Biologi (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Biologi (S2) by Author "EGA OKTAVIANUS PUTRA"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Etnoprimatologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) Di Kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti (Studi Kasus: Konflik Monyet Ekor Panjang dengan Masyarakat Desa Karangwangi Cianjur(2018-08-31) EGA OKTAVIANUS PUTRA; Ruhyat Partasasmita; Johan IskandarEtnoprimatologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) Di Kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti (Studi Kasus: Konflik Monyet Ekor Panjang dengan Masyarakat Desa Karangwangi Kabupaten Cianjur Jawa Barat) Oleh : Ega Oktavianus Putra Pembimbing : Prof. Dr. Johan Iskandar, M.Sc., Dr. Ruhyat Partasasmita, M.Si ABSTRAK Perubahan dan gangguan habitat sering menimbulkan konflik antara hewan primata dengan manusia, seperti penjarahan hasil panen/crop raiding. Kondisi Cagar Alam Bojonglarang Jayanti yang berbatasan langsung dengan lahan pertanian dan pemukiman masyarakat Desa Karangwangi menyebabkan tingginyan potensi konflik monyet ekor panjang dengan masyarakat. Penurunan keanekaragaman hayati akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, konversi lahan dan sengketa wilayah dengan masyarakat sekitar kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti memicu dampak konflik yang lebih besar. Pemahaman yang komprehensif mengenai situasi konflik yang ada dan yang berpotensi akan muncul serta pengaruhnya baik untuk saat ini maupun dimasa mendatang, serta bagi manusia maupun primata, menjadi sangat penting. Hal ini membutuhkan pengintegrasian data kuantitatif dan kualitatif dari berbagai aspek perilaku dan ekologi manusia dan primata, ditambah dengan pemahaman yang baik mengenai persepsi masyarakat lokal terhadap situasi yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method research yang dilakukan secara konkuren dengan pendekatan etnoprimatologi. Metode kualitatif yaitu observasi langsung dan wawancara semistruktur yang dilakukan secara mendalam (deep interview). Metode kuantitatif dilakukan dengan wawancara terstruktur, kemudian digunakan pula metode concentration count untuk penghitungan populasi monyet ekor panjang. Hasilnya menunjukan bahwa masyarakat lokal Karangwangi mengetahui fungsi sosial, ekologi dan ekonomi monyet ekor panjang. Faktor utama penyebab konflik monyet ekor panjang dengan masyarakat Karangwangi yaitu karena kerusakan hutan di Cagar Alam Bojonglarang Jayanti. Nilai kerugian ekonomi hasil pertanian masyarakat akibat konflik sebesar Rp. 52.823,00 KK/Bulan. Kepadatan populasi monyet ekor panjang di kawasan Cagar Alam Bojonglarang Jayanti sebesar 15,1 ekor/km². Kata kunci : Etnoprimatologi, Monyet Ekor Panjang, crop raiding, Cagar Alam Bojonglarang Jayanti