Biologi (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Biologi (S2) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 39
Results Per Page
Sort Options
Item Studi Vegetasi dan Analisa Rosot Karbon Tanaman dari Ruang Hijau Kampus UNPAD Jatinangor, Sumedang Jawa Barat.(2018-01-16) DEDEN NURJAMAN; Herri Y. Hadikusumah; Teguh HusodoABSTRAK Universitas Padjadjaran jatinangor memiliki ruang hijau yang berpotensi sebagai penyerap CO2. Ruang hijau kampus UNPAD jatinangor terbagi menjadi dua Cluster yaitu ruang hijau Cluster I (Hutan Kampus) dan ruang hijau Cluster II (Jalur Hijau Jalan, Taman, dan Area Parkir Hijau). Maksud dan tujuan penelitian yaitu mengetahui komposisi dan struktur tanaman serta potensi biomassa dan rosot karbon dari ruang hijau Cluster I dan Cluster II kampus UNPAD jatinangor. Metode yang digunakan adalah metode total sensus. Hasil penelitian dari ruang hijau Cluster I didapatkan 77 jenis tanaman dari 30 famili dan 1.858 jumlah individu tanaman. Didapatkan dua jenis tanaman yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) yaitu pertama Aleurites moluccana (L. Willd.) memiliki INP tetinggi sebesar 130,11%. Kedua Swietenia mahagoni (L. Jacq.) memiliki INP sebesar 43,5%. Niliai indeks keanekaan (H`) jenis tanaman dari Cluster I yaitu sebesar 2,3. Dari ruang hijau Cluster II didapatkan 74 jenis tanaman dari 32 famili dan 1.912 individu tanaman. Didapatkan dua jenis tanaman yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) yaitu pertama Filicium decipiens (Wight & Arn.)) dengan INP sebesar 66,06%. Kedua Swietenia mahagoni (L. Jacq.) dengan INP sebesar 52,5%. Nilai indeks keanekaan (H`) sebesar 3,11. Ruang hijau Cluster I memiliki Densitas Biomassa sebesar 484,52 ton/Ha. Densitas Carbon sebesar 242,28 tonC/Ha, dan Densitas Cadangan CO2 (DCC) sebesar 6.780,31 tonCO2/Ha, dengan luas total area 62,59 Ha. Ruang hijau Cluster II Densitas Biomassa sebesar 505,90 ton/Ha. Densitas Carbon (DC) sebesar 252,9 tonC/Ha. Densitas Cadangan CO2 (DCC) sebesar 3.077 tonCO2/Ha, dengan luas area 95,65 Ha. Kampus UNPAD jatinangor memiliki luas ruang hijau seluas 158,54 Ha, dari luas total kampus UNPAD jatinangor seluas 181 Ha. Secara persentase kampus UNPAD jatinangor memiliki ruang hijau 87,42%. Artinya ruang hijau kampus UNPAD jatinangor memiliki kemampuan serapan CO2 cukup baik. Kata Kunci: Studi Vegetasi, Rosot Karbon, Ruang Hijau, UNPADItem IDENTIFIKASI SPESIES BERDASARKAN GEN 16S rRNA DAN EFEK IRADIASI BERKAS ELEKTRON PADA Spirulina sp.(2018-02-20) MICHELLE AZISTA NABILA CASANDRA; Annisa; Asri Peni WulandariKarakteristik isolate Spirulina sp. sebagai isolat kultur koleksi di Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA-Unpad menunjukkan adanya ciri-ciri yang tidak konsisten dengan Spirulina secara umum, sehingga memerlukan konfirmasi spesies secara molekuler. Potensi Spirulina sp. tersebut dalam memproduksi antioksidan fikosianin perlu ditingkatkan untuk menghasilkan senyawa metabolit dengan strategi mutasi. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nama spesies dari isolat Spirulina sp. , dan menghasilkan isolat mutan yang berpotensi sebagai produser fikosianin yang tinggi. Identifikasi dilakukan dengan direct sekuensing berdasarkan gen 16S rRNA, selanjutnya sekuen diunggah pada program Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) untuk dianalisis tingkat kemiripannya dengan spesies-spesies Spirulina yang ada di data bank gen (NCBI). Hasil dari proses iradiasi berkas elektron pada dosis 160 kGy, 240 kGy, dan 320 kGy diamati untuk parameter pola pertumbuhan dan produksi fikosianin. Seleksi isolat unggulan yang selanjutnya disebut sebagai Spirulina strain AM-M1 diobservasi berdasarkan karakter morfologi, pola pertumbuhan, dan produksi fikosianin. Iradiasi berkas elektron menunjukkan 240 kGy sebagai dosis yang efektif merubah morfologi sel yang lurus menjadi spiral, meningkatkan pola pertumbuhan, dan meningkatkan produksi fikosianin dari Spirulina sp.Item Keragaman Genetik Bambu Desa Karangwangi Kabupaten Cianjur dan Kebun Raya Bogor Berdasarkan Penanda Molekuler Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD)(2018-02-26) RINI HAFZARI; Annisa; Tia SetiawatiBambu merupakan tumbuhan yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatan bambu secara terus menerus tanpa ada usaha pelestarian dapat menyebabkan terjadinya pengurangan jenis bambu yang berdampak pada kepunahan. Penelitian keragaman genetik bambu berdasarkan penanda molekuler dapat membantu mengumpulkan data plasma nutfah untuk keperluan konservasi bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik bambu asal Desa Karawangi dan Kebun Raya Bogor dengan menggunakan penanda molekuler Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Empat puluh primer digunakan untuk seleksi primer dan hanya 24 primer yang menghasilkan pita