Teknologi Agroindustri (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Agroindustri (S2) by Title
Now showing 1 - 20 of 68
Results Per Page
Sort Options
Item AKTIVITAS ANTIMIKROBA BAKTERIOSIN BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI DADIH DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA LAKTOFERIN(2022-01-11) FITRAH HAYATI; Tita Rialita; Tri YulianaBakteriosin merupakan salah satu peptida antimikroba produk metabolit dari bakteri asam laktat (BAL). BAL dapat diisolasi dari berbagai makanan fermentasi, salah satunya yaitu dari dadih, yang merupakan produk fermentasi susu kerbau. Senyawa antimikroba lainnya yang dapat ekstrak dari susu maupun susu fermentasi yaitu laktoferin, yang merupakan salah satu jenis glikoprotein yang memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi aktivitas antimikroba bakteriosin serta mempelajari aktivitas antimikroba laktoferin. Metode yang digunakan untuk aktivitas antimikroba bakteriosin yaitu metode eksperimental, semetara metode yang digunakan untuk mempelajari aktivitas antimikroba laktoferin yaitu dengan melakukan kajian pustaka. BAL yang diisolasi dari dadih sebanyak 8 isolat, yaitu DK1, DK2, DK3, DK4, DK5, DK6, DK7, dan DK8. Identifikasi secara kualitatif menggunakan uji katalase dan pewarnaan Gram menunjukkan bahwa terdapat 6 isolat yang disumsikan sebagai BAL, yaitu DK1, DK3, DK4, DK5, DK6, dan DK8. Sebanyak 6 isolat tersebut diseleksi untuk mendapatkan isolat kandidat penghasil bakteriosin yang dilakukan dengan pengujian antimikroba dari supernatant BAL yang dinetralkan. DK8 merupakan isolat yang memiliki aktivitas antimikroba paling tinggi. Isolat DK8 diidentifikasi secara moleculer menggunakan sekuensing 16s rRNA, dan diketahui memiliki kemiripan paling tinggi dengan Lactobacillus pentosus strain 124-2. Bakteriosin yang diekstrak dan dipurifikasi secara parsial menggunakan presipitasi ammonium sulfat, menunjukkan penghambatan paling tinggi terhadap Salmonella sp., kemudian E. coli, dan yang paling rendah pada S. aureus, dimana presipitasi ammonium sulfat 50% menunjukkan hasil uji antimikroba dengan aktivitas paling tinggi. Laktoferin dapat dipurifikasi dengan berbagai cara seperti kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas, ataupun kromatografi expended bed adsorption (EBA). Laktoferin memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri baik Gram positif maupun Gram negatif. Mekanisme penghambatan laktoferin terhadap bakteri dapat disebabkan oleh pengkelat besi oleh laktoferin maupun akibat interaksi laktoferin dengan permukaan sel bakteri.Item Aktivitas Antioksidan Mannoprotein Hasil Ekstraksi Dari Dinding Sel Pichia norvegensis, Candida tropicalis, Aspergillus awamori dan Rhizopus oryzae(2023-10-13) DEIDITA NAFISA WAHYUDI; Gemilang Lara Utama Saripudin; Tidak ada Data DosenPenelitian ini berfokus untuk mengetahui perbedaan karakteristik fisikokimia dan aktivitas antioksidan mannoprotein hasil ekstraksi dari dinding sel khamir (Pichia norvegensis yang berasal dari limbah cair tahu dan Candida tropicalis yang berasal dari limbah whey keju) serta kapang (Aspergillus awamori dan Rhizopus oryzae yang berasal dari gatot) dengan penggunaan limbah tahu sebagai media pertumbuhannya. Mannoprotein yang didapat dianalisis karakteristiknya dengan metode FTIR (Fourier transform infrared), SEM (scanning electron microscope) dan NMR spectroscopy (Nuclear magnetic resonance spectroscopy). Kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) radical scavenging activity assay) untuk aktivitas antioksidannya. Hasil ekstraksi mannoprotein menunjukkan biomassa tertinggi dihasilkan oleh MPN dengan nilai 28,091 ± 6,389%, diikuti oleh MCT (18,728 ± 5,495%), MRO (2,745 ± 1,673%), dan MAA (2,541 ± 1,673%). Karakterisasi berdasarkan spektroskopi FTIR menegaskan bahwa MCT, MPN, MAA, dan MRO adalah tipikal mannoprotein dengan serapan masing-masing pada 824, 824, 818, dan 812 cm-1. Sementara spektra 1H NMR mengungkapkan keberadaan proton pada 5,11-5,46 ppm yang mengkonfirmasi keberadaan α-(1,2)-mannoprotein untuk MCT, α-(1,6)(1,2)-mannoprotein untuk MPN, serta α-(1,6)-mannoprotein untuk MAA, dan MRO. Analisis morfologi dengan SEM mengungkapkan bahwa ukuran partikel mannoprotein kapang lebih kecil dibandingkan dengan mannoprotein khamir. Selanjutnya, MCT menunjukkan nilai tertinggi terhadap penghambatan radikal bebas DPPH pada 4000 ppm sebesar 49.887% diikuti oleh MR0 (44.337%), MAA (40.810%), dan MPN (28.539 %).Item ANALISIS PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAHAN SAWAH BERBASIS SPASIAL UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DI KABUPATEN MALUKU TENGAH(2024-01-05) RUSMIN NURYADIN; Edy Suryadi; Chay AsdakKabupaten Maluku Tengah sendiri merupakan salah satu wilayah priotitas dalam pengembangan lahan sawah di Provinsi Maluku. Pada Tahun 2017 di Kabupaten Maluku Tengah, Luas Panen Tanaman Pangan (ha) sebanyak 10.297 ha dan Produksi Tanaman Pangan 48.402,4 ton untuk padi sawah (BPS Kab. Maluku Tengah, 2018). Masalah utama dalam pengembangan padi sawah untuk kemandrian pangan di Kabupaten Maluku Tengah adalah rendahnya produktivitas padi yang dihasilkan dan jumlah produksi beras yang masih defisit atau kekurangan. Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi sumberdaya lahan yang cukup besar untuk pengembangan lahan sawah, namun demikian masih menghadapi kendala sehubungan dengan kondisi fisiografisnya, seperti tingkat kesesuaian lahan maupun ketersediaan lahan untuk pengembangan lahan sawah. Potensi perluasan lahan sawah seluas 15.000 ha untuk lahan sawah irigasi teknis dan 1.500 ha irigasi teknis sederhana dalam pengembangan lahan sawah dapat dilakukan di Kabupaten Maluku Tengah karena dengan hasil Analisis Kesesuaian Lahan untuk Kelas Kesesuaian Lahan S2 (cukup sesuai) seluas 250,21 ha dan S3 (sesuai marjinal) seluas 31.380,07 ha. Jika Kab. Maluku Tengah melakukan perluasan sawah seluas 15.000 ha dan 1.500 ha pada tahun 2020 dapat mencapai swasembada beras yang dapat mendukung kemandirian pangan di Kabupaten Maluku Tengah tercapai. Strategi yang digunakan untuk mencapai kemandirian pangan di Kabupaten Maluku Tengah dilakukan dengan tiga model, yaitu intensifikasi, optimalisasi dan ekstensifikasi ,dan melakukan penyusunan program LP2B untuk mengurangi laju alih fungsi lahan, menjaga stabilitas pasokan bahan pangan, dan pembatasan izin alih fungsi lahan pertanian produktif.Item Aplikasi Edible Film Pati Kulit Singkong Dengan Penambahan Kombinasi Minyak Atsiri sebagai Pengemas Fillet Daging Ayam pada Suhu Penyimpanan 42oC(2020-08-26) ROSALINA ILMI AMALIA; Tita Rialita; Gemilang Lara Utama SaripudinEdible film dengan penambahan bahan antimikroba merupakan jenis kemasan aktif yang dapat memperpanjang umur simpan bahan yang dikemas. Edible film dapat dibuat dari polisakarida jenis pati salah satunya dari kulit singkong. Minyak atsiri kombinasi jahe merah dan kayu manis diketahui efektif dalam menghambat pertumbuhan dari berbagai jenis mikroorganisme. Namun, efektivitas dari edible film yang merupakan kemasan aktif, dipengaruhi oleh jumlah minyak atsiri yang ditambahkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik edible film pati kulit singkong dengan penambahan kombinasi minyak atsiri, dan menetapkan hubungan antara penambahan kombinasi minyak atsiri dengan karakteristik daging ayam fillet. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental, dengan 4 perlakuan konsentrasi, yaitu 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, diulang 3 kali, data diuji dengan Uji-t untuk karakteristik edible film dan regresi korelasi untuk karakteristik fillet daging ayam yang dikemas dengan edible film. Hasil dari Uji-t (α= 0,05) menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dengan kontrol pada parameter tensile strength, dan elongasi, dan tidak ada beda nyata antar perlakuan dengan kontrol pada parameter WVTR, dan ketebalan. Hasil dari uji regresi dan korelasi, semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri yang diberikan, dapat meningkatkan hasil pada parameter nilai pH, kecerahan (L*) daging ayam, dan tingkat kesukaan terhadap aroma daging ayam. Sementara itu, parameter tekstur daging ayam, warna (nilai a* dan b*) daging ayam, jumlah total mikroorganisme, tingkat kesukaan terhadap warna dan tekstur daging ayam menunjukkan penurunan seiring peningkatan konsentrasi minyak atsiri yang diberikan.Item APLIKASI MICROCRYSTALLINE CELLULOSE PADA STABILITAS EMULSI PICKERING GANDA W/O/W VITAMIN C(2022-11-14) MUHAMMAD YUSUF SULAEMAN; Tensiska; Bambang NurhadiVitamin C merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam pengolahan pangan sebagai pengawet dan antioksidan. Satu kekurangan dari vitamin C yakni sifatnya yang tidak stabil dan sangat reaktif terhadap kondisi lingkungan. Kestabilan vitamin C selama pengolahan dan penyimpanan dapat dipertahankan dengan emulsifikasi dalam sistem emulsi pickering ganda W1/O/W2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah menentukan jumlah emulsifier yang tepat pada pembuatan emulsi W1/O dan tahap kedua adalah pembuatan emulsi W1/O/W2 dengan teknik two step emulsification yang terdiri dari 4 perlakuan berbeda dengan MCC sebagai komponen pickering. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan sorbitan tristearate sebanyak 5% menghasilkan emulsi W1/O vitamin C yang stabil pada 14 hari penyimpanan dengan nilai coalescence index 3,2% dan ukuran droplet 0,698 μm. Penggunaan polysorbate 80 dan MCC menghasilkan emulsi W1/O/W2terbaik dengan ukuran droplet 0.952 μm, creaming index 2,615%, serum index 2,899%, dan kenaikan IC50 sebesar 0,32 ppm/hari.Item Aplikasi pickering emulsion dengan microcrystalline cellulose pada proses emulsi ganda vitamin C dengan teknologi pengering semprot(2022-09-28) DAMAR WIRAPUTRA; Bambang Nurhadi; MahaniPenelitian ini mempelajari emulsi ganda vitamin C yang diperoleh dengan menambahkan konsentrasi MCC dalam pembuatan emulsi ganda W/O/W vitamin C dan konsentrasi MCC dalam pembuatan bubuk emulsi ganda W/O/W vitamin C setelah pengeringan dengan 4 perlakuan yaitu konsentrasi