Browsing by Author "Indra Mustika Setia Pribadi"
Now showing 1 - 17 of 17
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS METODE PENGASAHAN MANUAL TERHADAP TINGKAT KETAJAMAN TEPI PEMOTONG INSTRUMEN SICKLE SCALER(2018-04-10) CHANDRA ANDI BAWONO; Indra Mustika Setia Pribadi; Ira KomaraKetajaman tepi pemotong dari instrumen periodontal akan menjadi tumpul setelah beberapa kali digunakan sehingga membutuhkan pengasahan kembali untuk mempertahankan ketajaman serta bentuk orisinal instrumen tersebut. Penelitian menunjukkan setelah beberapa kali pergerakan stroke, tepi pemotong instrumen periodontal dari bahan Stainless Steel akan mengalami deformasi sehingga tepi pemotongnya akan menjadi tumpul. Penelitian eksperimental laboratoris ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat ketajaman (cutting edge index) tepi pemotong 24 buah instrumen sickle scaler yang diasah menggunakan dua metode pengasahan yang berbeda yaitu metode moving instrument technique serta moving stone technique dengan masing masing menggunakan batu arkansas dan batu ceramic. Data diolah dengan uji Mann-Whitney (p-value<0,05) Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat ketajaman yang signifikan antar kelompok pengasahan manual, hal ini dapat dilihat dari nilai p- value yang memiliki nilai 0,000 (p-value <0,05). Rata-rata cutting edge index memperlihatkan hasil terbaik pada kelompok VI (1,75) dan terendah pada kelompok III (4,0). Pengasahan manual dengan metode moving instrument technique dengan batu asah ceramic memberikan hasil tingkat ketajaman tepi pemotong yang terbaik dibandingkan dengan metode pengasahan manual yang lain dan mendekati nilai rata-rata kelompok kontrol positif.Item EFEK GENIPIN 0,1 % SEBAGAI BAHAN CROSSLINKING PLATELET RICH FIBRIN (PRF) TERHADAP SIFAT MEKANIS, KADAR PLATELET DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF) DAN INSULIN-LIKE GROWTH FACTOR 1 (IGF-1)(2018-04-10) FIRLINA AZRINI; Indra Mustika Setia Pribadi; Ira KomaraPlatelet Rich Fibrin (PRF) digunakan dalam bedah regenerasi periodontal mengandung banyak faktor pertumbuhan seperti platelet derived growth factor (PDGF) dan insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dalam matriks fibrin terpolimerisasi yang dapat mendukung proses penyembuhan memiliki sifat mekanis yang rendah. Salat satu cara meningkatkan sifat mekanis biomaterial adalah crosslinking dengan genipin. Crosslinking merupakan proses ikat silang antar rantai polimer suatu material yang dipengaruhi oleh jenis bahan, konsentrasi, suhu serta waktu perlakuan. Genipin telah digunakan sebagai bahan crosslinking namun belum diteliti efeknya terhadap sifat mekanis dan faktor pertumbuhan pada membran PRF. Penelitian eksperimental laboratoris ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan sifat mekanis serta perubahan kadar PDGF dan IGF-1 pada membran PRF crosslinking genipin konsentrasi 0,1% (pelarut PBS) dengan perlakuan perendaman 2 jam serta 72 jam dibanding kontrol (PBS). Uji tarik dilakukan untuk mengetahui sifat mekanis yang dilihat dari nilai kekuatan tarik dan Modulus Young diikuti dengan scanning electron microscope (SEM) untuk melihat struktur permukaan membran PRF. Uji ELISA dilakukan untuk mengetahui kadar PDGF dan IGF-1. Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan 2 jam dengan genipin 0,1% terjadi peningkatan sifat mekanis tanpa perubahan signifikan kadar PDGF dan IGF-1 dibanding kontrol, sedangkan pada perlakuan 72 jam peningkatan sifat mekanis tidak signifikan serta terjadi penurunan kadar PDGF walaupun kadar IGF-1 tidak mengalami perubahan signifikan dibanding kontrol. Sifat mekanis perlakuan genipin 0,1% selama 2 jam lebih tinggi dibanding 72 jam, serta tidak memberikan perubahan bermakna kadar PDGF dan IGF-1 antara keduanya. Genipin 0,1% dengan waktu perlakuan 2 jam memiliki potensi untuk meningkatkan sifat mekanis membran PRF tanpa menghilangkan faktor pertumbuhan PDGF dan IGF-1 yang terkandung didalamnya.Item Efek Konsumsi Buah Jambu Biji Terhadap Gingivitis Eksperimental(2017-07-11) AJENG SARASWATI RISDIANA; Amaliya; Indra Mustika Setia PribadiGingivitis adalah inflamasi pada gusi yang diinduksi oleh plak, tetapi beberapa faktor lain dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap plak, misalnya faktor lingkungan, faktor sistemik dan gaya hidup. Gaya hidup sehat dengan mengonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C diketahui berdampak positif terhadap jaringan periodontal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek mengonsumsi buah jambu biji pada