polimorfik. Total jumlah pita DNA yang dihasilkan dari 24 primer adalah 1106 pita dengan jumlah alel polimorfik 954 dan ukuran pita yang dihasilkan berkisar antara 162-2247 pb. Selain itu terdapat 11 primer yang menghasilkan alel unik. Nilai Polymorphic Information Content yang dihasilkan primer berkisar antara 0,9-0,98 yang dikategorikan informatif. Dendogram dibuat berdasarkan koefisien kesamaan Dice dapat membagi sampel menjadi 3 klaster. Simpulan dari penelitian ini adalah penanda RAPD dapat diaplikasikan untuk mengetahui tingkat keragaman genetik bambu dari Desa Karangwangi dan Kebun Raya Bogor sehingga berpotensi digunakan dalam upaya konservasi bambu indonesiaItem Pengetahuan Lokal Penduduk Mengenai Sumber Daya Air dan Pencemaran Air di Sungai Cikawung, Desa Karangwangi, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur(2018-04-04) DINI PRIMADIANI; Sunardi; Johan IskandarDesa Karangwangi mengalami krisis air terutama air bersih akibat pencemaran yang disebabkan oleh pestisida. Pestisida yang digunakan menjadi faktor yang menurunkan kualitas Sungai Cikawung. Konversi lahan resapan menjadi sawah dan kebun menyebabkan penurunan kuantitas air. Penurunan kualitas dan kuantitas air mempengaruhi penggunaan dan pengelolaan air oleh penduduk. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan sosial-ekologis masyarakat Desa Karangwangi dalam penggunaan dan pengelolaan sumber air. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode campuran kualitatif dan kuantitatif dengan analisis secara deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif meliputi wawancara mendalam kepada informan yang ditunjuk secara purposive menggunakan snowball sampling. Teknik pengumpulan data kuantitatif meliputi wawancara menggunakan kuisioner kepada responden serta pengukuran parameter fisika, kimia dan biologi air Sungai Cikawung. Hasil penelitian yaitu penduduk mengetahui dan dapat mengkategorikan kondisi air yang baik dan tidak baik, namun pengetahuan penduduk mengenai pencemaran air tidak mempengaruhi pemanfaatan oleh penduduk. Penduduk mengkategorikan perairan kotor dengan adanya sampah dan perubahan warna air menjadi keruh. Penduduk menggunakan dan mengelola sumber air untuk masak, minum, mencuci dan mandi sesuai dengan kondisi perairan dan musim. Penduduk mengetahui dampak buruk penggunaan pestisida terhadap organisme di sungai. Pencemaran oleh pestisida tidak mempengaruhi penggunaan air sungai oleh penduduk karena pestisida tidak mempengaruhi fisik perairan.Item Potensi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah, Bakteri Dan Jamur Endofit Buah Jamblang (Sygizium cumini L. Skells) Terhadap Bakteri Patogen(2018-04-05) MUHAMMAD FAIZAL FATHURROHIM; Ida Indrawati; Nia RossianaPOTENSI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH, BAKTERI DAN JAMUR ENDOFIT BUAH JAMBLANG (Sygizium cumini L. Skells) TERHADAP BAKTERI PATOGEN Muhammad Faizal Fathurrohim1, Ida Indrawati2, Nia Rossiana3 1,2,3Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Tel/Fak (002) 7796412 e-mail: faizalmaret26@gmail.com, ida.indrawati81@gmail.com, niarossiana@yahoo.com ABSTRAK Jamblang dapat berpotensi sebagai antibakteri. Antibakteri merupakan senyawa alami maupun kimia sintetik yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi antimikroba dari ekstrak buah, bakteri dan jamur endofit Buah Jamblang (Sygizium cumini L. Skells) terhadap bakteri patogen Listeria monocytogenes, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus, Salmonella typhi dan Vibrio cholera. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif meliputi ekstraksi, isolasi, identifikasi, uji antibakteri, identifikasi senyawa antibakteri menggunakan GC-MS. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, isolasi jamur dan bakteri dari buah jamblang menggunakan metode pour plate, identifikasi bakteri dan jamur menggunakan metode uji biokimia dengan alat Vitek compact 2.0. Uji antibakteri menggunakan metode difusi Kirby-Bauer (1976). Hasil identifikasi terdapat 4 isolat bakteri endofit buah jamblang terdiri dari Bacillus cereus, B. subtilis, B megaterium dan Bacillus sp.dan 4 isolat jamur endofit yang terdiri dari Candida guilliermondii, Penicillium sp., Mycelia sterilia dan Aspergillus sp. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak buah jamblang menghasilkan diameter zona hambat terhadap MRSA dan S. typhi sebesar 28 mm dan 30 mm, bakteri endofit Bacillus sp. menghambat pertumbuhan MRSA dan S. typhi dengan diameter zona hambat masing-masing sebesar 8 mm dan 16 mm, jamur endofit buah jamblang Mycellia sterilia dapat menghambat bakteri L. monocytogenes dengan diameter zona hambat sebesar 8 mm. Zat bioaktif yang terdapat pada ekstrak buah jamblang adalah fenolik, flavonoid, tannin dan Trans-Alpha bergamotene. Bacillus sp. menghasilkan senyawa bioaktif Camphor, Beta-Elemene, Beta-Selinene, Curzerene dan Germacrone yang tergolong ke dalam senyawa terpenoid. Kata kunci: Antibakteri, Bakteri Endofit, Ekstrak Buah Jamblang, Jamur EndofitItem PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAH LENGKOB DAN PASIR DESA KARANGWANGI CIANJUR MELALUI Paraserianthes falcataria L. NIELSEN YANG DIINOKULASI Rhizobium sp. DAN ENDOMIKORIZA(2018-06-28) AGUS WIDANA; Titin Supriatun Sadeli; Nia RossianaABSTRAK Penelitian mengenai peningkatan Produktivitas Tanah “lengkob” dan “pasir” Desa Karangwangi Cianjur melalui Paraserianthes falcataria L. Nielsen yang diinokulasi Rhizobium sp. dan endomikoriza, bertujuan untuk meningkatan kandungan nitrogen, fosfat dan kalium pada media tanah “lengkob” dan “pasir”. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 8 taraf perlakuan masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Parameter yang dianalisis adalah kandungan nitrogen, fosfat dan kalium. Analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kombinasi perlakuan berpengaruh meningkatkan kandungan nitrogen dan kalium pada tanah “lengkob” setelah ditanami Paraserianthes falcataria L. masing-masing sebesar 10,53 % dan 93,13%. Penggunaan Rhizobium sp.dan endomikoriza meningkatkan kandungan fosfat sebesar 97,38%, tinggi tanaman sebesar 25,93 cm, jumlah bintil akar 7,25 bintil dan persentase infeksi mikoriza sebesar 100%.Item PENGARUH PENAMBAHAN Spirulina fusiformis DAN KURKUMINOID TEMULAWAK (Curcuma xanthorrizha Roxb) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN DAN KEEMPUKAN DAGING AYAM BROILER (Gallus gallus domesticus)(2018-08-07) FARIDA SYAFITRI; Asri Peni Wulandari; Kartiawati AlipinPemakaian feed additive sintetik dalam jangka panjang dapat meninggalkan residu dalam daging ayam yang akan berbahaya bagi konsumen sehingga perlu diganti dengan feed additive dari bahan alami diantaranya Spirulina fusiformis dan kurkuminoid temulawak. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa Spirulina dapat meningkatkan bobot badan, menurunkan konversi ransum serta meningkatkan tinggi vili usus sedangkan kurkuminoid temulawak dapat memengaruhi peningkatan hematologis dan glukosa darah serta dapat meningkatkan peforma ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak yang efektif terhadap peningkatan performan dan keempukan daging ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 160 ekor DOC strain Cobb500, dengan Rancangan acak Lengkap (RAL) 8 perlakuan serta 4 ulangan. Perlakuan ransum yang diberikan yaitu P0 (kontrol negatif), P1(kontrol positif, ransum komersial), P2 (S. fusiformis 0,5%), P3 (S. fusiformis 1%), P4 (S. fusiformis 1,5%), P5 (S. fusiformis 0,5% + Kurkuminoid 74 mg/kg), P6 (S. fusiformis 1% + Kurkuminoid 74 mg/kg), serta P7 (S. fusiformis 1,5% + Kurkuminoid 74 mg/kg). Perlakuan diberikan pada hari kedua hingga hari ke-28 secara adlibitum. Parameter yang diamati adalah performan ayam broiler (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum) indikator hematologis (eritrosit, hemoglobin, leukosit, dan hematokri), kolesterol darah, lemak abdominal serta pengamatan histologis diameter serabut otot untuk. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap performan, indikator hematologis, kolesterol darah, persentase lemak abdominal, tetapi dapat menurunkan kolesterol darah dan persentase lemak abdominal dibandingkan ransum komersial. Penambahan S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap diameter serabut otot sehingga menghasilkan diameter yang lebih kecil dibandingkan ransum komersial. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan persentase lemak abdominal serta meningkatkan keempukan daging.Item Etnoprimatologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) Di Kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti (Studi Kasus: Konflik Monyet Ekor Panjang dengan Masyarakat Desa Karangwangi Cianjur(2018-08-31) EGA OKTAVIANUS PUTRA; Ruhyat Partasasmita; Johan IskandarEtnoprimatologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) Di Kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti (Studi Kasus: Konflik Monyet Ekor Panjang dengan Masyarakat Desa Karangwangi Kabupaten Cianjur Jawa Barat) Oleh : Ega Oktavianus Putra Pembimbing : Prof. Dr. Johan Iskandar, M.Sc., Dr. Ruhyat Partasasmita, M.Si ABSTRAK Perubahan dan gangguan habitat sering menimbulkan konflik antara hewan primata dengan manusia, seperti penjarahan hasil panen/crop raiding. Kondisi Cagar Alam Bojonglarang Jayanti yang berbatasan langsung dengan lahan pertanian dan pemukiman masyarakat Desa Karangwangi menyebabkan tingginyan potensi konflik monyet ekor panjang dengan masyarakat. Penurunan keanekaragaman hayati akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, konversi lahan dan sengketa wilayah dengan masyarakat sekitar kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti memicu