Agroteknologi (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Agroteknologi (S1) by Author "Ade Setiawan"
Now showing 1 - 20 of 42
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Hubungan Produktivitas Tanaman Jagung (Zea mays L.) Dengan Karakteristik Kimia Tanah Dan Iklim di Kecamatan Cibugel.(2023-10-13) GEAVANI MEIDINISA SETIADI; Ade Setiawan; Marenda Ishak Sonjaya SulePermintaan jagung di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya, akan tetapi kondisi tersebut tidak dimbangi dengan peningkatan produktivitas jagung dalam negeri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan produktivitas tanaman jagung dengan memahami informasi mengenai krakteristik kimia tanah dan iklim di lahan perkebunan jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik kimia tanah dan iklim terhadap produktivitas tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada November 2022 – Maret 2023 di Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang dan Analisis laboratorium di lakukan di Laboratorium KTNT Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Metode penelitian menggunakan metode deksriptif, survei dan prediktif pada 18 sampel tanah. Wilayah pengambilan sampel tanah didapat dari uji analisis dan overlay dari satuan lahan berupa elevasi, kemiringan, iklim, dan area produksi jagung. Perkebunan jagung berada pada area dengan kemiringan 10°- 30° dan ketinggian berkisar di 600 – 1000 mdpl. Hasil analisis penelitian menggunakan metode korelasi dan regresi linear berganda metode stepwise antara karakteristik kimia tanah (KTK, C-organik, pH) dan iklim dengan produktivitas tanaman jagung. Hasil korelasi menunjukan bahwa elevasi, kelembaban dan suhu memiliki hubungan yang signifikan terhadap produktivitas tanaman jagung dengan masing-masing nilai korelasi r = -0,87*, r = -0,78*, dan r = 0,74* sedangkan parameter lainnya menunjukan nilai korelasi yang lemah. Penelitian ini menunjukan bahwa faktor elevasi dan suhu menjadi faktor yang paling berhubungan terhadap produktivitas tanaman jagung sebesar 80% (R² = 0,800) pada taraf kepercayaan 95% dengan persamaan regresi Y = -6297,8552-11,4832*Elevasi + 1006,143*Suhu.Item Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Tutupan Lahan dan Indeks Erosi di Daerah Tangkapan Air Cipaheut Tahun 2012 dan Tahun 2020(2023-04-11) KIKI AMALIA; Abraham Suriadikusumah; Ade SetiawanHulu DAS memiliki peranan penting dalam menjaga kelestarian wilayah di sekitarnya. Adanya perubahan penggunaan lahan akibat bertambahnya kawasan budidaya di daerah Hulu DAS menyebabkan kondisi tutupan lahan kian menurun dan pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan lahan seperti terjadinya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan penggunaan lahan terhadap tutupan lahan dan indeks erosi di Daerah Tangkapan Air Cipaheut tahun 2012 dan tahun 2020. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode survei deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di DTA Cipaheut, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung pada bulan Juni 2022 sampai dengan bulan September 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luasan tutupan lahan (hutan, semak, kebun) berkurang sebesar 3,113 ha serta nilai persentase penutupan vegetasi (PPV) mengalami penurunan, dari 12,57% pada tahun 2012 menjadi 11,188% pada tahun 2020, dan nilai indeks erosi (IE) mengalami peningkatan dari 0,93% pada tahun 2012 menjadi 1,73% pada tahun 2020. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah perubahan penggunaan lahan di DTA Cipaheut harus sesuai dengan kaidah konservasi agar dapat meminimalisir terjadinya erosi.Item APLIKASI PUPUK HAYATI DAN AZOLLA (Azolla pinnata) DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN UNSUR NITROGEN, PENINGKATAN PERTUMBUHAN, DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)(2016-07-18) ICHSAN ILYAS; Mieke Rochimi Setiawati; Ade SetiawanIchsan Ilyas. 2016. Aplikasi Pupuk Hayati dan Azolla (Azolla pinnata) dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Unsur Nitrogen, Peningkatan Pertumbuhan, dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.). Dibimbing oleh Mieke Rochimi Setiawati dan Ade Setiawan. Upaya meningkatkan produksi pertanian melalui program intensifikasi tidak terlepas dari penggunaan pupuk kimia buatan, namun penggunaan pupuk kimia buatan yang terus menerus tanpa diimbangi dengan pemberian bahan organik dapat menyebabkan tanah kekurangan unsur-unsur hara tersedia, bahan organik, dan juga mikroorganisme yang menguntungkan. Penggunaan pupuk hayati dan Azolla dapat membantu menyediakan unsur hara dan memperbaiki sifat biologi tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi pengaplikasian pupuk hayati dan Azolla dalam meningkatkan N, dan hasil tanaman padi sawah. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Desember 2015 di rumah kaca, kebun percobaan, Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial, dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu jumlah Azolla pinnata (A) terdiri dari 4 taraf, tanpa Azolla, Azolla 10 t ha-1, Azolla 20 t ha-1, dan Azolla 30 t ha-1, sedangkan yang kedua yakni dosis pupuk hayati padat (H) terdiri dari 3 taraf, tanpa pupuk hayati, pupuk hayati 12,5 kg ha-1, dan pupuk hayati 25 kg ha-1, diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi antara pupuk hayati dan Azolla (Azolla pinnata) terhadap N total, konsentrasi N, kadar C/N rasio tanah, dan hasil panen tanaman padi sawah (Oryza sativa L.), akan tetapi kombinasi perlakuan mempengaruhi jumlah anakan produktif. Tidak terdapat perlakuan yang memberi hasil terbaik pada berat 1000 butir gabah dan GKP (Gabah Kering Panen) tanaman padi sawah (Oryza sativa L.).Item Aplikasi Pupuk kascing dan Pupuk Majemuk NPK terhadap K-dd, KTK, dan Serapan K serta Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) pada Andisol Kertasari.(2016-01-19) FRANZ PORLANDO S; E. Hidayat Salim; Ade SetiawanAndisol memiliki potensi yang baik untuk pengolahan kentang. Andisol mengandung bahan organik yang tinggi serta mempunyai sifat fisik yang baik. Masalah utama Andisol adalah terkait pada nilai retensi fosfat yang tinggi (>85%) sehingga unsur P tidak tersedia bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk kascing dengan pupuk majemuk NPK terhadap K-dd, KTK, Serapan K, serta Hasil Kentang (Solanum tuberosum L.) tertinggi pada Andisol Kertasari. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juli 2014. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari delapan kombinasi perlakuan. Perlakuan berturut-turut terdiri dari tanpa pemupukan; Perlakuan petani (10 t ha-1 pupuk Kandang Ayam + 1000 kg ha-1 pupuk Majemuk NPK); 5, 10, t ha-1 Kascing; 500, 1000 kg ha-1 pupuk Majemuk NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk kascing dengan majemuk NPK meningkatkan K-dd, KTK, dan serapan K serta hasil kentang. Hasil kentang tertinggi diperoleh pada aplikasi (10 t ha-1 pupuk Kandang Ayam + 1000 kg ha-1 pupuk Majemuk NPK). Aplikasi 5 t ha-1 Kascing + 500 kg ha-1 pupuk Majemuk NPK merupakan pemupukan terbaik. Selain itu, aplikasi dari perlakuan ini dapat menurunkan penggunaan pupuk Majemuk NPK dan pupuk organik sebesar 50%.Item Efek Residu Pupuk K pada Variasi Tingkatan Air Tersedia terhadap Pertumbuhan, Kdd, Serapan K, Produksi Kedelai (Glycine max L. Merr) cv. Anjasmoro pada Inceptisols Jatingangor(2021-12-07) ARDHIA PRAMESTI CAHYA KUSUMA; Rr. Nenny Nurlaeny; Ade SetiawanPenelitian dilakukan untuk mengetahui efek interaksi residu dosis pupuk KCl dan persentase tingkatan air tersedia dari kondisi kapasitas lapang terhadap pertumbuhan, Kdd, serapan K, produksi kedelai (Glycine max L.) cv. Anjasmoro pada Inceptisols Jatinangor. Riset dilaksanakan mulai bulan Desember 2020 hingga bulan April 2021 di Kebun Percobaan Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran Jatinangor, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu residu dosis pupuk KCl yang terdiri dari 4 taraf (k0 = kontrol dengan menambahkan Urea, TSP, dan KCl sesuai dosis rekomendasi; k1 = residu 1 x dosis rekomendasi pupuk KCl; k2 = residu 1 ¼ x dosis rekomendasi pupuk KCl; k3 = residu 1 ½ x dosis rekomendasi pupuk KCl). Faktor kedua yaitu persentase tingkatan air tersedia dari kondisi kapasitas lapang yang terdiri dari 4 taraf (w1 = 100% KL; w2 = 80% KL; w3 = 60% KL; w4 = 40% KL). Pengamatan dilakukan terhadap 2 fase pertumbuhan yaitu vegetatif dan generatif. Berdasarkan data riset terdapat adanya interaksi perlakuan residu pupuk KCl dan berbagai persentase tingkatan air tersedia terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 4-6 MST (109,67 cm), jumlah daun trifoliat 4-6 MST (21 trifoliat), bobot segar (100 g) , bobot kering (13,12 g), serapan K (9,3 mg tanaman-1), jumlah polong isi (87 butir), jumlah polong hampa (4,7 butir), dan bobot 100 biji (21,33 g). Secara mandiri penambahan pupuk KCl sesuai dosis rekomendasi berbeda nyata terhadap Kdd (1,28 cmol kg-1) dibandingkan residu dosis rekomendasi pupuk KCl. Residu 1x dosis rekomendasi pupuk