Ilmu Linguistik (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Linguistik (S2) by Author "AHMAD FAHMI DINULLOH"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item IDEOLOGI DAN PENCITRAAN IKLAN MOBIL JENIS CROSSOVER DI MEDIA CETAK INDONESIA : KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS(2019-04-01) AHMAD FAHMI DINULLOH; Cece Sobarna; Dian IndiraTesis ini mengupas tentang Ideologi dan Pencitraan Iklan Mobil di Media Cetak Indonesia dengan tujuan untuk mengkaji ideologi apa yang mendasari pencitraan iklan mobil itu dan makna citra produk apa yang akan dilahirkan. Data penelitian ini adalah teks iklan cetak mobil-mobil jenis crossover diperoleh melalui studi dokumen terhadap data visual dan verbal, datanya di analisis dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis –Critical Discourse Analysis, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan data melalui: a) analisis wacana kritis: tata letak, modalitas, tipografi, warna, genre, wacana, gaya dan sebagainya; b) analisis multimodal, yakni: linguistik, kosa kata, struktur generik, tanda baca, tata bahasa, paragraf; visual, warna, vektor, garis, garis depan, sudut pandang; audio, volume, nada, ritme, keheningan, jeda; gestural, pergerakan, kecepatan, posisi tubuh; spatial, kedekatan, arah, posisi dalam ruangdan c) analisis metafor: structural, ontological dan orientational metaphor. Untuk menganalisis teks verbal, digunakan perangkat kerja metafungsi bahasa, Halliday (1994), sedangkan untuk analisis visual, digunakan perangkat kerja metafungsi visual Kress dan Van Leeuwen (2006). Untuk kajian semiotika dan mitologi digunakan teori dari Barthes (1957) dan hipersemiotika dari Piliang (2003). Hasil analisis wacana kritis diperoleh bahwa proses pencitraan iklan terjadi secara dialektik antara semiotika dan praktek sosial dikaji melalui sistem tanda yang terdiri dari dua lambang yaitu lambang verbal (bahasa) dan lambang nonverbal (bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan), yakni judul, subjudul, teks, logo dan ilustrasi mendeskripsikan filosofi, karakteristik dan keunggulan produk;dari sisi linguistik, seluruh kendaraan crossover memiliki slogan masing-masing sebagai ideologi, secara visual menggambarkan identitas produk, secara audio mendeskripsikan penguatan pesan yang disampaikan, secara gestural menghadirkan kinerja produk, dan secara spatial menggambarkan ruang dan waktu. Identitas produk dan kinerja produk menjadi modalitas (signifier), dan semua produk mobil crossover secara afektif menawarkan kenyamanan kepada para pengguna (signified); dan secara metafor memiliki makna struktural, proses meyakinkan calon pengguna kendaraan melalui proses kognitif; makna ontologis, personifikasi identitas dan kinerja produk kendaraan sebagai entitas; dan makna orientasional, adanya koherensi identitas produk dan kinerja produk dalam melahirkan minat, emosi dan status sosial calon pembeli mobil. Proses melahirkan makna-makna metafor ini ialah berbentuk perintah, frasa dan pernyataan.