dampak konflik yang lebih besar. Pemahaman yang komprehensif mengenai situasi konflik yang ada dan yang berpotensi akan muncul serta pengaruhnya baik untuk saat ini maupun dimasa mendatang, serta bagi manusia maupun primata, menjadi sangat penting. Hal ini membutuhkan pengintegrasian data kuantitatif dan kualitatif dari berbagai aspek perilaku dan ekologi manusia dan primata, ditambah dengan pemahaman yang baik mengenai persepsi masyarakat lokal terhadap situasi yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method research yang dilakukan secara konkuren dengan pendekatan etnoprimatologi. Metode kualitatif yaitu observasi langsung dan wawancara semistruktur yang dilakukan secara mendalam (deep interview). Metode kuantitatif dilakukan dengan wawancara terstruktur, kemudian digunakan pula metode concentration count untuk penghitungan populasi monyet ekor panjang. Hasilnya menunjukan bahwa masyarakat lokal Karangwangi mengetahui fungsi sosial, ekologi dan ekonomi monyet ekor panjang. Faktor utama penyebab konflik monyet ekor panjang dengan masyarakat Karangwangi yaitu karena kerusakan hutan di Cagar Alam Bojonglarang Jayanti. Nilai kerugian ekonomi hasil pertanian masyarakat akibat konflik sebesar Rp. 52.823,00 KK/Bulan. Kepadatan populasi monyet ekor panjang di kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti sebesar 15,1 ekor/km². Kata kunci : Etnoprimatologi, Monyet Ekor Panjang, crop raiding, Cagar Alam Bojonglarang JayantiItem ISOLASI METABOLIT SEKUNDER HASIL FERMENTASI Cladosporium sp. EN-S01 DAN UJI SITOTOKSISITASNYA TERHADAP LINI SEL KANKER PAYUDARA MCF-7(2018-10-01) RR INDRY NOVIARIN EXAMINATI; Asri Peni Wulandari; Desi Harneti Putri HuspaKanker payudara adalah kanker yang umum diderita wanita dan merupakan kelompok penyakit yang menempati peringkat kedua penyebab kematian setelah penyakit jantung. Cladosporium sp. EN-S01 merupakan fungus endofitik makroalgae Sargassum cineureum. Telah dilaporkan bahwa ekstrak kasar hasil fermentasinya menunjukkan adanya potensi aktivitas antikanker MCF-7. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan karakterisasi senyawa hasil fermentasi Cladosporium sp. EN-S01, serta mengevaluasi aktivitas antikankernya terhadap lini sel kanker payudara MCF-7. Isolasi dan purifikasi dilakukan dengan teknik kromatografi kolom menggunakan silika G60, sedangkan karakterisasi struktur senyawa murni diidentifikasi secara spektrofotometri dengan spektroskopi inframerah (IR), ultraviolet (UV), dan resonansi magnet inti (NMR). Senyawa murni yang didapat yaitu 1,3,4-trihidroksipentan-2-yl 4-hidroksibenzoat. Uji sitotoksisitas dievaluasi menggunakan uji prestoblue. Nilai IC50 senyawa tersebut terhadap lini sel kanker payudara MCF-7 adalah 746,03 μg/mL.Item EVALUASI REVEGETASI DI AREA EX-LONGSOR LAHAN MILIK PERHUTANI BLOK CIBITUNG PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT(2019-09-11) GALANG ARI PURNAMA; Ruhyat Partasasmita; Erri Noviar MegantaraGunung Bedil di Wilayah Gunung Malabar Pangalengan Jawa Barat merupakan salah satu hutan hujan tropis. Kerusakan hutan menyebabkan tanah menjadi labil dan tidak adanya penahan air saat musim hujan. Bencana longsor yang terjadi pada bulan Mei 2015 merupakan bencana cukup besar yang terjadi di area Hutan Gunung Bedil dan menutup Blok Cibitung Petak 71 dan 72 Perhutani. Luas area yang mengalami kerusakan yaitu 5,9 ha. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status revegetasi lahan ex-longsor yang telah dilakukan oleh Perhutani bekerja sama dengan Star Energy Geothermal Wayang Windu Limited (SEGWWL), mengevaluasi status revegetasi kaitannya dengan karakteristik lahan revegetasi dan memberikan rekomendasi perbaikan tanaman yang mengalami ketidaknormalan pertumbuhan. Kegiatan ini menitikberatkan pada daya tumbuh dan performa pertumbuhan tanaman hasil revegetasi pada tahun tanam 2015-2016 dengan jenis tanaman revegetasi yaitu Pinus merkusii Jungh & de Vriese. Metode pengumpulan data untuk menentukan status revegetasi yaitu pembuatan plot contoh untuk pengambilan data tanaman, dan data faktor yang mempengaruhi status revegetasi yaitu pengambilan sampel analisis tanah. Metode analisis data kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan nilai persentase tumbuh dan persentase kesehatan tanaman dan kualitatif untuk menentukan faktor yang mempengaruhi revegetasi dan menghaslkan rekomendasi. Berdasarkan data daya tumbuh dan performa tanaman, hasil penelitian menunjukan bahwa status revegetasi belum berhasil karena nilainya masih dibawah 80%.. Hasil perhitungan rata-rata persentase tumbuh dan persentase kesehatan tanaman dari pengamatan yang telah dilakukan masing-masing sebesar 59.75% dan 52.42%. Faktor dari kondisi ini adalah permeabilitas, porositas, bobot isi yang tidak sesuai dan kekahatan kimia tanah seperti pH yang asam, dan kekahatan beberapa unsur hara seperti N-Total, P, K, Ca, dan Mg yang tidak mendukung bagi pertumbuhan tanaman.Item PENGARUH IRADIASI BERKAS ELEKTRON TERHADAP PROFIL PERTUMBUHAN BIOMASSA, AKUMULASI LIPID, DAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI Botryococcus sp.