Browsing by Author "Asep Zainal Mutaqin"
Now showing 1 - 18 of 18
Results Per Page
Sort Options
Item Identifikasi Isolat Bakteri dan Jamur Serta Uji Aktivitas Ekstrak Jamur Sebagai Antibakteri dan Antibiofilm(2018-01-11) RAHMA MAIRANI; Ruly Budiono; Asep Zainal MutaqinPengendalian biofilm dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam seperti ekstrak jamur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bakteri pembentuk biofilm dan jamur penghasil senyawa antibiofilm serta mengetahui kemampuan ekstrak jamur dalam menghambat pertumbuhan isolat bakteri dan menghambat proses pembentukan biofilm dar isolat tersebut. Identifikasi bakeri dan jamur dilakukan secara molekuler dengan menggunakan sekuen dari gen 16S rDNA dan 18S rDNA. Tahapan pertama dilakukan skrining konsentrasi (45%, 75%, 90%) dan suhu (30°C dan 37°C ), selanjutnya dilakukan uji antibakteri dan antibiofilm pada pH media (6, 7, 9). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran sedangkan uji antibiofilm dilakukan dengan microtiter assay. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat dan nilai optical density bakteri yang dihasilkan. Hasil identifikasi molekuler menunjukkan bahwa bakteri pembentuk biofilm dalam penelitian ini adalah Bacillus sp. strain SA 1-3, Enterobacter cloacae strain SA 1-5, dan bakteri Gram negatif strain SA 1-2 sedangkan ketiga jamur tersebut diantaranya Schizophyllum commune strain JSB2 dan strain JB 1-3, serta Fusarium sp. strain JBB2. Hasil uji antibakteri menghasilkan ekstrak jamur Fusarium sp. strain JBB2 tmenghasilkan daya hambat tertinggi terhadap isolat bakteri E. cloacae strain SA 1-5 pada konsentrasi 90%, pH 7 dan suhu 30°C (33mm), ekstrak jamur S. commne strain JSB2 menghasilkan daya hambat tertinggi terhadap isolat bakteri Bacillus sp. strain SA 1-3 pada konsentrasi 75%, pH 9 dan suhu 30°C (33 mm), ekstrak jamur S. commune strain JB1-3 menghasilkan daya hambat tertinggi terhadap isolat bakteri SA 1- 2 dengan konsentrasi 90%, pH 9 dan suhu 37°C (33 mm). Uji penghambatan pembentukan biofilm menunjukkan bahwa esktrak jamur S. commune strain JSB2 dan S. commune strain JB1-3 dapat menghambat pembentukkan biofilm pada isolat bakteri E. cloacae strain SA 1-5 pada pH 9 dengan masing-masing sebesar 33,3% dan 36,3%, sedangkan ekstrak Fusarium sp. strain JBB2 dapat dapat menghambat pembentukan biofilm isolat bakteri SA 1-2 sebesar 34,7% pada pH 7.Item KANDUNGAN KARBON PADA Chaetomorpha crassa (C.Agardh) Ktz. DENGAN VARIASI AMONIUM, FOSFAT, DAN PERBEDAAN SUHU(2016-10-18) FITRI RIZKIA; Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi; Asep Zainal MutaqinChaetomorpha merupakan salah satu makroalga hijau yang tumbuh dominan di wilayah pesisir. Kemampuan fotosintesis makroalga dapat dimanfaatkan untuk menyerap pencemaran karbon dioksida (CO2) yang ada di lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi nutrien dan perbedaan suhu terhadap kandungan karbon pada C. crassa. Penelitian ini bersifat ekperimental menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor (nutrien dan suhu) dan tiga kali ulangan. Nutrien terdiri dari tiga jenis, yaitu amonium, fosfat, dan kombinasinya. Suhu terdiri dari dua taraf, yaitu suhu 24°C dan 32°C. Waktu pengamatan sampel dilakukan sebanyak tujuh kali, yaitu pada jam ke-0 (t0), jam ke-12 (t12), jam ke-24 (t24), jam ke-36 (t36), jam ke-60 (t60), serta jam ke-72 (t72). Metode yang digunakan untuk perhitungan nilai karbon yaitu metode Walkley and Black, perhitungan kadar amonium dengan metode indofenol biru, dan untuk perhitungan kadar fosfat menggunakan metode malachite green clorometric assay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nutrien dan suhu tidak berpengaruh signifikan (p>0,05) terhadap kandungan karbon, namun interaksi antara suhu dengan nutrien menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan karbon pada C. crassa (p0,05).Item Kekerabatan Sidaguri (Sida spp.) di Kawasan Universitas Padjadjaran Jatinangor Berdasarkan Karakter Morfologi dan Seleksi Penanda Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD).(2017-01-17) BAIQ ARRIYADUL BADI`AH; Annisa; Asep Zainal MutaqinSida spp. merupakan tumbuhan liar yang dapat digunakan sebagai obat, namun informasi hubungan kekerabatan antar spesiesnya masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerabatan Sida yang ada di kawasan Universitas Padjadjaran berdasarkan karakter morfologi dan seleksi penanda Random Amplified Polimorphic DNA (RAPD) yang sesuai untuk Sida. Penelitian ini dilakukan dengan metode observatif dengan analisis data deskriptif. Pengamatan karakter morfologi dilakukan pada organ vegetatif dan generatif, kemudian dibuat penilaian dan dianalisis menggunakan program NTSYS-pc. 2.02i. Seleksi primer dilakukan terhadap dua puluh primer RAPD. Primer yang dapat menghasilkan nilai Polymorphic Information Content (PIC) lebih dari 0,70 direkomendasikan sebagai primer untuk studi keanekaan Sida spp. Hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi menggambarkan hubungan kekerabatan yang dekat antara Sida sp. C dan Sida sp. D dengan nilai koefisien 0,75, nilai koefisien terjauh terdapat pada spesies S. spinosa dengan S. acuta dan Sida sp. C dengan nilai koefisien kesamaan 0.35. primer OPA 2, OPA 3, OPA 9, OPA 14, OPA 16, dan OPA 19 untuk Sida sp. C dan S. acuta, dan OPA 7 untuk Sida sp. E.Item Pengaruh Cekaman Salinitas Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kunyit (Curcuma domestica Val.)(2018-01-16) FEBIANE LAILATUL FADHILAH; Asep Zainal Mutaqin; Ruly BudionoSalinitas atau kadar garam adalah rata-rata banyaknya kadar garam (dalam gram) yang terdapat dalam setiap 1.000 gram (1 kg) air laut. Umumnya salinitas dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Penelitian ini untuk mendapatkan tanaman kunyit yang mampu bertahan pada beberapa konsentrasi salinitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Perlakuan berupa kontrol dan pemberian larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu P1 (0 %o), P2 (3 %o), P3 (6 %o), P4 (9 %o), P5 = (12 %o). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Analisis data menggunakan Anava dengan taraf signifikansi 95%. Bila hasil Anava menunjukkan adanya pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji duncan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu tediri dari morfologi, anatomi, dan fisiologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa cekaman salinitas berpengaruh nyata menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah anakan, berat basah, berat kering, kerapatan stomata dan kandungan klorofil. Pada konsentrasi salinitas 3%o tanaman kunyit mampu beradaptasi dan memiliki respon yang baik seperti yang ditunjukkan pada parameter luas daun, berat kering, dan kerapatan stomata.Item PENGARUH EKSTRAK RENDAMAN TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP SERANGAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F) PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L)(2017-08-24) IRSALINA MALAHATI; Asep Zainal Mutaqin; Ruly BudionoPENGARUH EKSTRAK TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP SERANGAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) Oleh Irsalina Malahati 140410130042 Dibawah Bimbingan : Rully Budiono, Drs.,MS Asep Zainal M, S.Si.,MT. ABSTRAK Tantangan yang sering dihadapi dalam praktek budidaya tanaman cabai adalah adanya serangan OPT (Organime Pengganggu Tanaman). OPT yang berasosiasi dengan tanaman cabai salah satunya adalah ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pengendalian serangan ulat grayak dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami yang aman bagi manusia dan lingkungan. Tumbuhan pepaya (Carica papaya L.) dapat digunakan sebagai pestisida alami yang aman digunakan untuk mengendalikan serangan ulat grayak pada tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat ekstrak rendaman tanaman pepaya terhadap pengendalian serangan ulat grayak pada bibit tanaman cabai. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tujuh perlakuan dan masing-masing empat kali pengulangan. Perlakuan ini terdiri dari kontrol (PA0), ekstrak biji (PA1), ekstrak pucuk daun (PA2), ekstrak daun tua (PA3) , ekstrak daun gugur (PA4), ekstrak kulit buah (PA5) , ekstrak tangkai daun (PA6). Masing-masing ekstrak memiliki konsentrasi yang sama yaitu 10%. Parameter yang akan diukur pada penelitian kali ini adalah mortalitas ulat, intensitas kerusakan mutlak, tinggi tanaman dan jumlah daun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil penelitian bahwa ekstrak yang paling berpengaruh terhadap total mortalitas ulat adalah ekstrak daun tua (PA3) konsentrasi 10% dengan nilai mortalitas sebesar 100%. Sedangkan ekstrak yang paling berperanguh terhadap intensitas kerusakan pada tanaman adalah ekstrak daun tua (PA3) dan ekstrak pucuk daun (PA2) konsentrasi 10%, dengan nilai intensitas kerusakan sebesar 50%. Kata Kunci: cabai, pestisida, pepaya, ulat grayak.Item PENGARUH JUMLAH ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L. Beauv) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KUNYIT (Curcuma domestica Val.)(2018-01-16) NITA NOVALIA; Ruly Budiono; Asep Zainal MutaqinAlang-alang mengandung senyawa alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.) yang mampu beradaptasi dan memiliki respon yang baik terhadap perlakuan alang-alang (Imperata cylindrica L. Beauv). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu (K0) = kunyit tanpa alang-alang (kontrol), (K1) = 1 tanaman kunyit + 2 batang alang-alang, (K2) = 1 tanaman kunyit + 4 batang alang-alang, (K3) = 1 tanaman kunyit + 6 batang alang-alang dan (K4) = 1 tanaman kunyit + 8 batang alang-alang dengan parameter yang diukur antara lain tinggi tanaman kunyit, jumlah daun, luas daun, jumlah anakan, jumlah akar, panjang akar, berat kering dan berat basah. Analisis data menggunakan Sidik Ragam (ANAVA) dan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf signifikansi 95%. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan 2 batang alang-alang (K1) merupakan perlakuan dimana tanaman kunyit yang mampu beradaptasi dan memiliki respon yang baik terhadap parameter tinggi tanaman, luas daun, berat basah dan berat kering.Item Pengaruh kombinasi Benzyl Amino Purine (BAP) dan Naphtalene Acetic Acid (NAA) terhadap pertumbuhan tunas dan akar bawang bombay (Allium cepa L.) secara in vitro pada media Murashige and Skoog (MS)(2017-09-25) DESY TRIANTY HASANAH; Ruly Budiono; Asep Zainal MutaqinTanaman bawang bombay (Allium cepa L.) merupakan tanaman yang sulit dibudidayakan di Indonesia, karena tanaman ini bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Kendala budidaya bawang bombay diantaranya sulit mendapat bibit, sedang bibit yang ditanam menghasilkan umbi lebih kecil dari bibit yang ditanam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi BAP dan NAA yang terbaik untuk memacu pertumbuhan tunas dan akar bawang bombay (Allium cepa L.) yang dikultur pada media Murashige and Skoog (MS) secara in vitro. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian yang dilakukan untuk melihat induksi tunas dan perakaran dengan menggunakan dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi BAP (0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm) dan konsentrasi NAA (0 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan B3N3 (BAP 3 ppm + NAA 1 ppm) menghasilkan rata-rata muncul tunas terbaik, yaitu 1,5 HST, B0N3 (BAP 0 ppm + NAA 1 ppm) menghasilkan rata-rata jumlah tunas terbaik, yaitu sebesar 2,67 buah, serta perlakuan B0N3 (BAP 0 ppm + NAA 1 ppm) menghasilkan rata-rata tinggi tunas terbaik, yaitu sebesar 2,92 cm. Perlakuan B3N3 (BAP 3 ppm + 1 ppm NAA) menghasilkan rata-rata muncul akar terbaik, yaitu 0,5 HST, B2N2 (BAP 2 ppm + NAA 0,5 ppm) menghasilkan rata-rata jumlah akar terbaik yaitu 12,5 buah, serta perlakuan B0N2 (BAP 0 ppm + 0,5 ppm NAA) menghasilkan rata-rata akar terbaik, yaitu 0,19 cm.Item Pengaruh Pemberian Air Leri Beras Putih, Merah, dan Hitam terhadap Pertumbuhan Tanaman Lengkuas Merah (Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum)(2018-01-11) ELA NOVIANI; Asep Zainal Mutaqin; Ruly BudionoAir leri mengandung unsur hara berupa magnesium, kalium, besi, kalsium, nitrogen, sulfur, dan fosfor yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam dan konsentrasi air leri terhadap pertumbuhan tanaman lengkuas merah (Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 5 x 3 dengan tiga kali pengulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi air leri (K) yang terdiri dari 5 taraf : (k0) = 0 ml (kontrol), (k1) = 250 ml, (k2) = 500 ml, 750 ml (k3), 1000 ml (k4). Faktor kedua adalah jenis air leri (M) yang terdiri dari 3 taraf : (m1) = beras putih, (m2) = beras merah, (m3) = beras hitam. Analisis data menggunakan Sidik Ragam (ANAVA) dan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air leri beras merah (m2) merupakan jenis air leri yang terbaik untuk parameter berat basah tanaman, sedangkan air leri 1000 ml (k4) merupakan konsentrasi air leri yang terbaik untuk parameter pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan berat basah tanaman. Tidak terdapat interaksi antara jenis dan konsentrasi air leri pada seluruh parameter yang diukur.Item PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI SALINITAS PADA MEDIA MURASHIGE & SKOOG (MS) TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) SECARA IN VITRO(2017-07-06) LASTRI NURWULAN; Asep Zainal Mutaqin; Mohamad NurzamanTunas merupakan bagian tanaman yang diperoleh dengan cara perbanyakan vegetatif dan tumbuh dalam melangsungkan keturunan pada suatu tanaman. Penelitian mengenai pengaruh perbedaan konsentrasi salinitas pada media Murashige & Skoog (MS) terhadap pertumbuhan tunas pisang kepok (Musa paradisiaca L.) secara in vitro telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi NaCl yang memperlihatkan tunas pisang kepok masih dapat tumbuh secara in vitro pada media MS. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 5 taraf konsentrasi NaCl yaitu 0% ; 0,5% ; 1,5% ; 2% dan 3% dengan 5 kali ulangan pada tiap perlakuan. Parameter yang diamati adalah jumlah tunas, jumlah daun, panjang akar, jumlah akar, tinggi planlet, morfologi tunas, dan presentase tunas yang hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi salinitas mempengaruhi pertumbuhan tunas pisang kepok. Semakin tinggi konsentrasi salinitas, pertumbuhan tunas semakin terhambat. Tunas pisang kepok pada media MS masih dapat tumbuh pada semua konsentrasi (0% sampai dengan 3%), meskipun pada konsentrasi 3% pertumbuhannya mulai terhambat.Item Pengetahuan Lokal Masyarakat Desa Cisoka Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Mengenai Keanekaragaman Jenis, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Famili Araceae(2017-07-06) MUTHI FATHARANI; Johan Iskandar; Asep Zainal MutaqinPenelitian tentang pengetahuan lokal mengenai keanekaragaman jenis, pemanfaatan, dan pengelolaan Famili Araceae telah dilakukan di Desa Cisoka Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods (kualitatif dan kuantitatif) dengan dominan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara (terstruktur dan semi-struktur), observasi di lapangan, eksplorasi