Ilmu Komunikasi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Komunikasi (S3) by Author "AHMAD TONI"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Ideologi Garin Nugroho: Kajian Manifestasi Ideologi Dalam Film Opera Jawa dan Tjokroaminoto Guru Bangsa(2017-10-24) AHMAD TONI; Ganjar Kurnia; Deddy MulyanaPenelitian ini mengungkapkan ideologi sutradara Garin Nugroho dalam film Opera Jawa dan Tjokroaminoto Guru Bangsamenggunakan metode analisis wacana kritis model Norman Fairclough dan S. Jager dan F. Maier. Analisis teks film menggunakan pendekatan analisis semitioka model Roland Barthes, analisis sistem produksi film dan analisis konteks sosio-kulural yang berkaitan dengan wacana keindonesiaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya film yang disutradarai oleh Garin Nugroho merupakan karya ideologis yang didasari oleh agama atau keyakinan yang dianutnya. Ideologi yang digambarkan di dalam kedua film tersebut menunjukkan paham Islam Moderat. Pada film ‘Opera Jawa’ ideologi Islam Moderat direpresentasikan melalui rangkaian tanda budaya yang secara substantif merupakan reproduksi tanda kultural yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga yakni tanda Kukusan atau Gunungan Blumbangan. Tanda kukusan menggambarkan proses hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan. Tanda kukusan dilegitimasikan oleh tanda hati babi yang menggambarkan proses penciptaan alam semesta, tanda ranjang besi yang menggambarkan proses penciptaan kehidupan di dalam rahim perempuan, tanda tusuk konde menggambarkan pola pengasuhan anak manusia. Pada film ‘Tjokroaminoto Guru Bangsa’ ideologi Islam Moderat direpresentasikan melalui rangkaian tanda kebangsaan yang secara substantif merupakan reproduksi tanda kultural yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga yakni tembang ‘Lir Ilir’. Tanda utama Tjokroaminoto merupakan representasi dari rasionalisasi mitos pemimpinan Jawa, Satria Piningit. Representasi pada level sistem produksi digambarkan sebagai repersentasi tentang manifestasi ajaran Islam Kultural dan bentuk reinterpretasi ayat-ayat Al Qur’an tentang kepemimpinan bangsa Indonesia yang dimaknai sebagai hakikat demokrasi dan prinsip-prinsip Pancasila. Representasi pada level sosio kultural merupakan repersentasi tentang manifestasi Islam Kultural dalam melakukan refleksi sosial melalui tindakan ‘dialogis komunikatif’ ruang publik (media) terhadap wacana kepemimpinan. Kepemimpinan dimaknai sebagai realitas berpikir rasional (iqra’) dan upaya pembangunan masyarat madani (civil Society) yang digali dari historisitas hijrah dan keteladanan Nabi dalam menyatukan berbagai suku, ras dan golongan, sehingga makna khalifah bukan saja dimaknai sebagai kepemimpinan yang berorientasi kepada kekuasaan tetapi dipahami sebagai upaya perlindungan alam semesta.