Teknologi Agroindustri (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Agroindustri (S2) by Author "Dwi Rustam Kendarto"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item KAJIAN PENGGUNAAN AIR SUNGAI CILELES PADA SISTEM FERTIGASI MENGGUNAKAN AUTOPOT TERHADAP HASIL DAN KUALITAS BUAH TOMAT CHERRY (Solanum L. var Cerasiforme)(2020-12-15) SHINTA ATILIA DIATARA; Nurpilihan Bafdal; Dwi Rustam KendartoIrigasi menjadi hal penting untuk tanaman sehingga apabila kebutuhan air irigasi tidak terpenuhi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air irigasi yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Sungai Cileles. Pergantian pupuk menggunakan larutan nutrisi menjadi solusi agar kebutuhan unsur hara pada budidaya hidroponik terpenuhi. Pencampuran air dan nutrisi yang bersamaan dengan irigasi dikenal dengan nama fertigasi. Fertigasi menggunakan autopot yaitu self watering fertigation dapat mengefisienkan penggunaan air karena tidak memerlukan listrik dan pompa namun memberikan hasil yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui penggunaan air Sungai Cileles pada sistem fertigasi menggunakan autopot terhadap kualitas tanaman tomat cherry. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Parameter kualitas buah tomat cherry yang digunakan pada penelitian ini yaitu total padatan terlarut, kekerasan, vitamin C, kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat dan kadar abu. Hasil penelitian mengenai kualitas Sungai Cileles menunjukkan jika kualitas air Sungai Cileles yang digunakan mempunyai kualitas yang baik. Hasil penelitian menunjukkan kualitas buah tomat cherry dengan nilai setiap parameter yaitu nilai total padatan terlarut buah (ºbriks) 10; nilai kekerasan buah (gForce) 2618,95 dan; kadar vitamin C (mg/100g) buah 25,16; kadar abu buah (%) 1,00; kadar protein buah (%) 2,18; kadar lemak buah (%) 0,26; kadar karbohidrat buah (%) 6,01 dan; kadar air buah (%) 90,55. Hasil kualitas Sungai Cileles dan kualitas tomat cherry tersebut menujukkan jika air yang berasal dari Sungai Cileles berpengaruh terhadap hasil kualitas dari tanaman tomat cherry.Item Kajian Penggunaan Kualitas Air Sungai Cileles pada Sistem Fertigasi Menggunakan Autopot Terhadap Hasil dan Kualitas Buah Melon (Cucumis Melo.L)(2021-01-13) RINI SETIAWATI; Dwi Rustam Kendarto; Nurpilihan BafdalTanaman melon membutuhkan air selama masa pertumbuhan. Kekurangan air khususnya di greenhouse dapat diberikan dengan pemberian air melalui irigasi. Pemberian air irigasi yang tidak tepat sangat berpengaruh terhadap hasil panen dan kualitas buah. Autopot merupakan pot tanaman yang memiliki tingkat efisiensi tinggi karena dilengkapi dengan smart valve. Sistem kinerja dari pemberian irigasi menggunakan autopot yaitu dengan pemberian air secara otomatis tanpa bantuan tenaga listrik sehingga sistem irigasi tersebut lebih efisien. Fertigasi adalah pemberian air irigasi dan nutrisi secara bersamaan. Air irigasi yang digunakan pada penelitian ini adalah air Sungai Cileles. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan kualitas air Sungai Cileles pada sistem fertigasi menggunakan autopot terhadap hasil dan kualitas buah melon (Cucumis melo L.). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jika kualitas air Sungai Cileles yang digunakan mempunyai kualitas yang sesuai untuk digunakan sebagai air irigasi tanaman melon di greenhouse. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengaruh fertigasi terhadap nilai rata-rata kadar air buah 95,19%, kadar karbohidrat 1,99%, kadar protein 1,37%, kadar lemak 0,88%, kadar abu 0,57%, vitamin C 6,91%, dan total padatan terlarut (kemanisan) 9,4 (0brix). Rata-rata bobot hasil panen per buah yaitu 734,358 gram, menurut SNI 7883-2013 tergolong pada kode ukuran 4.Item Kajian Water-Food Nexus pada Program Pencetakan Sawah Baru di DAS Waeapo Pulau Buru Provinsi Maluku Menggunakan Analisis Spasial Dinamis(2021-04-23) MUHAMAD AKBAR ANUGRAH; Dwi Rustam Kendarto; Sophia Dwiratna Nur PerwitasariPemerintah Provinsi Maluku menanggapi peningkatan kebutuhan beras di Maluku dengan melakukan rencana perluasan lahan sawah baru. Lokasi rencana perluasan lahan sawah