MCC 1%, 1,5%, 2% dan 2,5%. Hasil creaming index, flow behavior index, nilai zeta dan ukuran partikel emulsi menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi MCC yang ditambahkan maka semakin rendah nilai creaming index, flow behavior index, nilai zeta dan ukuran partikel. Hasil morfologi serbuk emulsi dengan analisis SEM menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi MCC membentuk permukaan serbuk emulsi ganda menjadi lebih halus. Hasil pengujian ukuran partikel, higroskopisitas, kelarutan, kadar air dan aktivitas air serbuk emulsi ganda, dihasilkan nilai yang lebih rendah dengan meningkatnya konsentrasi MCC. Serbuk emulsi ganda dengan konsentrasi 2% MCC dapat menghasilkan nilai aktivitas antioksidan (IC50) yang tinggi dan pada penyimpanan selama 56 hari menjadikan serbuk yang diperoleh dapat menjaga kestabilan aktivitas antioksidan dengan laju perubahan stabilitas antioksidan dan sifat morfologi yang rendah. emulsi cair dengan pengujian TEM sebelum pengeringan. dan morfologi serbuk emulsi terhidrasi setelah pengeringan menunjukkan bahwa konsentrasi MCC 2% dalam emulsi dapat membentuk struktur emulsi ganda W/O/WItem BIOSINTESIS PERAK NANOPARTIKEL EKSTRAK KULIT MANGGIS DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELAPIS MANGGA(2022-09-07) MUHAMMAD LUTHFAN HAZIMAN; Bambang Nurhadi; Rossi IndiartoPenelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh jenis pelarut untuk mengekstraksi kulit manggis yang digunakan sebagai reduktor perak terhadap sifat fisikokimia perak nanopartikel dan pengaruh penambahan perak nanopartikel pada pelapis komposit berbahan chitosan pada buah mangga Gedong Gincu yang disimpan pada suhu 10 ± 2 oC. Metode penelitian dilaksankan menjadi dua tahap penelitian. Tahap pertama menentukan jenis pelarut untuk ekstraksi kulit manggis dengan 4 taraf perlakuan yaitu, MRE1 (pelarut etil asetat), MRE2 (etanol 96%),MRE3 (etanol 60%), dan MRE4 (air murni); faktor berdasarkan parameter total fenolik, aktivitas antioksidan, sifat antimikroba, diameter ukuran partikel, indeks polidsipersitas, rendemen, spektrum UV-Vis dan FTIR. Penelitian tahap kedua dilakukan dengan faktor perlakuan dengan 3 taraf perlakuan (CS, CS/AgNP, dan kontrol) dan faktor penyimpanan (0, 5, 10, 15, 20, dan 25) yang dilakukan terhadap susut bobot, pH, kecerahan, chroma, dan hue, tekstur, padatan terlarut, indeks cidera dingin. Jenis pelarut bepengaruh nyata terhadap total fenolik, aktivitas antioksidan, sifat antimikroba, indeks polidispersitas, rendemen, dan puncak spektrum perak nanopartikel berada pada 420-450 nm. Penambahan perak nanopartikel berpengaruh nyata terhadap susut bobo, pH, tekstur, kecerahan dan hue kulit dan daging buah mangga Gedong gincu selama 25 hari. Penyematan perak nanopartikel dalam pelapis komposit mampu memperbaiki kekurangan pelapis dengan polimer chitosan dan mampu menjaga kualitas mangga hingga 15 hari pada suhu 10oC tanpa disertai gejala terjadinya kerusakan akibat dingin.Item COCOA BUTTER ALTERNATIVE KAYA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN DIASILGLISEROL (DAG) BERBASIS COCONUT STEARIN, PALM STEARIN, DAN MILK FAT UNTUK PRODUKSI COKELAT BATANG(2023-04-11) AFIFAH NURUL IZZATI; Rossi Indiarto; Edy SubrotoCocoa butter alternative (CBA) berbasis asam laurat merupakan salah satu produk yang potensial digunakan sebagai alternatif cocoa butter karena sumber asam laurat di Indonesia cukup melimpah. Asam laurat memiliki banyak manfaat, baik dari segi fungsional maupun kesehatan karena keberadaan komponen monoasilgliserol (MAG) dan diasilgliserol (DAG) yang terkandung. Penelitian ini bertujuan memperoleh CBA kaya monoasilgliserol (MAG) dan diasilgliserol (DAG) yang kompatibel untuk produksi cokelat serta mendapatkan cokelat batang yang disukai oleh panelis. Riset terbagi ke dalam dua tahap: sintesis CBA dan produksi dark chocolate bar. Sintesis CBA menggunakan metode gliserolisis kimiawi. Produksi cokelat dengan proses conching dengan suhu ± 50oC, 4 jam. Analisis kualitas CBA melalui uji TLC, SFC dengan p-NMR, melting point dan slip melting point, serta DSC. Analisis kualitas cokelat melalui uji profil warna, profil tekstur, DSC, XRD, PLM, SEM, FTIR, Rheometer, dan uji hedonik. Produksi cokelat batang dengan 5 variasi penambahan CBA (0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%). Analisis terhadap karakteristik CBA dan cokelat menunjukkan bahwa CBA 2,5% yang berasal dari campuran coconut stearin: palm stearin: milk fat bersifat kompatibel dan dapat disubstitusikan pada produksi cokelat batang. Komposisi total monoasilgliserol (MAG) dan diasilgliserol (DAG) pada cocoa butter alternative masing-masing sebesar ± 28.03 % dan ± 35,92 %. Slip melting point (SMP) dan melting point (MP) cocoa butter alternative (CBA) rasio 4:6, campuran palm stearin dan coconut stearin rasio 4:6 memiliki nilai SMP dan MP yang mendekati cocoa butter. Profil pelelehan cocoa butter alternative 2,5% mendekati profil pelelehan cocoa butter. Profil pelelehan cokelat dengan CBA 2,5% lebih rendah daripada cokelat