Sastra Sunda (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sastra Sunda (S1) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 568
Results Per Page
Sort Options
Item REKONSTRUKSI TEKS WAWACAN CARIOS SAWARGALOKA, KISAH ASAL-USUL PADI DALAM TRADISI MASYARAKAT SUNDA: SUNTINGAN TEKS DAN TERJEMAHAN(2007) ADITYA PRATAMA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini berjudul Rekonstruksi Teks Wawacan Carios Sawargaloka, Kisah Asal-usul Padi dalam Tradisi Masyarakat Sunda: Suntingan Teks dan Terjemahan yang merupakan sebuah kajian filologis terhadap naskah Wawacan Carios Sawargaloka (WCS). Tujuan penelitian ini adalah menyajikan teks yang paling dianggap mendekati aslinya, serta menyajikan dalam bahasa Indonesia. Objek yang digunakan dalam penelitian ini WCS berasal dari Garut dan PNRI. Sehubungan hal tersebut, dengan metode edisi metode naskah banyak (codex multus) yaitu metode landasaan. Teori-teori dalam penelitian ini meliputi; kritik teks dan empat kategori kasus salah tulis (substitution ‘pergantian’, omission ‘penghilangan’, adition ‘penambahan’, dan transposition ‘perubahan’) yang dikemukakan Reynolds dan Wilson (1974) dan sebagai parameternya yaitu metrum teks, tataran gramatikal, unsur leksikal, prinsip bacaan yang sulit, dan mempelajari karya sebanding yang disarankan oleh Robson (1994). Terjemahan menggunakan teori yang dikemukakan Catford (dalam Djajasudarma, 1998: 117) Teks WCS telah diedisi dengan naskah landasan WCS dari Garut. Persentase penelitian dari penyimpangan salah tulis yang terdapat pada naskah sumber edisi yakni: substitusi 32,7%, omisi 58,7 %, adisi 6,6 %, dan transposisi 2 %. Omisi merupakan penyimpangan tertinggi. Hal tersebut disebabkan kondisi fisik naskah landasan yang rusak (corruptella). WCS sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Karena banyaknya naskah WCS, naskah ini terbuka untuk diteliti lebih meluas dan mendalam.Item WAWACAN SAMUN, SALAH SATU CERITA DALAM KESENIAN GAOK DI DAERAH MAJALENGKA: EDISI TEKS DAN TERJEMAHAN(2012-09-10) IRNA KAYATI DEWI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul Wawacan Samun, Salah Satu Cerita dalam Kesenian Gaok Dari Daerah Majalengka: Edisi Teks dan Terjemahan. Tujuan dari penelitian ini menyajikan identifikasi naskah, kasus salah tulis, suntingan teks Wawacan Samun (WS), dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Sumber data yang digunakan, sebuah naskah WS beraksara Latin, berbahasa Sunda, puisi wawacan. Penyalin naskah WS adalah seorang penulis dan pelopor Seni Gaok di Majalengka yaitu Alm. Bapak Wangsaharja dan pemilik naskah saat ini adalah Bapak Rukmin seorang dalang dalam Kesenian Gaok di dusun Tarikolot, desa Kulur, kecamatan Sindangkasih, kabupaten Majalengka. Metode kajian filologis yang digunakan adalah metode edisi naskah tunggal, edisi standar. Bentuk-bentuk penyimpangan yang ditemukan, diantaranya: substitusi, meliputi substitusi vokal dan substitusi konsonan sejumlah 7,272%. Omisi meliputi omisi vokal, omisi konsonan, omisi suku kata, omisi kata, omisi tanda padalisan, omisi padalisan, omisi tanda pada dan haplografi sejumlah 52,196%. Adisi, meliputi adisi vokal, adisi konsonan, adisi suku kata, adisi kata dan ditografi sejumlah 33,257 %. Transposisi, meliputi transposisi gurulagu, transposisi kata, trasposisi urutan kata dan metatesis sejumlah 7,272%. Kemungkinan penyimpangan ini disebabkan karena kekurang telitian atau dipengaruhi oleh penyajian dalam Kesenian Gaok. Teks WS telah diedisi dalam satua-satuan bait sejumlah 972 dengan 52 pupuh. Beberapa pupuh tidak memenuhi aturan pupuh yang berlaku, di antaranya: Pupuh Sinom, Dangdanggula, Asmarandana, Pangkur, Durma, dan Gambuh. Hal ini merupakan keunikan konvensi pupuh. Dalam teks ini terdapat dialog dalam bahasa Jawa Cirebon, Melayu, Belanda. Kalimat yang berbahasa asing tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia supaya mempertahankan gaya kreatifitas pengarang. Dalam terjemahan terdapat beberapa kata yang sulit padanannya antara lain nama makanan ataupun nama barang, misalnya: pais menir, gandawesi, caroceeh. Kekhasan bahasa Sunda diterjemahkan ke dalam kelaziman bahasa Indonesia. Saran, apabila ditemukan WS yang seversi disarankan untuk diteliti dengan metode naskah banyak supaya hasilnya lebih memadai.Item WAWACAN NABI MEDAL, PROSES KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SEJAK DALAM KANDUNGAN SAMPAI DILAHIRKAN: EDISI TEKS DAN TERJEMAHAN(2012-09-10) DIAN WIDIANINGSIH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul Wawacan Nabi Medal “Proses Kelahiran Nabi Muhammad Sejak Dalam Kandungan Sampai Dilahirkan†: Edisi Teks Dan Terjemahan (WNB). Skripsi ini bertujuan mengedisi teks WNB melalui kasus salah tulis dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia sehingga dapat dipahami oleh masyarakat masa kini dan masa yang akan datang yang tidak mengerti