Ekonomi Terapan (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ekonomi Terapan (S2) by Author "Achmad Kemal Hidayat"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Disparitas Pembangunan Infrastruktur dan Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara(2022-10-17) EFRAIM DWINTA PURBA; Achmad Kemal Hidayat; Ferry HadiyantoPenelitian ini membahas disparitas pembangunan infrastruktur antar kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dan pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Sumatera Utara. Infrastruktur yang dikaji berupa infrastruktur seperti panjang jalan, komunikasi, listrik, air bersih, sanitasi, kesehatan dan pendidikan. Objek penelitian adalah 33 kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara periode 2014-2020. Penelitian ini menggunakan teknik analisis seperti principal component analysis, indeks Williamson dan analisis panel data Generalized Least Square (GLS). Hasil analisis diparitas pembangunan infrastruktur menunjukan bahwa infrastruktur jalan, pendidikan dan kesehatan, masih terdapat ketimpangan pembangunan infrastruktur antar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan seluruh variabel infrastruktur yang digunakan pada penelitian mempengaruhi signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Sumatera Utara. Variabel infrastruktur komunikasi merupakan variabel independen yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di provinsi Sumatera Utara.Item ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015 - 2020 : BERDASARKAN PERHITUNGAN ICOR(2015-02-27) DANI PRASETYO; Arief Bustaman; Achmad Kemal HidayatSalah satu indikator makro dari pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah adanya modal/investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan investasi yang diperlukan di Kota Pekalongan untuk tahun 2015 – 2020. Investasi atau modal merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Selain itu penelitian ini juga mengungkapkan profil, potensi dan karakteristik investasi di Kota Pekalongan. Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Kebutuhan investasi dihitung berdasarkan nilai ICOR dan rata – rata pertumbuhan yang dikalikan dengan jumlah proyeksi PDRB yang telah diperoleh. Sedangkan profil, potensi dan karakteristik investasi di Kota Pekalongan dijelaskan dengan metode analisis Location Question (LQ) dan analisis Shift Share. Hasil penelitian menunjukkan nilai ICOR rata – rata di Kota Pekalongan sebesar 4,21 dengan tingkat pertumbuhan rata – rata 5,16 persen. Kebutuhan investasi hasil proyeksi diperolah untuk tahun 2015 sebesar Rp 542,727 milyar dan Rp 626,108 milyar untuk tahun 2020. Dari analisis LQ Kota Pekalongan mempunyai enam sektor unggulan yaitu sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real estate dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor jasa – jasa. Sedangkan dari analisis shift share Kota Pekalongan belum mempunyai competitive advantage yang memadai dibandingkan dengan daerah lain di Propinsi Jawa Tengah.Item DAMPAK OPERASIONALISASI BUS RAPID TRANSIT TRANSJAKARTA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DKI JAKARTA(2023-06-07) RICO BAGUS SATRIO; Amelia Hayati; Achmad Kemal HidayatProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia. Masyarakat melakukan perjalanan sehari-hari sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini menyebabkan kemacetan yang berujung pada inefisiensi ekonomi akibat pemborosan waktu dan bahan bakar. Namun, BRT Transjakarta sebagai alternatif transportasi yang operasionalisasinya diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori pertumbuhan ekonomi Solow, tingkat pengangguran dari Mankiw serta teori pertumbuhan endogen Romer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi operasionalisasi BRT terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran di Jakarta. Paper ini menggunakan data panel yang terdiri dari 5 kota di Jakarta selama tahun 2016-2021. 2 Stage Least Square digunakan sebagai metodologi yang memperkirakan variabel endogen dan variabel predetermined. Variabel-variabel endogen dan predetermined disesuaikan dengan hasil elaborasi riset yang telah dilakukan. Setelah itu dilakukan uji order condition dan rank condition terhadap persamaan yang telah tersusun. Lalu dilakukan uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi) serta tahapan uji ekonometrik sampai dengan estimasi model regresi. Costing analysis digunakan sebagai metodologi untuk memperkirakan dan mengkomparasikan kisaran biaya penggunaan kendaraan pribadi dan BRT Transjakarta dari perspektif pengguna. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa operasionalisasi BRT memberikan kontribusi sebesar 0,620 terhadap pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran terbuka di Jakarta sebesar 1,470 pada tingkat signifikansi 1% ceteris paribus. Selain itu penggunaan BRT Transjakarta terbukti lebih efisien dari segi biaya dibandingkan dengan penggunaan kendaraan pribadi (dalam skala rute operasional 13 koridor utama BRT Transjakarta). Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang operasionalisasi BRT memegang peranan penting dalam sektor ekonomi transportasi di Jakarta.Item Dampak Penanaman Modal Dalam Negeri Terhadap Daya Saing Sektor Industri Manufaktur Unggulan Indonesia Pada Pasar ASEAN-5(2021-02-21) BUDI WIRANTO; Anhar Fauzan Priyono; Achmad Kemal HidayatPenelitian ini menganalisis dampak penanaman modal dalam negeri terhadap daya saing sektor industri manufaktur unggulan Indonesia pada pasar ASEAN-5, selama kurun waktu 2006–2017. Industri manufaktur unggulan Indonesia dalam penilitian ini yakni industri makanan, tekstil, kimia dan bahan kimia, logam dasar, serta alat transportasi lainnya. Analisis regresi penilitian ini menggunakan data panel, pada variabel dependen daya saing diukur menggunakan RSCA dari nilai indeks RCA. Di dapatkan hasil industri makanan, industri kimia dan bahan kimia memiliki nilai (RSCA>1) artinya kedua sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif di pasar ASEAN-5, sementara pada ketiga industi lainnya (RSCA<1) sehingga tidak memiliki keunggulan komparatif di pasar ASEAN-5. Dari hasil estimasi regresi data panel pada variabel PMDN dan nilai tambah berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing, namun pada variabel independen serta nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap daya saing.Item ECONOMIC IMPACT ASSESSMENT OF AGRICULTURAL PROGRAM ON MAIZE PRODUCTION IN BANTEN PROVINCE: A Case on Farmer Field School of Integrated Crop Management Program(2018-01-08) IERNA SANIA SARIE NASIA; Achmad Kemal Hidayat; Tidak ada Data DosenMaize is the second most important food crop after rice and one of the strategic commodities in Indonesia. However, the domestic supply of maize has been unable to meet its high demand due to demand rising faster than supply. One of the government’s efforts to enhance the maize production and achieve maize self-sufficiency is the implementation of the Farmer Field School of Integrated Crop Management (ICM-FFS) program. In Banten, the ICM-FFS program in maize production was implemented between 2008 and 2014. The policy analysis matrix (PAM) framework was employed to assess the impact of ICM-FFS on maize production, comparative and competitive advantage to produce maize, and the farmer’s income in Banten Province. The results show that ICM-FFS farms were able to increase the farmer’s income by 77.03% and social welfare by 44.48% compared to non-ICM-FFS farms. Moreover, the study implies that this program has enhanced the competitive and comparative advantage to produce maize in the Banten Province. This program expresses that the government protection of maize production nearly comes from the subsidy on seeds and fertilizers. Finally, these findings suggest policy recommendations to improve the future strategies in maize production assistance. The government should pay attention to the arrangement of competitive input and output markets, sustain and enhance technical assistance to improve maize quality and productivity, and be more concerned for this commodity than it is at present.Item IMPACT EVALUATION PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) PADA PNPM MANDIRI PEDESAAN TERHADAP KONSUMSI RUMAH TANGGA MASYARAKAT DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi Kasus Di Kecamatan Semin)(2015-02-26) PURWONO; Yayan; Achmad Kemal HidayatProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia dengan konsep pemberdayaan masyarakat. Salah satu program atau kegiatan yang ada di dalam PNPM MP adalah Simpan Pinjam Kelompok Perempuuan (SPP) PNPM MP. Dengan adanya SPP PNPM MP diharapkan dapat memperluas/ meningkatkan usaha rumah tangga sehingga otomatis pendapatannya pun turut meningkat. Yang pada akhirnya meningkat pula konsumsi Rumah tangga masyarakat penerima SPP PNMP MP. Konsumsi merupakan salah satu alat atau cara mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh SPP PNPM MP terhadap konsumsi rumah tangga di kecamatan Semin kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan data primer dari 8 desa di Kecamatan Semin dengan jumlah responden 138 responden yang terdiri dari 69 responden kelompok treatment dan 69 responden kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan metode Difference in Difference dengan membandingkan antara kelompok treatment yang mengikuti program kredit SPP dengan kelompok kontrol yang tidak mengikuti program kredit SPP. Variabel independen dalam penelitian ini adalah delta pengeluaran konsumsi, sedangkan variabel dependen terdiri dari karakteristik rumah tangga. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dampak SPP PNPM mempunyai pengaruh yang cukup terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga. Dari variabel dependen yang digunakan untuk mengukur pengaruh tingkat konsumsi di kecamatan Semin, yang mempunyai arah positif adalah pendidikan kepala keluarga, Jumlah kepala keluarga, mengikuti program SPP.Item INFRASTRUKTUR DAN OUTPUT PERKAPITA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA(2018-06-25) VITA NURAEINY; Bayu Kharisma; Achmad Kemal HidayatTahun 2010-2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2010-2015 sebesar 5,65%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang berkembang dalam perekonomian dunia seperti menurunnya harga komoditas dunia, inflasi yang tinggi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, serta menurunnya kredit perbankan akibat pengetatan kebijakan moneter. Menurunnya harga komoditas dunia menyebabkan penurunan kinerja perdagangan luar negeri. Indonesia yang pada beberapa tahun terakhir mengandalkan ekspor sebagai salah satu sumber pertumbuhan yang penting turut terkena dampak dari penurunan kinerja perdagangan luar negeri akibat menurunnya harga komoditas dunia tersebut. Secara agregat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010-2015 mengalami perlambatan namun Produk Domestik Bruto (PDB) perkapita Indonesia menunjukkan tren positif kenaikan setiap tahunnya. PDB perkapita tahun 2010 adalah sebesar Rp 28.778.200 dan mengalami peningkatan sebanyak 22,18% pada tahun 2015 menjadi Rp 35.161.900. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, mengetahui pengaruh dari infrastruktur yang meliputi jalan, listrik, air bersih dan pelabuhan terhadap output perkapita. Kedua, menganalisa kebijakan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam hal pembangunan infrastruktur sehingga dapat meningkatkan output perkapita. Penelitian ini menggunakan model data panel statis dan dinamis dengan system GMM pada 33 provinsi di Indonesia periode tahun 2010-2015. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan dan pelabuhan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap output perkapita, sedangkan infrastruktur listrik dan air bersih mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah dapat mengambil kebijakan berupa peningkatan dan pembangunan infrastruktur jalan serta peningkatan kinerja pelayanan dalam bentuk produktivitas bongkar muat pelabuhan.Item Infrastruktur jalan terhadap produk domestik regional bruto per kapita kabupaten/kota Provinsi Lampung(2016-02-09) MAULDIA NOPRITA; Anhar Fauzan Priyono; Achmad Kemal HidayatPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infrastruktur jalan terhadap produk domestik regional bruto per kapita di seluruh kabupaten/kota Provinsi Lampung selama periode waktu tahun 2004-2013. Pengaruh infrastruktur jalan tersebut dilihat dari sisi panjang jalan dibagi jumlah penduduk (mobilitas) dan panjang jalan kondisi baik dibagi luas wilayah (aksesibilitas). Penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan model fixed effect dimana produk domestik regional bruto per kapita menjadi variabel terikat sementara variabel bebas terdiri dari mobilitas, aksesibilitas, akumulasi pembentukan modal tetap bruto, rata-rata lama sekolah, rasio angkatan kerja yang bekerja terhadap jumlah penduduk dan rasio dana alokasi khusus sub bidang jalan terhadap total dana alokasi khusus. Hasil penelitian ini menunjukkan infrastruktur jalan dilihat dari sisi mobilitas dan aksesibilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produk domestik regional bruto per kapita di Provinsi Lampung selama periode waktu tahun 2004-2013. Stok modal yang diwakili dengan akumulasi pembentukan modal tetap bruto dan modal manusia yang diwakili dengan rata-rata lama sekolah juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik regional bruto per kapita. Tenaga kerja yang diwakili dengan rasio angkatan kerja yang bekerja terhadap jumlah penduduk memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan, sementara rasio dana alokasi khusus sub bidang jalan terhadap total dana alokasi khusus memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap produk domestik regional bruto per kapita. Lebih lanjut, penelitian ini juga membuktikan bahwa dengan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas infrastrukur jalan yang diwakili dengan mobilitas dan aksesibilitas akan memberikan kontribusi positif terhadap produk domestik regional bruto per kapita di Provinsi LampungItem Konversi Lahan dan Kapasitas Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Cimahi dengan Pendekatan Sistem Persamaan Simultan(2016-03-15) TITA MARTIANA; Achmad Kemal Hidayat; Bagdja MuljarijadiPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh konversi lahan terhadap kapasitas Pajak Bumi dan Bangunan dan sebaliknya, (2) mengetahui pengaruh kepadatan penduduk, pendapatan per kapita, tenaga kerja