Keperawatan K. Pangandaran (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Keperawatan K. Pangandaran (S1) by Author "Cecep Eli Kosasih"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Gambaran Faktor Risiko pada Pasien Post-traumatic Stress Disorder Akibat Bencana Alam: Narrative Review(2021-10-01) NABILA AULIA PUTRI; Cecep Eli Kosasih; Taty HernawatyIndonesia merupakan negara dengan angka kejadian bencana alam maupun non alam yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Post-Traumatic Stress Disorder atau PTSD merupakan salah satu dampak akibat terjadinya bencana alam. PTSD pada bencana memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Prevalensi PTSD akibat bencana dapat dikurangi apabila diketahui faktor risiko dari PTSD. Telah banyak penelitian yang mengungkap mengenai faktor risiko dari PTSD akibat bencana alam. Maka dari itu, penelitian studi literatur ini untuk mengidentifikasi faktor risiko pada PTSD yang biasanya muncul pada kejadian bencana. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi literatur dengan teknik narrative review. Pencarian literatur dilakukan pada tiga jenis platform, yaitu Google Scholar, PubMed, dan EBSCO. Kata kunci yang digunakan yaitu dalam Bahasa Inggris “PTSD” OR “Post-traumatic stress disorder” AND “natural disaster” AND “risk factor” OR “risk score”. Setelah melakukan pencarian artikel dengan menyortir berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah dirancang, selanjutnya dilakukan penilaian artikel dengan menggunakan instrument Joanna Briggs Institute (JBI). Hasil telaah awal didapatkan 17.944 artikel, yang akhirnya terseleksi dan didapatkan 10 artikel yang memenuhi kriteria. Hasil telaah ditemukan bahwa faktor risiko pada PTSD terbagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu jenis kelamin perempuan; usia remaja >15 tahun dan usia dewasa >60 tahun; dan etnis tertentu. Sementara itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi, yaitu dukungan sosial yang rendah, strategi koping maladaptif, memiliki riwayat penyakit kejiwaan, tingkat resiliensi rendah, pernah bercerai, mengalami cedera, melihat keluarga atau kerabat dekat cedera/meninggal, ancaman yang dirasakan tinggi, mengalami kerusakan rumah, kehilangan pekerjaan/pendapatan, mengalami peristiwa traumatis, status pendidikan rendah, merasa kehilangan kerabat dekat. Terdapat keterkaitan antara faktor strategi koping dengan jenis kelamin dan usia. Kesimpulan yang didapatkan adalah faktor risiko pada PTSD akibat bencana alam dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor yang sering muncul pada kejadian PTSD yaitu faktor usia, jenis kelamin, dukungan sosial, dan mengalami cedera/melihat keluarga yang cedera/meninggal. Diharapkan dengan adanya studi literatur ini dapat menjadi bahan referensi bagi perawat dalam menentukan asuhan keperawatan serta diharapkan juga untuk dilakukan penelitian lanjutan mengenai setiap faktor risikonya.Item Gambaran Motivasi Belajar Mahasiswa PSDKU Unpad Pangandaran dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19(2022-01-11) HESTI DINA ARHUSTIA; Cecep Eli Kosasih; Atlastieka PraptiwiMotivasi belajar menjadi hal yang berpengaruh besar dalam pembelajaran. Saat motivasi belajar mahasiswa tinggi, proses pembelajaran bisa dilalui dengan baik. Saat ini terdapat perubahan sistem pembelajaran akibat kondisi Covid-19 yang menyebabkan mahasiswa harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi belajar mahasiswa PSDKU Pangandaran Universitas Padjadjaran pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari prodi Administrasi Bisnis, Ilmu Komunikasi, Keperawatan, Perikanan dan Peternakan (n=240) yang diambil dengan teknik convenience sampling. Data dikumpulkan secara daring melalui google form menggunakan kuesioner Academic Motivation Scales (AMS). Seluruh data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif univariat dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52,9% mahasiswa memiliki motivasi belajar yang sedang, adapun item pada komponen motivasi intrinsik menjadi komponen yang berkontribusi besar terhadap motivasi belajar dengan nilai rata-rata 4,45 (SD=1,36) sedangkan motivasi ekstrinsik mendapatkan rata-rata 3,13 (SD=1,57) dan amotivasi mendapatkan rata-rata 4,31 (SD=1,53). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSDKU Unpad di Pangandaran mempunyai motivasi belajar yang sedang dan mulai bisa beradaptasi pada pembelajaran daring. Disarankan pada pihak PSDKU Unpad Pangandaran untuk menarik minat mahasiswa dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Strategi yang disarankan adalah berbasis HOTS, SAVI dan menyediakan strategi media visual seperti Gather Town. Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi mengenai perkembangan motivasi belajar dalam pembelajaran daring pada lingkup yang lebih luas.Item Gambaran Sumber dan Tingkat Kecemasan Masyarakat Pantai Pangandaran dalam Menghadapi Pandemi Coronavirus Disease 2019(2021-09-13) MUTIA SUNDARI; Taty Hernawaty; Cecep Eli KosasihPantai Pangandaran yang bertempat di antara Desa Pangandaran dan Desa Pananjung merupakan tempat pariwisata yang sering dikunjungi turis mancanegara maupun domestik. Penularan Covid-19 banyak terjadi di tempat wisata, seperti halnya Pantai Pangandaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber dan tingkat kecemasan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Pangandaran dan Desa Pananjung sebanyak 18.679 orang. Pengambilan data menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, dengan sampel berjumlah 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dalam kurun waktu satu bulan melalui penyebaran kuesioner sumber kecemasan dan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/ZRAS). Hasil pengumpulan data dari kuesioner sumber kecemasan menunjukan bahwa 30% responden bersumber dari kesehatan dan ekonomi, 21% responden memiliki sumber kecemasan dari kesehatan, ekonomi dan pendidikan, 19% responden memiliki sumber kecemasan dari kesehatan, 16% responden memiliki sumber kecemasan dari ekonomi, 7% responden memiliki sumber kecemasan dari pendidikan, 4% responden memiliki sumber kecemasan dari ekonomi dan pendidikan dan 3% responden memiliki sumber kecemasan dari kesehatan, pendidikan. Hasil penelitian dari kuesioner tingkat kecemasan menunjukan bahwa 95% responden memiliki tingkat kecemasan ringan dan 5% responden memiliki tingkat kecemasan sedang dalam menghadapi pandemi Covid-19. Masyarakat Desa Pangandaran dan Desa Pananjung memiliki sumber kecemasan pada kesehatan dan ekonomi dengan tingkat kecemasan berada pada kategori tingkat kecemasan ringan. Disarankan kepada instansi atau pelayanan kesehatan melakukan pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya pemeliharaan kesehatan mental pada kecemasan agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai Covid-19, sehingga lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan fisik dan kesehatan mental pada saat masa pandemi Covid-19.Item Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penanggulangan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Pada Fase Pre-Hospital di Kecamatan Pangandaran(2023-07-11) RAHMA AYU MULIAWATI; Cecep Eli Kosasih; SetiawanPendahuluan: Masyarakat Kecamatan Pangandaran memiliki kebiasaan tidak menggunakan helm saat berkendara yang menimbulkan resiko kecelakaan. Jumlah kejadian kecelakaan di Kecamatan Pangandaran dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini menuntut masyarakat untuk dapat paham terkait pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Pangandaran terhadap penanggulangan korban kecelakaan lalu lintas pada fase pra-rumah sakit. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan teknik convenience sampling, masyarakat umum Kecamatan Pangandara (n=400). Pengumpulan data penelitian dilakukan secara langsung melalui penyebaran kuesioner yang terdiri dari 31 item pernyataan. Data dianalisis dan dikategorikan kedalam pengetahuan baik, cukup, dan buruk, yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase. Hasil dan Pembahasan: Sebagian besar dari responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap penanggulanagan korban kecelakaaan lalu lintas pada fase prarumah sakit. Berdasarkan usia, usia remaja dan dewasa memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan usia lansia memiliki pengetahuan yang cukup. Karakteristik sosiodemografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan status pekerjaan memiliki hubungan dengan penggetahuan seseorang. Simpulan dan Saran: Masyarakat Kecamatan Pangandaran memiliki pengetahuan baik terhadap penanggulanagan korban kecelakaaan lalu lintas pada fase pra-rumah sakit yang dipengaruhi oleh karakteristik sosio-demografi. Perawat diharapkan meningkatkan kemampuan dalam mengedukasi masyarakat serta pemerintah mengembangkan program kesehatan dalam upaya penanggulanagan korban kecelakaaan lalu lintas pada fase pra-rumah sakit. Penelitian lanjutan dapat menentukan intervensi yang efektif sesuai kebutuhan masyarakat.Item HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN KEPATUHAN PROTOKOL KESEHATAN DI ERA PANDEMI COVID-19 PADA MASYARAKAT KELURAHAN RAWASARI(2021-10-04) SILVI RIANA PUTRI; Cecep Eli Kosasih; NursiswatiCovid-19 merupakan penyakit menular jenis baru yang disebabkan oleh virus corona yang merupakan bagian dari keluarga virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Untuk menanggulangi Covid-19 pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan diharapkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi mematuhi protokol kesehatan. Pengetahuan mengenai Covid-19 akan menjadi penentu dan dapat mempengaruhi sikap dalam mengambil tindakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dengan kepatuhan protokol Kesehatan Covid-19 di era pandemi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis studi korelasi menggunakan teknik stratified random sampling. Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat Kelurahan Rawasari yang berusia 17-45 tahun. Sampel yang digunakan sebanyak 118 orang. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen pengetahuan tentang Covid-19, sikap terkait Covid-19, dan kepatuhan protokol kesehatan Covid-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kelurahan Rawasari memiliki pengetahuan yang baik 70,3%, sikap positif 57,6%, dan telah mematuhi protokol kesehatan Covid-19 83,9%. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis bivariat melalui uji chi square. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan (ρ=0,000); sikap dengan kepatuhan (ρ=0,000).Item Passive Leg Raising sebagai Pengelolaan Kejadian Hipotensi Intradialisis Pasien Penyakit Ginjal Kronik: Scoping Review(2022-08-10) LIA SARI; Cecep Eli Kosasih; Hasniatisari HarunHipotensi merupakan salah satu Komplikasi kardiovaskuler pada pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) selama terapi hemodialisis yang dapat menyebabkan syok hipovolemik dan resiko kematian. Salah satu intervensi syok non invasive sebagai terapi lini pertama yaitu Passive leg raising dengan menaikan bagian tubuh pada posisi 45 derajat. Tujuan penulisan scoping review ini untuk mengetahui pengelolaan passive leg raising pada perubahan status hemodinamik pasien hipotensi intradialisis dengan penyakit ginjal kronik. Metode studi literatur ini berjenis Scoping Review dengan menggunakan database Ebsco, PubMed, Portal Garuda dan Sciencedirect. Kata kunci yang digunakan menggunakan boolean operator dan MeSh term berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Artikel yang didapat dilakukan penyortiran kriteria inklusi dan eksklusi serta dilakukan penilaian Critical Appraisal Tools menggunakan instrumen The Joanna Briggs Institute. Hasil telaah 4 artikel pengelolaan hipotensi dengan passive leg raising menunjukan perubahan hemodinamik meningkat pada systolic blood pressure, diastolic blood pressure, serta cardiac output terhadap sirkulasi volume tubuh setelah dilakukan passive leg raising dalam rata-rata waktu 1 menit. Kesimpulan studi literatur ini passive leg raising dapat digunakan sebagai pengelolaan hipotensi intradialisis dan meningkatkan status hemodinamik pada perubahan systolic blood pressure, diastolic blood pressure, dan cardiac output.