bahasa Sunda. Naskah ini berbahasa Sunda dengan menggunakan aksara pegon. yang diperoleh dari salah satu daerah yang ada di Kabupaten Majalengka yaitu Desa Mekarmulya Kecamatan Kertajati. Isinya menceritakan tentang proses kelahiran Nabi Muhammad sejak dari turunnya Nurbuat sampai masa balita yang dirawat oleh seorang babu yang bernama Halimah yang tinggal di negri Hunain. Landasan teori yang digunakan adalah empat kategori salah tulis yang dikemukakan oleh Reynold dan Wilson (1968), pengantar teori filologi oleh Robson (1978) Langkah-langkah Pendeskripsi Naskah, dasar-dasar identifikasi naskah dan ancangan kerja filologi oleh Darsa (2000), Penerjemahan oleh Catford (2010). Naskah yang ditemukan hanya satu oleh karna itu digunakan metode naskah tunggal, yakni menggunakan metode edisi standar. Setelah dilakukan proses rekontruksi teks ditemukan 46 buah bentuk kasus salah tulis yang diklasifikasikan menjadi empat bentuk, yaitu: 1. Subtitusi sebanyak 3 kasus (6,52%): 2. Omisi sebanyak 26 kasus (56,52%): 3. Adisi sebanyak 17 kasus (36,96%): dan transposisi tidak ditemukan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan omisi dan adisi yang paling banyak hal ini menggambarkan bahwa penulis lalai dan kuarang paham patokan pupuh. Dengan proses penerjemahan teks kedalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah penggunaan ejaan yang disempurnakan. Hal ini berguna untuk mempermudah bagi masyarakat yang membaca naskah WNB.Item HUKUM SARA ADAT AKAL, PIJAKAN HIDUP DALAM AGAMA, TRADISI, DAN NEGARA: KAJIAN FILOLOGIS(2012-09-10) ANNE RIZKI AMALIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul Hukum Sara Adat Akal, Pijakan Hidup dalam Agama, Tradisi, dan Agama: Kajian Filologis. Penelitian naskah ini dilakukan dengan mendeskripsikan serta menganalisis kategori salah tulis, menyajikan suntingan teks supaya mudah dibaca, serta menyajikan terjemahan teks ke dalam bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran objek yang akan diteliti kemudian dilakukan pengkajian. Metode edisi yang digunakan edisi naskah tunggal dengan edisi standar. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan teks naskah yang bersih dari penyimpangan sehingga mendekati teks aslinya. Teks HSAA berbahasa Sunda, Arab, dan Jawa terdiri atas 123 halaman dengan 3 topik dalam bentuk prosa, dan puisi 5 jenis yakni 2 bait syair, 1 bait puisi bebas, 1 sawer buhun berjumlah 52 bait, 1 rarakitan, dan 5 macam pupuh yaitu Dangdanggula, Asmarandana, Kinanti, Sinom, Magatru. Teks berisi mengenai hukum-hukum dari Allah SWT juga hukum yang dibuat oleh manusia yang berasal dari akal manusia untuk implementasi keimanan manusia terhadap kehidupan bernegara dan bermasyarakat sehingga menghasilkan kehidupan agama, budaya, dan negara yang berjalan seimbang. Bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi selama proses penyalinan teks naskah yang berhasil ditemukan, yaitu 1) Subtitusi ( 45,2%), 2) Omisi (27,7%), 3)Adisi (23,4 %), dan 4) Transposisi (3,7 %). Kasus Subtitusi merupakan kasus yang paling banyak ditemukan, hal ini terjadi karena banyaknya do’a berbahasa Arab yang diserap ke dalam aksara Pégon, sebagian huruf dan harkat menjadi tidak sesuai. HSAA telah diedisi, prosa diedisi sebagaimana kelaziman bahasa prosa, dan puisi diedisi dalam bentuk bait-bait. Puisi pupuh, diedisi seperti kelaziman pupuh pada teks naskah, pola metrum yang seharusnya 6,7,9 suku kata menjadi 8. HSAA telah diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran bahasa Indonesia, dari bahasa sumber yaitu bahasa Sunda, Arab, dan Jawa. Kesulitan dalam proses penerjemahan paling banyak dijumpai saat menentukan diksi atau padanan kata yang tepat untuk beberapa bahasa kiasan, mantra, dan istilah. Diharapkan penelitian ini akan terus berlanjut sehingga makna yang tersimpan dapat disebarluaskan.Item SARSILAH DIKIR SAMAN, Upacara Daur Hidup Masyarakat Rancakalong: Edisi Teks dan Terjemahan(2012-09-10) NENENG RANI NURONIAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini berjudul Sarsilah Dikir Saman, Upacara Daur Hidup Masyarakat Rancakalong: Edisi Teks dan Terjemahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan edisi teks yang dianggap paling mendekati teks aslinya, serta menyajikan terjemahan teks SDS ke dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan terjemahan setengah bebas; tujuannya untuk mempertahankan bentuk, pesan, tema, keindahan bahasa dan keutuhan makna teks asli serta agar dapat dipahami oleh masyarakat luas yang tidak paham dengan bahasa Sunda. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah naskah berjudul Sarsilah Dikir Saman, menggunakan aksara Pegon, ada sedikit huruf Latin berbahasa Arab dan Sunda pengaruh/serapan Melayu dan Arab. Teks digubah dalam bentuk puisi; tembang bermetrum pupuh sebanyak 6 pada, syair 70 pada dan pupujian 20 pada. Naskah ini milik Bapak Pupung warga Desa Rancakalong Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, sedangkan metode kajian yang digunakan adalah edisi naskah tunggal (codex uniqus) dengan memakai metode edisi standar. Teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah teori atau pendapat yang relevan dengan masalah yang dikaji. Untuk mengkaji naskah, teks, transliterasi, edisi teks digunakan teori Baried, dkk, (1985) dan Djamaris (2002). Mengenai kasus salah tulis digunakan teori Reynolds dan Wilson (dalam Suryani, 2011). Untuk terjemahan digunakan teori Catfort (dalam Darsa, 2002) berdasarkan kualitas terjemahannya. Bentuk-bentuk penyimpangan yang ditemukan dalam teks SDS dikelompokkan ke dalam empat kategori salah tulis, yaitu: prosentase Substitusi, sebanyak (57,77%); Omisi sebanyak (24,44%); Adisi sebanyak (15,55%) dan Transposisi sebanyak (2,22%). Prosentase tertinggi adalah kasus substitusi yang menunjukkan bahwa penulis/penyalin banyak kekeliruan atau cenderung lalai dalam menuliskan teks tersebut juga dapat terjadi karena penyalin tergesa-gesa dalam penyalinannya yang mengakibatkan penggantian huruf, sukukata/kata serta ada hubungannya dengan latar belakang penyalin, penyalin adalah seorang Umaroh (Kuwu) Rancakalong bukan ulama. Sedangkan prosentase terendah adalah transposisi yang menunjukkan perubahan kata yang disalin karena kesengajaan penulis. Jadi, kasus salah tulis yang terjadi pada naskah SDS diakibatkan oleh salah bacanya penyalin karena kemiripan bentuk aksara dalam naskah SDS dan perubahan kata yang disalin akibat kesengajaan penyalin.Item NOVELET RASIAH KODEU BINER DALAM DUNIA DETEKTIF REMAJA(2012-09-10) NURUL AINI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul Novelet Rasiah Kodeu Binér Dalam Dunia Detektif Remaja. Dalam penelitiannya ini penulis menggunakan novelet Rasiah Kode Binér (RKB) karya Dadan Sutisna terbian Kiblat cetakan pertama tahun 2010 dengan menggunakan kajian strukturalisme dan pola-pola detektif sebagai alat untuk membongkar kebenarannya. Karena dianggap sesuai dengan genre yang terdapat pada RKB itu sendiri yakni cerita detektif remaja. Fungsi struktural di sini adalah untuk menelusuri alur dan juga tokoh-penokohan yang ada di dalam RKB, sedangkan pola-pola detektif berfungsi untuk mengukur sejauh mana nilai kedetektifan yang ada dalam cerita RKB. Dari penelitian ini dapat penulis simpulkan bahwa RKB memenuhi syarat (7 dari 10 pola-pola detektif) sehingga dapat dikatakan bahwa unsur misteri pada RKB bukan hanya dari judulnya saja melainkan dari isi ceritanya pun memenuhi syarat untuk dapat dikatakan sebagai cerita detektif yang dikhususkan untuk pembaca remaja (Sunda). ABSTRACT This thesis is titled "Rasiah Kodeu Biner in the Detective World of Adolescent" . In this study, Rasiah Kodeu Biner (RKB), written by Dadan Sutisna and published by Kiblat in 2010, is studied by using the theory of structuralism and the patterns of detective. The structuralism theory used to trace the plot and characterizations in the RKB, whereas patterns of detective theory used to measure how far the value of detective things in the RKB is. As the result of the study, it can be concluded that the RKB can be classed as a detective story that is devoted to adolescent readers.Item DIKSI NAMA DIRI DALAM BACAAN SOEMBER AROEM: KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA(2012-10-30) SITI KODARIAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRACT This thesis was titeled "Diction Name Yourself In Soember Aroem Book: Study of structures and Meaning". The problem that thesis concern the diction of name in sumber arum book. As for the theory used in this meaning contained in the theory of Djajasudarma et al (1994), Gorys Keraf (1990), and the theory of Coolsma (1904). Researched methods used in this study is descriptive method using the reading and writing in the data collect and analysis method using distribusional as a method study. The result of this research is the existence of classification by the existence of on the name itself intact, acronym names, collocation behalf kinship with pronouns intact, collocation name to the acronym pronouns kinship, collocation name to the epithet (nickname), the meaning of the name themselves Arabic, Sundanese, Sanskrit, Chinese, and meaning of gender respect, men and woman.Item Kata Ganti Naon Dalam Kalimat Bahasa Sunda : Kajian Struktur Dan Makna(2012-11-01) ANDHINA INTAN A; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Doseni ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Kata Ganti Naon dalam Kalimat Bahasa Sunda: Kajian Struktur dan Makna”. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan struktur dan makna acuan kata ganti naon dalam kalimat-kalimat bahasa Sunda yang terdapat pada majalah Mangle, dan buku bacaan Sumber Arum 1, 2, dan 3. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural dari Djajasudarma dan Abdulwahid (1987), Ramlan (1991) dan Djajasudarma (1993). Teori tersebut berkaitan dengan pemahaman kategori kalimat dan bentuk kata. Sumber data yang digunakan adalah Majalah Mangle, Buku Bacaan Sumber Arum 1, 2, dan 3, dan Novel-novel Berbahasa Sunda. Hasil penelitian menunjukan kata ganti naon dalam kalimat bahasa Sunda, dapat bersanding dengan unsur-unsur lainnya dengan adanya proses morfemis dengan afiksasi nga- + -keun, reduplikasi naon-naon, na- +naon+ -an, preposisi kana-, ti-, ku-, subordinatif sabab, matak, lantaran, maksud, marga, pangna, rék, waé, posposisi, deui,proses morfemis naha+naon dan komposisi. Dan makna acuan yang terdapat pada kata ganti naon setelah penulis teliti yaitu terbagi menjadi enam, yaitu bermakna golongan atau identitas suatu barang, pekerjaan atau perbuatan, nama jenis atau sifat, sebab akibat, keadaan dan sesuatu hal. ii Abstract This thesis is titled "Pronouns Naon in Sundanese Sentence: Study Structure and Meaning." The method used in this paper is a descriptive method. The purpose of this study describes the structure and meaning of the reference Naon pronouns in Sundanese sentences found in Mangle magazines and books sumber arum 1, 2, and 3. Basic theory used in this research is the structural theory of Djajasudarma and Abdulwahid (1987), Ramlan (1991) and Djajasudarma (1993). The theory is concerned with understanding the category of sentences and word forms. Source of data used is Mangle Magazines, Books reading sumber arum 1, 2, and 3, and the Sundanese novels. The results showed the pronoun in the sentence Naon in Sundanese, can be coupled with other elements of the morfemis process with affixation nga- + -keun, reduplication naon-naon, na- + naon, na- + naon + -an, prepotion, kana- , ti-, ku-, sabab-, matak, lantaran, maksud, marga, pangna, rék, waé, posposition, deui, process morfemis naha+naon and composition. And the meaning of the reference contained in Naon pronouns after I researched that is divided into six, which means group or identity of goods, works or deeds, the name of the type or nature, cause and effect, and the state of things.Item Konjungsi Koordinatif Aditif dalam Kalimat Bahasa Sunda: Kajian Morfosintaksis(2012-11-01) GINA KUSPIANINGRUM; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Konjungsi Koordinatif Aditif dalam Kalimat Bahasa Sunda Kajian Morfosintaksis”. Penelitian ini diklasifikasikan menurut unsur-unsur yang digabungkan oleh konjungsi koordinatif aditif tersebut seperti nomina, verba, adjektiva, dan numeralia. Kemudian selain unsur yang dihubungkan, kajian ini berada pada tataran hubungan antara kata dan kata, frasa dan frasa, dan klausa dan klausa. Bentuk konjungsi koordinatif aditif pada penelitian ini diantaranya yaitu jeung, reujeung, sareng, dan sarta. Dengan teori Muslich (1990), Badudu (1991), Alwi dkk (2003), Kridalaksana (2008), Chaer (2009) dan Djajasudarma (2010). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu dengan cara menggambarkan secara alamiah hasil penelitian dan distribusional yaitu teknik pemilihan data sesuai ciri-ciri alami yang dimiliki oleh data penelitian. Sumber data yang digunakan yaitu berbentuk karya sastra diantaranya SOEMBER AROEM II dan III karangan Rd. I Adiwidjaja dan R. KD. Djajadiredja, MANGLE Edisi 2313, buku sajak Neangan Bulan dan Buku Biantara Bahasa Sunda. Berdasarkan penelitian ini bentuk konjungsi yang terkumpul keseluruhan adalah 361, kata dan kata 13 buah, kata turunan 19, frase 18, 6 klausa. Untuk unsur yang dapat digabungkan oleh konjungsi aditif ini adalah nomina, adjektiva, verba dan numeralia. Yang dikaji dalam tataran sintaksis berdasarkan kata dan kata, frasa dan frasa, klausa dan klausa. Sedangkan makna yang terdapat dalam penelitian ini adalah makna gramatikal yang menyatakan keadaan, kegiatan, tingkat, afektif.Item UNSUR ELIPSIS DALAM KALIMAT BERBAHASA SUNDA: KAJIAN SINTAKSIS(2012-11-01) PUTRI TRIYANI K; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul “Elipsis dalam Kalimat Berbahasa Sunda: Kajian Sintaksis”. Skripsi ini membahas mengenai unsur atau kategori apa saja yang mengalami proses elipsis pada kalimat-kalimat berbahasa Sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan memberikan gambaran data apa adanya. Teori yang digunakan merupakan teori gabungan, teori-teori yang dianggap sesuai dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Djajasudarma (1994) mengenai struktur sintaksis (fungsi dan peran) beserta mengenai elipsis, dan Moeliono (1997) mengenai unsur atau kategori yang mengalami pelesapan. Disamping itu penulis juga menggunakan teori-teori Sudaryanto (1993), dan Keraf (2004). Hasil penelitian dalam skripsi ini adalah didapatkan unsur nomina, pronomina, verba, dan numeralia yang dapat dielipsiskan. Fungsi subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap beserta peran sebagai