; adverbia; verba dengan verba aktivitas, verba momentan, verba sensasi tubuh, verba transisional; dan numeralia, dengan numeralia tak tentu dan numeralia tentu. Selanjutnya morfofonemik yaitu : aferensis, paragoge, protesis, metatesis, asimilasi progesif, dan disimilasi progesif.Item BAHASA SUNDA DI WILAYAH BAGIAN TIMUR KABUPATEN MAJALENGKA : KAJIAN DIALEKTOLOGI(2019-02-19) WINI INDRIANI; Gugun Gunardi; Hera Meganova LyraPenelitian ini berjudul bahasa Sunda di Wilayah Bagian Timur Kabupaten Majalengka : Kajian Dialektologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peneltian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh identifikasi mengenai variasi satuan lingual bahasa Sunda di Kabupaten Majalengka, mengetahui gejala morfofonemik yang ada pada bahasa Sunda di Kabupaten Majalengka, dan mengetahui deskripsi mengenai pemetaan bahasa Sunda di Kabupaten Majalengka. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman dialektologi yang dikemukakan oleh Ayatroahedi (1979) dan teori untuk menganalisis variasi satuan lingual bahasa Sunda oleh Djajasudarma (2013). Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data-data hasil observasi langsung di Kabupaten Majalengka yang meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sumberjaya, Kecamatan Leuwimunding, dan Kecamatan Rajagaluh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi satuan lingual bahasa Sunda di Kabupaten Majalengka terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu satuan fonologis, satuan morfologis dan satuan semantik. Satuan fonologis dianalisis berdasarkan (i) fonem Konsonan, (ii) fonem vokal, (iii) konsonan rangkap, (iv) vokal rangkap (v) kontras konsonan (vi) kontras vokal. Satuan morfologis, dianalisis berdasarkan (i) afiksasi, dan (ii) reduplikasi. Adapun satuan semantik dianalisis berdasarkan (i) sinonim, dan (ii) homonim. Kemudian mengenai gejala morfofonemik dianalisis berdasarkan (i) protesis (ii) epentesis (iii) apheresis dan (iv) sinkope. Terakhir mengenai peta bahasa Sunda dianalisis berdasarkan, (i) peta fonologis, (ii) peta morfologis, dan (iii) peta semantik. Kata kunci: Dialek, Satuan Bahasa, Peta Bahasa, MajalengkaItem BAHASA SUNDA DI WILAYAH KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON: KAJIAN DIALEKTOLOGI(2018-05-24) NUROHMAH AGUSTIN; Asri Soraya Afsari; Cece SobarnaPenelitian ini berjudul Kosakata Bahasa Sunda di Wilayah Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon: Kajian Dialektologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh identifikasi variasi bahasa Sunda di wilayah kecamatan Dukupuntang, dan memperoleh deskripsi pemetaan bahasa Sunda di Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman dialektologi yang dikemukakan oleh Ayatrohaedi (1979), Nadra & Reniwati (2009), teori perbandingan bahasa oleh Keraf (1991), teori untuk menganalisis variasi bahasa oleh Djajasudarma (2013), serta teori dialektologi diakronis oleh Mahsun (1995). Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data-data hasil observasi langsung di wilayah Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi bahasa Sunda di wilayah Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu variasi fonologis, variasi morfologis dan variasi leksikal. Variasi fonologis dianalisis berdasarkan (i) fonem-fonem konsonan, (ii) fonem-fonem vokal, (iii) konsonan rangkap, (iv) vokal rangkap, (v) kontras konsonan, dan (vi) kontras vokal. Variasi morfologis, dianalisis berdasarkan (i) afiksasi, (ii) gejala morfofonemik, dan (iii) reduplikasi. Adapun variasi leksikal dianalisis berdasarkan (i) sinonim dan (ii) homonim. Kemudian mengenai pemetaan bahasa Sunda dianalisis berdasarkan, (i) peta fonologis, (ii) peta morfologis, dan (iii) peta leksikal. Kata Kunci: dialek, peta bahasa, Dukupuntang, CirebonItem Bahasa Sunda Jasinga Bogor: Kajian Morfologi(2015-06-30) DONNY FAJAR RAMADHAN; Cece Sobarna; Gugun GunardiSkripsi ini berjudul Bahasa Sunda Jasinga Bogor: Kajian Morfologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan data deskriptif, yakni metode dimana peneliti dapat menjelaskan ciri-ciri, sifat-sifat serta gambaran data dari segi morfologi melalui pemilihan data yang dilakukan pada tahap pemilihan data setelah data terkumpul. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu guna mendapatkan kosakata khas Jasinga dan mengetahui sistem morfologi yang melingkupinya. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Morfologi diambil dari teori (Djajasudarma, 2010), Fonologi dan Gramatika (Djajasudarma, 2013), Morfologi (Chaer, 2008), Kelas Kata (Kridalaksana, 2007), dan Morfologi (Ramlan, 2001). Sumber data yang digunakan merupakan hasil penelitian langsung di lapangan dari lima desa yang ada di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian ini mencakup kosakata unik Jasinga serta bangun morfologinya. Seperti kelas kata, proses morfologis yang diantaranya afiksasi, reduplikasi, komposisi, serta gejala morfofonemik.Item BENCANA SOSIAL DALAM ANTOLOGI NASKAH MONOLOG BASA SUNDA ABU-ABU : KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK(2022-08-15) TEDI PIRMANSYAH; Teddi Muhtadin; Taufik AmperaABSTRAK Penelitian ini diberi judul Bencana Sosial Dalam Antologi Naskah Monolog Basa Sunda Abu-Abu : Kajian Sosiologi Sastra. Objek material yang digunakan dalam penelitian ini adalah Antologi Naskah Monolog Basa Sunda Abu-Abu merupakan sebuah karya dari Mahasiswa Sastra Sunda yang mengikuti kompetisi menulis naskah monolog yang disatukan menjadi buku dan terbit pada tahun 2021 oleh An-Nur Media Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitif dengan tujuan dapat menjawab jenis-jenis bencana sosial, mendeskripsikan faktor-faktor bencana sosial dan mengungkap pandangan dunia tentang kelas sosial. sedangkan metode kajian yang digunakan yaitu pendekatan Sosiologi Sastra dengan teori utamanya yaitu Strukturalisme-genetik Lucien Goldmann. Penggunaan kajian sosiologi sastra pada penelitian ini yaitu terkait konflik kelas dan membantu peneliti dalam mengungkap pandangan dunia yang terdapat dalam antologi naskah monolog Abu-Abu. sedangkan penggunaan teori Strukturalisme-genetik merupakan suatu upaya untuk mempermudah bagi peneliti dari segi permasalahan sosial yang lahir di dalam karya sastra dengan masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah (1) jenis-jenis bencana sosial yang terdapat dalam karya terkait kelaparan, PHK dan degradasi moral. (2) menjadi faktor penyebab utama munculnya bencana sosial terkait covid-19, ekonomi dan keluarga. (3) Pandangan dunia yang terkandung dalam buku Abu-Abu terkait tragedi kesenjangan sosial antara kelompok sosial kelas bawah (rakyat) dan kelompok sosial kelas atas (pemerintah). Kata kunci : bencana sosial, antologi monolog, strukturalisme genetik, kelas sosial ABSTRACT This research is entitled Social Disasters in the Anthology of Gray Sundanese Monologue Manuscripts: A Study of Literary Sociology. The material object used in this study is the Anthology of The Monologue Manuscript of Basa Sunda Abu- Abu is a work of Sundanese Literature Students who participated in a monologue script writing competition which was put together into a book and published in 2021 by An-Nur Media Bogor. The research method used is an analitive descriptive method with the aim of being able to answer the types of social disasters, describe the factors of social disasters and reveal the worldview of social class. while the study method used is the Sociology of Literature approach with the main theory, namely Structuralism-genetic Lucien Goldmann. The use of literary sociology studies in this study is related to class conflicts and helps researchers in uncovering the worldview contained in the anthology of gray monologue manuscripts. while the use of Structuralism-genetic theory is an effort to make it easier for researchers in terms of social problems born in literary works with society. The results of this study are (1) the types of social disasters contained in the work related to hunger, layoffs and moral degradation. (2) is the main contributing factor to the emergence of social disasters related to COVID- 19, the economy and families. (3) The worldview contained in the Grey book relates to the tragedy of social inequality between the lower class social groups (people) and the upper class social groups (governments). Keywords : social disaster, monologue anthology, genetic structuralism, social classItem CAMPUR KODE DALAM WACANA CERAMAH KEAGAMAAN BERBAHASA SUNDA DI DESA SUKARAPIH KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG: SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK(2021-09-20) FAIQ DHIYA ULHAQ M; Hera Meganova Lyra; Gugun GunardiPenulis melakukan penelitian dengan judul “Campur Kode dalam Wacana Ceramah Keagamaan Berbahasa Sunda di Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang: Suatu Kajian Sosiolinguistik”. Adapun pokok permasalahan yang dikaji adalah mengenai campur kode yang meliputi jenis campur kode, bentuk campur kode, dan faktor penentu penyebab terjadinya campur kode. Teori yang digunakan untuk mengkaji ketiga masalah tersebut ialah teori yang dikemukakan oleh Suwito (1996), Chaer (2008), dan Djajasudarma (2013). Metode penelitian dan kajian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dan kajian metode distribusional. Data diambil dari dua wacana ceramah keagamaan, yaitu ceramah kotbah jumat dan ceramah pengajian rutin malam jumat. Hasil penelitian menunjukkan dalam wacana ceramah keagamaan berbahasa Sunda di Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang terjadi campur kode ke dalam dan campur kode ke luar beserta faktor penentu terjadinya campur kode. Campur kode ke dalam dan campur kode ke luar diklasifikasikan berdasarkan wujudnya. Campur kode berwujud kata, frasa, klausa, baster, dan idiom. Faktor penentu terjadinya campur kode berlatar belakang pada sikap penutur dan aspek kebahasaan,Item CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA SUNDA PADA PERCAKAPAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN TERMINAL LEUWI PANJANG BANDUNG(2023-12-10) DIKA MUHAMMAD RAYHAN; Cece Sobarna; Asri Soraya AfsariPenelitian mengenai “Campur Kode Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Sunda pada Percakapan Masyarakat di Lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung” merupakan sebuah penelitian linguistik yang dilakukan di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan kelas kata dan bentuk kata yang bercampur kode ke dalam bahasa Sunda pada percakapan masyarakat di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung, mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya campur kode ke dalam bahasa Sunda di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung, dan mendeskripsikan karakteristik bahasa apa saja yang menjadi ciri khas penggunaan bahasa Sunda di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kajian teori yang digunakan yaitu menggunakan teori Sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Sumarsono (2017), teori untuk mendeskripsikan campur kode dikemukakan oleh Nababan (1993) dan Suwito (1983), teori yang dikemukakan oleh Djadjasudarma (2013), dan Kridalaksana (1990) untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasi kelas kata, dan bentuk turunan dalam kelas kata di penelitian ini. Hasil penelitian yang didapat adalah ditemukannya sebanyak 55 data kosakata bahasa Indonesia, dan dari data tersebut terdapat 30 data kelas kata, terdapat 9 data kata jadian prefiks dan sufiks, 2 data kata baster, serta terdapat 14 data karakteristik bahasa pada lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung.Item CAMPUR KODE BAHASA SUNDA PADA TUTURAN BAHASA INDONESIA PRAJA IPDN KONTINGEN JAWA BARAT DI KAMPUS IPDN JATINANGOR(2023-07-12) FRISHA MAIA GANIA; Asri Soraya Afsari; Hera Meganova LyraPenelitian ini membahas mengenai “Campur Kode Bahasa Sunda Pada Tuturan Bahasa Indonesia Praja IPDN Kontingen Jawa Barat di Kampus IPDN Jatinangor” yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kampus yang diisi oleh para praja dengan perbedaan suku, budaya dan bahasa yang beragam. Dengan begitu, kebiasaan berbahasa daerah dalam hal ini bahasa Sunda sebagai bahasa ibu guna memperkuat ikatan emosional dengan sesama praja yang berlatarbelakang bahasa dan budaya yang sama juga dapat mempengaruhi tuturan para praja ipdn kontingen jawa barat tersebut, faktor lainnya adalah kebutuhan akan kosakata dan ekspresi yang tidak tersedia dalam bahasa Indonesia juga memungkinkan untuk terciptanya fenomena campur kode dalam peristiwa tuturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kelas kata bahasa sunda yang bercampur dalam tuturan bahasa indonesia, struktur kata bahasa sunda yang bercampur dalam tuturan bahasa indonesia dan faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa sunda pada tuturan bahasa Indonesia praja IPDN kontingen Jawa Barat di Kampus IPDN Jatinangor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori Sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Sumarsono (2017). Kemudian teori guna mendeskripsikan campur kode dan faktor penyebab campur kode yang dikemukakan oleh Suwito (1983) dan Nababan (1993) dan teori mengenai klasifikasi kelas kata, bentuk kata, frasa, dan klausa yang dikemukakan oleh Djajasudarma (2013). Penelitian ini menghasilkan unsur-unsur campur kode berupa kelas kata, struktur kata yang terbagi atas bentuk tunggal yakni satu silabe, dua silabe dan tiga silabe, kemudian bentuk turunan berupa afiks, dan abreviasi. Selain itu, unsur-unsur campur kode ditemukan juga dalam bentuk frasa dan kalimat.Item Campur Kode dalam Grup Bisnis Tasikmalaya di Jejaring Sosial Facebook(2014-10-29) SITI SOPIAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul Campur Kode dalam Grup Bisnis Tasikmalaya di Jejaring Sosial Facebook. Masalah yang dikaji dalam skripsi ini mengenai jenis campur kode, unsur linguistik, dan faktor penyebab terjadinya campur kode. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Suwito (1987) untuk mendeskripsikan mengenai jenis campur kode, teori Djajasudarma (2013) mengenai afiks, kelas kata, frasa, dan klausa, dan teori Hendrawati (2006) untuk mendeskripsikan mengenai faktor penyebab terjadinya campur kode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan data deskriptif yang menggambarkan dan menguraikan data-data penelitian yang berhasil didapatkan selama penelitian, kemudian dianalisis berdasarkan data yang diperoleh untuk mendapatkan suatu simpulan sehingga dapat memperjelas pernyataan peneliti. Metode kajian yang digunakan adalah metode kajian distribusional. Hasil penelitian yang didapat antara lain: (1) jenis campur kode dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu campur kode bahasa Indonesia, campur kode bahasa Inggris, dan campur kode gabungan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; (2) unsur linguistiknya terdiri dari unsur kata, frasa, dan klausa; (3) faktor penyebab campur kode yaitu berdasarkan topik dan suasana pembicaraan serta fungsi dan tujuan pertuturan.