Spesialis
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Spesialis by Author "Ahmad Agil"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Gambaran Histopatologi pada Model Trauma Ginjal Berdasarkan Skor EGTI(2022-12-29) MOCHAMMAD ECKY PRATAMA; Safendra Siregar; Ahmad AgilPendahuluan: Trauma ginjal merupakan trauma yang paling sering terjadi pada traktus urinarius. Trauma tumpul merupakan mekanisme yang paling umum, terhitung 80-85% dari semua cedera ginjal. Berdasarkan derajat kerusakan, trauma ginjal dibedakan menjadi cedera minor dan mayor. Berkurangnya perfusi jaringan, hipoksia, dan iskemia akiba trauma dapat menyebabkan aktivasi dari sistem koagulasi dan sistem komplemen yang menyebabkan stimulasi leukosit dan alterasi endotelium sehingga menyebabkan respon inflamasi pada sistem glomerulus dan tubular ginjal. Sistem skoring EGTI dapat digunakan untuk menilai perubahan histopatologi pada ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perubahan gambaran histopatologis dan skor EGTI tikus wistar model trauma ginjal dibandingkan dengan tikus wistar kelompok kontrol. Metode: Studi ini merupakan studi eksperimental menggunakan hewan coba tikus dengan jumlah sampel 24 tikus. Kelompok tikus dibagi menjadi 2 minggu dan 4 minggu untuk melihat perubahan akut dan kronik pada gambaran histopatologi ginjal pada model trauma. Hasil: Terdapat total 24 sampel yang dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan histopatologis. Ditemukan perbedaan yang signifikan pada rerata Endotel, Glomerulus, Tubulus, dan Interstitial pada kelompok kontrol, minggu ke-2, dan minggu ke-4. Kesimpulan: Terdapat perubahan histopatologi pada endotelium, glomerulus, tubulus dan interstitial yang dibuat model trauma ginjal tikus pada pemantauan minggu kedua dan keempat. Katakunci: EGTI, histopatologi, IRI, trauma ginjalItem PENILAIAN VIABILITAS SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS GRAFT PERITONEUM DI URETRA SEBAGAI ALTERNATIF URETROPLASTI PADA KELINCI NEW ZEALAND(2024-01-02) MUHAMMAD ALDITO RIVALDI; Safendra Siregar; Ahmad AgilLatar Belakang: Uteroplasti merupakan berupa tindakan pembedahan yang menjadi pilihan terapi pada striktur uretra, terbagi menjadi uteroplasti anastomosis dan uteroplasti substitusi. Pada uteroplasti subsitusi, segmen uretra target dilapisi oleh flap atau graft. Umumnya, graft yang digunakan berasal dari jaringan buccal, kulit, dan sublingual. Selain itu, terdapat potensi dari jaringan dengan komponen sel mesotel seperti peritoneum untuk dimanfaatkan sebagai graft. Namun, penelitian mengenai keberhasilan pencangkokan selaput peritoneum pada operasi uteroplasti masih terbatas. Kelinci sendiri dapat dimanfaatkan sebagai model karena dimensi uretra pada kelinci dewasa serupa dengan bayi manusia. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menilai viabilitas peritoneum graft dalam model uteroplasti pada kelinci. Metode Penelitian: Penelitian eksperimental pada hewan coba ini melibatkan 22 ekor kelinci New Zealand jantan dewasa. Sebanyak 20 kelinci dibuat model striktur dengan insisi. Model striktur kelinci dibagi rata menjadi 2 kelompok graft dan 2 kelompok kontrol, masing-masing dikorbankan pada pengamatan hari ke-14 dan ke-30. Sedangkan 2 ekor kelinci yang tersisa sebagai sham. Jaringan uretra diambil dan di deparafinasi, kemudian diwarnai dengan Haematoxylin-Eosin (H&E) dan Masson’s trichrome dan diamati dengan mikroskop cahaya. Viabilitas secara makroskopis dan mikroskopis graft peritoneum dinilai. Hasil Penelitian: Secara makroskopis, terdapat perbedaan rerata shrinkage pada kelompok graft 2 minggu, graft 4 minggu dan kontrol yang bermakna secara statistik (0,0001; p<0,05). Secara mikroskopis, terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah sel radang (0,0001; p<0,05), jumlah neovaskularisasi (0,043; p<0,05), dan keberhasilan fusi (0,0001; p<0,05) pada kelompok graft 2 minggu, graft 4 minggu dibandingkan dengan kelompok kontrol dan sham. Kesimpulan: Peritoneal graft memiliki viabilitas secara makroskopis dan mikroskopik yang cukup baik dan dapat digunakan sebagai alternatif jaringan pada uretroplasti substitusi. Hal ini digambarkan oleh jumlah sel radang, jumlah neovaskularisasi, dan keberhasilan fusi pada peritoneal graft yang dilakukan pengamatan pada minggu kedua dan keempat.Item Perbandingan Kadar Transforming Growth B1 (TGF B1) dan Kolagen Tipe I dan III pada Model Trauma Tumpul Ginjal Mayor yang Diberi Perbedaan Intervensi Beban(2022-12-27) KIAGUS FERRY FEBIAN QOSASI; Safendra Siregar; Ahmad AgilPERBANDINGAN KADAR TRANSFORMING GROWTH FACTOR β1 (TGF β-1) DAN KOLAGEN TIPE I DAN III PADA MODEL TRAUMA TUMPUL GINJAL MAYOR YANG DIBERI PERBEDAAN INTERVENSI BEBAN Kiagus Ferry Febian Qosasi, Safendra Siregar, Ahmad Agil Departemen Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Hasan Sadikin Academic Medical Center ABSTRAK Latar belakang: Trauma ginjal terjadi pada sekitar 10% pasien trauma abdomen. Penyebab trauma urologis yang paling sering, seperti trauma ginjal dan kandung kemih, adalah jatuh dan kecelakaan mobil, yang mengakibatkan trauma tumpul. Untuk menemukan penanda jaringan pada trauma ginjal yang masih dini, sedang, atau lanjut, dapat digunakan analisis biomarker. Ditemukan juga bahwa TGF-1 meningkatkan mRNA kolagen I dan III dalam investigasi pada tikus. TGF-β1, kolagen I, dan kolagen III adalah biomarker yang terlibat dalam kemunculan simultan sitokin pro-inflamasi dan anti-inflamasi. Dalam studi ini, peneliti akan mengkaji bagaimana model trauma tumpul ginjal mayor yang diberikan intervensi beban mempengaruhi kadar TGF-1, kolagen tipe I dan III. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak dengan menggunakan hewan percobaan (animal experimental study). Mencit Wistar dengan berat 300-350 gram digunakan sebagai model sampel trauma tumpul ginjal mayor. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok. Jumlah sampel tiap kelompok adalah 5 ekor mencit dengan 1 ekor sebagai kontrol sehat. Hasil: Ada pengaruh antara derajat trauma ginjal terhadap kadar TGF-β1, kolagen tipe I, dan kolagen tipe II. Semakin tinggi derajat dan lama trauma ginjal, semakin tinggi kadar TGF-β1, kolagen tipe I, dan kolagen tipe III. Kesimpulan: Trauma tumpul ginjal mayor mempengaruhi kadar TGF-β1, kolagen tipe I, dan kolagen tipe III. Terjadi peningkatan kadar TGF-β1 dan kolagen tipe I dan II dengan besarnya beban yang diberikan pada model trauma tumpul ginjal mayor.