(2019-09-24) WINDRA YUNIARSIH; Asri Peni Wulandari; Tidak ada Data DosenBotryococcus sp. merupakan salah satu mikroalga yang memiliki kandungan lipid tinggi tetapi produksi biomassanya masih rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan biomassa adalah dengan melakukan mutagenesis dengan iradiasi berkas elektron. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi profil produksi biomassa, lipid, dan komposisi asam lemak dari strain Botryococcus sp. hasil iradiasi berkas elektron. Pengaruh iradiasi berkas elektron dilakukan dengan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada 4 variabel, yaitu: kontrol; iradiasi berkas elektron dengan energi tinggi (160 kGy, 240 kGy, dan 320kGy). Parameter yang diamati adalah profil pertumbuhan dengan menghitung berat kering per volume kultur, ekstrak lipid diperoleh dengan teknik maserasi menggunakan pelarut metanol p.a, dan komposisi asam lemak dianalisis dengan GCMS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa iradiasi berkas elektron dengan dosis 320 kGy (B320) dapat meningkatkan profil produksi biomassa 1,4 kali lipat pada hari ke-30 dibandingkan non iradiasi (BW) dengan akumulasi lipid sebesar 81%. Komposisi asam lemak strain Botryococcus sp. dengan Iradiasi berkas elektron dengan variasi dosis memengaruhi jumlah SFA, MUFA, dan PUFA, dengan jumlah SFA, MUFA, dan PUFA masing-masing adalah BW (20%, 30%, 37% ); B160 (25%, 12%, 58% ), B240 (44%, 34%, 18% ), dan B320 (19%, 5%, 50% ). Berdasarkan komposisi asam lemak yang dimiliki oleh masing-masing strain, maka strain B240 menunjukkan potensi terbaik untuk dijadikan sebagai sumber penghasil asam lemak untuk sintesis biodiesel, sedangkan B160 dan B320 sebagai sumber pangan.Item TINJAUAN SIKLUS HIDUP Rhizopus delemar DENGAN METODE KULTUR CAIR DAN KULTUR PADAT DALAM MEMPRODUKSI SPORA(2020-02-12) FADILATUL LAELA INSAN; Nia Rossiana; Asri Peni WulandariTINJAUAN SIKLUS HIDUP Rhizopus delemar DENGAN METODE KULTUR CAIR DAN KULTUR PADAT DALAM MEMPRODUKSI SPORA Fadilatul Laela Insan, S.Si Asri Peni Wulandari,Ph.D Dr. Nia Rossiana, M.Si ABSTRAK Rhizopus delemar merupakan agen penghidrolisis pektin pada serat tanaman melalui aktivitas pektinase yang dihasilkan. Mikrofungi ini akan dikembangkan dalam bentuk biostarter yang mengandung spora R. delemar terpreservasi. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan proses dan waktu optimum dalam sistem produksi spora R. delemar selama proses siklus hidupnya. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perkembangan sel jamur selama kultivasi sel dengan menggunakan media cair dan media padat. Analisis kuantitatif dilakukan untuk penghitungan spora dengan menggunakan metode counting chamber (hemocytometer dan proses pengamatan pertumbuhan spora dilakukan secara observasi visual siklus hidupnya dengan menggunakan mikroskop digital. Hasil menunjukkan pecahnya sporangium pada kultur cair terjadi pada hari ke-3 dengan jumlah spora sebanyak 13x106/ml, pada kultur padat pecahnya sporangium terjadi lebih cepat yaitu hari ke-2 dengan spora yang diproduksi sebanyak 80,42x108/ml. Hasil tersebut dapat dijadikan referensi untuk produksi spora dalam pembuatan biostarter berbasis spora. Key words: kultur cair, kultur padat, Rhizopus delemar, sporaItem AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swing.) DALAM PENGHAMBATAN BROWNING PADA KULTUR IN VITRO PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L. var. Kepok Tanjung)(2020-10-13) NANDANG PERMADI; Euis Julaeha; Mohamad NurzamanPisang kepok (M. paradisiaca L. var. Kepok Tanjung) merupakan jenis pisang olahan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Salah satu alternatif penyediaan bibit pisang kepok yang populer pada saat ini adalah teknik kultur in vitro. Namun, respon browning pada eksplan yang disebabkan oleh enzim polifenol oksidase (PPO) menjadi masalah utama yang sering terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit Citrus aurantifolia dalam penghambatan browning eksplan pisang kepok tahap inisiasi tunas secara in vitro pada media Murashige and Skoog (MS). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan desain Rancangan Acak Lengkap menggunakan faktor tunggal, yaitu antioksidan ekstrak kulit C. aurantifolia dengan taraf konsentrasi 0, 100, 200, 300, 400, dan 500 ppm; 100 ppm asam askorbat, dan 100 ppm polivinil pirolidon (PVP) sebagai kontrol positif. Parameter yang diamati adalah indeks browning dan aktivitas enzim PPO. Ekstrak kulit C. aurantifolia diperoleh dengan maserasi residu kulit C. aurantifolia menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol yang kemudian ditambahkan ke dalam media kultur. Konsentrasi penghambatan 50% (IC50) ditetapkan dengan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dan aktivitas enzim PPO ditetapkan dengan menggunakan substrat katekol yang diukur dengan spektrofotometer UV-vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat kulit C. aurantifolia mulai hari ke-6 pada konsentrasi 300 ppm dapat menghambat terjadinya oksidasi. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya nilai indeks browning. Pada konsentrasi yang sama, aktivitas antioksidan paling tinggi terlihat mulai hari ke-9 dengan aktivitas enzim PPO sebesar 80,261 U/mL.Item Etnoekologi Pengelolaan Mina Padi di Desa Lampegan Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung(2020-11-13) IIK NURUL FATIMAH; Johan Iskandar; Ruhyat PartasasmitaPada masa lalu para petani di Jawa Barat, menggunakan ketersediaan air yang banyak di sawah untuk mempraktikan pengelolaan ekologi mina padi. Petani dalam pengelolaannya berlandaskan Traditional Ecological Knowledge (TEK) secara lekat budaya. Pengelolaan ekologi mina padi dengan menggunakan pengetahuan ekologi tradisional tersebut mengalami beberapa perubahan. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan ini diantaranya adalah program revolusi hijau, lahan yang semakin sempit, ketersediaan air hingga terbatasnya penyebaran pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan mina padi. Studi ini dilaksanakan di Desa Lampegan Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung yang masih mempraktikan mina padi, pengelolaan yang dilakukan masih diadaptasi dengan kondisi ekologi lokal dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji sejarah ekologi mina padi, pengelolaan ekologi mina padi di Desa Lampegan dan manfaat mina padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran yaitu kombinasi metode kualitatif dan metode kuantitatif dengan pendekatan etnoekologi. Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan observasi, wawancara semi terstruktur dan wawancara berstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan ekologi mina padi di Desa Lampegan terbagi menjadi dua periode yaitu periode sebelum revolusi hijau (1945-1980) dan periode setelah revolusi hijau (2019). Pada periode sebelum revolusi hijau (1945-1980) pengelolaan mina padi masih menggunakan unsur budaya dan sosial yang tinggi. Sedangkan pada periode setelah revolusi hijau (2019), pengelolaan sudah menggunakan penggunaan teknologi, dan input lebih banyak berasal dari pabrik. Masyarakat di desa Lampegan mendapatkan manfaat dari aspek ekologi, aspek ekonomi dan aspek sosial baik pada periode sebelum maupun sesudah revolusi hijau.Item EFEKTIVITAS FORMULA NANOPARTIKEL ZEOLIT HaNPV1 TERHADAP MORTALITAS dan WAKTU KEMATIAN LARVA Crocidolomia pavonana Fab. (Leptidoptera: Pyralidae)(2020-11-19) IKHSAN GATOT AJI PRASETIO; Wawan Hermawan; Mia Miranti RustamaCrocidolomia pavonana merupakan hama utama tanaman kubis dan telah resisten terhadap insektisida sintetis. Agensia mikroba adalah salah satu alternatif pengendalian untuk mengatasi masalah resistensi hama. Nuclear Polyhedrosis Viruses (NPV) sebagai agensia microbial memiliki kendala faktor lingkungan seperti suhu dan paparan sinar ultra violet. Zeolit telah umum digunakan sebagai bahan pembawa untuk melindungi NPV. Dalam penelitian ini, zeolit direduksi menjadi partikel berukuran nano dengan metode milling beads dan diamati pengaruh konsentrasinya sebagai bahan pembawa Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Viruses (HearNPV) yang telah disubkultur terhadap mortalitas dan waktu kematian larva Crocidolomia pavonana. Formula menggunakan empat konsentrasi suspensi nanopartikel zeolit yaitu 0,5, 1, 1,5 dan 2%. Metode Rancangan Acak Kelompok diterapkan dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaaan nanopartikel zeolit dapat meningkatkan mortalitas dan peningkatan konsentrasi zeolit menyebabkan mempercepat waktu mematikan Crocidolomia pavonana instar 3. Dengan demikian, waktu mematikan tercepat adalah 1,2 hari (26 jam) dengan percobaan konsentrasi 2% yang jauh lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan tanpa nanopartikel zeolit 2,9 hari (57 jam). Peningkatan konsentrasi zeolit hingga 2% dalam sistem pengiriman untuk HearNPV meningkatkan kinerja pada waktu kematian dan mortalitas terhadap Crocidolomia pavonana. Disimpulkan bahwa nanopartikel zeolit sebagai sistem pengiriman ditingkatkan dan menciptakan sinergi dalam menginfeksi Crocidolomia pavonana.Item TOKSISITAS OIL SLUDGE HASIL FITOREMEDIASI LONG TERM PADA HITOLOGIS HATI DAN GINJAL MENCIT (Mus musculus)(2020-12-14) NANA MEDIA; Nia Rossiana; Desak Made MaliniTOKSISITAS OIL SLUDGE HASIL FITOREMEDIASI LONG TERM PADA HITOLOGIS HATI DAN GINJAL MENCIT (Mus musculus) Oleh : Nana Media Dosen Pembimbing : Dr. Nia Rossiana, M.S. Dr. Desak Made Malini, M.Si ABSTRAK Abstrak. Lumpur minyak bumi atau Oil sludge merupakan limbah yang berasal dari kegiatan pengolahan, penyaluran dan penampungan minyak bumi, yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Salah satu upaya penanganan limbah oil sludge adalah dengan metode bioremediasi, yang dapat dilakukan oleh mikroorganisme dan menggunakan tumbuhan (fitoremediasi). Penelitian Hasil fitoremediasi oil sludge dengan menggunakan konsorsium bakteri (Bacillus sphaericus, Pseudomonas sp) dan sengon (Paraserianthes falcataria) selama 30 bulan telah dilakukan untuk mengetahui tingkat toksisitasnya terhadap mencit (Mus musculus) betina sebagai hewan uji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai LD50 dan toksisitas terhadap histologis hati dan ginjal mencit. Pengujian toksisitas akut mengacu pada OECD 425 tahun 2001 dengan batas bawah dosis sebesar 5000 mg/kg BB. Substansi uji diberikan secara oral pada hewan uji berupa mencit (Mus musculus) betina dengan dosis 5.500, 6.500, 7.300, 8.200, 9.100, 1.000, 12.000, 12.600 dan 17000 mg/kg BB. Parameter pengamatan meliputi gejala toksisitas, perubahan berat badan, dan jumlah hewan uji yang mati diamati selama 14 hari, sedangkan histopatologis pada organ hati dan ginjal diamati pada hewan uji yang mati dan yang hidup setelah periode uji selesai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak medium oil sludge sengon hasil fitoremediasi 30 bulan menimbulkan gejala toksisitas dan penurunan berat badan. Berdasarkan hasil analisis Probit, nilai LD50 dari ekstrak medium oil sludge hasil fitoremediasi 30 bulan terhadap mencit yaitu 16.982 mg/kg BB, sehingga termasuk ke dalam kategori praktis tidak toksik. Kata kunci : Oil sludge, fitoremediasi, uji toksisitas, Mencit (Mus musculus)Item KARAKTERISASI BIOFILM ASAL BENDUNGAN BALAMBANO DAN KAREBBE, LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN(2021) TSABITA FADHILATURRAHMAH; Sunardi; Keukeu Kaniawati RosadaBiofilm merupakan komunitas bakteri yang terasosiasi dengan permukaan substrat dan diselubungi oleh substansi matriks polimer ekstraseluler yang umumnya terbentuk dari polisakarida, DNA, protein, dan lipid. Biofilm dapat melekat pada material alami atau material buatan seperti pada beton. Beton adalah material utama pada konstruksi Bendungan Balambano dan Karebbe. Biofilm adalah salah satu faktor yang memengaruhi kondisi bendungan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai komunitas bakteri yang menyusun biofilm beton Bendungan Balambano dan Karebbe, Luwu Timur, Sulawesi Selatan serta mengetahui pengaruh isolat bakteri dalam menyebabkan korosi pada beton. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis struktur komunitas bakteri penyusun biofilm, analisis fisiologi komunitas bakteri penyusun biofilm, serta analisis kemampuan isolat bakteri asal Bendungan Balambano dan Karebbe dalam menyebabkan biokorosi pada beton. Analisis data dilakukan secara statistik dan deskriptif. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah ditemukannya kelompok bakteri heterotrof (HB), Neutrophilic Sulfur-Oxidizing Bacteria (NSOB), Acidophilic Sulfur-Oxidizing Bacteria (ASOB), dan Sulfate-Reducing Bacteria (SRB) pada biofilm asal Bendungan Balambano dan Karebbe. Secara fisiologi, komunitas bakteri asal biofilm Bendungan Karebbe mampu menggunakan sumber karbon yang lebih beragam dengan laju metabolisme sumber karbon yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komunitas bakteri asal biofilm Bendungan Balambano. Selain itu, ditemukan isolat bakteri asal Bendungan Balambano dan Karebbe yang dapat menyebabkan biokorosi pada beton secara signifikan, yaitu Pseudomonas fluorescens.Item Kuantitas Mikroplastik Pada Perifiton Di Sungai Citarum Hulu(2021-03-03) ISMA NOVIANA; Keukeu Kaniawati Rosada; Tri Dewi Kusumaningrum PribadiPencemaran plastik di ekosistem perairan menjadi beban lingkungan yang mengkhawatirkan. Permasalahan plastik ini juga dialami oleh Indonesia khususnya di perairan Sungai Citarum Hulu. Sungai Citarum berperan penting sebagai air baku air minum PDAM, untuk pembangkit listrik di dua pulau yaitu Jawa-Bali dan menyediakan kebutuhan air irigasi sawah di Jawa Barat. Mikroplastik yang merupakan pecahan sampah plastik dengan ukuran 300 μm hingga 5 mm terdapat di lingkungan perairan. Keberadaan perifiton mampu merespon perubahan lingkungan perairan dengan cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman perifiton yang terdapat di Sungai Citarum Hulu, mengetahui jumlah mikroplastik yang terdapat pada perifiton yang dibedakan berdasarkan tipe, warna dan ukuran mikroplastik serta untuk mengetahui bagaimana korelasi kelimpahan mikroplastik terhadap keanekaragaman perifiton. Software WarpPLS 5.0 digunakan untuk analisis hubungan keanekaragaman perifiton dan kelimpahan