dan koleksi. Analisis data yaitu dengan analisis populasi, analisis nilai guna, dan analisis nilai ICS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat Desa Cisoka dalam mengenal jenis-jenis, pemanfaatan, dan pengelolaan Famili Araceae berasal dari turun menurun. Jenis Famili Araceae yang terdapat di Desa Cisoka sebanyak 20 jenis dan 13 kultivar yang tersebar di pekarangan, kebun, dan sawah. Famili Araceae oleh masyarakat Desa Cisoka dimanfaatkan berdasarkan organ yaitu umbi, tangkai daun, dan daun. Terdapat 4 pemanfaatan yang umum digunakan oleh masyarakat, yaitu sebagai bahan pangan, obat, hiasan, dan pakan ikan. Secara individu ada yang dimanfaatkan sebagai pagar kandang ternak dan untuk menahan tetesan air hujan. Pengelolaan Famili Araceae yang dilakukan di sawah dimulai dari persiapan lahan, penanaman, perawatan, penanggulangan hama, pemanenan, dan pemanfaatan hasil. Sedangkan pengelolaan yang dilakukan di kebun dimulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemanfaatan hasil. Pengelolaan yang dilakukan di pekarangan langsung pada tahap penanaman, pemeliharaan, dan penanggulangan hama. Masyarakat tidak langsung mengetahui fungsi perlindungan tetapi praktiknya melakukan perlindungan.Item PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT DESA KARANGWANGI KECAMATAN CIDAUN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT MENGENAI KEANEKARAGAMN JENIS, PEMANFAATAN, DAN PENGELOLAAN BAMBU(2016-10-24) AZIFAH AN`AMILLAH; Johan Iskandar; Asep Zainal MutaqinPenelitian tentang pengetahuan lokal mengenai keanekaragaman jenis, pemanfaatan, dan pengelolaan bambu telah dilakukan di Desa Karangwangi Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods (kualitatif dan kuantitatif) dengan dominan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara (terstruktur dan semi-struktur), observasi partisipatif di lapangan, eksplorasi dan koleksi, identifikasi, analisis populasi, analisis vegetasi, dan analisis nilai guna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat Desa Karangwangi sangat baik dalam mengenal jenis-jenis, pemanfaatan, dan pengelolaan bambu yang berasal dari pengetahuan turun temurun. Jenis bambu berdasarkan pengetahuan masyarakat terdapat 15 jenis sedangkan berdasarkan ilmu botani terdapat 13 jenis yaitu Haur Gereng (Bambusa blumeana J.A&J.H Schultz), Awi Hias (Bambusa glaucophylla Widjaja), Haur Seah (Bambusa maculata Widjaja), Haur Geulis (Bambusa vulgaris Schrad. Ex. Wndl. var vulgaris), Haur Koneng (Bambusa vulgaris Schrad. Ex. Wndl. var striata), Awi Tali (Gigantochloa apus J.A &J.H Schultz. Kurz.), Awi Hideung dan Awi Wulung (Gigantochloa atrovilacea Widjaja), Awi Temen (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz.), Awi Tamiyang (Gigantochloa hasskarliana (Kurz.) Backer ex Heyne), Awi Gombong dan Awi Surat (Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.) Widjaja), Awi Lengka (Schizostachyum iraten Widjaja), Awi Gembong (Schizostachyum sp), dan Cangkoreh (Dinochloa scandens (Blume ex Neese) Kuntze.). Bambu oleh masyarakat Desa Karangwangi dimanfaatkan berdasarkan organ yaitu akar rimpang, rebung, batang, dan daun. Terdapat 11 jenis pemanfaatan bambu yaitu sebagai bangunan, furnitur, alat rumah tangga, alat kerja, obat tradisional, upacara dan mitos, konsumsi, ekologis, alat musik tradisional, permainan tradisional, dan hiasan. Pengelolaan bambu berupa persiapan lahan, penanaman, perawatan, penanggulangan hama, penebangan, dan pemanfaatan hasil. Pengetahuan masyarakat mengenai konservasi dapat dilihat dari cara masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola bambu.Item Perbandingan Karakteristik Morfologi Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Dari Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat Dengan Porang Madiun 1 Sebagai Komoditas