agentif, aktif dan pasif, objektif dan benefaktif, medial (refleksif), dan lokatif. Terdapat dua sifat pelesapan dalam penelitian ini, yaitu anaforis, pelesapan yang mengacu pada unsur sebelumnya, dan kataforis, pelesapan yang mengacu pada unsur yang disebutkan kemudian.Item Verba Bahasa Sunda Berdasarkan Pembagian Waktu: Kajian Struktur dan Makna(2012-11-04) DEFIA S NISSA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Verba Bahasa Sunda Berdasarkan Pembagian Waktu: Kajian Struktur dan Makna” yang membahas struktur (verba dasar, verba turunan, frase verba) dan makna acuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode kajiannya adalah distribusional. Data diambil dari Kamus Basa Sunda oleh Satjadibrata (2005) dan dilengkapi dengan Kamus Indonesia-Sunda Sunda-Indonesia oleh Djajasudarma, dkk. (2010). Teori untuk menganalisisnya menggunakan teori morfologi oleh Djajasudarma, dkk (1994), teori sintaksis oleh Chaer (2009) serta teori semantik oleh Djajasudarma (2009) dan Aminuddin (2008). Dari data yang dikumpulkan, penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur verba bahasa Sunda berdasarkan pembagian waktu bahasa Sunda berupa prefiksasi +n-, +m-, +ny-, +-ng-, +nga-, +di-, si- + prakategorial, kombinasi afiks N- + -an, N- + -keun, nga- + -keun, nga- + -an, sa- + -an, reduplikasi dwilingga, reduplikasi dwipurwa, dan frase verba. Sedangkan makna acuannya berhubungan dengan keagamaan, kesenian, pertanian, peternakan, perikanan, kebiasaan masyarakat, hubungan biologis, rutinitas masyarakat, dan aktivitas yang bergantung pada alam. ii ABSTRACT This thesis is titled “Verba Bahasa Sunda Berdasarkan Pembagian Waktu: Kajian Struktur dan Makna” which discusses the structure (basic verbs, derived verb, verb phrase) and referential meaning. The method used in this research is descriptive method and the method of study is distributional. Data in this thesis is taken from Kamus Basa Sunda by Satjadibrata (2005) and is equipped with Kamus Indonesia-Sunda Sunda-Indonesia by Djajasudarma, et al. (2010). This thesis used the morphology theory by Djajasudarma, et al. (1994), the syntactic theory by Chaer (2009) and semantic theory by Djajasudarma (2009), Aminuddin (2008). From the data collected, the authors conclude that the structure of verbs based on time division Sundanese form prefiksasi +n-, +m-, +ny-,+-ng-, +nga-, +di-, si- + prakategorial, afiks combination N-+-an, N-+-keun , nga-+-keun, nga- + -an, sa- + -an, dwilingga reduplication, dwipurwa reduplication, and a verb phrase. While the meaning of reference relating to religion, art, agriculture, livestock, fisheries, customs of the people, a biological relationship, the routines and activities that rely on nature.Item drama jeblog satu kajian konflik(2012-12-04) SANJAYAAJIPRACIKA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Judul skripsi ini adalah DRAMA “JEBLOG”: SATU KAJIAN KONFLIK. Skripsi ini diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana pada Program Studi Sastra Sunda, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan dan menganalisis sumber-sumber penyebab konflik yang terjadi dalam naskah drama “Jeblog” karya Nazaruddin Azhar dan (2) mendeskripsikan dan menganalisis jenis-jenis konflik yang terjadi dalam naskah drama “Jeblog” karya Nazaruddin Azhar. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif analisis, sebuah metode untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan, mendeskripsikan, dan menganalisis data. Adapun metode kajian dalam skripsi ini adalah menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan ini bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan kemenyeluruhan. Dalam hal ini, unsur konflik dalam naskah drama “Jeblog” karya Nazaruddin Azhar dideskripsikan dan kemudian dianalisis untuk diketahui apa sajakah sumber-sumber penyebab konflik dan juga jenis-jenis konfliknya. Sumber penyebab konflik dalam naskah drama “Jeblog” karya Nazaruddin Azhar ditunjukkan dengan adanya tingkat aspirasi suatu pihak, adanya persepsi satu pihak atas aspirasi pihak lain, dan tidak adanya alternatif yang bersifat integratif. Adapun jenis-jenis konflik yang terdapat dalam naskah drama “Jeblog” karya Nazaruddin Azhar adalah konflik eksternal dan konflik internal. Dalam hal ini, konflik eksternal adalah konflik sosial, sedangkan konflik internal adalah konflik batin. Dalam naskah drama “Jeblog” karya Nazaruddin Azhar tidak ditemukan konflik fisik, yang termasuk ke dalam salah satu konflik eksternal, tetapi yang ditemukan hanya konflik sosial saja.Item SARAH ASMAUL HUSNA NASKAH TENTANG DOA, JIMAT DAN MANTRA : EDISI TEKS DAN TERJEMAHAN(2013) ABDUL AZIZ; Mamat Ruhimat; Elis Suryani Nani SumarlinaSkripsi ini berjudul Sarah Asmaul Husna “Naskah Tentang Doa, Mantra, dan Jimat”Edisi Teks dan Terjemahan. Objek penelitian diperoleh dari Riki Nawawi yang beralamat di Bayongbong