Agroteknologi (S1)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 2077
  • Item
    HERBISIDA 2,4-D Dimetil Amina SEBAGAI PENGENDALI GULMA BERDAUN LEBAR PADA BUDIDAYA TANAMAN TEBU BELUM MENGHASILKAN (Saccharum officinarum L.)
    (2013-07-19) RISKA MEGA C; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    Herbisida 2,4-D Dimetil Amina sebagai Pengendali Gulma Daun Lebar pada Budidaya Tanaman Tebu Belum Menghasilkan (Saccharum officinarum L.). Penulis dibawah bimbingan Uum Umiyati dan Dedi Widayat. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan dosis aplikasi herbisida 2,4-D dimetil amina 865 g.L-1 yang optimum dalam mengendalikan gulma berdaun lebar pada pertanaman tebu belum menghasilkan. Percobaan ini dilakukan di PT PG Rajawali II Cirebon Jawa Barat pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok sederhana yang terdiri dari enam perlakuan dan empat ulangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida 2,4-D dimetil amina 865 g.L-1 dapat menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar hingga 12 MSA seperti Ipomoea triloba (L.) Linnaeus, C. Von, Ludwegia hyssopifolia dan Commelina diffusa Burm.f , tetapi Altenanthera sessilis hanya dapat menekan pertumbuhan gulma hingga 8 MSA dan tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan jumlah anakan. Pada dosis 1,5 l/ha herbisida 2,4-D dimetil amina dapat menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar pada pertanaman tebu. Selama percobaan tidak ditemukan gejala keracunan pada tanaman tebu.
  • Item
    PERSENTASE KEBERHASILAN ENAM KOMBINASI PERSILANGAN PADA TUJUH GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) DI DUA WAKTU PERSILANGAN YANG BERBEDA
    (2016-10-20) M DICKY SEPTIAN; Agung Karuniawan; Nono Carsono
    Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman budidaya penting di dunia dimana setiap tahun kebutuhannya meningkat. Salah satu cara pengembangan varietas baru dengan melakukan hibridisasi atau persilangan. Salah satu permasalahan yang terkadang dihadapi adalah kegagalan dalam melakukan persilangan karena waktu persilangan yang kurang tepat. Terdapat dua pendapat mengenai waktu persilangan yakni pada pukul 08.00 – 09.00 serta 10.00 – 11.00. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa persentase terbentuknya biji yang diperoleh dari dua waktu persilangan tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 hingga bulan November 2013 di Rumah Kaca Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Dalam penelitian ini dipakai 7 genotip padi yaitu (Ciapus, Pandanwangi, IR64, IP135, PP51, CAKA72, dan CAKA283). Dari penelitian yang telah diperoleh persentase keberhasilan persilangan terendah pada persilangan pukul 08.35 dengan kombinasi persilangan IP135 x IR64 yakni sebesar 16,67%, dan persentase tertinggi yaitu persilangan pada pukul 11.01 dengan kombinasi persilangan PP51 x CAKA283 dan persentase keberhasilan yang diperoleh sebesar 40%. Waktu persilangan terbaik adalah pukul 10.00 – 11.00 pagi yang direkomendasikan untuk tanaman padi (Indica dan Japonica) Kata-kata kunci: Persilangan, Waktu Persilangan, Persentase Terbentuknya Biji, Padi
  • Item
    Pengaruh Berbagai Dosis Herbisida Isopropil Amina Glifosat 500 g/L Dalam Megendalikan Gulma Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv) Pada Lahan Tanpa Tanaman
    (2016-07-19) KHOERULLAH JAMIL S; Dedi Widayat; Yayan Sumekar
    Khoerullah Jamil Suryana. 2016. Pengaruh Berbagai Dosis Herbisida Isopropil Amine Glifosat 500 g L-1 dalam Mengendalikan Gulma Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) pada Lahan Tanpa Tanaman. Dibawah bimbingan Dedi Widayat dan Yayan Sumekar. Pengendalian gulma alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) dengan menggunakan herbisida berbahan aktif Isopropilamin Glifosat sudah umum dilakukan dalam pembukaan lahan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis herbisida IPA Glifosat dalam mengendalikan gulma alang-alang di lahan tanpa tanaman serta melihat pengaruh aplikasi terhadap pertumbuhan tajuk, pertumbuhan rimpang, dan jumlah tunas gulma alang-alang. Percobaan ini dilakukan pada bulan April 2015 sampai Juni 2015 di desa Sukatani, Kecamatan Tanjung Medar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu : A. Herbisida IPA Glifosat 500 g L-1 dosis 3 L ha-1, B. Herbisida IPA Glifosat 500 g L-1 dosis 4 L ha-1, C. Herbisida IPA Glifosat 500 g L-1 dosis 5 L ha-1, D. Herbisida IPA Glifosat 500 g L-1 dosis 6 L ha-1, E. Herbisida IPA Glifosat 500 g L-1 dosis 7 L ha-1, F. Penyiangan mekanis, G. Kontrol (Tanpa Perlakuan), H. Herbisida IPA Glifosat 48% dosis 5 L ha-1. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi berbagai dosis herbisida IPA Glifosat memberikan pengaruh terhadap pengamatan penunjang, dan pengamatan utama pada dosis 3 L ha-1.