Ekspor(2023-03-16) MARZHAVIRA AZLIKA KRISHNAN; Joko Kusmoro; Asep Zainal MutaqinTanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah tanaman semak (herba) yang berasal dari famili Araceae. Tanaman porang mengandung karbohidrat yang terdiri dari pati, glukomanan, serat kasar dan gula reduksi. Kandungan paling tinggi dari tanaman porang adalah glukomanan yang menjadi ciri khas tanaman ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan data-data karakteristik morfologi tanaman porang di Cipatat, Cikalong Wetan dan Soreang sesuai standarisasi porang layak ekspor serta mengetahui informasi tentang tanaman porang dari petani dan masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan metode ekploratif purposive dan wawancara sebagai sumber data tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki perbedaan morfologi terutama ukuran dikarenakan perbedaan kondisi lingkungan seperti intensitas cahaya dan naungan, suhu dan curah hujan, pH tanah, serta adanya perbedaan perawatan yang dilakukan. Tanaman porang di Cipatat dan Soreang sudah cukup sesuai dengan kualitas tanaman porang Madiun 1. Tanaman porang dengan ukuran daun dan batang yang besar akan menghasilkan umbi yang besar dengan kandungan glukomanan yang lebih banyak.Item Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L.) pada Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), Latosol dan Lempung Berpasir Sebagai Media Tanam Di Provinsi Riau(2023-12-22) JULIAN HARMATRIO; Asep Zainal Mutaqin; Ruly BudionoSorgum merupakan tanaman biji-bijian yang dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya bijinya untuk membuat tepung pengganti gandum, dari batangnya untuk dibuat sari buah yang bisa dijadikan gula dan pakan ternak. Sorgum mentolerir kondisi kering dan basah dengan cukup baik, dapat berproduksi di daerah marjinal, dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Area yang berpotensi untuk pengembangan sorgum di Indonesia sangat luas, meliputi daerah beriklim kering atau musim hujannya pendek serta tanah yang kurang subur. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen di dalam polibag dengan penanaman benih sorgum ke dalam 4 jenis tanah (PMK, latosol, lempung berpasir dan tanah humus yang akan dijadikan perlakuan kontrol). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis tanah yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman sorgum dengan menggunakan tanah PMK, latosol dan lempung berpasir yang dapat ditemukan di Provinsi Riau. Pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Riau, Kota Pekanbaru yang dilakukan pada bulan Mei – Juli 2023. Hasil uji statistika ANOVA menunjukkan bahwa pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering, berat basah dan panjang akar terdapat perbedaan nyata terhadap penggunaan jenis tanah. Tanah humus di dalam penelitian ini adalah jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan sorgum.Item Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Kuning (Pleurotus citrinopileatus) Singer) pada Berbagai Takaran Media Campuran Serbuk Gergaji Kayu Albasia dan Daun Pisang Kering(2016-09-28) ERGA DIVANINGTYASARI; Betty Mayawatie Marzuki; Asep Zainal MutaqinDaun pisang kering merupakan salah satu limbah pertanian yang dapat dijadikan media alternatif karena mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram kuning. Penelitian mengenai pertumbuhan dan produksi jamur tiram kuning (Pleurotus citrinopileatus) Singer) pada berbagai takaran media campuran serbuk gergaji kayu albasia (SGKA) dan daun pisang kering (DPK) telah dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2016. Penelitian ini bertujuan mendapatkan penambahan takaran media campuran daun pisang kering pada serbuk gergaji kayu albasia yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram kuning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan, yaitu penambahan daun pisang kering (P) dan empat kali pengulangan. Perlakuan yang digunakan adalah perlakuan kontrol (P0) 100% SGKA dan DPK 0%, (P1) 95% SGKA dan DPK 5%, (P2) 90% SGKA dan DPK 10%, (P3) 85% SGKA dan DPK 15%, (P4) 80% SGKA dan DPK 20% dan (P5) 75% SGKA dan DPK 25%. Parameter yang diukur adalah rata-rata pertambahan panjang miselium, rata-rata waktu pertumbuhan miselium mencapai 100%, rata-rata waktu munculnya primordia dan rata-rata total bobot segar tubuh buah. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P3 merupakan perlakuan terbaik rata-rata pertambahan panjang miselium (5,29%/hari) dan rata-rata pertumbuhan miselium mencapai 100% (19 HSI), perlakuan P2 menghasilkan rata-rata waktu munculnya primordia paling cepat (27 HSI) dan perlakuan P5 rata-rata total bobot segar tubuh buah terbaik 109,51 gram.Item Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Merah Muda (Pleurotus djamor (Rumph. Ex Fr.) Boedijn) pada Berbagai Takaran Media Campuran Serbuk Gergaji Kayu Albasia dan Daun Pisang Kering(2016-09-09) NORMANITA; Asep Zainal Mutaqin; Betty Mayawatie MarzukiDaun pisang kering mengandung nutrisi yang tinggi, seperti protein dan karbohidrat yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram merah muda. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan takaran media campuran serbuk gergaji kayu albasia (SGKA) dan daun pisang kering (DPK) yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram merah muda (P. djamor). Metode yang digunakan adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah 100% SGKA ditambah 0% DPK (P0), 95% SGKA ditambah 5% DPK (P1), 90% SGKA ditambah 10% DPK (P2), 85% SGKA ditambah 15% DPK (P3), 80% SGKA ditambah 20% DPK (P4), dan 75% SGKA ditambah 25% DPK (P5). Parameter yang diukur adalah rata-rata pertambahan panjang miselium (%/hari), rata-rata waktu pertumbuhan miselium mencapai 100% (HSI), rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk munculnya primordia (HSI), dan rata-rata bobot segar tubuh buah (gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 merupakan perlakuan terbaik untuk rata-rata pertambahan panjang miselium (4,35%/hari) dan rata-rata waktu pertumbuhan miselium mencapai 100% (22,91 HSI), sedangkan perlakuan P5 memberikan hasil terbaik pada rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk munculnya primordia jamur (27,9 HSI), dan rata-rata bobot segar tubuh buah (83,56 gram). Perlakuan P3 (85% SGKA + 15% DPK) memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan jamur tiram merah muda, sedangkan perlakuan P5 (75% SGKA + 25% DPK) memberikan hasil terbaik untuk produksi jamur tiram merah muda.Item STUDI ETNOBOTANIPEMANFAATAN JENIS-JENISTUMBUHAN DAN TANAMANOBAT OLEH MASYARAKAT DESA KARANGWANGI KECAMATAN CIDAUN KABUPATEN CIANJURPROPINSI JAWA BARAT(2017-01-03) M INSAN WICAKSONO; Parikesit; Asep Zainal MutaqinIndonesia mempunyai sekitar 9.600 spesies tumbuhan dan tanaman obatyang telah dimanfaatkan oleh 400 ragam etnis untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit.Perkembangan zaman dan aktivitas modernisasi budaya menyebabkan hilangnya atau berkurangnya pengetahuan tradisional yang dimilikioleh masyarakat dalam memanfaatkankeanekaan tumbuhan dan tanaman obat yang melimpah. Desa Karangwangi memiliki potensi tumbuhan dan tanaman obat yang belum tereksplorasi lebih dalam dan pemanfaatannya masih tradisional seperti yang dilakukan oleh tabib, paraji, dukun, dan sebagainya yang berfungsi sebagai agen pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi jenis-jenis dan pengetahuan beserta pengolahan tumbuhan dan tanaman obat yang digunakan masyarakat di Desa Karangwangi, serta IndexCultural Significance (ICS) pada tumbuhan dan tanaman obat yang digunakan. Metode