Garut. Pemilik naskahnya adalah Pak Aang yang bertempat tinggal di Kp. Cibodas Ds. Banjarsari Kec. Bayongbong Garut. Sebuah naskah bertradisi Aksara Pegon. Tujuan dari penelitian ini menyajikan identifikasi naskah, kasus salah tulis dan edisi teks, serta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Naskah ini berisi dua jenis karangan yakni prosa dan puisi yang ditulis dengan Aksara pegon dan Arab juga berbahasa Sunda, Jawa dan Arab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis komparatif, untuk mendeskripsikan data naskah secara fisik di antaranya aksara, bahan naskah, serta bahasa yang digunakan. Sedangkan metode kajian menggunakan metode kajian naskah tunggal dengan metode edisi standar/edisi kritis. Dalam upaya pengkajian naskah, transliterasi, perbandingan teks, metode edisi teks dipergunakan teori yang dikemukakan oleh Baried, dkk (1985), pendeskripsian naskah dipakai pendapat dari Darsa (2011), kasus-kasus salah tulis yang dikemukakan oleh Reynold dan Wilson (dalam Suryani, 2012) dengan perbaikan berdasar lima parameter dari Robson (1994), serta Jones (dalam Robson, 1994) mengenai langkah-langkah suntingan teks. Penerjemahan mengacu kepada teori Catford (dalam Djajasudarma, 1988). Setelah dilakukan penelitian pada naskah SAH. Di dalamnya terdapat kandungan teks yang berisi doa-doa, mantra, dan jimat dalam bentuk prosa. Serta tiga buah pupuh dalam bentuk puisi, yakni Dangdanggula, Pangkur dan Asmarandana. Terdapat bentukbentuk penyimpangan yang ditemukan dalam naskah, diantaranya : Substitusi sejumlah 45.45% dari 11 kasus salah tulis, Omisi sejumlah 27.27%, dan Adisi 27.27%. hal ini menunjukan bahwa penulis naskah tidak melakukan kesalahan dengan secara disengaja, atau tergesa-gesa dalam menulisnya. Akan tetapi kasus salah tulis atau penyimpangan yang terdapat pada naskah merupakan suatu kewajaran karena manusiawi.Item Hegemoni Raja Sunda dalam Novel(2013-01-08) EUIS SITI NUR F R; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian skripsi dengan judul “Hegemoni Raja Sunda dalam Novel Tanjeur na Juritan Jaya di Buana karya Yoseph Iskandar: Sebuah Kajian Sosiologi Sastra” ini dilatarbelakangi oleh kejadian-kejadian yang mengindikasikan adanya pola kepemimpinan hegemoni dalam sistem pemerintahan Wastu Kancana. Pola kepemimpinan yang dijalankan secara sepintas mendapat respon yang baik dari rakyat. Peneliti menjadi tertarik untuk mengetahui lebih jauh apa saja yang dilakukan Wastu Kancana dalam pola kepemimpinan yang dijalankan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu deskripsi mengenai praktik hegemoni yang dijalankan Wastu Kancana, respon rakyat dalam menyikapi praktik tersebut, dan korelasi antara praktik yang dijalankan dengan respon yang diberikan oleh rakyat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, pendekatan sosiologi sastra, kajian hegemoni – Antonio Gramsci. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka hasil yang didapat adalah terdapat empat praktik hegemoni yang dilakukan, yaitu secara kultural, secara intelektual, memberdayakan common sense, dan memberdayakan negara. Respon yang diberikan rakyat adalah penerimaan penuh dan penerimaan sebagian. Korelasi antara praktik dengan respon rakyat menunjukkan bahwa hegemoni yang dijalankan Wastu Kancana berhasil.Item KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM ROMAN SINGKAT CAHAYA GUMAWANG DINA ATI KARYA NINGRUM DJULAEHA : SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA(2013-01-10) NUR MINA ARFAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Roman Singkat Cahaya Gumawang dina Ati Karya Ningrum Djulaéha: Sebuah Kajian Psikologi Sastra”. Skripsi. Jurusan Sastra Sunda pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Kajian skripsi ini bertujuan mendeskripsikan konflik batin, penyebab konflik batin dan mengkategorikan konflik batin ke dalam tataran sikap yang dialami tokoh utama pada roman singkat Cahaya Gumawang dina Ati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode kajian adalah kajian metode konflik dengan psikologi sastra. Hasil penelitian skripsi ini menunjukan bahwa tokoh utama Tutun mengalami konflik batin adanya pertentangan antara: Id pada diri Tutun berisi dorongan-dorongan dan mengutamakan kesenangan, sedangkan Ego berisi pikiran-pikiran rasional Tutun yang sesuai dengan realitas permasalahan rumah tangga yang sedang dihadapinya, sementara Superego berisi sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat di mana Tutun berada. Sebab pada dasarnya hidup itu selalu mengalami konflik dari ketiga unsur-unsur kepribadian tersebut. Dan konflik yang sering terjadi pada Tutun adalah pertentangan antara Id dan Superego. Sedangkan Ego sebagai penengahnya. Oleh karena itu, Tutun adalah seseorang yang memiliki Ego lemah, diasumsikan, akan seringkali mengalami konflik batin yang tak terselesaikan dengan baik. Tutun adalah