Keperawatan K. Pangandaran (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item Gambaran Burnout Syndrome Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Pangandaran(2023-08-30) SULIS NUR APNI; Indra Maulana; Etika EmaliyawatiBurnout syndrome merupakan kondisi kelelahan psikis berupa mental dan emosi serta kelelahan fisik yang di akibatkan oleh stres berkepanjangan karena adanya tuntutan kerja yang tinggi. Perawat IGD berisiko mengalami burnout karena perawat IGD memiliki beban kerja berat dihadapkan dengan jumlah pasien yang tidak terduga dengan ancaman resiko kematian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran burnout syndrome pada perawat Instalasi Gawat Darurat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Pangandaran. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif dengan populasi penelitian perawat (N=42). Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dan diperoleh sample sebanyak 42 perawat dengan respon rate 100%. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory Human Service Survey (MBI-HSS) yang terdiri dari 22 item pertanyaan. Hasil data kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat dimana burnout dianalisis menggunakan LPA (Latent Profil Analysis), disajikan dalam bentuk persentase menggunakan software SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat IGD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Pangandaran (21,4%) mengalami burnout, (40,5%) tidak mengalami burnout (Engaged), (4,8%) mengalami overextended (tingginya kelelahan emosional), (2,4%) mengalami disengaded (tingginya depersonalisasi), (26,2%) mengalami ineffective (rendahnya pencapaian diri), dan (4,8%) mengalami kondisi dua dimensi yang tinggi (emotional exhaustion dan reduced personal accomplishment). Simpulan dari penelitian ini yaitu adanya perawat IGD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Pangandaran yang mengalami burnout. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pihak manajemen di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Pangandaran untuk mengadakan penyesuaian beban kerja dan mengadakan pelatihan efikasi diri untuk meningkatkan keyakinan akan kemampuan serta pencapaian diri perawat.Item THE USE OF E-MODULE LEARNING MEDIA AND NURSING STUDENTS SELF EFFICACY(2023-04-04) FITRI EKA RAHMAWATI; Raini Diah Susanti; Citra Windani Mambang SariBackground: The need for learning media innovation for students with pandemic conditions. The use of e-modules is one of the useful distance learning media in accessing independent learning resources for students. This e-module learning media is part of the VnursLab 3D Simulator consisting of 22 E-Modules and 3 E-Modules that have been tested for effectiveness on student knowledge, satisfaction, and learning motivation. In this learning media has a relationship with academic self-efficacy of students to achieve goals and overcome obstacles during learning. Purpose: Identifying an overview of the use of e-module learning media for the self-efficacy of Nursing students. Method: This study uses a quantitative descriptive method with a cross-sectional approach using The College Academic Self Efficacy Scale (CASES) instrument, which has been carried out validation tests produced α>0.3 and reliability of 0.931. This study used an e-module insertion catheter (Benign Prostatic Hyperplasia). The population of this study is active undergraduate nursing students level III at Padjadjaran University with purpove sampling totaling 110 students. Results: The results showed that the use of e-module learning media was dominated by self-efficacy results with a high category rather than the moderate category in nursing students. Conclusion: This concludes that repondent characteristics positively effect nursing students self-efficacy results of to achieve satisfactory academic achievement.Item THE IMPACT OF USING 3D (THREE-DIMENSIONAL) SIMULATOR ON LEARNING MOTIVATION OF NURSING STUDENTS(2023-04-07) ATIQ RIZKA AZJUNIA; Setiawan; Maria KomariahIntroduction: In the development of the world of technology and information, technological innovations continue to be promoted by humans to this day, one of the innovation is 3D (three-dimensional) technology. With this interactive 3D simulator learning media, it is felt that it will further motivate students in learning, without motivation it is very possible if students are lacking in learning. Purpose: To find out whether the use of 3D simulators has an impact on learning motivation of Padjadjaran University Nursing students. Research