gingivitis eksperimental. Penelitian ini dilakukan dengan metode randomized controlled trial dan single blind. Subjek penelitian berjumlah 48 orang mahasiswa FKG Unpad yang dibagi secara acak ke dalam kelompok uji (200 gram jambu biji daging dan kulitnya tanpa biji), kelompok kontrol positif (200 mg vitamin C) dan kelompok kontrol negatif (air mineral). Sebelum perlakuan, setiap subjek menerima pembersihan plak dan karang gigi. Jambu biji; vitamin C; dan air mineral diberikan sesuai dengan kelompoknya, setiap hari selama 28 hari. Gingivitis eksperimental dibentuk pada hari ke-14 sampai hari ke-28, dengan cara tidak menggosok gigi pada daerah rahang bawah. Plak diukur dengan indeks plak Sillness & Löe dan derajat inflamasi gusi diukur dengan indeks gusi Löe & Sillness, sebelum dan sesudah gingivitis eksperimental. Data yang diperoleh sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis dengan uji t-berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan akumulasi plak dan derajat inflamasi gusi meningkat secara signifikan sesudah periode gingivitis eksperimental pada semua kelompok (p<0,05), kecuali kelompok jambu biji tidak memperlihatkan peningkatan derajat inflamasi sesudah gingivitis eksperimental, walaupun terdapat peningkatan akumulasi plak. Simpulan penelitian ini adalah buah jambu biji dapat memberikan efek perlindungan pada inflamasi gusi selama periode gingivitis eksperimental.Item Efektifitas Penyikatan Gigi Menggunakan Desain Bulu Sikat Gigi Bi-Level Terhadap Pengurangan Plak(2015-10-18) GRISELLA WIDJAJA; Indra Mustika Setia Pribadi; Dede HadidjahPengendalian plak dengan menggunakan sikat gigi manual dianggap sebagai metode utama dan paling dapat dijangkau oleh semua kalangan. Sikat gigi jenis bi-level adalah satu diantara desain sikat gigi lainnya, yang mempunyai kemampuan yang baik dalam membersihkan bagian gigi yang sulit dibersihkan. Jenis penelitian menggunakan desain eksperimental semu secara cross over. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa reguler FKG UNPAD angkatan 2011 berjumlah 131 orang dan diambil sampel berjumlah 40 orang dalam 4 kelompok diambil secara purposive sampling dan sudah memenuhi persyaratan inklusi dan eksklusi. Pengukuran plak dinilai menggunakan indeks modifikasi Quigley dan Hein. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengurangan plak signifikan sebelum dan sesudah penyikatan gigi dengan sikat gigi bi-level dengan nilai p sebesar 0,00 (α=10%) dan juga mempuyai pengurangan plak signifikan jika dibandingkan dengan sikat gigi konvensional (kontrol), yaitu nilai p sebesar 0,053 (α=10%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyikatan gigi menggunakan desain sikat gigi bi-level efektif dalam pengurangan plak.Item EFIKASI OBAT KUMUR HERBAL BERBAHAN DASAR EKSTRAK TEH PUTIH DAN TEH HITAM TERHADAP PLAK DAN GINGIVITIS: SEBUAH RAPID REVIEW(2022-07-12) DEVINA RAMLI; Indra Mustika Setia Pribadi; Ina HendianiPendahuluan : Salah satu pengendalian plak dan gingivitis secara kimiawi sebagai pendukung pengendalian plak dan gingivitis secara mekanis adalah dengan penggunaan obat kumur. Obat kumur berbahan dasar herbal, seperti teh putih dan teh hitam memiliki kekuatan utama yaitu tidak memiliki efek samping, tidak mengandung alkohol dan gula. Teh putih dan teh hitam merupakan produk teh yang diketahui memiliki kandungan katekin dan fenol, kedua kandungan ini memiliki kemampuan melawan dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efikasi penggunaan obat kumur herbal berbahan dasar ekstrak teh putih dan teh hitam terhadap plak dan gingivitis Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rapid review yang mengacu pada tinjauan literatur secara sistematis dengan melalui kerangka kerja PICO berdasarkan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). Pencarian literatur dilakukan menggunakan PubMed, Science Direct, Cochrane, Garuda, dan Google Scholar. Hasil : Terdapat 10 artikel secara keseluruhan dengan desain penelitian RCT, true experiment, dan quasy experiment yang diperoleh berdasarkan kriteria inklusi untuk dianalisis secara kualitatif. Penelitian eksperimental pada 10 artikel berjangka waktu satu hari hingga satu bulan menunjukkan bahwa berkumur dengan obat kumur berbahan dasar ekstrak teh putih dan teh hitam dapat menurunkan plak, menurunkan inflamasi gingiva (Gingival Bleeding Index dan Gingival Index), dan menghambat bakteri (Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, dan Aggregatibacter actinomycetemcomitans). Simpulan : Berkumur dengan menggunakan obat kumur berbahan