  • Item
    Pengaruh Kombinasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk Kieserit terhadap Pertumbuhan Bibit Aren (Arenga pinnata Merr.).
    (2013-12-11) NIKO SEPTIAWAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi fungi mikoriza arbuskula dan pupuk kieserit yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan bibit tanaman aren (Arenga pinnata Merr.). Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai bulan Juni 2013, di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Lokasi percobaan berada pada ketinggian tempat ± 750 m di atas permukaan laut (dpl), dengan ordo tanah Inceptisol, dan tipe curah hujan C menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951). Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 12 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah sebagai berikut: 0 g FMA + 0 g Kieserit; 10 g FMA; 10 g Kieserit; 5 g FMA + 5 g Kieserit; 5 g FMA + 7,5 g Kieserit; 5 g FMA + 10 g Kiserit; 7,5 g FMA + 5 g Kieserit; 7,5 g FMA + 7,5 g Kieserit; 7,5 g FMA + 10 g Kieserit; 10 g FMA + 5 g Kieserit; 10 g FMA + 7,5 g Kieserit; 10 g FMA + 10 g Kieserit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula dengan dosis 7,5 g dan pupuk kieserit 10 g memberikan pengaruh yang terbaik dari perlakuan lainnya pada kandungan klorofil daun. Pemberian 10 g FMA memberikan pengaruh terbaik pada persen infeksi akar.
  • Item
    Pengaruh Konsentrasi Sitokinin terhadap Pematahan Dormansi Benih Kentang G1 (Solanum tuberosum L.)
    (2014-04-22) RIZKY PRATAMA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    Kentang merupakan komoditas pertanian yang mempunyai arti penting di dunia. Kentang mempunyai berbagai macam keunggulan seperti sumber protein yang tinggi, tidak mudah rusak seperti sayuran lain, dan berpotensi dalam program diversivikasi pangan. Salah satu kendala dalam produksi kentang adalah adanya fase dormansi pada masa pertumbuhan kentang. Upaya mempercepat masa dormansi tanaman adalah dengan penambahan Hormon Pemacu Pertumbuhan. Sitokinin merupakan salah satu hormon pemacu pertumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sitokinin terhadap dormansi benih kentang. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Sitokinin yang digunakan pada penelitian ini adalah Benzyl amino purine (BAP). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Perlakuan tersebut merupakan berbagai macam konsentrasi BAP. Konsentrasi tersebut terdiri dari 0 mgL-1, 50 mgL-1, 100 mgL-1, 150 mgL-1, 200 mgL-1 dan 250 mgL-1. Pengamatan dilakukan terhadap parameter pertumbuhan benih kentang berupa waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, bobot tunas, bobot benih dan diameter benih. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian BAP berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, dan panjang tunas pada tanaman kentang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot basah benih dan penurunan diameter benih.