Methodology: This research uses quantitative research, with pre-experimental and using One-Group Pretest-Posttest. The sample in this study amounted to 54 respondents, with the sampling technique purposive sampling. The instrument used is the Academic Motivation Scale (AMS). Then, analyzed univariate and bivariate using SPSS application version 25 for windows. Results: The p value indicated a significant difference between the pretest and posttest groups with p=0.03 (p<0.05). Conclusion: The use of 3D simulators as learning media can increase nursing students` learning motivation. So, we suggest that this research can be considered by tertiary institutions as a medium to support teaching and learning processes.Item Gambaran Pengetahuan Pencegahan Penularan Covid-19 Masyarakat Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Pangandaran(2023-04-11) HESTI HERYANI; Sri Hartati Pratiwi; Siti Yuyun Rahayu FitriCOVID-19 adalah penyakit yang penularannya sangat cepat, salah satu cara untuk mencegahnya dengan meningkatkan pengetahuan terkait COVID-19. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan pencegahan penularan COVID-19 pada masyarakat Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Pangandaran. Penelitian ini berbentuk deskriptif kuantitatif. Populasinya masyarakat Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Pangandaran (N=1.444). Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dengan jumlah sampel (n=100). Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Student’s Knowledge, Attitudes, and Practices Toward COVID-19 (SKAPCOV-19) sudah dinyatakan valid dan reliabel. Hasil penelitian menggunakan analisis univariat berdasarkan kriteria pengetahuan baik dan tidak baik. Kemudian diidentifikasi berdasarkan sub variabel yaitu etilogi, kelompok resiko, penularan, dan pencegahan. Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan baik (55%) dan pengetahuan tidak baik (45%). Berdasarkan sub variabel, etiologi memiliki pengetahuan baik (89%) tidak baik (11%), kelompok resiko memiliki pengetahuan baik (62%) tidak baik (38%), penularan memiliki pengetahuan baik (78%) tidak baik (22%), dan pencegahan memiliki pengetahuan baik (58%) tidak baik (42%). Kesimpulannya masyarakat yang memiliki pengetahuan tidak baik masih cukup banyak, berdasarkan sub variabel yang perlu ditingkatkan mengenai pencegahan. Saran untuk tenaga kesehatan adalah memberikan edukasi mengenai pencegahan COVID-19 secara terus menerus sehingga sumber informasi yang didapatkan jelas. Kata kunci : COVID-19, masyarakat, pencegahan, pengetahuan, penularan Kepustakaan : 50 (2010-2022)Item Gambaran Pola Makan Mahasiswa PSDKU Universitas Padjadjaran di Pangandaran Angkatan 2022(2023-11-02) EUIS IRNA NURPADILLAH; Sri Hartati Pratiwi; Siti Ulfah Rifa`atul FitriPerubahan siswa SMA menjadi mahasiswa mengharuskan individu tinggal di tempat yang baru. Perubahan lingkungan berdampak pada berbagai hal termasuk pola makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan mahasiswa angkatan 2022 PSDKU Universitas Padjadjaran di Pangandaran. Metode Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan waktu crossectional. Populasi pada penelitian ini adalah 189 mahasiswa dari lima prodi angkatan 2022 PSDKU Universitas Padjadjaran di Pangandaran, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Kuesioner yang digunakan adalah Food Frequency Questionnaire (FFQ) dengan validitas p<0,05 dan reabilitas 0,834. Data dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan mahasiswa memiliki pola makan kurang (62,4%) mahasiswa, mahasiswa dengan pola makan cukup (34,4%) dan mahasiswa yang memiliki pola makan lebih (3,2%). Mahasiswa berasal dari luar Kabupaten Pangandaran (85,7%), mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Pangandaran (14,3%). Sumber makanan dengan cara membeli makanan yang sudah jadi memiliki jumlah terbanyak yakni 74,6%. Mahasiswa PSDKU Universitas Padjadjaran di Pangandaran angkatan 2022 lebih dari setengahnya memiliki pola makan kurang. Mahasiswa disarankan untuk memperbaiki pola makan agar menjadi cukup dengan mengikuti Pedoman Gizi Seimbang yang telah dirancang oleh Kemenkes.Item Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mengenai Vaksinasi HPV Pada Orang Tua Siswi Kelas 5 dan 6 SD IT Al-Istiqomah Kabupaten Kuningan(2023-07-05) RANTI MARDIYANTI NURHAZIZAH; Yanti Hermayanti; Ida MaryatiSuksesnya program vaksinasi HPV gratis dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah persetujuan orang tua dalam memberikan izin untuk memvaksinasi