kontrol. CBA 2,5% memiliki SFC paling mendekati cocoa butter. Profil warna cokelat (L*, a*, b*, dan hue) seluruh sampel memenuhi standar cokelat batang dan cokelat dengan CBA 2,5% memiliki warna yang mirip dengan cokelat kontrol. Penambahan cocoa butter alternative tidak menyebabkan peristiwa fat bloom dan CBA 2,5% memiliki mikrostruktur yang paling mirip dengan cokelat kontrol. Penambahan CBA 2,5% tidak mengubah gugus fungsi senyawa cokelat. Cokelat dengan CBA 2,5% memiliki hardness yang mendekati sampel kontrol. CBA 2,5% memiliki warna, rasa, handfeel, mouthfeel, sandy texture, dan penerimaan keseluruhan yang paling disukai panelis.Item DINAMIKA PERTUMBUHAN BAKTERI ASAM LAKTAT DAN KHAMIR SERTA PEMBENTUKAN SENYAWA GLUTAMATE DAN γ-AMINOBUTYRIC ACID SELAMA FERMENTASI TERASI(2021-04-05) NOVIA RAHMAH MAULANI SAHAB; Gemilang Lara Utama Saripudin; Edy SubrotoTerasi merupakan salah satu olahan pangan laut yang mengalami fermentasi secara spontan. Mikroorganisme yang umumnya tumbuh pada terasi adalah golongan Bakteri Asam Laktat dan khamir. Mikroorganisme tersebut menghasilkan metabolit salah satunya adalah glutamat. Glutamat dapat terkonversi menjadi γ-aminobutyric acid (GABA) dengan bantuan enzim glutamic acid decarboxylase (GAD), yang mana memiliki berbagai sifat fungsional yaitu, sebagai antidepresan, antidiabetes, antihipertensi dan dapat mengontrol penyakit neurologis. Beberapa BAL dan khamir diketahui memiliki aktivitas enzim GAD, sehingga diduga dengan adanya pertumbuhan BAL dan khamir selain mengandung glutamat, terasi juga mengandung GABA. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh dinamika pertumbuhan BAL dan khamir selama fermentasi terasi serta jumlah senyawa glutamate dan GABA yang terbentuk pada beberapa titik waktu fermentasi. Metode yang digunakan pada tesis ini adalah theory based review paper untuk artikel review dan metode eksperimental dengan analisis deskriptif untuk metode penelitiannya. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah total BAL cenderung konstan hingga hari ke 10 fermentasi, kemudian total BAL sedikit menurun diakhir fermentasi. Sedangkan khamir mulai terdeteksi di hari ke 4 fermentasi dengan jumlah 2,30 log cfu/g, kemudian jumlahnya naik hingga hari ke 13 yaitu 6,77 log cfu/g. Terasi mengandung glutamat dan GABA yang jumlahnya semakin tinggi seiring dengan semakin lamanya waktu fermentasi. Jumlah glutamate pada hari ke-3 adalah 105,18 mg/ml, pada hari ke-7 adalah 107,04 mg/ml ,dan pada hari ke-14 fermentasi adalah 139,19 mg/ml. Sedangkan GABA yang dihasilkan adalah 90,49 mg/ml dihari ke-3, 103,42 mg/ml dihari ke-7, dan 106,98 mg/ml dihari ke-14 fermentasi.Item Efek Penambahan Whey Protein Concentrate dan Gum Xanthan Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensori Yogurt Tanpa Lemak(2016-01-08) SYAMSUL HUDA; Mimin Muhaemin; Sarifah NurjanahYogurt tanpa lemak memiliki kekuatan struktur yang rendah dan rentan terjadi pemisahan whey karena berkurangnya kandungan lemak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek penambahan whey protein concentrate (WPC) dan gum xanthan terhadap karakteristik fisik, kimia, dan sensori yogurt tanpa lemak. Karakteristik fisik dan kimia diuji menggunakan metode RAK, sedangkan karakteristik yogurt selama penyimpanan dingin 21 hari meliputi indeks sineresis dan organoleptik. Terdapat 6 perlakuan yaitu: A (Susu segar = kontrol 1); B (susu skim + Skim Milk Powder 3% = kontrol 2); C (susu skim + SMP 3% + WPC 1%); D (susu skim +SMP 3% + WPC 1.25%); E (susu skim + SMP 3% + WPC 0.5% + gum xanthan 0.005%); F (susu skim + SMP 3% + WPC 0.5% + gum xanthan 0.004%). Kandungan lemak 0,12% - 0,14% pada yogurt tanpa lemak dengan penambahan WPC dan kombinasi WPC-gum xanthan dapat meningkatkan firmness, cohesiveness, dan konsistensi dibandingkan kontrol 1 dan kontrol 2. Secara organoleptik, yogurt tanpa lemak dengan penambahan WPC dan kombinasi WPC-gum xanthan mendapatkan tingkat kesukaan panelis lebih tinggi untuk warna, rasa, konsistensi, dan kenampakan keseluruhan dibandingkan kontrol 1. Yogurt tanpa lemak dengan penambahan WPC saja mendapatkan indeks sineresis lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya.Item Eksplorasi Dinamika Bakteri dan Hubungannya Terhadap Komponen Fenolik pada Proses Fermentasi Spontan Teh Hitam(2022-07-04) SITI NURMILAH; Yana Cahyana; Gemilang Lara Utama SaripudinFermentasi spontan pada proses produksi teh hitam saat ini masih dipahami sebatas reaksi oksidasi komponen fenolik tanpa melibatkan mikroorganisme indigenous tanaman teh. Pemahaman peran bakteri indigenous penting untuk dapat memberikan gambaran utuh terkait proses biokonversi komponen fenolik yang menentukan kualitas teh hitam yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metagenomik penargetan spesifik 16S rRNA bakteri dan kuantifikasi komponen fenolik yang terbentuk pada setiap tahapan proses produksi teh hitam untuk menginvestigasi hubungan dinamika bakteri dan pembentukan beragam komponen fenolik. Hasil menunjukkan bahwa bakteri dari filum Acidobacteria, Deinococcus-Thermus, Actinobacteria, Armatimonadetes, Firmicutes, Saccharibacteria, dan Proteobacteria berkorelasi positif signifikan terhadap pembentukan beberapa komponen fenolik (p<0.05). Secara spesifik genus Methylobacterium dan Devosia memiliki pengaruh terhadap pembentukkan asam galat dan quercetin. Sementara genus Sphingomonas, Chryseobacterium, dan Aureimonas berpengaruh terhadap pembentukkan kaempferol, theaflavins (TFs), thearubigins (TRs), dan theabrownin (TBs). Hal tersebut menunjukan bahwa beberapa bakteri filoplan dan endofit memiliki peran terhadap pembentukan komponen fenolik yang menentukan kualitas teh hitam yang dihasilkanItem EVALUASI PROSES PRODUKSI SERBUK XILITOL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN SPRAY DRYING (Evaluation Process Production of Xylitol Powder from Oil Palm Empty Fruit Bunches Using Spray Drying)(2018-12-18) SULISTINA ANGGRAINI; Tita Rialita; Efri MardawatiXilitol adalah pemanis alami yang memiliki nilai kalori rendah, tetapi tingkat kemanisannya sama seperti sukrosa. Bahan yang dapat dihidrolisis menjadi xilitol yaitu tandan kosong kelapa sawit.Dipasaran umumnya xilitol ditemukan dalam bentuk serbuk.Spray drying adalah metode pengeringan yang banyak digunakan dalam industri pembuatan produk kering. Tujuan penelitian ini adalah menentukan suhu inlet dan konsentrasi maltodekstrin terbaik terhadap karakteristik serbuk xilitol yang mendekati xilitol komersil dan mempelajari pengaruh suhu inlet dan konsentrasi maltodekstrin terhadap serbuk xilitol.Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah suhu inlet (160oC;180oC) dan faktor kedua konsentrasi maltodekstrin (20%,25%,30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu inlet berpengaruh nyata terhadap kadar air, kelarutan, tingkat higroskopisitas, titik leleh dan kadar kalori, sedangkan konsentrasi maltodekstrin berpengaruh nyata terhadap kadar air, tingkat higroskopisitas, kelarutan, dan kadar kalori, serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap kadar kalori. Berdasarkan hasil penelitian serbuk xilitol yang mendekati xilitol komersil yaitu sampel dengan suhu inlet 160oC dan konsentrasi maltodekstrin 20% memiliki kadar air sebesar 5,17%, tingkat higroskopisitas sebesar 8,55%, kelarutan sebesar 99,346%, titik leleh 182,63oC, kadar kalori sebesar 2,72 cal/g dan kadar xilitol 0,0343 g/L. Xylitol is a natural sweetener with low -calorie content, yet has the similar grade of sweetness as sucrose. An alternative material that can be hydrolyzed into xylitol is oil palm empty fruit bunches. In the market, xylitol generally found as powder form. Spray drying is drying method that usually being used in the industry of dry product manufacture. The aim of this research is to determine the inlet temperature and the preper concentration of maltodextrin to the characteristics of powdered xylitol which near to commercially available xylitol, and to study the impact of the inlet temperature and the concentration of maltodextrin content to the powdered xylitol. The method used in this research wasRandomized Complete Block Design (RCBD)which consists of two factors. The first factor was the inlet temperature (160°C;180°C) and second the concentration of maltodextrin (20%, 25%, 30%). The result showed that the inlet temperature affect the water content, solubility, hygroscopicity level, melting point, and calorie content. While maltodextrin concentration affect to the water content, hygroscopicity level, solubility, and calorie content. In this research, powdered xylitol which nearing commercially xylitol was sample with 160oC inlet temperature and 20% concentration of maltodextrin has water content of 5.17%, hygroscopicity level at 8.55%, solubility at 99.346%, melting point at 182.63°C, calorie content of 2.72 cal/g and xylitol was produced at 0.0343 g/L.Item Identifikasi Khamir Indigenous Penghasil β-Glukan Asal Limbah Cair Tahu Serta Aktivitas Antifungi dan Toxin Reducer Terhadap A.flavus (AFB1 dan AFB2)(2021-04-05) MAHARDHIKA PUSPA ARUM SURALOKA; Tita Rialita; Gemilang Lara Utama SaripudinKhamir dapat diisolasi dari limbah industri pangan, salah satunya adalah dari limbah cair tahu. Khamir memiliki dinding sel berupa beta-glukan yang diketahui dapat berperan sebagai agen dekontaminan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi khamir asal limbah cair tahu yang menghasilkan beta-glukan serta mengetahui aktivitas antifungi dan toxin reducer khamir dan beta-glukan asal limbah cair tahu terhadap kapang Aspergillus flavus yang menghasilkan aflatoksin B1 (AFB1) dan aflatoksin B2 (AFB2). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental yang dianalisis secara deskriptif eksploratif. Identifikasi khamir indigenous limbah cair tahu dilakukan secara makroskopis, mikroskopis, dan molekuler dengan metode polymerase chain reaction (PCR) menggunakan primer ITS 1 dan ITS 4. Rekonstruksi pohon filogenetik dilakukan dengan metode neighbor joining dengan uji bootstrap 1000 ulangan. Kurva pertumbuhan khamir didapat berdasarkan pengukuran optical density (OD) isolat khamir indigenous dalam media limbah cair tahu pada jam ke-0, 24, 48, 72, dan 96. Ekstraksi beta-glukan dilakukan pada saat khamir dalam fase akhir stasioner. Uji daya hambat terhadap A.flavus dilakukan dengan metode sumuran dan pengamatan mikroskopis. Penurunan toksin AFB1 dan AFB2 dilakukan dengan membandingkan kadar aflatoksin kontrol dengan perlakuan (penambahan khamir dan beta-glukan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis khamir indigenous asal limbah cair tahu (LCT) yang berhasil diisolasi adalah Pichia norvegensis. Khamir Pichia norvegensis LCT dapat memproduksi beta-glukan melalui ekstraksi dinding sel dengan yield beta-glukan sebesar 6,59%. Aktivitas antifungi dan toxin reducer dari khamir Pichia norvegensis LCT dan beta-glukan menunjukkan keduanya dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus flavus serta mampu menurunkan kadar aflatoksin (AFB1 dan AFB2). Total penurunan aflatoksin oleh khamir Pichia norvegensis LCT yaitu 26,85% sedangkan oleh beta-glukan yaitu 27,30%.Item IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT LIDAH BUAYA (Aloe chinensis Baker)(2019-03-18) MULYANITA; Imas Siti Setiasih; Mohamad DjaliLidah buaya (Aloe chinensis Baker) merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Kalimantan Barat. Meningkatnya industri pengolahan lidah buaya menghasilkan limbah padat berupa kulit yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan antimikroba alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antimikroba yang terdapat pada kulit lidah buaya yang diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut aquadest, etanol 70%, etil asetat dan n-heksan. Ekstrak kemudian dilakukan skrining fitokimia secara kualitatif dan kuantitatif serta diuji daya hambatnya terhadap tiga bakteri uji : (Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan dilakukan uji statistik dengan menggunakan metode (RAK) dan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji lanjut Duncan 5%. Ekstrak kulit lidah buaya mengandung senyawa golongan fenolik, flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin pada keempat jenis pelarut. Pelarut etil asetat memiliki total fenol, flavonoid, dan tanin tertinggi dibandingkan dengan pelarut lain, berturut-turut: total fenol 4,088 µg GAE/mg, flavonoid 12,376 µg QE/mg, dan tanin 117,044 µg TAE/mg. Pelarut aquadest memiliki persen rendemen tertinggi yaitu 15,029 %, kadar air 15,706 %, dan kadar abu 4,829 %. Ekstrak kulit lidah buaya memiliki aktivitas antimikroba terhadap ketiga bakteri uji. Perlakuan terbaik terdapat pada ekstrak kulit lidah buaya hasil ekstraksi oleh pelarut etil asetat konsentrasi 50% dengan diameter 10 mm terhadap Escherichia coli, 12,667 mm terhadap Staphylococcus aureus, dan 11,667 mm terhadap Pseudomonas aeruginosa. Hasil identifikasi LC-MS/MS Q-TOF ekstrak kulit lidah buaya yang diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat menunjukkan adanya 19 komponen senyawa aktif dimana komponen yang memiliki intensitas paling tinggi, berturut-turut : Genistin_1, Ginkgetin, 7-O--L-Rhamnosyl-3-O--D-glucopyranosyl kaempferol, Dichotomitin, dan 5,2’-Dihydroxy-7,8,6’-trimethoxyflavone-2’-O- -D-glucoside.Item INTENSITAS WARNA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SERBUK β-KAROTEN WORTEL (Daucus carota L.) HASIL OZONASI(2019-08-27) MUHAMMAD RIFQI; Imas Siti Setiasih; Imas Siti SetiasihSenyawa β-karoten dalam bentuk ekstrak cair bersifat tidak stabil, serta memiliki umur simpan yang pendek, sehingga diperlukan perlakuan lebih lanjut, yaitu dibuat menjadi serbuk. Agar komponen β-karoten yang terkandung di dalam serbuk tetap terjaga perlu dilakukan proses enkapsulasi. Enkapsulat yang digunakan pada penelitian ini adalah maltodekstrin. Penelitian terdiri dari dua tahap. Penelitian tahap I bertujuan untuk menentukan konsentrasi maltodekstrin yang dapat mempertahankan total β-karoten dari serbuk β-karoten wortel. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu penambahan maltodekstrin 10%, 20%, dan 30% (b/v). Hasil penelitian menunjukan serbuk β-karoten wortel hasil perlakuan penambahan maltodekstrin 20% (b/v) mengandung total β-karoten tertinggi, yaitu sebesar 29,16 ppm, sementara hasil perlakuan penambahan maltodekstrin 10% (b/v) dan 30% (b/v) berturut-turut adalah sebesar 15,26 ppm dan 21,16 ppm. Penelitian tahap II bertujuan untuk membuktikan apakah β-karoten dapat teroksidasi akibat paparan ozon pada berbagai lama waktu ozonasi dilihat dari intensitas warna dan aktivitas antioksidanya. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi korelasi yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 2 kali pengulangan,yaitu konsentrasi gas ozon sebesar 10 ppm selama 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 menit. Berdasarkan intensitas warna dan aktivitas antioksidanya terbukti bahwa ozonasi berpengaruh terhadap terjadinya oksidasi pada serbuk β-karoten wortel. Perlakuan ozonasi pada konsentrasi 10 ppm selama 5 menit menunjukan oksidasi paling tinggi terhadap serbuk β-karoten wortel dilihat Intensitas warna yang sangat cerah (L=89,98) serta aktivitas antioksidan yang sangat lemah (IC50= 5044,39 ppm).Item ISOLASI δ-GUAIENE DARI MINYAK NILAM (Pogostemon Cablin Benth.) DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIJAMUR TERHADAP JAMUR Aspergillus niger, Candida albicans, Microsporum gypseum DAN Trichophyton mentagrophytes(2022-03-29) RAHMI RAHMAWATI; Efri Mardawati; Sarifah NurjanahDelta-Guaiene merupakan produk samping dari produksi patchouli alkohol minyak nilam. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi delta-guaiene minyak nilam dan uji aktivitas antijamur delta-guaiene terhadap A. niger, C. albicans, M. gypseum dan T. mentagrophytes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan analisis Response Surface Method (RSM). Tahap pertama adalah isolasi delta-guaiene dengan proses fraksinasi perlakuan tekanan dan reflux rasio, sedangkan tahap kedua adalah uji aktivitas antijamur terhadap jamur C. albican, A. niger, T. mentagrophytes dan M. gypseum. Variasi tekanan distilasi fraksinasi 1-20 mmHg. Variasi refluks rasio 5:1-35:1. Respon yang diamati dari isolasi δ-guaiene adalah rendemen dan kadar delta-guaiene. Karakteristik yang diamati meliputi bobot jenis dan indeks bias. Pada tahap kedua, parameter yang diamati adalah Diameter Daya Hambat (DDH), Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tekanan 1 mmHg dan reflux rasio 5 merupakan kondisi optimum dengan rendemen 3,3475% dan kadar delta-guaiene 7,82% dengan validitas model masing-masing 52,88% dan 39,96%. Perlakuan tekanan 1 mmHg dan reflux rasio 5:1 dan 35:1 memberikan destilat dengan rendemen paling tinggi 6,5±3,54 mL dan kadar delta-guaiene paling tinggi 17,29±2,93 %, indeks bias rata-rata 1,5±0,002 dan bobot jenis rata-rata 9,4±0,01. Hasil uji aktivitas antijamur menunjukan bahwa delta-guaiene mampu menghambat pertumbuhan jamur C. albicans dengan DDH 40% dengan penghambatan 0,15 mm, A. niger dengan DDH 20% dengan penghambatan 1,4 mm dan KBM 20%, T. mentagrophytes dengan DDH 20% dengan penghambatan 0,4 mm, KHM 20% dan KBM 20%. Terakhir M. gypseum dengan DDH 20% dengan penghambatan 0,25 mm, KHM 20% dan KBM 20%.Item ISOLASI , IDENTIFIKASI, DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT PENGHASIL BAKTERIOSIN DARI IKAN ASAP JENIS IKAN LAYANG (Decapterus sp.) DAN IKAN LEMURU(Sardinella lemuru) SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BIOPRESE(2020-01-21) INTAN KURNIANINGRUM; Een Sukarminah; Tita RialitaBakteriosin merupakan peptida yang disintesis secara ribosomal yang berfungsi dalam menghambat pertumbuhan bakteri pathogenik sehingga dapat digunakan sebagai biopreservatif. Bakteriosin banyak dihasilkan oleh Bakteri Asam Laktat (BAL). Pada beberapa jenis ikan asap ditemukan bakteri asam laktat yang dapat menghasilkan bakteriosin. Penelitian ini bertujuan mendapatkan bakteri asam laktat penghasil bakteriosin pada ikan asap layang (Decapterus sp.) dan ikan lemuru (Sardinella lemuru) dan juga mendapatkan karakter bakteriosin yang meliputi ketahanannya terhadap pH, suhu, dan surfaktan. Hasil penelitian memperoleh sebanyak 11 isolat BAL dari ikan asap layang dan 10 isolat dari ikan asap lemuru. Berdasarkan daya aktivitas antimikroba terdapat 3 isolat terpilih yaitu LY 11, LM 2, dan LM 5. Ketiga isolat terpilih teridentifikasi sebagai L. plantarum. Bakteriosin dari isolat LY 11 tahan pada pH dengan kisaran 2 sampai 6, tahan terhadap suhu 100 C dan aktivitas antimikroba meningkat pada penambahan surfaktan SDS dan EDTA. Bakteriosin dari isolat LM 2 mempunyai aktivitas antimikroba terbaik pada pH 8, tidak tahan terhadap suhu tinggi dan aktivitas antimikroba meningkat pada penambahan surfaktan SDS dan EDTA. Bakteriosin dari isolat LM 5 tahan terhadap pH dengan kisaran 2 sampai 6, tahan terhadap suhu 100 C dan 121 C dan aktivitas antimikroba meningkat terhadap bakteri uji pada penambahan surfaktan SDS dan EDTA. Berat molekul bakteriosin isolat LM 2 berada diantara 49-29 kDa, sedangkan berat molekul isolat LM 5 sebesar 29 kDa.Item Isolasi dan Identifikasi Mikroorganisme Penghasil γ-Aminobutyric Acid (GABA) dari Terasi(2022-04-09) RIZKI LUTFIANI NURANNISA; Yana Cahyana; Gemilang Lara Utama SaripudinPenelitian tesis ini berfokus untuk mengindentifikasi serta mengevaluasi aktivitas produksi GABA paling tinggi spesies bakteri asam laktat dan khamir yang diisolasi dari terasi. Isolat yang didapatkan dianalisis secara mikroskopis dan makroskopis. Pada proses identifikasi, dilakukan analisis molekular dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) dan diseleksi dengan metode TLC (Thin Layer Chromatography). Isolat yang terpilih dianalisis kemampuan memproduksi GABA secara kuantitatif dengan metode HPTLC (High Performance Thin Layer Chromatography). Isolat yang memproduksi paling tinggi adalah isolat bakteri asam laktat dengan kode BR5 (identik dengan Enterococcus faecium) dan isolat khamir dengan kode YK5 (identik dengan Candida glabrata). Jumlah GABA yang berhasil diproduksi secara berurutan adalah 