  • Item
    Pengaruh Jenis Penggunaan Lahan dan Kelas kemiringan Lereng Terhadap Bahan Organik, Tekstur, Permeabilitas dan Erodibilitas Tanah di Kawasan Penyangga Waduk Cirata
    (2014-12-31) RIFAN MUSTARI; Rija Sudirja; Rachmat Harryanto
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis penggunaan lahan pada berbagai kelas kemiringan lereng terhadap Bahan Organik, Tekstur, Permeabilitas dan erodibilitas tanah di kawasan penyangga waduk Cirata Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 hingga bulan Juni 2014. Pengambilan sampel tanah memakai metode survai dengan pendekatan fisiografis, teknik pengambilan sampel memakai teknik purposive sampling dan stratified sampling, dan analisis data menggunakan metode deskriftif komparatif. Sampel tanah diambil pada tiga jenis penggunan lahan yaitu : tegalan, perkebunan kakao dan perkebunan karet. Setiap penggunaan lahan terdiri dari dua kelas kemiringan lereng yaitu : 8-15% dan 16-25% dengan ulangan sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukan jenis penggunaan lahan perkebunan kakao, karet dan tegalan pada kelas kemiringan lereng 8-15% dan 16-25% berpengaruh terhadap persentase fraksi liat, fraksi pasir, dan fraksi pasir sangat halus, tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase fraksi debu, kandungan bahan organik tanah, permeabilitas tanah dan nilai erodibilitas tanah.
  • Item
    Deteksi dan Identifikasi Jamur Patogen Terbawa Benih Padi Organik (Oryza sativa) Varietas Ciherang dan Aek Sibundong Asal Kabupaten Tasikmalay
    (2014-07-19) RAJA NECTAR SIREGAR; Luciana Djaya; Tarkus Suganda
    Jamur yang menyerang benih padi sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan benih menjadi tanaman yang utuh. Pada pertanaman padi organik, kesehatan benih merupakan hal yang sangat penting terutama karena tidak sembarang cara diperbolehkan untuk mengendalikan penyakit pada benih, bibit, dan selama pertanamannya. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur patogen terbawa benih pada padi organik asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitopatologi, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Pengujian dilakukan dengan menggunakan media kertas merang basah dan pada medium PDA. Pada medium PDA, persentase benih varietas Ciherang terinfeksi jamur adalah 8,4% dan varietas Aek Sibundong 15,2%, sedangkan pada kertas merang, benih darikedua varietas padi organik terinfeksi jamur 1,6%. Berdasarkan hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, jamur patogen yang teridentifikasi adalah Aspergillus spp. dan Penicillium spp.
  • Item
    Pengaruh Komposisi Pupuk Kandang Domba dengan Limbah Kakao dan Dosis Pupuk Anorganik pada Inceptisols Jatinangor terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Kultivar Sulawesi 1
    (2016-04-19) RIZKY EKA PURNAMA P; Santi Rosniawaty; Intan Ratna Dewi Anjarsari
    Media tanam adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi pupuk organik dan dosis pupuk anorganik yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tanaman kakao kultivar Sulawesi 1. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran yang memiliki ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (dpl), pada Inceptisols dengan tipe iklim berdasarkan curah hujan termasuk C (agak basah) menurut klasifikasi Scmidt dan Ferguson (1951). Percobaan dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Februari 2015. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 8 perlakuan dan diulang 4 kali. Perlakuannya adalah sebagai berikut : Pupuk kandang domba + anorganik 100%, Limbah kakao + anorganik 100%, Pupuk kandang domba : Limbah kakao (1:1) + anorganik 100%, Pupuk kandang domba : Limbah kakao (1:1) + anorganik 50%, Pupuk kandang domba : Limbah kakao (2:1) + anorganik 100%, Pupuk kandang domba : Limbah kakao (2:1) + anorganik 50%, Pupuk kandang domba : Limbah kakao (3:1) + anorganik 100%, Pupuk kandang domba : Limbah kakao (3 :1) + anorganik 50%. Hasil percobaan menunjukan pemberian Pupuk kandang domba : Limbah kakao (2:1) + anorganik 100% memberikan pengaruh baik terhadap luas daun tanaman kakao umur 16 MST.