KCl dan 100% air tersedia dari kondisi kapasitas lapang memberikan efektivitas hasil kedelai terbaik (0,93%) dibandingkan kontrol.Item Efek Sisa Pemberian Terak Baja dan Bokashi Sekam Padi Terhadap C organik, N Total, dan C/N Ratio serta Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L) Pada Andisol Lembang(2016-01-19) EDWARD RAYNANDO TALIWONGSO; Ade Setiawan; Rina DevnitaAndisol memiliki banyak kelebihan dan berpotensi besar sebagai lahan pertanian. Namun, Andisol memiliki retensi fosfat (P) yang tinggi dan P tersedia yang rendah. Hal itu yang merupakan kekurangan dari Andisol dan harus dilakukan upaya agar Andisol dapat dimanfaatkan lebih optimal dalam pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sisa pemberian terak baja dan bokashi sekam padi terhadap C organik, N total, dan C/N ratio serta produksi Jagung. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 sampai dengan April 2015 di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Jawa Barat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah terak baja yang terdiri dari 4 taraf (berdasarkan % berat tanah), yaitu 0; 2,5; 5 dan 7,5. Faktor kedua adalah bokahi sekam padi yang terdiri dari 4 taraf ( berdasarkan % berat tanah), yaitu 0; 2,5; 5 dan 7,5. Total kombinasi perlakuan adalah 4 x 4 = 16 kombinasi perlakuan dengan dua kali ulangan sehingga terdapat 32 plot percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi pemberian terak baja dan bokashi sekam padi dengan C organik, N total, C/N ratio dan produksi Jagung. Efek sisa pemberian bokashi sekam padi dengan dosis 7,5 % memberikan hasil terbaik terhadap C organik sebesar 5,97% dan pada C/N ratio sebesar 18,65%. Model regresi menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara hasil Jagung dengan C organik (r = 0,012), hasil Jagung dengan C/N ratio (r = 0,005) dan N total dengan hasil Jagung (r = 0,326).Item Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi Arabika di Sub-DAS Ciwidey Kabupaten Bandung(2023-03-10) AISYAH WIDI RANIA; Ade Setiawan; Muhammad Amir SolihinPengelolaan lahan kopi arabika sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Bandung perlu memperhatikan karakteristik lahan dan asas-asas konservasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan produksi hasil perkebunan serta tidak menyebabkan degradasi lahan yang mengakibatkan kerusakan DAS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian lahan secara kualitatif, kuantitatif, dan ekonomi, serta memberikan arahan pengembangan tanaman kopi arabika dengan tingkat pengelolaan sedang di Sub DAS Ciwidey, Kabupaten Bandung. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2022 di lahan perkebunan kopi arabika yang tersebar di Sub DAS Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Analisis kesesuaian lahan kualitatif menggunakan metode matching table, analisis secara kuantitatif menggunakan nilai produksi per unit lahan berbasis kriteria kuantitatif fisik, serta analisis secara ekonomi dengan menghitung Rasio R/C (Revenue/Cost) dan gross margin per unit lahan. Penelitian menghasilkan informasi lahan sesuai untuk tanaman kopi arabika pada Sub DAS Ciwidey di Kabupaten Bandung seluas 395.11 ha atau 44.95% dari total luas lokasi penelitian. Faktor pembatas yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahan meliputi curah hujan, kemiringan lereng, pH H2O, dan kejenuhan basa. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan antara lain pembuatan jalur irigasi, pembuatan teras, dan pengapuran serta penambahan bahan organik. Analisis kuantitatif menunjukkan kelas kesesuaian yang lebih tinggi, selaras, dan lebih rendah dibandingkan dengan kelas kesesuaian kualitatif yang dipengaruhi oleh manajemen pada lahan budidaya. Analisis ekonomi memperlihatkan bahwa usahatani kopi arabika menguntungkan sampai kelas S3. Keuntungan dapat ditingkatkan apabila dilakukan peningkatan pada lahan sesuai dengan kesesuaian lahan potensialnya.Item Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Pangan Lahan Kering Tingkat Pengelolaan Sedang di Sub DAS Cirasea(2021-11-03) LUTHFI MAULA; Ade Setiawan; Muhammad Amir SolihinPeningkatan jumlah penduduk di wilayah Sub DAS Cirasea mengakibatkan kebutuhan pangan diwilayah tersebut meningkat. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan pangan perlu meningkatkan produktivitas tanaman pangan dengan mengetahui tingkat kesesuaian lahan diwilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan menentukan kelas kesesuain lahan terpilih dan rekomendasi perbaikan serta pengelolaan lahan untuk tanaman pangan lahan kering. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga September 2021 di Sub DAS Cirasea yang berada di Kecamatan Ciparay, Majalaya, Kertasari, Arjasari, Pacet dan Ibun. Evaluasi lahan dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode matching table untuk penentuan komoditas terpilih dan secara kuantitatif dengan menggunakan metode B/C rasio untuk penentuan kelayakan usah tani serta berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan komoditas terpilih untuk kesesuaian lahan tanaman pangan lahan kering di Sub DAS Cirasea adalah komoditas padi gogo dan ubi jalar dengan nilai kelas kesesuaian lahan aktual S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marjinal) dengan faktor pembatas berupa kemiringan (eh) dan drainase (rc). Upaya perbaikan dan pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pembuatan terasering untuk faktor pembatas kemiringan, dan penambahan bahan organik serta pembuatan saluran drainase untuk faktor pembatas drainase yang terhambat. Hasil analisis usaha tani dengan B/C rasio untuk komoditas terpilih adalah 1,15 dan 2,29 sehingga komoditas tersebut layak untuk dibudidayakan di wilayah Sub DAS Cirasea.Item EVALUASI LAHAN PADI SAWAH TADAH HUJAN BERDASARKAN TINGKAT KESESUAIAN LAHAN DAN PRODUKSI DI LAPANGAN (STUDI KASUS DI HULU SUB-DAS CITARIK)(2022-11-24) RIZKY FATUR RAMADHAN PANE; Muhammad Amir Solihin; Ade SetiawanPeningkatan pertumbuhan jumlah penduduk di sekitar Sub-DAS Citarik hulu mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan tanaman pangan dan penggunaan lahannya, terutama tanaman padi sawah tadah hujan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi lahan terhadap padi sawah tadah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesesuaian dan produktivitas lahan serta menganalisis kelayakan usaha tani padi sawah tadah hujan di Sub-DAS Citarik hulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022. Penelitian ini menggunakan analisis kesesuaian lahan dengan metode matching table secara deskriptif kualitatif, analisis produktivitas lahan secara deskriptif kuantitatif serta analisis kelayakan usaha tani padi sawah tadah hujan dengan menghitung R/C ratio dan Gross Profit Margin. Hasil penelitian menghasilkan variasi data dan informasi nilai kesesuaian lahan aktual di Sub-DAS Citarik hulu. Lahan cukup sesuai seluas 3.230,97 ha atau 79% dari luas lokasi penelitian, lahan sesuai marjinal seluas 724,014 ha atau 18% dari luas lokasi penelitian dan lahan tidak sesuai seluas 96,77 ha atau 3% dari luas lokasi penelitian. Faktor pembatas lahannya berupa temperatur rerata dan kemiringan lahan. Terdapat 17 dari 26 SPL dengan tingkat produktivitas lahan yang sesuai dengan kesesuaian lahan aktualnya. Selain itu juga terdapat 23 responden dari total 26 responden di Sub-DAS Citarik hulu yang layak usaha taninya untuk dilanjutkan.Item HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAHAN DENGAN INDEKS VEGETASI DI HULU SUB DAS CIKAPUNDUNG BERBASIS DATA ANALISIS CITRA SATELIT LANDSAT 8(2020-09-06) NOVIANI PUTRI; Ade Setiawan; Muhammad Amir SolihinPerubahan penggunaan lahan yang terjadi di wilayah Hulu Sub DAS Cikapundung dapat berdampak pada iklim mikro. Suhu permukaan lahan (LST) sebagai indikator iklim mikro dan indeks vegetasi (NDVI) sebagai faktor dari LST menjadi variabel utama dalam penelitian. Teknologi penginderaan jauh dapat menjadi cara alternatif untuk mendapat estimasi nilai LST dan NDVI pada lokasi studi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik dan mengetahui hubungan antara suhu permukaan lahan dan indeks vegetasi menggunakan data analisis citra satelit landsat 8. Lokasi studi diantaranya lima Desa (Cikole, Cikidang, Cibodas, Wangunharja, dan Suntenjaya) di Kecamatan Lembang. Metode yang digunakan untuk mendapat estimasi nilai suhu permukaan lahan yaitu dengan pendekatan Mono Window Algorithm (MWA), sedangkan nilai indeks vegetasi didapat dari algoritma NDVI. Karakteristik ditunjukkan dari nilai standar deviasi dan hubungan antara LST dan NDVI diketahui dari hasil uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik suhu pemukaan lahan (LST) dan indeks vegetasi (NDVI) dipengaruhi oleh penggunaan lahan dan elevasi. Hubungan antara LST dan NDVI ditunjukkan korelasi negatif dengan pengaruh NDVI sebesar 23,6% terhadap LST, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti penggunaan lahan dan elevasiItem Identifikasi Tutupan Lahan Di Daerah Sempadan Pantai Kecamatan