anaknya. Pengetahuan dan sikap merupakan faktor penentu penerimaan orang tua terhadap vaksinasi HPV untuk anak perempuan mereka. Sebelum implementasinya, diperlukan penelitian yang menggali pengetahuan dan sikap orang tua untuk menjadi sebuah data dasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mengenai vaksinasi HPV pada orang tua siswi kelas 5 dan 6 SD Al-Istiqomah di Kabupaten Kuningan. Desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada populasi 154 orang tua siswi kelas 5 dan 6 SD IT Al-Istiqomah dengan teknik proporsional random sampling. Sampel sebanyak 125 orang tua menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap orang tua terhadap vaksin HPV yang di adaptasi dari penelitian Humnesa pada tahun 2022 di Ethiopia dan data dianalisi menggunakan analisis univariat. Didapatkan hasil penelitian bahwa sebagian besar orang tua siswi kelas 5 dan 6 SD IT Al-Istiqomah diketahui memiliki pengetahuan yang baik (52%) dan sikap yang positif (53,6%) terhadap vaksinasi HPV, walaupun pada aspek pengetahuan tentang vaksin HPV lebih dari sebagian orang tua berpengetahuan buruk (53,6%). Dari penelitian tergambar bahwa baru sebagain saja orang tua yang mengetahui dan mendukung program vaksinasi HPV, karenanya dalam upaya mensukseksan program vaksinasi HPV ini maka perlu adanya perencanaan strategi promosi kesehatan dan hasil dari penelitian ini sebagai data dasarnya, agar implementasi vaksinasi HPV dapat diterima dengan baik oleh orang tua.Item Perilaku Pencegahan COVID-19 Pada Masyarakat Penderita Penyakit Kronis Bagian Barat Kabupaten Pangandaran(2023-02-19) MUNA AZ ZAHRA; Siti Ulfah Rifa`atul Fitri; Siti Yuyun Rahayu FitriPenyakit kronis merupakan salah satu faktor resiko penularan COVID-19. Berdasarkan Teori Lawrence Green, faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia adalah pengetahuan dan sikap. Penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku penderita penyakit kronis terhadap pencegahan COVID-19 sehingga meningkatkan kemampuan perawat komunitas untuk meminimalisir penularan COVID-19. Desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik total sampling, penderita penyakit kronis di Desa Cintaratu (n=55). Kuesioner terdiri dari sosio-demografis dan Student Knowledge, Attitude, and Practice COVID-19 (SKAPCOV-19) yang telah teruji validitas (>0,80) dan reabilitas (>0,90). Data dianalisis dan dikategorikan berdasarkan cut off point (median) baik, buruk, positif, atau negatif. Didapatkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (60%), sikap positif (58,2%), dan perilaku baik (50,9%) terhadap pencegahan COVID-19. Namun, sebagian besar kelompok usia lansia memiliki pengetahuan buruk (54,5%), kelompok petani memiliki sikap negatif (51,7%) dan kelompok laki-laki memiliki perilaku buruk (60%). Penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan pengetahuan yang baik, belum tentu memiliki sikap positif dan perilaku baik terhadap pencegahan COVID-19. Masyarakat penderita penyakit kronis di Desa Cintaratu sebagian besar memiliki pengetahuan baik, sikap positif dan perilaku baik terhadap pencegahan COVID-19 yang berpengaruh pada tingkat penularan dan kematian COVID-19. Penelitian ini sebagai evaluasi serta dasar penelitian selanjutnya dalam mengembangkan sistem program kesehatan.Item Gambaran Tingkat Depresi, Kecemasan, dan Stres Terhadap Fear of Missing Out (FoMO) Media Sosial di SMAN 1 Kota Cirebon(2023-04-12) JUWITA YOGISWARA; Iceu Amira DA; Nita FitriaABSTRAK Kemajuan teknologi membuat media sosial seringkali digunakan berlebihan oleh remaja sehingga mengakibatkan Fear of missing Out (FoMO) atau kecemasan ketika kehilangan momen di media sosial. FoMO dapat mempengaruhi tingkat depresi, kecemasan, dan stres pada remaja yang dalam proses pencarian jati diri. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran tingkat depresi, kecemasan, dan stres terhadap FoMO media sosial di SMAN 1 Kota Cirebon. Desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling dengan populasi 1.279 siswa/i dan sampel sebanyak 305 siswa/i. Instrumen yang digunakan yaitu FoMOs Przybylski et al., (2013) dan DASS 21 Lovibond (1995). Analisa data menggunakan analisis deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi depresi, kecemasan, dan stres. Berdasarkan penelitian hampir sebagian besar FoMO berada dikategori sedang (69,8%) dengan sedikit peningkatan tingkat depresi, kecemasan, dan stres namun secara keseluruhan tingkat depresi terbanyak normal (65,6%), kecemasan normal (46,9%) dan stres normal (83%). Kesimpulannya sebagian besar remaja