Biologi (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Biologi (S2) by Author "Desak Made Malini"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item FORMULASI RODENTISIDA NABATI BERBASIS UMBI GADUNG (Dioscorea hispida) TERHADAP KERUDAKAN ORGAN LAMBUNG, HATI DAN GINJAL TIKUS (Rattus norvegicus, Berkenhout 1769) JANTAN GALUR WIATAR(2023-06-14) ANDRE DIAN PERMANA; Yasmi Purnamasari Kuntana; Desak Made MaliniPengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan pemanfaatan senyawa bioaktif tumbuhan sebagai pestisida nabati. Sumber bioaktif yang dikaji potensinya sebagai pestisida nabati adalah umbi gadung (D. hispida). Tujuan penelitian ini adalah membuat formulasi berbasis umbi gadung (D. hispida) dalam merusak histologis lambung, hati dan ginjal tikus (R. norvegicus Berkenhout, 1769) jantan galur Wistar. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor tikus jantan dengan rata-rata berat ±180 g (koefisien variasi 6,07%). Susunan perlakuan yang diberikan adalah KN (umpan blok tanpa umbi gadung), KP (umpan blok brodifakum), P1 (formula umpan + umbi gadung 30%), P2 (formula umpan + umbi gadung 50%) dan P3 (formula umpan + umbi gadung 70%). Perlakuan diberikan selama 4 hari berturut-turut. Pada hari ke-5, tikus disuntik ketamin dengan dosis 70 mg/kgBB dan dikorbankan dengan cara dislokasi leher. Organ diisolasi dan dibuat preparat histologis. Parameter yang diamati adalah struktur maskroskopis lambung, hati dan ginjal (warna, tekstur). Mikroskopis lambung (erosi mukosa, sel radang, vasodiltasi kapiler), hati (hepatosit, vena sentralis, sinusoid) dan ginjal (diameter glomerulus dan jarak ruang Bowman). Hasil penelitian menunjukkan adanya kerusakan makroskopis meliputi warna yang hitam dan tekstur kasar pada ketiga organ tersebut. Terjadi kerusakan mikroskopis lambung (erosi mukosa dan sel radang), hati (hepatosit nekrosis, vena sentralis melebar dan sinusoid menyempit tidak teratur), ginjal (glomerulus mengecil dan ruang bowman melebar). Kesimpulan dari penelitian ini adalah formula umpan umbi gadung 50% adalah formula paling efektif sebagai rodentisida nabati.Item PERFORMA REPRODUKSI DAN EKSPRESI GEN REPRODUKSI UDANG GALAH Macrobrachium rosenbergii BETINA STRAIN GI MACRO II YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG MEDROXYPROGESTERON ACETAT(2021-08-31) FAJAR ANGGRAENI; Desak Made Malini; Tidak ada Data DosenUdang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu jenis udang yang menguntungkan untuk dibudayakan karena tingginya kebutuhan masyarakat, resisten terhadap penyakit, mudah dibudidayakan dan biaya produksi yang relatif rendah, namun kendala yang dihadapi adalah adanya udang galah betina bertelur pada saat pembesaran yang dapat menghambat pertumbuhan. Injeksi hormon medroxyprogesterone acetat (MPA) digunakan untuk menghambat pematangan gonad tetapi efek sampingnya dapat menyebabkan peningkatan stress dan kematian pada udang galah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi hormon MPA pada pakan yang efektif menghambat performa reproduksi udang galah. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali pengulangan. Perlakuan yang diberikan adalah Kontrol (MPA konsentrasi 0 mg/kg pakan), P1 (MPA konsentrasi 50 mg/kg pakan), P2 (MPA konsentrasi 100 mg /kg pakan) dan P3 (hormon MPA pada konsentrasi 150 mg/kg pakan) yang diberikan selama 60 hari. Hewan uji yang digunakan adalah udang galah betina strain GI Macro II dengan bobot 10 g sebanyak 200 ekor. Parameter yang diamati adalah tingkat kematangan gonad (TKG), konsentrasi estradiol, laju pertumbuhan spesifik, indeks kematangan gonad (IKG), histologis gonad, kelangsungan hidup dan ekspresi gen reproduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hormon MPA dengan konsentrasi 50, 100 dan 150 mg/kg pakan secara signifikan menghambat performa reproduksi dilihat dari TKG, konsentrasi estradiol dan IKG dibandingkan dengan kontrol. Konsentrasi MPA 100 mg/kg pakan dapat meningkatkan laju pertumbuhan pada udang galah betina. Tingkat ekspresi gen MrvWD-Kazal pada konsentrasi MPA 100 mg/kg pakan 30% lebih rendah dari kontrol, hal ini menunjukkan secara molekuler pemberian hormon MPA dapat menghambat kematangan gonad udang galah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pakan yang mengandung hormon dapat menyebabkan perbedaan performa reproduksi ditinjau dari tingkat kematangan gonad, konsentrasi estradiol, laju pertumbuhan, indeks kematangan gonad, dan ekspresi gen. Hormon MPA konsentrasi 100 mg/kg pakan merupakan konsentrasi yang efektif untuk menghambat performa reproduksi dan ekspresi gen MrvWD-Kazal udang galah.Item TOKSISITAS OIL SLUDGE HASIL FITOREMEDIASI LONG TERM PADA HITOLOGIS HATI DAN GINJAL MENCIT (Mus musculus)(2020-12-14) NANA MEDIA; Nia Rossiana; Desak Made MaliniTOKSISITAS OIL SLUDGE HASIL FITOREMEDIASI LONG TERM PADA HITOLOGIS HATI DAN GINJAL MENCIT (Mus musculus) Oleh : Nana Media Dosen Pembimbing : Dr. Nia Rossiana, M.S. Dr. Desak Made Malini, M.Si ABSTRAK Abstrak. Lumpur minyak bumi atau Oil sludge merupakan limbah yang berasal dari kegiatan pengolahan, penyaluran dan penampungan minyak bumi, yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Salah satu upaya penanganan limbah oil sludge adalah dengan metode bioremediasi, yang dapat dilakukan oleh mikroorganisme dan menggunakan tumbuhan (fitoremediasi). Penelitian Hasil fitoremediasi oil sludge dengan menggunakan konsorsium bakteri (Bacillus sphaericus, Pseudomonas sp) dan sengon (Paraserianthes falcataria) selama 30 bulan telah dilakukan untuk mengetahui tingkat toksisitasnya terhadap mencit (Mus musculus) betina sebagai hewan uji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai LD50 dan toksisitas terhadap histologis hati dan ginjal mencit. Pengujian toksisitas akut mengacu pada OECD 425 tahun 2001 dengan batas bawah dosis sebesar 5000 mg/kg BB. Substansi uji diberikan secara oral pada hewan uji berupa mencit (Mus musculus) betina dengan dosis 5.500, 6.500, 7.300, 8.200, 9.100, 1.000, 12.000, 12.600 dan 17000 mg/kg BB. Parameter pengamatan meliputi gejala toksisitas, perubahan berat badan, dan jumlah hewan uji yang mati diamati selama 14 hari, sedangkan histopatologis pada organ hati dan ginjal diamati pada hewan uji yang mati dan yang hidup setelah periode uji selesai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak medium oil sludge sengon hasil fitoremediasi 30 bulan menimbulkan gejala toksisitas dan penurunan berat badan. Berdasarkan hasil analisis Probit, nilai LD50 dari ekstrak medium oil sludge hasil fitoremediasi 30 bulan terhadap mencit yaitu 16.982 mg/kg BB, sehingga termasuk ke dalam kategori praktis tidak toksik. Kata kunci : Oil sludge, fitoremediasi, uji toksisitas, Mencit (Mus musculus)