Cijulang Dan Cimerak Kabupaten Pangandaran Menggunakan Citra Satelit Sentinel-2A(2022-07-07) RAHMAH AZIZAH; Ade Setiawan; Muhammad Amir SolihinRahmah Azizah, 2022. Identifikasi Tutupan Lahan Di Daerah Sempadan Pantai Kecamatan Cijulang Dan Cimerak Kabupaten Pangandaran Menggunakan Citra Satelit Sentinel-2A. Dibimbing oleh Muhammad Amir Solihin dan Ade Setiawan. Informasi tutupan lahan suatu wilayah penting untuk diketahui. Identifikasi dan klasifikasi tutupan lahan secara langsung membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Teknologi pengindraan jauh dapat dijadikan solusi untuk identifikasi tutupan lahan di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan tutupan lahan di sempadan pantai dengan menggunakan citra Sentinel-2A serta menguji keakurasiannya menggunakan akurasi Kappa. Penelitian dimulai pada bulan April hingga Juni 2019 di wilayah Kecamatan Cijulang dan Cimerak, Pangandaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah interpretasi secara visual pada citra dengan kombinasi band 4-3-2, pengecekan di lapangan, dan klasifikasi terbimbing dengan metode maksimum likelihood. Kelas–kelas tutupan lahan yang dapat diklasifikasi di sempadan pantai Kecamatan Cijulang dan Cimerak adalah sawah 253,85 ha (9%); pemukiman 175,70 ha (6%); badan air 63,65 ha (2%); kebun campuran 1.274,53 ha (45%); hutan bakau 77,88 ha (8%); kebun kelapa 439,37 ha (15%); Tegalan 359,79 ha (13%); semak belukar 178,57 ha (6%). Nilai akurasi Kappa dari klasifikasi yang dihasilkan adalah 85,77%, sehingga masih di atas batas akurasi yang dianggap baik oleh United State Geological Survei yaitu >85%. Informasi tutupan lahan yang diperoleh dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan perencanaan wilayah di daerah sempadan pantai ataupun pesisir Pangandaran.Item Kadar Air dan Bahan Organik Tanah serta Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max L. Merr) Akibat Aplikasi Biochar pada Berbagai Persentase Air Tanah Inceptisol Asal Jatinangor(2022-08-15) BINTANG HARI KUSUMADEWI; Rr. Nenny Nurlaeny; Ade SetiawanTanah Inceptisol merupakan ordo tanah yang potensial untuk dijadikan lahan pertanian akibat sebarannya yang cukup luas di Indonesia, namun memiliki tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah. Pengaplikasian biochar dapat meningkatkan kesuburan tanah Inceptisol serta dibutuhkan ketersediaan air yang cukup sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian biochar disertai dengan pemberian persentase air tanah terhadap kadar air dan bahan organik tanah serta pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2021 hingga Januari 2022 di dalam Rumah Plastik Laboratorium Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Penelitian ini terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah biochar yang terdiri dari empat taraf (0, 5, 10, dan 15 ton ha-1) dan faktor ke dua adalah persentase air tanah yang terdiri dari empat taraf (100%, 80%, 60% dan 40% dari kapasitas lapang) dengan melakukan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan dosis biochar 15 ton ha-1 dengan air tanah 100% kapasitas lapang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 MST dan kadar air tanah. Tidak terdapat pengaruh interaksi perlakuan biochar dan persentase air tanah terhadap jumlah daun trifoliate 4 dan 6 MST, bobot segar dan kering tanaman, persentase polong isi maupun hampa per tanaman, bobot total biji, dan bahan organik tanah. Perlakuan biochar dan persentase air tanah tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman 4 MST dan bobot 100 biji.Item Komoditas Unggulan Subsektor Pangan pada Sub DAS Citarik di Kabupaten Bandung Berdasarkan Analisis Potensi Wilayah(2021-12-06) HUSEIN MUHAMMAD; Ade Setiawan; Muhammad Amir SolihinPemanfaatan lahan intensif dan eksploitatif dapat menurunkan daya dukung dan fungsi lingkungan DAS sebagai kawasan konservasi. Pengamatan perubahan pemanfaatan lahan secara berkala perlu dilakukan untuk menjaga fungsi kawasan. Pemanfaatan teknologi SIG perlu digunakan untuk memaksimalkan pengawasan penggunaan lahan khususnya pemanfaatan lahan untuk pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan fisik, daya dukung wilayah dan menentukan komoditas unggulan, serta arahan pengembangan komoditas subsektor pangan dengan tingkat pengelolaan sedang di Sub DAS Citarik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juli 2021 pada Sub DAS Citarik di Kabupaten Bandung. Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis kesesuaian lahan dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode matching table berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) serta analisis daya saing wilayah. Hasil penelitian menghasilkan data dan informasi nilai kesesuaian lahan, lahan sesuai untuk komoditas sub sektor pangan pada Sub DAS Citarik di Kabupaten Bandung berdasarkan evaluasi lahan sebanyak 6,564.11 Ha atau 58,55% luas lokasi penelitian dengan tingkat pengelolaan sedang untuk komoditas padi sawah, padi ladang dan ubi kayu, 47,4% luas lokasi penelitian dengan tingkat pengelolaan sedang untuk komoditas jagung dan 42,4% luas lokasi penelitian dengan tingkat pengelolaan sedang untuk komoditas kedelai. Faktor pembatas yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan nilai kesesuaian lahan terhadap komoditas subsektor pangan pada Sub DAS Citarik terdiri dari kemiringan lahan, drainase, curah hujan dan suhu. Komoditas subsektor pangan yang memiliki daya saing wilayah tertinggi adalah padi sawah karena memiliki keunggulan basis, kelayakan finansial untuk dibudidayakan, tren harga yang meningkat dan kedua keunggulan nilai yaitu keunggulan fisik dan daya saing wilayah yang dimiliki padi sawah menjadikan padi sawah sebagai komoditas unggulan subsektor pangan pada Sub DAS Citarik.Item Pemetaan Beberapa Sifat Fisika Tanah pada Berbagai Posisi Lereng di Desa Sindangsari Berbasis Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus : Bumi Perkemahan Baru Beureum)(2022-06-20) GYAN NURFAUZAN HADANA; Muhammad Amir Solihin; Ade SetiawanPosisi lereng merupakan karakteristik topografi yang berkaitan dengan sifat fisika tanah. Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang berhubungan dengan bentuk atau kondisi tanah asli. Seiring dengan kemajuan teknologi, sifat fisika tanah dan posisi lereng dapat dipetakan dengan penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan tekstur, kadar air, permeabilitas, bobot isi dan mengetahui keragaman serta sebarannya pada berbagai posisi lereng di kawasan Bumi Perkemahan Baru Beureum Jalur Pendakian Gunung Manglayang yang berada di Desa Sindangsari. Penelitian ini menggunakan metode survei, deskriptif, dan komparatif. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode Stratified Purposive Sampling dengan 6 ulangan dan 3 perlakuan sehingga total mendapatkan 18 titik sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi lereng berpengaruh nyata terhadap fraksi pasir, fraksi debu, dan bobot isi tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap fraksi liat, kadar air tanah, dan permeabilitas tanah. Nilai Koefisien Keragaman (KK) permeabilitas tanah sebesar 227,94% yang artinya permeabilitas tanah sangat beragam, sedangkan nilai KK bobot isi tanah sebesar 2,46% yang artinya tidak begitu beragam.Item Pemetaan Kelembaban Tanah melalui Interpretasi Citra landsat 8 dan Sentinel 2A(2023-03-21) AMANDA PUTRI MELIANA; Muhammad Amir Solihin; Ade SetiawanAMANDA PUTRI MELIANA. Pemetaan Kelembaban Tanah Melalui Interpretasi Citra Landsat 8 dan Sentinel 2-A di Hulu Sub DAS Cikapundung. Dibimbing oleh MUHAMMAD AMIR SOLIHIN dan ADE SETIAWAN. Lahan yang kritis menyebabkan beberapa fungsi dalam tanah menjadi rusak salah satunya karena adanya penggunaan tanah secara intensif oleh para petani. Tanah yang digunakan secara intensif akan kehilangan bahan organik dan unsur kimia di dalam tanah. Penggunaan tanah secara intensif membuat bagian atas permukaan tanah mengalami perubahan unsur di dalamnya yang menyebabkan tanah menjadi kering dan kelembaban tanah pun berkurang. Untuk mengetahui kelembaban tanah dengan mudah menggunakan interpretasi citra. Interpretasi citra yang dapat mengidentifikasi kelembaban tanah yaitu citra Landsat 8 dan citra Sentinel 2-A yang memiliki perbedaan dari resolusi. Tujuannya untuk mengetahui sebaran nilai kelembaban tanah wilayah hulu sub DAS Cikapundung berdasarkan citra Landsat 8 dan citra Sentinel 2-A, serta mengetahui akurasi nilai kelembaban tanah pada citra Landsat dan citra Sentinel. Metode yang digunakan yaitu deskripsi, uji t-test, dan uji akurasi dengan RMSE. Mendapatkan nilai kelembaban melalui citra menggunakan metode MSMMI (Modified Soil Moisture Monitoring Index) dengan Google Earth Engine (GEE) dan melalui survey lapangan untuk mengetahui nilai aktual sebaran nilai kelembaban tanah. Hasil penelitian menunjukan kelembaban tanah yang paling baik diantara dua interpretasi citra Landsat 8 dan citra Sentinel 2-A yaitu menggunakan citra Sentinel 2-A dilihat dari hasil nilai data citra, hasil bentuk