0,641 mg/mL dan 0,704 mg/mL. Hal tersebut menjadi sebuah penemuan baru terkait potensi khamir spesies Candida glabrata sebagai khamir penghasil GABA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada terasi terdapat bakteri asam laktat dan khamir penghasil GABA yang dapat diteliti lebih lanjut untuk biosintetis GABA yang lebih efisien dan ramah lingkungan.Item ISOLASI DAN KARAKTERISASI KHAMIR INDIGENOUS DENGAN POTENSI PROBIOTIK ASAL BEKASAM IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus)(2021-04-09) MUHAMAD IKHSAN PRAWIRA NEGARA; Tita Rialita; Gemilang Lara Utama SaripudinBekasam merupakan makanan tradisional dengan bahan baku utama menggunakan ikan serta penambahan sumber karbohidrat, kemudian mengalami fermentasi secara spontan. Substrat pada bekasam berpotensi untuk pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme diantaranya adalah khamir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis khamir yang terlibat pada fermentasi Bekasam selama 1 minggu serta berpotensi sebagai probiotik. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif. Pembuatan bekasam menggunakan ikan patin (Pangasius hypopthalmus) 700g dengan tambahan garam, gula dan nasi sebanyak 20% v/v kemudian difermentasi selama satu minggu dalam wadah tertutup dan temperatur ruangan. Parameter pengamatan meliputi, pertumbuhan khamir menggunakan metode TPC, keasaman (pH), isolasi khamir, pengamatan secara makroskopis, mikroskopis serta pengujian PCR untuk mengetahui jenis khamir dan uji pH rendah, uji garam empedu dan uji agregasi. Hasil tertinggi pertumbuhan khamir terdapat pada hari ke 2 sebesar 6,44 CFU/ml dengan penurunan pada hari berikutnya. Selama fermentasi pH Bekasam mengalami penurunan akibat perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Jumlah isolat yang didapat sebanyak 7 isolat dengan nama berturut-turut adalah Candida tropicalis CMC_1978, Rhodotorula mucilaginosa YWW9, Saccharomyces cerevisiae K46A, Pseudozyma sp. VITJzN01, Pseudozyma sp. VITJzN01, Saccharomyces cerevisiae AUS-LFB-MA-YC2 dan Rhodotorula dairenensis strains NB2Y. Potensi khamir sebagai probiotik ditunjukan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae AUS-LFB-MA-YC2 dan Rhodotorula dairenensis strains NB2Y namun khamir Saccharomyces cerevisiae AUS-LFB-MA-YC2 yang paling berpotensi sebagai khamir probiotik karena memiliki ketahanan garam empedu dan agregasi yang baik dibandingkan dengan khamir Rhodotorula dairenensis strains NB2Y.Item ISOLASI DAN KARAKTERISASI PROTEIN KACANG MERAH DAN KACANG HIJAU SEBAGAI SUMBER PROTEIN DALAM FORMULASI HIGH PROTEIN FOOD (HPF)(2020-12-15) SLAMET HADI KUSUMAH; Robi Andoyo; Tita RialitaKacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dan kacang hijau (Phaseolus raditus L.) memiliki kandungan protein, masing-masing 22,07±0,13% dan 19,99±0,07%, serta kaya akan asam amino esensial lisin dan leusin yang dibutuhkan oleh anak stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik isolasi protein kacang merah dan kacang hijau melalui metode ekstraksi dan pengendapan pada pH isoelektrik yang dikombinasikan dengan proses modifikasi hidrolisis enzimatik, serta mengetahui karakteristik isolat/kosentrat protein kacang merah dan kacang hijau. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu 1) identifikasi titik isoelektrik dan 2) optimasi proses ekstraksi protein dilanjutkan dengan modifikasi hidrolisis enzimatik. Metode penelitian yang digunakan pada tahap pertama adalah metode eksperimental dengan analisis data secara deskriptif. Identifikasi pH isoelektrik protein kacang merah dan kacang hijau dilakukan melaui pengujian electrophoretic mobility (cm2/Vs). Metode penelitian yang digunakan pada tahap kedua adalah Response Surface Methodology (RSM) Box-Behnken Design dengan Program Design Expert 10. Variabel yang digunakan pada proses ini adalah suhu ekstraksi (30 - 50oC), pH ekstraksi (8,50 – 9,50), dan lama ekstraksi (30 - 60 menit). Optimasi proses ekstraksi protein dilakukan untuk menghasilkan respon kadar protein terbaik. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan nilai pH isoelektrik protein kacang merah dan kacang hijau yaitu masing-masing pH 4,56 dan pH 4,81. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa kondisi optimum proses ekstraksi protein kacang merah dilakukan pada pH ekstraksi 8,60, suhu ekstraksi 30°C, lama ekstraksi 30,1 menit, dan menghasilkan kadar protein 86,88±1,38% dengan nilai validitas 0,9050. Sedangkan kondisi optimum proses ekstraksi protein kacang hijau dilakukan pada pH ekstraksi 8,83, suhu ekstraksi 30°C, lama ekstraksi 30 menit dan menghasilkan kadar protein 88,27±1,08% dengan nilai validitas 0,9682. Proses modifikasi hidrolisis enzimatik pada bubuk konsentrat protein kacang merah dan kacang hijau dengan penambahan enzim bromelin 3% (b/b) mampu meningkatkan daya cerna protein. Bubuk konsentrat protein kacang merah dan kacang hijau terhidrolisis enzimatik dapat direkomendasikan sebagai sumber protein dalam formulasi pangan tinggi protein (HPF) untuk anak penderita stunting.