orang yang superego-nya menguasai sebagian besar energi psikisnya, maka pribadi Tutun akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang rasional. ABSTACT This research titled "Inner Conflict of Main Character In Brief Romance Cahaya Gumawang dina Roman Ati The Work of Ningrum Djulaéha: A Study of Literature Psychology ". Thesis. Sunda Literature Department at the Faculty of Humanities, University Padjadjaran. This study aims to describe the inner conflict, cause of inner conflict and categorize the inner conflict into attitude level which experienced by the main character in brief romance Cahaya Gumawang dina Ati. The method that used in this research is analysis descriptive method. The study method is study of conflicts methods with the psychology literature. The results of this thesis show that the main character Tutun experienced inner conflict there was a conflict between: Id on herself contains impulses and prioritize a pleasure, while the Ego contains Tutun’s rational thoughts that suitable to reality of household issues at hand, while the superego contains system of values and norms prevailed in a society where Tutun was there. Because basically life is always in conflict of these three elements of personality. And conflicts that often occur toward Tutun is a conflict between the Id and Superego. While the Ego as mediator. Therefero, Tutun is a person who has a weak ego, it will be assumed that she often have an inner conflict which is not resolved properly. Tutun is a person who her superego control most of psychic energy, so the personal of Tutun will act on something which is moral, pursuit the perfect things that sometimes rational.Item Kepribadian Tokoh Utama Dalam Cerita Bersambung Kembang-Kembang Anten Karya Aam Amilia: Pendekatan Psikoanalisis(2013-01-17) INTAN RIZKIA FUTRI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian studi akademik yang pertama mengenai kepribadian tokoh utama dalam cerita bersambung Kembang-Kembang Anten (KKA). Cerita bersambung KKA mencerminkan pembentukan kepribadian dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini kemudian difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian, jenis kepribadian tokoh utama dalam cerita, dan pengaruh dari peran gender dalam pembentukan kepribadian tokoh utama. Objek penelitian dikaji melalui analisis berdasarkan teori psikologi sastra (Lacan), teori psikologi baru laki-laki (Levant & Pollack, 1995) sebagai acuan utama untuk peran gender dalam proses pembentukan kepribadian, dan teori klasifikasi kepribadian (Littauer, 2007). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan mengklasifikasikan data. Metode kajian yang digunakan adalah metode kajian psikoanalisis. Hasil penelitian yang dicapai dalam cerita bersambung Kembang-Kembang Anten yaitu terbentuknya kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar individu itu sendiri, dan peran gender merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian tokoh utama.Item Dunia Remaja Dalam Roman Panganten Karya Raden Abdul Aziz : Sebuah Kajian Sosiologi Sastra(2013-01-18) RIESTA RACHMAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul “Dunia Remaja dalam Roman Pangantén karya Deden Abdul Aziz: Sebuah Kajian Sosiologi Sastra”. Sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Penelitian ini menggunakan teori Strukturalisme Genetik - Goldmann yang merupakan sebuah teori yang mempercayai bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Strukturalisme Genetik di dalam penelitian ini berfungsi sebagai pencari gejala-gejala yang muncul di dalam teks, dengan dihubungkannya tokoh (sebagai subjek) dengan berbagai interaksi yang ada. Fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia sebagai konsep dasar dari Strukturalisme Genetik akan diaplikasikan ke dalam penelitian ini untuk memperlihatkan gejala-gejala kemanusiaan apa saja yang ada di dalam Pangantén. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukan bagaimana lingkungan sosial dapat mempengaruhi tindakan dan perilaku para remaja dalam Pangantén, membongkar setiap tindakan-tindakan remaja yang mengindikasikan adanya pendegradasian moral-moral di dunia nyata melalui karya sastra, dan juga bagaimana nila-nilai dapat bertahan dan dihancurkan oleh sikap-sikap para remaja itu, serta bagaimana para remaja tersebut memiliki pandangan yang berbeda terhadap dunia.Item Pluralisasi Verba dengan Prefiks Ting- (Pating-) dan Kombinasinya(2013-01-21) AHMAD MUZZAMMIL; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Judul skripsi ini adalah “Pluralisasi Verba dengan Prefiks ting- (pating-) dan Kombinasinya”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kamus Basa Sunda R. A Danadibrata, Majalah Mangle dan Mangle On line, buku bacaan anak Sumber Arum 1, 2, dan 3, serta beberapa buku Cerita Pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori apa saja yang dapat bergabung dengan ting- (pating-), yang dikaji berdasarkan morfosintaksis dan semantis. Kajian morfosintaksis digunakan untuk meneliti afiksasi apa saja yang dapat bergabung dengan kata dasar dan afiks yang berhubungan dengan bahasa Sunda, sedangkan kajian semantis digunakan untuk penelitian makna gramatikal yang dihasilkan dari proses morfologis ting- (pating). Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode kajian yang dipakai yaitu metode kajian distribusional. Teknik yang digunakan untuk membedah penelitian ini adalah teknik top down. Teori yang dijadikan landasan dari penelitian ini diantaranya Djajasudarma & Abdulwahid (1987), Djajasudarma, dkk (1994), Ramlan (1997), Chaer (2007), dan Djajasudarma (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori verba yang bisa bergabung dengan prefiks ting- adalah verba aktivitas, verba proses, verba sensasi tubuh, verba peristiwa transisional, verba momentan, verba dengan pengertian dan persepsi lamban, selain verba prefiks ting- dapat bergabung dengan KA, dan prakategorial. Sedangkan verba yang bisa bergabung dengan prefiks pating- adalah verba peristiwa transisional, verba proses, serta dapat bergabung dengan KA dan Prakategorial. Selain itu hasil penelitian menunjukkan bahwa prefiks ting- ( pating-) yang ada hubungannya dengan kalimat bahasa Sunda. ABSTRACT The title of this script is ‘Verb Plularization with Prefix ting- (pating-) and the Combination. Data sources that be used in this research is from Basa Sunda Dictionary R.A Danadibrata, Mangle Magazine and mangle On Line, children book read Sumber Arum 1, 2, 3, and some of book short stories. This research is aims for describe kind of category is can merge with ting- (pating-), that studied by morphosyntax and semantics. The study of morphosyntax is use for any affixation research that can be merge with root and affix that correspond by Sundanese language, while semantics study is use for gramatical meaning research that be produced from morphological precesses ting- (pating-). The method that use on this research is descriptive methods. Methods of assessment that use is distributional assessment methods. The technic that use for this dissect research is top down technic. The theory which is premised on this research them Djajasudarma & Abdulwahid (1987), Djajasudarma, dkk (1994), Ramlan (1997), Chaer (2007), and Djajasudarma (2010). The result of this research show that verb category that can merge with prefix ting- is activity verb, process verb, bodily sensations verb, transitional event verb, momentan verb,understanding verb and perception of slow, besides prefix ting- verb cen merge with KA and prakategorial. While verb that can be merge with prefiks pating- is transitional event verb, process verb, and can be merge with KA and Prakategorial. Besides it the research result show that prefix ting- (pating) that correspond by Sundanese Language sentence.Item Register Bahasa Sunda dalam Media Sosial Twitter(2013-01-21) YANUAR YUSUP; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenJudul skripsi ini adalah ‘ Register Bahasa Sunda dalam Media Sosial Twitter’ Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif, yang menggambarkan dan menguraikan data – data penelitian yang berhasil didapatkan pada saat penelitian, kemudian dianalisis berdasarkan data yang diperoleh untuk mendapatkan suatu simpulan sehingga dapat memperjelas penyataan peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Register atau Variasi bahasa apa dilihat dari segi penggunaannya di dalam media sosial twitter dengan menggunakan kajian teori morfologi dan sosiolinguistik. Hasil yang didapat, bentuk kosa kata Bahasa Sunda terikat konteks di dalam media sosial twitter adalah adanya struktur kata, dan singkatan/akronim yang sangat menarik untuk diteliti karena variasi kata yang terdapat di dalamnyaItem Frasa Nomina dengan Atribut Adjektiva dalam Bahasa Sunda(2013-01-29) FERA FEBRIANI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini mengkaji frasa nomina dengan atribut adjektiva dalam bahasa Sunda yang dibentuk oleh dua unsur yaitu nomina sebagai unsur inti dan adjektiva sebagai unsur atribut.Tujuan penelitian skripsi ini untuk mendeskripsikan dan mengkasifikasikan struktur, makna frasa nomina dengan atribut adjektiva serta fungsi frasa nomina dengan atribut adjektiva pada kalimat.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kajian distribusional. Adapun teknik penelitiannya menggunakan teknik studi pustaka. Sumber data yang digunakan adalah cerpen dan novel dan teori yang digunakan yaitu teori gabungan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa frasa nomina dengan atribut adjektiva dalam bahasa sunda dapat di kenal dari hubungan unsur pembentuknya dan mengahasilkan struktur dan makna serta dapat menduduki sebuah fungsi sintaksis dalam kalimat.