  • Item
    Pengaruh Pemupukan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Aksesi Tanaman Jawawut (Setaria italica L.Beauv) Pada Inseptisol Jatinangor
    (2014-06-26) MUHAMAD ILHAM; Agus Wahyudin; Yuyun Yuwariah
    ABSTRAK Muhamad Ilham. 2014. Pengaruh Pemupukan fosfor terhadap pertumbuhan dan hasil tiga aksesi tanaman jawawut (Setaria italica L.Beauv) pada Inseptisol Jatinangor. Dibimbing oleh Yuyun Yuwariah dan Agus Wahyudin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan hasil tiga aksesi tanaman jawawut pada tanah inseptisol di Jatinangor. Percobaan dilakukan dari bulan Juni 2013 sampai bulan November 2013 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, dengan ketinggian  800 m di atas permukaan laut, jenis tanah Inseptisol dan tipe iklim C3 menurut Oldeman. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) yang terdiri dari petak utama dan anak petak. Petak utama (main plot) adalah aksesi jawawut, yang terdiri dari tiga taraf, yaitu aksesi Papua, aksesi Jawa Barat, dan aksesi Bengkulu. Anak petak (subplot) dosis pupuk SP36, yang terdiri dari empat taraf yaitu tanpa dosis pupuk SP36,50 kg/ha pupuk SP36, 100 kg/ha pupuk SP36 dan 150 kg/ha pupuk SP36. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara dosis pupuk fosfor dan tiga aksesi yang berbeda terhadap setiap parameter pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman jawawut. Aksesi Bengkulu memiliki hasil tertinggi pada parameter indeks luas daun, jumlah anakan perrumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai, bobot biji per tanaman, bobot biji per petak dibandingkan kedua aksesi lainnya. Aksesi Papua memiliki hasil tertinggi pada parameter bobot 1.000 biji dan indeks panen, sedangkan Pemberian pupuk fosfor tidak berpengaruh terhadap setiap parameter pengamatan. Kata kunci : Pupuk fosfor, Aksesi jawawut.
  • Item
    Pengujian Pasta Biji Annona muricata Linn,Ricinus communis Linn.,dan Jatropa curcas Linn.terhadap Penyakit Bengkak Akar (Meloidogyne spp.) Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
    (2014-04-22) CRISYANTO ZATNIKA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    Meloidogyne spp. adalah nematoda yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit puru akar pada tanaman tomat. Perlu adanya pengendalian yang ramah lingkungan agar dapat menekan serangan Meloidogynespp. Salah satu alternatif pengendalian nematoda yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan metabolit sekunder yang terdapat pada bagian tanaman yang bersifat nematisidal yaitu pada biji tanaman jarak (Jatropa curcas Linn.), kaliki (Ricinus communis Linn.), dan sirsak(Annona muricata Linn). Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan jenis pasta biji yang paling baik dalam menekan serangan Meloidogyne spp. dan menekan jumlah gall pada akar tanaman tomat. Dilaksanakan di rumah kaca departemenHama Penyakit dan Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjdjaran, dari bulan April sampai bulan Juni2013. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 11 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah pasta biji Annona muricata Linn,Ricinus communis Linn., Jatropa curcas Linn dengan dosis masing-masing 8 g, 10 g dan 12 g per tanaman.Nematisida berbahan aktif karbofuran 3G dengan dosis 2 g per tanaman sebagai pembanding, dan kontrol yang tanpa perlakuan nematisida. Hasil percobaan menunjukan perlakuan pasta tersebut dapat menekan pembentukan gall pada tanaman tomat. Perlakuan12 gpasta biji R. communis/polybagdapat menekan pembentukan gall pada akar tanaman tomat sebesar 64,22 %.