FoMO memiliki tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang tergolong normal. Selain itu pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi pada depresi, kecemasan, dan stres adalah harga diri rendah, kekhawatiran, dan perasaan mudah marah. Saran peneliti selanjutnya dapat mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap depresi, kecemasan, dan stres remaja FoMO.Item Gambaran Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Pasca Pandemi Covid-19 di TK Negeri Pembina Akhlaqul Karimah Kota Tangerang(2023-07-12) NATHASA HANDAYANI; Khoirunnisa; Kurniawan YudiantoLatar belakang : Pemerintah Indonesia secara resmi mencabut status pandemi menjadi masa pasca pandemi COVID-19. Perubahan tersebut dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan adaptasi sehingga mempengaruhi capaian tugas perkembangan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran perkembangan anak usia pra sekolah pasca pandemi COVID-19 di TK Negeri Pembina Akhlaqul Karimah Kota Tangerang. Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi yang berpartisipasi adalah anak usia pra sekolah peserta didik TK Negeri Pembina Akhlaqul Karimah Kota Tangerang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling dengan besaran sampel yang dilibatkan sebanyak 143 anak. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Denver II. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memberi gambaran karakteristik subjek penelitian dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar anak mendapat kategori normal (55.9%) sedangkan hampir setengah anak mendapat kategori suspek (41.4%). Berdasarkan karakteristik anak seperti usia dan pengasuhan di rumah diketahui dapat mempengaruhi perkembangan anak pra sekolah. Kesimpulan dan rekomendasi : Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar sampel mendapat kategori normal pada skrining perkembangan pasca pandemi COVID-19. Peneliti merekomendasikan kepada institusi pendidikan, tenaga kesehatan dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mencegah dan mengantisipasi keterlambatan perkembangan dengan memberikan stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak pasca pandemi.Item Gambaran Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di SLB Negeri Widi Asih Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran(2023-07-05) HIDAYATUZ AWAL RAHMADHANI; Restuning Widiasih; Ida MaryatiRemaja berkebutuhan khusus mengalami perkembangan yang sama dengan usia remaja lain meskipun memiliki keterbatasan. Dengan keterbatasan yang dimiliki membuat mereka menjadi salah satu kelompok rentan terhadap risiko berbagai masalah kesehatan reproduksi. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang baik menjadi upaya untuk mengurangi risiko timbulnya masalah kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah remaja SMP dan SMA dalam rentang usia 12-21 tahun tahun yang memiliki kebutuhan khusus.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tentang pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja dengan 36 item pernyataan dengan nilai uji validitas p= 0,0333 dan uji reliabilitas r= 0,8385 dan data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif serta disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentase. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 sampel, didapatkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja secara umum yaitu pada kategori baik (30%), cukup (56%) dan kurang (13%). Namun lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang kurang (76%) terhadap pengetahuan kehamilan dan masa subur wanita. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar remaja memiliki pengetahuan yang cukup. Saran untuk tenaga kesehatan adalah bersama-sama untuk melakukan kolaborasi dengan sekolah dalam melakukan upaya peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksiItem Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penanggulangan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Pada Fase Pre-Hospital di Kecamatan Pangandaran(2023-07-11) RAHMA AYU MULIAWATI; Cecep Eli Kosasih; SetiawanPendahuluan: Masyarakat Kecamatan Pangandaran memiliki kebiasaan tidak menggunakan helm saat berkendara yang menimbulkan resiko kecelakaan. Jumlah kejadian kecelakaan di Kecamatan Pangandaran dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini menuntut masyarakat untuk dapat paham terkait pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Pangandaran terhadap penanggulangan korban kecelakaan lalu lintas pada fase pra-rumah sakit. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan teknik convenience sampling, masyarakat umum Kecamatan Pangandara (n=400). Pengumpulan data penelitian dilakukan secara langsung melalui penyebaran kuesioner yang terdiri dari 31 item pernyataan. Data dianalisis dan dikategorikan kedalam pengetahuan baik, cukup, dan buruk, yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase. Hasil dan Pembahasan: Sebagian besar dari responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap penanggulanagan korban kecelakaaan lalu lintas pada fase prarumah sakit. Berdasarkan usia, usia remaja dan dewasa memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan usia lansia memiliki pengetahuan yang cukup. Karakteristik sosiodemografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan status pekerjaan memiliki hubungan dengan penggetahuan seseorang. Simpulan dan Saran: Masyarakat Kecamatan Pangandaran memiliki pengetahuan baik terhadap penanggulanagan korban kecelakaaan lalu lintas pada fase pra-rumah sakit yang dipengaruhi oleh karakteristik sosio-demografi. Perawat diharapkan meningkatkan kemampuan dalam mengedukasi masyarakat serta pemerintah mengembangkan program kesehatan dalam upaya penanggulanagan korban kecelakaaan lalu lintas pada fase pra-rumah sakit. Penelitian lanjutan dapat menentukan intervensi yang efektif sesuai kebutuhan masyarakat.Item Gambaran Perilaku Hustle Culture Pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Kelas Pangandaran Universitas Padjadjaran(2023-07-07) LISNA DEWI; Irman Somantri; Titis KurniawanFakultas Keperawatan Kelas Pangandaran Universitas Padjadjaran, berdasarkan hasil wawancara didapatkan data bahwa mahasiswa memiliki beban kerja yang tinggi dan juga aktif mengikuti kegiatan non-akademik dalam dan luar kampus sehingga berisiko mengalami hustle culture, oleh karenanya tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran perilaku hustle culture pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Kelas Pangandaran Universitas Padjadjaran Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan waktu cross-sectional. Populasi seluruh Mahasiswa Fakultas Keperawatan Kelas Pangandaran Universitas Padjadjaran angkatan 2019, 2020, 2021, 2022, terdiri atas 132 mahasiswa. Teknik sampling penelitian ini yaitu Total sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen The Multidimensional Workaholism Scale. Proses pengumpulan data menggunakan google-form. Data dianalisis dengan analisis univariat, diolah dalam bentuk persentase dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian mengatakan bahwa: 1) hampir setengah mahasiswa mengalami hustle culture tinggi dengan domain tertinggi motivational, 2) sebagian besar angkatan 2022 mengalami hustle culture tingkat tinggi, 3) persentase hustle culture tingkat tinggi lebih banyak pada mahasiswa perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Keperawatan Kelas Pangandaran dikategorikan mengalami hustle culture tinggi dengan persentase paling banyak pada angkatan 2022 dan pada jenis kelamin perempuan. Disarankan bagi program studi untuk melibatkan BEM dan dosen wali dalam mengatasi hustle culture mahasiswa.Item Gambaran Core Competencies Terkait Disaster Nursing pada Perawat di Rumah Sakit Umum di Kabupaten Pangandaran(2023-07-12) REZKA BAHLAIL; Irman Somantri; Adelse Prima MulyaIndonesia dikenal sebagai negara dengan risiko bencana alam yang tinggi. Perawat sebagai elemen utama dalam pelayanan kesehatan, memegang peran penting dalam penanggulangan bencana. Oleh karena itu, diperlukan perawat yang kompeten dalam manajemen bencana. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan core competencies terkait disaster nursing dalam menghadapi bencana alam pada perawat di rumah sakit umum yang berdiri di wilayah pesisir. Metode penelitian kuantitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat RSUD Pandega Pangandaran. Sampel direkrut dengan menggunakan teknik simple random sampling. Kemudian data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen DNCCS dan dianalisis menggunakan analisis data univariat. 