Ilmu Komunikasi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Komunikasi (S3) by Author "ADE TUTI TURISTIATI"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Fenomenologi tentang Pembentukan Kompetensi Komunikasi Antarbudaya pada Alumni Program Kapal Pemuda ASEAN dan Jepang)(2018-08-26) ADE TUTI TURISTIATI; Iwan Koswara; Hanny HafiarKompetensi komunikasi antarbudaya memegang peranan penting di dalam era globalisasi. Orang yang bekerja di institusi atau perusahaan multinasional semakin sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Bentrokan budaya karena kurangnya kompetensi komunikasi antarbudaya dapat menyebabkan kegagalan bisnis bahkan karir yang stagnan. Pentingnya kompetensi komunikasi antarbudaya dirasakan oleh alumni Program Kapal Pemuda ASEAN dan Jepang (SSEAYP) yang bekerja di perusahan multinasional. Kompetensi komunikasi antarbudaya sangat diperlukan saat alumni SSEAYP tersebut bertukar informasi, pesan, pendapat, gagasan atau saran di dalam pertemuan; mendiskusikan hal-hal untuk memecahkan masalah atau konflik; melakukan negosiasi bisnis, dll, dengan orang-orang yang berbeda budaya. Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang motivasi alumni mengikuti SSEAYP; makna peran dan konsep diri positif alumni SSEAYP; pembentukan kompetensi komunikasi antarbudaya alumni SSEAYP dari Indonesia yang bekerja di perusahaan multinasional. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk menemukan model kompetensi komunikasi antarbudaya alumni SSEAYP yang bekerja di perusahaan multinasional. Peneliti menggunakan studi fenomenologi dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 14 informan untuk menggali pengalaman masing-masing individu. Penelitian ini menemukan bahwa motivasi alumni SSEAYP Indonesia yang bekerja di perusahaan multi nasional mengikuti SSEAYP berasal dari dalam diri alumni (intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar diri alumni (ekstrinsik). Alumni SSEAYP tersebut mempunyai makna peran sebagai “not an ordinary person”, pekerja profesional dan duta bangsa. Motivasi alumni SSEAYP mengikuti SSEAYP, makna dan konsep diri positif alumni SSEAYP serta intensitas alumni SSEAYP melakukan komunikasi antarbudaya lambat laun membentuk kompetensi komunikasi antarbudaya. Kompetensi komunikasi antarbudaya alumni SSEAYP dibentuk/dibangun sejak mereka mengikikuti pre-departure training (PDT), berpartisipasi dalam kegiatan SSEAYP di atas kapal dan program-program di tiap negara peserta, dan aktivitas komunikasi antarbudaya setelah program. Model kompetensi komunikasi antarbudaya menunjukkan bahwa kompetensi komunikasi antarbudaya dibentuk dari makna peran alumni SSEAYP sebagai ‘not an ordinary person”, pekerja profesional, dan duta bangsa; konsep diri positif, eksposur melakukan komunikasi antarbudaya; dan motivasi melakukan komunikasi dengan orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. Alumni SSEAYP Indonesia yang bekerja di perusahaan multinasional dan alumni SSEAYP yang bekerja sebagai profesional yang dalam hubungan kerjanya sering melakukan komunikasi antarbudaya, memiliki kompetensi komunikasi antarbudaya within berdasarkan perspektif alumni SSEAYP, dan between berdasarkan pendapat orang lain (dibuktikan oleh perkembangan karir alumni). ABSTRACT In the era of globalization, intercultural communication competence has become more crucial. People working in multinational institutions or companies increasingly interact and communicate with people from different cultural backgrounds. Cultural clashes due to lack of intercultural communication competence can lead to business failures or even stagnant careers of employees. The importance of intercultural communication competence is recognized by the alumni of the Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP) who work in multinational organizations/companies or institutions that carry out intercultural communication in their operations. The Intercultural communication competence in the workplace is needed when people from different cultural backgrounds exchange information, messages, opinions, ideas or suggestions at meetings; discuss things to solve problems or conflicts; do business negotiations, and others. This qualitative research was conducted to get a deeper understanding of SSEAYP alumni’s motivation for joining SSEAYP; role meaning and positive self-concept of SSEAYP alumni from Indonesia; the development of intercultural communication competence of SSEAYP alumni from Indonesia. In addition, this research was carried out to find a model of intercultural communication competence of SSEAYP alumni from Indonesia who work in multinational companies. A phenomenological study was used in which 16 informants were interviewed to uncover their personal experiences. This research found that the motivations of Indonesian SSEAYP alumni for joining SSEAYP came from within individuals (intrinsic) and outside individuals (extrinsic). The Indonesian SSEAYP alumni have roles meaning as “not an ordinary person”, a professional employee, and an ambassador. They have positive self-concepts which are very useful in their social lives and work places. Their intercultural communication competence has been developed since they interacted and communicated with people from different cultures in the pre-departure training, SSEAYP onboard activities and country programs, and activities after the program. The development of Intercultural communication competence model of SSEAYP alumni who work in multinational companies showed that their intercultural communication competence was formed from their role meaning as ‘not an ordinary person”, a professional employee, and an ambassador; positive self-concepts, intercultural communication exposure; and their motivations to communicate with people from different cultures. Their intercultural communication competence is “within” or based on SSEAYP alumni’s perspective and “between”, based on the alumni’s perspective and others (proven by the alumni’s career development). Keywords: Intercultural communication competence; phenomenological study; youth exchanges