  • Item
    PENGARUH KOMBINASI ABU VULKANIK MERAPI, PUPUK KANDANG SAPI DAN TANAH MINERAL TERHADAP C-ORGANIK, N-TOTAL, BAHAN ORGANIK, DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG HIBRIDA (Zea mays)
    (2012-08-13) WILMAN NUGRAHA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK Wilman Nugraha, 2012. Pengaruh Kombinasi Abu Vulkanik Merapi, Pupuk Kandang Sapi dan Tanah Mineral terhadap C-Organik, N-Total, Bahan Organik dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.). Dibimbing oleh Abraham Suriadikusumah dan Rina Devnita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi abu vulkanik Merapi, pupuk kandang sapi dan tanah mineral terhadap C-organik, N-total, Bahan Organik dan pertumbuhan tanaman jagung hibrida. Penelitian dilaksanakan dari bulan April hingga Juli 2011 dalam rumah kasa di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat ± 740 m dpl. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktor tunggal dengan sembilan perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari (I) 0% abu vulkanik + 50% pupuk kandang sapi + 50% tanah mineral, (II) 40% abu vulkanik + 10% pupuk kandang sapi + 50% tanah mineral, (III) 30% abu vulkanik + 20% pupuk kandang sapi + 50% tanah mineral, (IV) 20% abu vulkanik + 30% pupuk kandang sapi + 50% tanah mineral, (V) 10% abu vulkanik + 40% pupuk kandang sapi + 50% tanah mineral, (VI) 40% abu vulkanik + 50% pupuk kandang sapi + 10% tanah mineral, (VII) 30% abu vulkanik + 50% pupuk kandang sapi + 20% tanah mineral, (VIII) 20% abu vulkanik + 50% pupuk kandang sapi + 30% tanah mineral, (IX) 10% abu vulkanik + 50% pupuk kandang sapi + 40% tanah mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi abu vulkanik Merapi, pupuk kandang sapi dan tanah mineral memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap C-organik, N-total, Bahan Organik dan pertumbuhan tanaman jagung hibrida (Zea mays). Perlakuan 7 dengan kombinasi 30% abu vulkanik, 50% pupuk kandang sapi dan 20% tanah mineral memberikan nilai tertinggi terhadap kandungan C-organik sebesar 4,64%, dan Bahan Organik sebesar 8,08. Sementara perlakuan 9 dengan kombinasi 10% abu vulkanik merapi, 50% pupuk kandang sapi dan 40% tanah mineral memberikan nilai tertinggi terhadap kandungan N-total tanah yaitu sebesar 0,64%.
  • Item
    SELEKSI PLASMA NUTFAH KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TOLERAN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN
    (2012-08-07) RAHMATULLOH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK Rahmatulloh. 2012. Seleksi Plasma Nutfah Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Toleran Terhadap Cekaman Kekeringan. Dibimbing oleh Suseno Amien dan Agung Karuniawan. Kekeringan merupakan faktor utama yang dapat mengurangi produktivitas kacang tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang interaksi antara genotip kacang tanah dengan cekaman kekeringan dan memperoleh genotip kacang tanah yang toleran terhadap cekaman kekeringan berdasarkan komponen hasil dan hasil. Percobaan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 hingga Februari 2012 di Rumah Kaca Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan dan diulang dua kali. Faktor pertama adalah genotip, yang terdiri dari dua puluh genotip. Faktor kedua adalah kadar air yang terdiri dari dua taraf, yaitu 100% kapasitas lapang dan 25% kapasitas lapang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara 20 genotip plasma nutfah kacang tanah dengan kondisi kadar air 100% dan 25% kapasitas lapang terhadap tinggi tanaman 100 HST, bobot kering akar, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot biji per tanaman. Cekaman kekeringan dapat mengurangi tinggi tanaman 100 HST, bobot kering akar, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman dan bobot biji per tanaman. Tidak terdapat interaksi pada karakter tinggi tanaman 40 HST, luas daun spesifik, panjang akar, volume akar, umur panen dan bobot 100 biji. Terdapat dua genotip plasma nutfah kacang tanah yang memiliki toleransi terhadap cekaman kekeringan yaitu genotip Tuban dan genotip Madura 2.
  • Item
    Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk Tablet terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Mentimun (Cucumis sativus L.) Kultivar Krakatau
    (2012-12-12) JOSEPHINE BINTANG PAGET PASARIBU; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK. Josephine Bintang P. P. 2012. Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk Tablet terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Mentimun (Cucumis sativus L.) Kultivar Krakatau. Di bawah bimbingan M. Purwatiningsih dan Jajang Sauman Hamdani. Penggunaan kultivar mentimun hibrida dan pupuk majemuk lengkap merupakan strategi intensifikasi dalam budidaya pertanian. Mentimun hibrida kultivar Krakatau digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produktivitasnya terhadap pupuk majemuk lengkap tablet (PMLT) serta mengetahui dosis PMLT optimal. Penelitian dilakukan pada Inceptisols Jatinangor selama Juni hingga Juli 2010. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan, yaitu: perlakuan kontrol, pemupukan dengan dosis rekomendasi dan pemupukan dengan lima dosis PMLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PMLT tidak berdampak signifikan pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Sedangkan untuk seluruh komponen produktivitas PMLT memberi dampak signifikan. Pengujian lanjutan menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara penggunaan PMLT dengan pemupukan rekomendasi, demikian pula antara tiap perbedaan dosis PMLT. Oleh karenanya dosis terendah (1 tablet PMLT) direkomendasikan sebagai dosis terbaik. Kata Kunci : Pupuk Majemuk Lengkap Tablet (PMLT), mentimun Kultivar Krakatau, pertumbuhan, produktivitas.
  • Item
    Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Auksin terhadap Pertumbuhan Akar Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L.) secara In Vitro.
    (2024-01-12) DESI SANDRA ANDRIATI; Murgayanti; Erni Suminar
    Induksi akar merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan kultur jaringan karena tahapan ini akan mempersiapkan tanaman dari kondisi in vitro untuk dipindahkan di lingkungan ex vitro. Induksi akar dapat dilakukan dengan penambahan auksin Indole Acetic Acid (IAA), Indole Butyric Acid (IBA), dan Napthalene Acetic Acid (NAA) dengan konsentrasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan jenis auksin terbaik untuk induksi akar kunyit putih secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2023 di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 10 perlakuan dan 3 ulangan: Kontrol, IAA (1,0 mg/L, 2,0 mg/L, 3,0 mg/L), IBA (1,0 mg/L, 2,0 mg/L, 3,0 mg/L), dan NAA (1,0 mg/L, 2,0 mg/L, 3,0 mg/L). Analisis ragam yang digunakan untuk melihat efek statistik pengaplikasian auksin adalah Uji ANOVA dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auksin berpengaruh nyata terhadap waktu muncul akar, jumlah akar, panjang akar, tinggi planlet, dan bobot basah planlet. Perlakuan NAA memberikan hasil terbaik terhadap jumlah akar, panjang akar, dan bobot basah planlet, sementara perlakuan IBA memberikan hasil terbaik terhadap waktu muncul akar dan tinggi planlet. Perlakuan 3,0 mg/L NAA meningkatkan jumlah akar yang terbentuk hingga 7,67 buah, dan perlakuan 1,0 mg/L NAA meningkatkan panjang akar serta bobot basah planlet. Sedangkan, perlakuan 3,0 mg/L IBA mempercepat waktu munculnya akar hingga 3,00 HST dan meningkatkan tinggi planlet hingga 18,95 cm.
  • Item
    Respons Fisiologis dan Derajat Brix Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Terhadap Aplikasi Pupuk Nitrogen ZA Pasca Cekaman Genangan Air
    (2023-10-10) SYAHRA TAZKIA; Mochamad Arief Soleh; Mira Ariyanti
    Tebu merupakan komoditas utama bahan pokok pembuatan gula, dengan jumlah produksinya yang cenderung fluktuatif. Dampak perubahan iklim dapat menimbulkan terjadinya penggenangan di areal pertanian, khususnya pertanaman tebu. Penggunaan pupuk nitrogen ZA menjadi alternatif untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tebu setelah mengalami cekaman genangan air. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji bagaimana hasil dan karakteristik fisiologis tanaman tebu dan respons terhadap pemberian pupuk nitrogen ZA setelah mengalami cekaman genangan air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022-Februari 2023 di rumah plastik Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan, 3 ulangan, dan setiap plot terdiri dari 3 tanaman. Perlakuan terdiri dari 3 jenis varietas yang berbeda yaitu PSJT 941, PS 862, dan PS 881 dengan 4 dosis pupuk ZA (tanpa pupuk, 50 g/per tanaman, 100 g/per tanaman, dan 150 g/per tanaman) pada kondisi setelah penggenangan. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap varietas yang diujikan menunjukkan reaksi yang berbeda. Perlakuan dosis pupuk ZA 100 g dengan varietas PS 881 dapat meningkatkan hasil tinggi tanaman 23,92%, diameter batang 31,74%, klorofil fluoresens 8,86%, dan jumlah daun 39,45% dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Perlakuan dosis pupuk ZA 100 g dengan varietas PSJT 941 dapat meningkatkan hasil indeks brix 45,21% dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Perlakuan dosis pupuk ZA 100 g dengan varietas PS 862 menunjukkan hasil suhu daun cenderung lebih tinggi 6,16%, luas daun 9,95%, jumlah anakan 35,27%, dan bobot kering akar 4,32% dibandingkan kontrol.