baru difokuskan di Kabupaten Buru dan Maluku Tengah. Rencana perluasan lahan sawah baru di Kabupaten Buru berpusat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Waeapo dengan rencana perluasan sawah seluas 12.000 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rencana perubahan lahan menjadi sawah terhadap tingkat ketersediaan air, ketahanan pangan dan kemandirian pangan di DAS Waeapo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan analisis ketersediaan air menggunakan model neraca air Mock, ketahanan dan kemandirian pangan didekati oleh aspek Pemenuhan Kebutuhan Energi (PKE), Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP) dan tingkat kemandirian pangan terhadap komoditas yang dikonsumsi oleh komunitas masyarakat transmigran dan masyarakat adat di DAS Waeapo. Analisis rencana perubahan penggunaan lahan dengan klasifikasi citra satelit Sentinel-2A menggunakan metode random-forest (RF). Prediksi perubahan penggunaan lahan pada tahun 2028 dilakukan dengan metode cellular automata (CA) dan multi-layer perceptron (MLP) menggunakan MOLUSCE. Ketersediaan air di DAS Waeapo memiliki potensi surplus 1.217 juta m3/tahun. Pertanian merupakan pemanfaat terbanyak sebesar 14,03 juta m3/tahun. Ketahanan pangan DAS Waeapo berada pada tingkat tahan pangan dengan nilai PKE masyarakat transmigran 87-95% dan masyarakat adat 78-85%, serta nilai PPP masyarakat transmigran sebesar 11% dan masyarakat adat sebesar 53%. Kemandirian pangan DAS Waeapo berada pada tingkat mandiri pangan dengan nilai masyarakat transmigran sebesar 79,16% dan masyarakat adat sebesar 77,27%. Berdasarkan prediksi perubahan penggunaan lahan dan rencana perluasan lahan sawah, terjadi potensi peningkatan aliran permukaan maksimal sebesar 0,71% per tahun. Program perluasan sawah baru di DAS Waeapo berpotensi untuk dilaksanakan, dengan model pertanian terintegrasi, kebijakan pada lahan ulayat serta adanya peningkatan keterampilan bertani intensif pada masyarakat adat untuk menghindari potensi kemiskinan dan kurang pangan pada masyarakat adat.Item Ketersediaan Air dan Umur Layanan Embung Leuwi Padjadjaran II: Pendekatan Neraca Air dan Erosi(2023-01-13) SARAH FITRI SOERYA; Chay Asdak; Dwi Rustam KendartoPembangunan Embung Leuwi Padjadjaran II ditujukan sebagai bangunan pemanen air dan lahan konservasi pada Universitas Padjadjaran. Peubahan lahan yang terjadi mempengaruhi ketersediaan air dan tingkat kebutuhan air dalam sektor domestik, non-domestik, pertanian, perikanan, peternakan dan industri. Perubahan tutupan lahan juga mempengaruhi potensi laju erosi dan sedimentasi yang masuk ke dalam Embung Leuwi Padjadjaran II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi neraca air di Daerah Tangkapan Air Embung Leuwi Padjadjaran II dan umur layanan embung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Ketersediaan air dianalisis menggunakan Metode F.J. Mock, kebutuhan air dianalisis menggunakan SNI 6728.1-2015, Surat Edaran Menteri PUPR (SE PUPR) Nomor 7 Tahun 2018 dan penelitian yang terkait. Pendugaan erosi dihitung menggunakan metode USLE dan sedimentasi menggunakan Sediment Delivery Ratio. Hasil penelitian menuunjukkan ketersediaan air total 138.732,90 m3/tahun dengan rata-rata 11.561,08 m3/bulan dan kebutuhan air total 133.506,09 m3/tahun dengan rata-rata 11.125,51 m3/bulan. Kondisi neraca air Daerah Tangkapan Air Embung Leuwi Padjadjaran II surplus pada bulan Januari-Mei dan November-Desember. Kondisi neraca air defisit terjadi pada bulan Juni-Oktober. Kondisi Neraca air Daerah Tangkapan Air Embung Leuwi Padjadjaran surplus namun tidak terdistribusi merata. Potensi laju erosi yang terjadi pada Daerah Tangkapan Air Embung Leuwi Padjadjaran II adalah 12.624,18 ton/ha/tahun masuk ke kelas V yang menghasilkan potensi sedimentasi 1.968,05 m3/tahun. Sedimentasi di dalam Embung Leuwi Padjadjaran II menutupi intake atau perkiraan masa manfaat hanya 13,88 tahun dan embung tidak dapat lagi menampung air secara maksimal. Perlu dilakukan upaya kondervasi dalam penanganan pemenuhan kebutuhan air dan menanggulangi erosi dan sedimentasi yang terjadi sehingga Embung Leuwi Padjadjaran II dapat dimanfaatkan dengan baik.