120 perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini memiliki skor rata-rata lebih tinggi dari nilai tengah (mean = 246,52). Menariknya, perawat yang pernah mengikuti pelatihan bencana justru memiliki skor rata-rata yang lebih rendah (mean = 246,43). Berbeda dengan perawat yang pernah berpartisipasi dalam relawan bencana, mereka memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi secara keseluruhan meskipun jumlahnya sedikit (n=25). Secara keseluruhan, para perawat memiliki tingkat kesiapsiagaan yang tinggi dalam manajemen bencana. Kurangnya partisipasi perawat dalam relawan bencana menjadi perhatian yang serius, maka disarankan kepada Bidang Keperawatan di RSUD Pandega Pangandaran untuk melibatkan para perawat dalam penanggulangan bencana baik bencana skala lokal maupun nasional.Item Hubungan Perilaku Phubbing dengan Friendship Satisfaction pada Pelajar di SMA Negeri 85 Jakarta(2023-08-03) KUNNI ALIFATAL MUDRIKAH; Tetti Solehati; Iyus YosepPada survey yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa pada tahun 2020-2022 usia remaja mengalami peningkatan paling banyak dalam penggunaan smartphone. Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan salah satunya, yaitu perilaku phubbing. Perilaku phubbing sangat berhubungan dengan kualitas hubungan sosial, keakraban, kepercayaan dan empati terhadap lawan bicaranya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku phubbing dengan friendship satisfaction pada pelajar di SMA Negeri 85 Jakarta. Penelitian menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar di SMA Negeri 85 Jakarta sebanyak 808 siswa/i dan didapatkan sampel berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sebanyak 277 siswa/i. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Instrumen pada penelitian ini adalah Partner Phubbing Scale dan Friendship Satisfaction dengan analisis data yang digunakan adalah analisa bivariat dengan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan 182 siswa (65,7%) memiliki tingkat perilaku phubbing tinggi, 25 siswa (9,0%) sedang, dan 70 siswa (25,3%) rendah. Berdasarkan tingkat kepuasan pertemanan (Friendship Satisfaction) didapatkan hasil, yaitu 160 siswa (17,8%) memiliki tingkat kepuasan pertemanan sangat puas, 89 siswa (32,1%) puas, 22 siswa (7,9%) cukup puas, 5 siswa (1,8%) tidak puas, dan 1 siswa (0,4%) sangat tidak puas. Sedangkan hasil signifikasi yang didapatkan adalah 0,038 yang artinya mempunyai hubungan antara perilaku phubbing dengan friendship satisfaction dengan p value 0,125 yang berarti memiliki tingkat hubungan sangat lemah. Simpulan hasil penelitian ini sebagian besar siswa mengalami perilaku phubbing tingkat tinggi dan hasil tingkat kepuasan pertemana pada tingkat sangat puas, serta terdapat hubungan signifikan dengan korelasi positif antara kedua variabel. Karenanya dalam upaya mencegah dan mengurangi dampak negatif yang terjadi karena angka perilaku phubbing yang tinggi, maka perlu dilakukannya pendidikan dan promosi kesehatan agar dampak negatif tersebut tidak dirasakan siswaItem Hubungan Kontrol Diri dengan Bedtime Procracrastination pada Mahasiswa Keperawatan PSDKU Unpad Pangandaran(2023-07-06) GILANG RAMADHAN; Sri Hartati Pratiwi; Imas RafiyahBedtime procrastination dapat menimbulkan kurang tidur yang secara negatif mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa. Kontrol diri diperlukan untuk mencegah kegiatan yang dapat menyebabkan kurang tidur. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan bedtime procrastination pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik studi korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan PSDKU Unpad Pangandaran. Sampel pada peneltian ini diambil berdasarkan teknik total sampling dengan jumlah 132 responden. Penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu Skala Kontrol Diri (SCS) versi singkat Bahasa Indonesia dan Bedtime Procrastination Scale (BPS). Seluruh data yang terkumpul dianalisis univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase serta analisis bivariat menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukan mahasiswa keperawatan PSDKU Unpad Pangandaran memiliki kontrol diri dalam kategori sedang (77,3%) dan mengalami bedtime procrastination dalam kategori sedang sedang (80.3%). Berdasarkan hasil uji didapat koefisien sebesar -0,222 dengan nilai p-value = 0,011 (p<0.05) yang menunjukan terdapat hubungan negatif antara variabel kontrol diri dengan variabel bedtime procrastination. Dapat disimpulkan bahwa mahasiwa keperawatan PSDKU Unpad Pangandaran dapat menahan godaan apapun dengan baik dan memiliki kemampuan untuk melakukan kebiasaan yang berorientasi pada tujuan jangka panjang sehingga, idealnya mahasiswa keperawatan PSDKU Unpad Pangandaran tidak akan menunda waktu tidur untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu agar menghindari pengurangan produktivitas mereka keesokan harinya. Mahasiswa disarankan untuk mengurangi kegiatan organisasi bagi yang mengambil SKS dalam jumlah besar, atau mengikuti lebih banyak lagi kegiatan