peta, dan hasil akurasi RMSE. Kelembaban tanah yang memiliki akurasi paling mendekati (0) yaitu citra Sentinel 2-A dengan kelembaban tanah lapangan yaitu sebesar 4.371.Item Pengaruh Amelioran yang Diperkaya Asam Humat terhadap pH, C-Organik, P-Tersedia Tanah, dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada Ultisols Jatinangor(2016-10-18) VANIANTA REHULINA PURBA; Rija Sudirja; Ade SetiawanABSTRAK Vanianta Rehulina Purba, 2016. Pengaruh Amelioran yang Diperkaya Asam Humat terhadap pH, C-Organik, P-Tersedia Tanah, dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada Ultisols Jatinangor. Dibawah bimbingan Rija Sudirja dan Ade Setiawan. Ultisols merupakan tanah dengan tingkat perkembangan lanjut. Pemanfaatan Ultisols untuk bidang pertanian memiliki kendala kesuburan tanah. Penggunaan amelioran yang diperkaya asam humat diyakini mampu memperbaiki sifat-sifat Ultisols. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh amelioran yang diperkaya asam humat terhadap pH, C-organik, dan P-tersedia tanah, serta hasil kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada Ultisols Jatinangor. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian dilakukan sejak Juni 2016 hingga Agustus 2016. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan delapan perlakuan dan tiga kali ulangan, yang terdiri dari: kontrol, dolomit, zeolit, fosfat alam, asam humat, dolomit + asam humat, zeolit + asam humat, dan fosfat alam + asam humat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh amelioran terhadap pH, C-organik, dan P-tersedia tanah. Perlakuan fosfat alam + asam humat memberikan hasil pH dan P-tersedia tanah tertinggi masing-masing sebesar 5,5 dan 6,1 mg kg-1. Perlakuan zeolit + asam humat memberikan hasil C-organik tertinggi yaitu sebesar 1,68%. Hasil kedelai terbaik terdapat pada perlakuan zeolit + asam humat dengan bobot 9,14 g polibeg-1. Kata kunci : Ultisols, Amelioran, Asam Humat, KedelaiItem PENGARUH BERBAGAI AMELIORAN YANG DIPERKAYA ASAM HUMAT TERHADAP K-DD, KTK, KB TANAH SERTA HASIL KEDELAI (Glycine max L.) PADA ULTISOLS JATINANGOR(2016-10-18) GHEFIRA RAHIMAH RIONY; Rija Sudirja; Ade SetiawanUltisols Jatinangor berpotensi untuk meningkatkan produksi kedelai, namun memiliki kendala yaitu kandungan unsur hara yang rendah, tanah yang bersifat masam serta kandungan Al yang tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan upaya perbaikan sifat tanah agar dapat menunjang pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amelioran yang diperkaya asam humat terhadap K-dd, KTK, Kejenuhan Basa tanah serta hasil kedelai pada Ultisols Jatinangor. Percobaan ini dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai dengan Agustus 2016 di Lahan Kebun Percobaan Ciparanje, Jatinangor dan Laboraturium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari delapan perlakuan dengan tiga kali ulangan yaitu kontrol yaitu tanpa pemberian amelioran dan asam humat; dolomit 300 kg ha-1; zeolit 150 kg ha-1; fosfat alam 200 kg ha-1; asam humat 8 kg ha-1; dolomit 300 kg ha-1 + asam humat 8 kg ha-1; zeolit 150 kg ha-1 + asam humat 8 kg ha-1; fosfat alam 200 kg ha-1+ asam humat 8 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fosfat alam + asam humat memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter KTK tanah serta hasil kedelai (Glycine max L.) pada Ultisols Jatinangor. Perlakuan fosfat alam yang dikombinasikan dengan asam humat memberikan nilai KTK tertinggi yaitu 22,61 cmol kg-1. Perlakuan zeolit yang dikombinasikan dengan asam humat memberikan hasil kedelai tertinggi yaitu 9,14 gr per tanaman.Item Pengaruh Biochar pada Berbagai Persentase Kadar Air Tanah terhadap pH, P-tersedia, Serapan P, Pertumbuhan, dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) pada Inceptisols Jatinangor(2022-08-31) INDIRA REVIANY HADIANSYAH; Rr. Nenny Nurlaeny; Ade SetiawanProduksi tanaman dapat ditingkatkan melalui aplikasi bahan organik untuk meningkatkan nutrisi tanaman tanpa menurunkan kesuburan tanah. Biochar adalah bahan organik sisa pembakaran biomassa secara tidak sempurna yang memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas kedelai dengan memperbaiki kesuburan tanah dan daya pegang air. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis biochar pada berbagai persentase kadar air tanah terhadap pH, P-tersedia, serapan P, pertumbuhan, dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merr) pada Inceptisols Jatinangor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 hingga Januari 2022 di Rumah Plastik Laboratorium Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah dosis biochar (B) yang terdiri atas empat taraf, yaitu b0 = 0 ton ha-1, b1 = 5 ton ha-1, b2 = 10 ton ha-1, dan b3 = 15 ton ha-1. Faktor kedua adalah persentase kadar air tanah dari kapasitas lapang (K) yang terdiri atas empat taraf, yaitu k1 = 100%, k2 = 80%, k3 = 60%, dan k4 = 40%. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan biochar dan persentase kadar air dari kapasitas lapang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 MST dan ketersediaan P di dalam tanah. Tinggi tanaman 6 MST dipengaruhi oleh kombinasi 10 ton ha-1 dosis biochar dan 60% kadar air dari kapasitas lapang, sedangkan P-tersedia dipengaruhi oleh interaksi perlakuan 10 ton ha-1 dosis biochar dan 100% kadar air kapasitas lapang. Secara mandiri, perlakuan kadar air kapasitas lapang mempengaruhi pH tanah, serapan P, jumlah daun trifoliate, bobot segar, bobot kering, persentase polong isi, persentase polong hampa serta bobot total biji. Kedua faktor perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MST dan bobot 100 butir biji.Item Pengaruh Dosis Pupuk Hayati dan Pupuk N, P, K Terhadap N Total, Kadar N, Populasi Azotobacter sp., dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) pada Fluventic Eutrudepts(2022-10-14) REFFI MISRIYATUL HABIBA; Dirga Sapta Sara; Ade SetiawanPupuk anorganik tidak dapat dihindari penggunaanya oleh petani, namun penggunaan dalam jumlah besar akan menjadi permasalahan lingkungan. Hal ini menyebabkan kurangnya kesuburan tanah, terutama Fluventic Eutrudepts. Salah satu cara meminimalisir permasalahan tersebut diperlukannya perbaikan tanah dengan pengaplikasian pupuk hayati. Percobaan inivbertujuan mengetahui pengaruh dosis pupuknhayati dan pupuk N, P, K terhadap N total, kadar N, populasi Azotobacter sp., dan hasil kacang tanah pada Fluventic Eutrudepts. Percobaan dilaksanakan di Lahan Percobaan KimianTanah dan NutrisinTanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran,nJatinangor pada bulan November 2021 sampai Februari 2022. Rancangan penelitian menggunakan RancangannAcak Kelompok yangnterdiri dari sembilan perlakuan dan tiga ulangan. Kombinasi perlakuan tersebut terdiri dari:nkontrol (tanpanperlakuan), 1 dosis pupuk N, P, K standar, 1 dosis pupuk hayati standar, ¾ N, P, K standar + ¾ pupuk hayati, ¾ N, P, K standar + 1 pupuknhayati, ¾ N, P, K standar + 1 ½ pupuk hayati, 1 N, P, K standar + ¾ pupuk hayati, 1 N, P, K standar + 1 pupuk hayati, dan 1 N, P, K standar + 1 ½ pupuk hayati. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi pupuk hayati dan pupuk N, P, K memberikan pengaruh nyata terhadap N total, kadar N, dan populasi Azotobacter sp., serta dosis kombinasi ¾ pupuk N, P, K + 1 pupuk hayati merupakan perlakuan terbaik untuk hasil kacang tanah dengan bobot biji, jumlah polong, bobot polong basahndan kering, serta bobot per petak dengan masing-masing hasil 14,88 g, 20 polong, 45,61 g, 22,16 g, 5,05 kg petak-1Item Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK Terhadap N-Total, P-Potensial, K-Potensial dan Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.) pada Inceptisols Jatinangor.(2016-05-02) PUSPA FIRDA AMALIA; Maya Damayani; Ade SetiawanPupuk majemuk NPK merupakan salah satu pupuk anorganik yang paling banyak digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efesiensi pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dosis pupuk majemuk NPK terhadap N-total, P-potensial, K-potensial dan hasil tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) pada Inceptisols, Jatinangor. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pengelolaan Tanah dan Air serta Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Univeristas Padjadjaran dari bulan Oktober 2014 hingga Maret 2015. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuannya yaitu (1) tanpa pupuk (kontrol), (2) 1 dosis urea, SP-36, KCl anjuran, (3) ½ dosis NPK 16:11:11 (4) ¾ dosis NPK 16:11:11 (5) 1 dosis NPK 16:11:11 (6) 1¼ dosis NPK 16:11:11 (7) 1½ dosis NPK 16:11:11. Berdasarkan hasil uji analisis dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 5% didapatkan bahwa pupuk NPK 16:11:11 memberikan pengaruh terhadap P-potensial, K-potensial, panjang buah (cm) dan bobot buah pertanaman (g). Perlakuan ¾ dosis pupuk majemuk NPK 16:11:11 memberikan hasil terbaik tanaman cabai pada Inceptisols, Jatinangor yakni dengan bobot buah cabai per tanaman sebesar 242,78 g. tanaman-1.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »