Spesialis
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Spesialis by Author "Ali Sundoro"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item PENGARUH PEMBERIAN HUMAN ADIPOSE-DERIVED STEM CELLS DALAM MENCEGAH PENURUNAN FUNGSI MOTORIK OTOT SOLEUS PADA MODEL LUKA BAKAR LISTRIK TIKUS WISTAR(2023-07-14) YURI KARISMA PUTRA; Ali Sundoro; Almahitta Cintami PutriLuka bakar akibat arus listrik menunjukkan rendahnya prevalensi mortalitas, namun morbiditas gangguan fungsi ekstremitas sangat tinggi. Rehabilitasi untuk mengembalikan penuh fungsi motorik sulit dicapai akibat kerusakan otot dan saraf ekstremitas yang terkena. Human Adipose-Derived Stem Cell (hADSC) mempunyai potensi regenerasi otot dan saraf pada luka bakar listrik. Penelitian ini bertujuan menganalisis fungsi motorik otot soleus dan pengaruh hADSC dalam mencegah kerusakan otot soleus pada model luka bakar listrik. Penelitian menggunakan metode eksperimental intervensional pada hewan coba tikus Wistar sebanyak 42 ekor. Tikus dilakukan penyetruman, lalu dianalisa fungsi motorik menggunakan uji Walking Tract Analysis (WTA) berdasar skala Fitzpatrick dan uji mikroskopis otot soleus menggunakan skala Histoscore luas area vital (HLAV). Tikus yang telah disetrum dibagi menjadi kelompok yang diberikan PBS (kontrol) dan hADSC (perlakuan). Hasil uji dinilai berdasar skala nilai 0 atau 1 (paling rendah) hingga 4 (normal). Uji WTA hari ke-3 didapatkan rerata nilai kelompok kontrol dan perlakuan berurutan 1.20±0.447 dan 2.00±1.265, sedangkan hari ke-7 0.33±0.516 dan 1.40±1.517. Tampak hADSC dapat mencegah penurunan fungi motorik (p>0.05). Uji HLAV hari ke-3 kelompok kontrol dan perlakuan berurutan didapatkan rerata 2.00±1.225 dan 3.33±0.817, sedangkan hari ke-7 1.17±0.408 dan 3.60±0.548. Tampak kerusakan sel otot secara mikroskopis dapat dicegah oleh hADSC (p0.05). Human Adipose-Derived Stem Cell (hADSC) mencegah kerusakan otot soleus secara mikroskopis sehingga dapat mencegah penurunan fungsi motorik otot soleus pada model luka bakar listrik tegangan tinggi tikus Wistar. Selain itu, diketahui bahwa fungsi motorik berhubungan dengan kerusakan otot soleus secara mikroskopis.Item Perbandingan Kejadian Infeksi Daerah Operasi Dengan Persiapan Kolon Yang Diberikan Oral Neomicin Dan Eritromicin Dengan Diberikan Oral Plasebo Pada Penderita Yang Dilakukan laparotomi di RSHS Bandung(2022-12-28) FATHIR YUNARFAN FATAHADIN; Ali Sundoro; Bambang Am am SulthanaLatar Belakang: Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan kondisi komplikasi pasca operasi yang terjadi setelah dilakukannya tindakan pembedahan. Besarnya angka kejadian infeksi daerah operasi pada penderita setelah tindakan laparotomi pada operasi kolorektal diduga akibat bakteri pada saluran cerna yang mengkontaminasi area luka operasi. Adanya kontaminasi tersebut menyebabkan luka operasi masuk dalam kategori luka operasi kotor, sehingga manajemen dalam penanganan pencegahan IDO sangat penting. Risiko terjadinya IDO pada pasien yang menjalani operasi pada usus besar dapat dihindari dengan pemberian oral antibiotik (OA) sebelum dilakukan operasi. Hal ini menunjukkan pentingnya OA dengan persiapan kolon. Dengan demikian, pemberian oral antibiotik disertai dengan persiapan kolon, memiliki manfaat akan penurunan angka kejadian IDO yang dapat terjadi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian clinical trial dengan randomize dan double blind regression yang merupakan uji komparatif antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antara kejadian IDO dengan penggunaan oral antibiotik dan plasebo terhadap timbulnya IDO pada penderita rencana operasi elektif kanker kolorektal yang dilakukan melalui tindakan laparotomi dengan persiapan kolon yang diberikan oral plasebo sebagai kelompok kontrol dan diberikan oral antibiotik neomicin dan eritromicin sebagai kelompok intervensi. Hasil: Pada penelitian ini, dari 101 sampel didapatkan 39 sample yang mengalami infeksi daerah operasi, 19 sampel (48.7%) diberikan oral antibiotik dan 20 sampel (51.3%) diberikan oral plasebo. Sebaliknya, dari 62 sampel yang tidak mengalami infeksi daerah operasi, 29 sampel (46.8%) diberikan oral antibiotik dan 33 sampel (53.2%) diberikan oral plasebo. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian oral antibiotik neomicin dan eritromicin dibandingkan dengan yang tidak diberikan oral antibiotik dalam mencegah kejadian infeksi daerah operasi (IDO) pada penderita yang dilakukan tindakan laparotomi pada operasi elektif kanker kolorektal.