latihan konsentrasi dan manajemen waktu.Item GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENCAPAIAN HERD IMMUNITY(2023-03-02) AYENE REFINA; Donny Nurhamsyah; Siti Yuyun Rahayu FitriKasus Covid-19 sudah mengalami penurunan baik secara global maupun nasional. Namun masih ada beberapa negara yang masih berjuang dari pandemi Covid-19 seperti Jepang, Korea Selatan, dan China. Di Pangandaran, tingkat pencapaian vaksinasi Covid-19 belum memenuhi target sehingga herd immunity belum tercapai. Tujuan herd immunity yaitu untuk memberikan perlindungan secara tidak langsung pada suatu kelompok terhadap penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan Covid-19 dalam mencapai herd immunity. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Kriteria sampel penelitian adalah masyarakat Desa Cintaratu yang berusia > 17 tahun. Penelitian ini melibatkan 97 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Kuesioner menggunakan SKAPCOV-19. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan Covid-19 sudah baik dengan nilai median 15 (range 0-18), sikap baik dengan median 14 (range 6-18), dan perilaku baik dengan median 32 (range 0-36). Terdapat beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti yaitu pengetahuan mengenai kekebalan tubuh dan penggunaan masker kain, sikap mengenai kekhawatiran masyarakat dan penyebab terinfeksi Covid-19, serta perilaku tentang olahraga dan konsumsi vitamin.Item Gambaral Perilaku Budaya Masyarakat Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan Dalam Pencegahan Stunting(2024-01-03) NEZLA PUSPITA; Nenden Nur Asriyani Maryam; Mamat LukmanPerilaku budaya berupa tradisi, kebiasaan yang diwariskan antar generasi dapat memengaruhi masyarakat atau suatu kelompok dalam menerapkan perilaku kesehatan sehari-hari. Hal ini dapat berdampak pada perilaku pencegahan stunting yang terjadi dalam suatu masyarakat. Masyarakat Desa Timbang ditinjau masih menerapkan perilaku budaya dalam merawat anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku budaya masyarakat Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan dalam pencegahan stunting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Kuesioner diberikan kepada 120 ibu yang memiliki anak usia 6-24 bulan di Desa Timbang Kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menggunakan teknik sample random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen perilaku budaya yang dikembangkan dari teori transcultural nursing oleh Madeleine Leininger. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan penyajian data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian terhadap 120 responden menujukan bahwa perilaku sosial budaya dalam aspek religiusitas dan filosofi menjadi sebagian besar perilaku yang mendukung dalam pencegahan stunting sedangkan, dalam perilaku perawatan kesehatan berbasis budaya menunjukan bahwa akses ke layanan kesehatan menjadi perilaku mendukung dalam pencegahan stunting. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Timbang memiliki perilaku budaya yang mendukung dalam pencegahan stunting. Perawat yang berada di Desa Timbang diharapkan dapat terlibat dalam memberikan perawatan yang sensitif secara budaya dalam komunitas multikultural guna menindaklanjuti perilaku budaya yang tidak mendukung.Item Gambaran Penerapan Intervensi Terapi Remedial dan Terapi Perilaku untuk Meningkatkan Daya Konsentrasi pada Anak Berkebutuhan Khusus di QQ Mitra Ananda Kota Jakarta Timur(2023-08-25) SUHAILLA MUSIARGA; Aat Sriati; Gusgus Ghraha RamdhaniePendahuluan:Anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang berbeda dari anak normal lainnya salah satunya adalah gangguan perkembangan neurologis yang menyebabkan gangguan konsentrasi. Gangguan konsentrasi yang dialami memerlukan pemecahan masalah salah satunya berupa pemberian terapi. Terapi yang dapat dilakukan untuk perbaikan daya konsentrasi anak berkebutuhan khusus adalah terapi remedial dan perilaku, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti gambaran konsentrasi anak berkebutuhan khusus yang menjalani terapi remedial dan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran terapi remedial dan perilaku dalam meningkatkan daya konsentrasi pada anak berkebutuhan khusus di QQ Mitra Ananda Metode Penelitian: Rancangan penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi dokumentasi dan teknik pengambilan sampel secara total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden anak berkebutuhan khusus yang menjalani terapi remedial dan perilaku di QQ Mitra Ananda. Instrumen yang digunakan yaitu observasi rating scale evaluasi kemampuan berkonsentrasi berdasarkan DSM IV-TR dengan analisis univariat. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan sebelum menerima terapi perilaku dan remedial daya konsentrasi anak berada dalam kategori rendah sebanyak 25 orang anak (78,1%). Setelah mendapatkan terapi yang sama dalam rentang waku 6 bulan-2 tahun terjadi peningkatan konsentrasi dalam kategori sedang terhadap 17 orang anak (53,1%). Simpulan dan Saran: Diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat daya konsentrasi pada anak berkebutuhan khusus yang menjalani terapi remedial dan perilaku dengan tingkat konsentrasi sebelumnya adalah rendah menjadi kategori konsentrasi sedang setelah menjalani terapi yang sama dalam rentang waktu 6 bulan hingga 2 tahun. Keberhasilan proses terapi dalam meningkatkan daya konsentrasi pada anak berkebutuhan khusus turut didukung oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan referensi untuk pengembangan program bagi anak berkebutuhan khusus dan penelitian selanjutnya di bidang serupa.Item Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Pangandaran Bagian Barat(2023-02-28) YULI RAHMAWATI UTAMI; Setiawan; Siti Yuyun Rahayu FitriPada Desember 2019, wabah pneumonia jenis baru bernama Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) menyebar dengan cepat ke seluruh Indonesia. Menurut PBB, pandemi COVID-19 berdampak pada kesehatan, perdagangan, pariwisata, transportasi, dan sektor lainnya. Kabupaten Pangandaran khususnya mengalami peningkatan proporsi penduduk miskin sebesar 1,28% sebagai daerah dengan sumber pendapatan dari sektor pariwisata dan perdagangan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kajian mengenai hubungan pendapatan dengan perilaku pencegahan COVID-19 di Desa Cintaratu, Kabupaten Pangandaran. Metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dilanjutkan dengan analisis distribusi frekuensi dan uji spearman. Sampel berusia >18 tahun di Desa Cintaratu. Teknik proportional random sampling (n = 100) dalam memilih sampel. Instrumen SKAPCOV-19 untuk menganalisis perilaku pencegahan dalam kategori baik dan buruk. Didapatkan hasil hampir setengah masyarakat Desa Cintaratu berperilaku buruk (45%), dengan mayoritas berpenghasilan dibawah UMK (55%), mayoritas berpendidikan rendah, dan lanjut usia. Terutama pada penerapan pola hidup sehat melalui pola makan dan olahraga masih rendah. Sehingga, partisipasi berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan. Diperoleh kesimpulan, terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku pencegahan COVID-19. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mengevaluasi program-program peningkatan kepatuhan perilaku pencegahan COVID-19 disesuaikan dengan kondisi masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan menghilangkan stigma negatif.Item Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan Orang Tua yang Memiliki Anak dengan TB pada Masa Pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Kabupaten Tegal(2023-03-21) SYAHRATUL JANAH; Nenden Nur Asriyani Maryam; Windy RakhmawatiSituasi penanganan COVID-19 berdampak pada pelayanan Tuberkulosis (TB) anak. Anak merupakan kelompok rentan tertular penyakit TB. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan kurang baik dapat menyebabkan keterlambatan pengobatan TB pada anak. Metode penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Kriteria populasi yaitu orang tua yang memiliki anak dengan TB, tercatat dalam rekam medik tahun 2020-2022, sedang atau sudah melakukan pengobatan TB di masa pandemi COVID-19, dan bertempat tinggal di Kabupaten Tegal. Teknik sampling menggunakan total sampling dan responden berjumlah 77 orang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil menunjukan sebagian responden mempunyai pengetahuan baik, sikap tentang keseriusan TB anak sebagian responden memilih sangat serius, sebagian lainnya memiliki reaksi takut, terkejut, merasa sedih dan putus asa, responden lebih memilih berkonsultasi pada dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hampir sebagian responden beranggapan bahwa konsultasi TB cukup mahal. Selain itu, lebih dari sebagian responden memilih pergi ke pelayanan kesehatan segera saat anaknya memiliki tanda dan gejala TB, sebagian lainnya tidak pergi ke pelayanan kesehatan karena biaya pengobatan. Petugas kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan terkait TB dan menekankan deteksi dini agar TB pada anak segera ditangani mengingat pencegahan penularan TB masih kurang baik.