penelitian yang dilakukan yaitu mix-method, terdiri dari metode kuantitatif yaitu wawancara terstruktur terhadap responden dan metode kualitatif yaitu wawancara snowball terhadap informan kunci. Hasil penelitian adalah terdapat 28 spesies tumbuhan dalam 18 famili yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat.Pengolahan tumbuhan di antaranya dengan cara perebusan, pemotongan bagian batang, penumbukan, penggerusan, pengeringan, penambahan air (pengenceran), dan percampuran dengan bahan lain. Nilai ICS tertinggi jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Desa Karangwangi yaitu kunyit (Curcuma domestica) sebesar 336 dan sirsak (Annona muricata) sebesar 285.Item Studi Karakteristik Morfologi Daun Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria spp.) asal Kota Bandung(2022-10-13) GHINA SAFHIRA BUDIARTI; Joko Kusmoro; Asep Zainal MutaqinLidah mertua atau yang biasa disebut dengan Sansevieria adalah jenis tanaman hias yang populer dan banyak ditemui di sekitar pekarangan maupun kebun. Lidah mertua memiliki banyak ragam variasinya, sebab perbanyakan yang dilakukan pada tanaman ini tidak selalu menghasilkan fenotipe yang sama dengan induknya. Keragaman fenetik suatu populasi tumbuhan bisa diketahui dengan cara melakukan karakterisasi, setelah itu ditentukan hubungan kekerabatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam variasi morfologi daun dan hubungan kekerabatan tanaman lidah mertua yang berasal dari Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksploratif. Tahapan pengambilan data yang dilakukan meliputi eksplorasi, pembuatan herbarium, deskripsi pertelaan, dan analisis kekerabatan menggunakan MVSP version 3.22. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kekerabatan dari tanaman lidah mertua (Sansevieria spp.) yang didapat berdasarkan analisis fenetik terbagi menjadi dua cabang, yaitu Cabang I terdiri dari Sansevieria masoniana dan Sansevieria cylindrica serta cabang II terdiri atas Sansevieria trifasciata, Sansevieria trifasciata ‘black dragon’, Sansevieria trifasciata ‘hahnii’, Sansevieria trifasciata ‘golden hahnii’, Sansevieria trifasciata ‘moonshine’, Sansevieria trifasciata ‘jade pagoda’, Sansevieria trifasciata ‘futura superba’, dan Sansevieria trifasciata ‘laurentii’.Item STUDI MORFO-ANATOMI DAN FISIOLOGI TANAMAN LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum.) DAN LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga (L.) Willd.) TERHADAP CEKAMAN SALINITAS(2017-08-30) ANIS SUSILAWATI; Tia Setiawati; Asep Zainal MutaqinUpaya pengembangan tanaman lengkuas di lahan salin masih menemui beberapa kendala diantaranya adalah belum banyak informasi mengenai jenis yang toleran pada kondisi salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon morfo-anatomi dan fisiologi tanaman lengkuas merah (A. purpurata (Vieill.) K. Schum.) dan lengkuas putih (A. galanga (L.) Willd.) terhadap cekaman salinitas. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 x 5 dengan tiga kali pengulangan. Faktor pertama adalah jenis lengkuas (L) yang terdiri dari 2 taraf, yaitu L1 = lengkuas merah dan L2 = lengkuas putih. Faktor kedua adalah konsentrasi NaCl (S) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu S0 = 0 %o, S1 = 3 %o, S2 = 6 %o, S3 = 9 %o dan S4 = 12 %o. Data dianalisis menggunakan Analisis Varian (Anava) dan Uji Jarak Berganda Duncan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman salinitas berpengaruh nyata menurunkan pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat basah dan berat kering tanaman, panjang dan lebar stomata, tebal korteks akar, dan kandungan klorofil serta meningkatkan tebal epidermis akar, jumlah trakea akar, dan kandungan prolin tanaman lengkuas merah dan lengkuas putih. Lengkuas merah lebih toleran dibandingkan dengan lengkuas putih.