mikroplastik. Hasil penelitian menunjukan bahwa keseluruhan rata-rata kelimpahan mikroplastik di Sungai Citarum Hulu pada musim kemarau sebesar 408,56 partikel m-2 dan 448,67 partikel m-2 pada musim hujan. Kelimpahan total perifiton pada musim kemarau berkisar 4,5x104 Ind/m2 sampai dengan 1,3x108 Ind/m2 sedangkan kelimpahan total perifiton pada musim hujan berkisar 2,1x103 Ind/m2 sampai dengan 6,8x104 Ind/m2. Tingginya mikroplasik akan menurunkan kelimpahan perifiton pada musim kemarau namun tidak demikian pada musim hujan. Kata kunci: Mikroplastik, Perifiton, Sungai Citarum.Item NEMATODA SEBAGAI INDIKATOR KESEHATAN TANAH PERTANIAN PISANG DESA MEKARGALIH, CIANJUR(2021-03-24) DALE AKBAR YOGASWARA; Hikmat Kasmara; Wawan HermawanKesehatan tanah pertanian pisang penting untuk dievaluasi untuk menghindari dampak penggunaan lahan pertanian terhadap kesehatan lingkungan dan manusia. Untuk itu, dibutuhkan sebuah sistem penilai yang mengintegrasikan komponen fisik, kimia, dan biologi untuk mengevaluasi kesehatan tanah. Kesehatan tanah dari tiga lokasi pertanian (Agr1, Agr2, dan Agr3) di Desa Mekargalih dinilai dan dibandingkan menggunakan karakteristik fisikokimia bersama dengan nematoda sebagai indikator biologis. Kesehatan tanah melalui indeks fungsional nematoda dievaluasi menggunakan maturity index (MI), plant-parasitic index (PPI), channel index (CI), enrichment index (EI), structure index (SI), dan basal index (BI). Keragaman nematoda dievaluasi menggunakan indeks keragaman, dominansi, dan kerataan. Beberapa karakteristik fisikokimia juga diukur seperti kelembapan, tekstur, struktur, agregat, warna, pH, karbon organik, dan kapasitas tukar kation. Penelitian dilakukan dengan desain sekuensial eksplanatori yang menggabungkan analisis indeks fungsional nematoda, pengukuran fisikokimia tanah, dengan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan semua lokasi memiliki karakter fisik yang mirip, tanah cokelat gelap dengan tekstur liat, dan dispersi agregat yang rendah. Perbedaan terdapat pada kandungan kelembapan tanah dimana Agr1 memiliki kelembapan tanah yang tertinggi (78%) dibandingkan dengan Agr2 (70%) dan Agr3 (70%). Agr2 memiliki nilai pH KCl paling rendah (3,99) diikuti dengan Agr3 (4,11), dan Agr1 (4,26). Kapasitas tukar kation tertinggi dimiliki oleh Agr3 (38,02) dengan Agr1 dan Agr2 memiliki nilai yang sama (33,98). Karbon organik tertinggi didapatkan pada Agr2 (2,45) kemudian berturut turut diikuti oleh Agr3 (1,77) dan Agr1 (1,5). MI dan PPI menunjukkan bahwa Agr3 merupakan sistem yang paling matang (MI 3,81). Agr2 merupakan sistem peralihan yang baru keluar dari gangguan (MI 2,88) dan Agr1 masih memiliki gangguan akibat pemberian pupuk kandang (MI 2,5). Indeks fungsional menunjukkan bahwa Agr2 memiliki jaring makanan tanah paling diperkaya (EI), Agr3 paling terstruktur (SI), dan Agr1 memiliki gangguan paling besar (BI). Hasil ini menunjukkan bahwa Agr3 memiliki kondisi tanah paling sehat dan dapat dijadikan tolok ukur pertanian sebagai tanah yang sehat, terstruktur, dan jaring makanan yang terpelihara.Item KEMAMPUAN BAKTERI INDIGENOUS TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SARIMUKTI CIPATAT BANDUNG DALAM MENDEGRADASI STYROFOAM(2021-04-08) TRI RAHAYU HIDAYAT; Tati Herlina; Ida IndrawatiJumlah sampah styrofoam mencapai 27,02 ton per bulan di Kota Bandung. Styrofoam yang digunakan sebagai bahan pengemas makanan terbentuk atas stirena dan benzena. Migrasi benzena dari bahan pengemas ke makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit. Metode untuk mengurangi limbah styrofoam salah satunya adalah dengan mencari bakteri yang dapat mendegradasi styrofoam secara alami. Sumber yang paling potensial ditemukannya bakteri pendegradasi yaitu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Metode penelitian menggunakan metode eksploratif deskriptif yang terdiri atas tahapan uji biodegradasi dengan metode Winogradsky Colomn, isolasi dan identifikasi bakteri pendegradasi Styrofoam, penghitungan persentase kehilangan berat Styrofoam, Scanning Electron Microscope (SEM), analisis perubahan gugus fungsi dengan FTIR, dan analisis fisik dengan X-ray Diffraction (XRD). Hasil penelitian ini menemukan 4 spesies bakteri pendegradasi polistiren adalah Pseudomonas aeruginosa, Bacillus amyloliquefaciens, Bacillus cereus dan Bacillus firmus. Perubahan karakteristik pada polistiren paling optimal terjadi pada minggu ke-8. Persentase penurunan berat kering polistiren mengalami penurunan hingga 18,23%, analisis fisik dengan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan pembentukan pori-pori di permukaan Styrofoam, dan analisis gugus fungsi menunjukkan bahwa gugus fungsi menjadi lebih sederhana setelah proses degradasi. Hasil yang didapatkan dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai metode untuk mengurangi limbah Styrofoam.