sektor industri dan sektor perdagangan, nilai lahan dan Rencana Tata Ruang Wilayah terhadap konversi lahan dan terhadap kapasitas Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Cimahi pada tahun 2002, 2009 dan 2012. Penelitian ini menggunakan metode sistem persamaan simultan dengan metode estimasi Indirect Least Square (ILS) untuk mendapatkan hubungan antara konversi lahan dan kapasitas Pajak Bumi dan Bangunan dengan beberapa variabel tersebut diatas. Hasil penelitian ini adalah kapasitas PBB, kepadatan penduduk, pendapatan per kapita, nilai lahan dan Rencana Tata Ruang Wilayah berpengaruh positif terhadap konversi lahan. Tenaga kerja sektor industri dan sektor perdagangan berpengaruh negatif terhadap konversi lahan. Konversi lahan, tenaga kerja sektor industri dan sektor perdagangan, nilai lahan dan Rencana Tata Ruang Wilayah berpengaruh positif terhadap kapasitas PBB. Kepadatan penduduk dan pendapatan per kapita berpengaruh negatif terhadap kapasitas PBB. Hasil ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan konversi lahan dan kapasitas PBB di Kota Cimahi.Item Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah Dalam Kontrak Untuk Usaha Mikro Dan Kecil (UMK) Terhadap Kredit Usaha Di Sektor UMK(2019-03-12) ERMAWANTO; Achmad Kemal Hidayat; Ferry HadiyantoSektor UMK adalah sektor yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Hingga tahun 2013 kontribusi sektor UMK dalam PDB adalah sebesar 43,08% dan sebanyak 93,64% tenaga kerja berada di sektor UMK (BPS). upaya-upaya meningkatkan pertumbuhan sektor UMK dirasa sangat perlu dan penting untuk dimaksimalkan, sehingga pertumbuhan sektor UMK diharapkan dapat berdampak dalam mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan, meningkatkan standar hidup, juga mendukung pencapaian distribusi pendapatan yang terbaik untuk mengurangi kesenjangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh belanja pemerintah daerah untuk UMK terhadap investasi swasta berupa kredit usaha (modal kerja dan investasi) dari perbankan kepada sektor UMK di 31 provinsi. Pada penelitian ini belanja pemerintah daerah untuk UMK menggunakan nilai kontrak belanja pengadaan antara pemerintah daerah dengan UMK melalui mekanisme lelang/tender dalam sistem pengadaan elektronik (e-procurement). Metode analisis yang dilakukan menggunakan Panel Data Regression. Hasil penelitian menunjukkan secara umum belanja pemerintah daerah dalam kontrak pengadaan dengan UMK berpengaruh signifikan secara positif terhadap realisasi kredit usaha kepada sektor UMK. Hal ini dapat diartikan belanja pemerintah daerah dalam kontrak pengadaan untuk UMK berdampak positif terhadap pertumbuhan UMK di provinsi tersebut. Sehingga pemerintah daerah sebaiknya melakukan alokasi belanjanya kepada sektor UMK secara lebih konsisten, mengingat selama periode penelitian provinsi dengan anggaran belanja yang lebih besar secara umum memiliki share alokasi belanja untuk UMK lebih kecil dibandingkan dengan provinsi dengan anggaran belanja yang lebih kecil.Item Pengaruh Foreign Direct Investment Terhadap Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat(2021-03-22) ENZY DIWANTAMA; Achmad Kemal Hidayat; Nury EffendiPenelitian ini bertujuan untuk menguji variabel intervening infrastruktur jalan terhadap variabel makroekonomi investasi (Foreign Direct Investment(FDI), Penanaman Modal Dalam Negeri(PMDN)), dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap tingkat pengangguran di Jawa Barat. Adapun data yang digunakan berasal dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan periode 9 tahun, dari 2011-2019. Namun, dikarenakan 5 kabupaten/kota data tidak lengkap, maka data yang dipergunakan hanya untuk 22 kabupaten/kota. Model ekonometrik yang digunakan adalah data panel. Untuk melakukan penghitungan dilakukan 2 tahapan pengolahan data, yaitu pertama, variabel infrastruktur jalan (kondisi jalan baik) terhadap Foreign Direct Investment, Penanaman Modal Dalam Negeri, dan Pertumbuhan Ekonomi, selanjutnya pada tahap kedua, hasil estimasi dari tahap pertama, kemudian dilakukan pengujian dengan penambahan variabel kontrol yaitu, upah minimum kabupaten/kota, tenaga kerja, pendidikan, populasi, jalan kondisi baik, dan akses jalan tol di berbagai daerah penelitian, terhadap pengangguran di Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara partial menunjukan dengan intervening variabel jalan terhadap foreign direct investment, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, pendidikan, dan kondisi jalan baik secara langsung mengurangi pengangguran, di sisi lain populasi meningkatkan penganguran (dapat diterima secara teoritis dan logis), sedangkan upah minimun kabupaten/kota (UMK), dan akses jalan tol mengakibatkan peningkatan pengangguran, walau tidak signifikan. Hal ini dapat dipahami mengingat peningkatan upah minimum kabupaten/kota (UMK) akan menurunkan permintaan terhadap tenaga kerja, sementara akses jalan tol mengakibatkan sektor aktifitas usaha yang berada di jalan existing mengalami menurunan lalu lintas (penurunan potential buyer). Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum bahwa foreign direct investment (FDI) menurunkan tingkat pengangguran, dan infrastruktur jalan (jalan baik) merupakan stimulator bagi perekonomian/pertumbuhan ekonomi.Item REGIONAL DEVELOPMENT BUDGET AND DEVELOPMENT PERFORMANCE (COMPARATIVE STUDY BETWEEN RIAU AND WEST SUMATERA PROVINCES OF INDONESIA)(2017-02-01) IRWAN MUHAMMAD; Achmad Kemal Hidayat; Tidak ada Data DosenAbundant natural resources will provide a huge revenue source as a development budget for the region to carry out the regional development. Public welfare as the development goals could be improved through various development activities. Riau Province enjoys significantly bigger regional development budget relative to other provinces through DBH or Revenue Sharing Fund being endowed with abundant natural oil resources. This study aims to examine the influence of Riau’s bigger regional budget upon the consequential development result. A comparative analysis between Riau and West Sumatera Provinces is attempted following the development logical framework. Several development indicators will be employed namely GRDP, Percapita GRDP, Economic Growth rate, HDI, Poverty rate and Unemployment rate. Hypothesis testing is done by using the Independent Sample t-Test (SPSS 13). The results show that Riau Province is not significantly superior in all of the indicators. Implications of the study which can be used are the findings that could be taken as a consideration for the stakeholders not to ignore “inappropriateness,” “inefficiency” and/or “ineffectiveness” in selecting and carrying out the development activities due to weaknesses in the development management of the province. Furthermore, it needs to pay more attention to the natural resource transformation and reinvestment into the public sector in order to improve the quality of infrastructure and human resource.Item REVISITING WATERFRONT REVITALIZATION PROJECTS CASE STUDIES OF LOSARI BEACH, MAKASSAR CITY, INDONESIA AND MINATO MIRAI 21, YOKOHAMA CITY, JAPAN(2017-03-31) M. NATSIR ARIF; Achmad Kemal Hidayat; Tidak ada Data DosenABSTRACT The revitalization effort within the particular space of a coastal zone of Losari Beach during these few recent years, has shown how the Makassar City tries to keep a sense of balance in the process of the spatial planning and physical space arrangement within the city as a whole. Revisiting the evolvement of Losari Revitalization Project (LRP) and its contribution as a public space provisional effort became the main objective of this study. In addition, it is relevant to revisit another particular case study as a comparison and then draw lessons from the project. Considering its successful evolvement, and being as one of the best practice of waterfront development project in Japan, in this study, the author choose the Yokohama Minato Mirai 21(MM21) as the object for comparative studies toward LRP in Makassar City. This study was conducted using the qualitative research methodology. For this study, the author chosen to do two things: 1) summarize empirically, the validated findings or preliminary assessments from other studies that are relevant to the questions of this research, and 2) in some perspective add his own line of thought that is not empirically validated. The results of the study show that LRP is considered as a good sample of waterfront development initiative. In LRP development efforts, the primary actors are the public sector. Local government is responsible for the plan’s definition, coordination, and funding. In addition, the local government is the driving force as well as regulatory body for its planning and implementation. In the implementation of MM21 waterfront revitalization development, the government became a pioneer to initiates revitalization activities by way of preparation in terms of technical assistance, and the development of regional infrastructure and facilities. The government`s contribution was intended to stimulate and leverage private and public investment. Revisiting both case studies bring forward some recommendation based on lesson drawn from both project such as: A) Institutional improvement, B) Technical Implementation Improvement, C) Public-Private Participatory Improvement and Socio-Cultural Improvement. The spatial arrangement with certain set of policy and guidelines, which emphasized on integrated public realm provision, is a good reference for further waterfront development that can be applied in Makassar City as the continuity effort in commencing the further stages of Losari Revitalization Project development.