dasar ekstrak teh putih dan teh hitam dapat menurunkan plak, menurunkan inflamasi gingiva (Gingival Bleeding Index and Gingival Index), dan menghambat bakteri seperti Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, dan Aggregatibacter actinomycetemcomitans.Item Gambaran Kondisi Gingiva secara Klinis pada Murid Perempuan yang Kali Pertama Mengalami Menstruasi di Pesantren Al Basyariyah Bandung(2020-07-24) KAMILIA DHIA FIRDAUS; Nunung Rusminah; Indra Mustika Setia PribadiPendahuluan: Masa remaja merupakan transisi dari usia kanak-kanak menuju dewasa, pada masa ini akan terjadi fase pubertas. Tanda dimulainya fase pubertas ialah kali pertama terjadinya siklus menstruasi. Saat kali pertama siklus menstruasi dimulai, akan terjadi fluktuasi hormon progesteron dan estradiol. Fluktuasi hormon tersebut memengaruhi respon gingiva terhadap faktor-faktor lokal sehingga mendukung terjadinya gingivitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gingiva secara klinis dan tingkat keparahan gingivitis pada murid perempuan yang kali pertama mengalami menstruasi di Pesantren Al Basyariyah Bandung. Metode: Deskriptif dengan teknik survei langsung. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan sampel sebanyak 18 murid perempuan usia 12 – 15 tahun yang kali pertama mengalami menstruasi di Pesantren Al Basyariyah Bandung. Pemeriksaan kondisi gingiva dilakukan dengan indeks gingiva teori Löe dan Silness. Hasil: Tidak ada sampel dengan kondisi gingiva yang sehat (0%) karena seluruh sampel (100%) mengalami gingivitis. Sampel penelitian mengalami gingivitis dengan tingkat keparahan dari gingivitis ringan (61,11%) hingga gingivitis sedang (38,89%). Pembahasan: Angka gingivitis yang tinggi ini merupakan fenomena yang wajar. Hal ini dikarenakan pada masa remaja akan terdapat kali pertama terjadinya siklus menstruasi yang merupakan rangkaian dari fase pubertas. Pada fase ini remaja akan mengalami fluktuasi hormon yang akan meningkatkan peluang gingiva mengalami gingivitis. Keadaan ini disebut sebagai gingivitis pubertas dikarenakan hormon pubertas menjadi faktor modifikasi gingiva untuk mengalami inflamasi. Simpulan: Seluruh murid yang kali pertama mengalami menstruasi di Pesantren Al Basyariyah Bandung mengalami gingivitis yang tingkat keparahannya berbeda-beda dengan rentang keparahan dari ringan hingga sedang.Item Gingival inflammatory response in vape users compared to tobacco smokers : a scoping review(2022-07-12) YULSA INAYAHNING ADHI; Amaliya; Indra Mustika Setia PribadiIntroduction: There is a lot of literature on tobacco cigarettes that shows the effect of cigarette content in the altered of gingival inflammatory response. E-cigarettes and vapes is increasingly popular around the world due to various factors. Several studies have shown that vaping has a similarly damaging effect as cigarette smoking on the health of the periodontium, that is the altered of gingival inflammatory response. This literature review how the gingival inflammatory response in vaping users is compared to tobacco smokers and this literature is expected to provide additional information regarding the impact of vaping and tobacco smoking. Methods: This type of literature review uses a scoping review. PRISMA-Scr was used as a guideline to search and sort articles using the criteria. (P: Population) Tobacco smokers and vape users, (C: Concept) Gingival inflammatory response in vape users and tobacco smokers, (C: Context) Smokers and vape users of all age, male and female all over the world. Results: There were 6 articles, including 2 pilot studies, 2 cross-sectional studies, 1 case-control study, and 1 observational study. The research obtained shows that there is a change in the gingival inflammatory response of tobacco smokers and vape users as seen from the bleeding on probing (BOP), self-rated oral symptomps, and GCF volume as well as inflammatory mediators. Conclusion: Tobacco smoking and vaping have an effect on the gingival inflammatory response. The inflammatory response of tobacco smokers has a masking effect that disguises vaping inflammation, which has the potential to cause an impaired inflammatory response in the gingiva.Item KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA MAHASISWA PREKLINIK FKG UNPAD(2020-03-04) FIRDAUSYA PARAMITA SABRINADEVI; Ina Hendiani; Indra Mustika Setia PribadiKondisi periodontal secara tidak langsung dipengaruhi oleh motivasi dan edukasi mengenai kesehatan rongga mulut yang menjadi langkah awal dalam melakukan perawatan gigi dan mulut sehari-hari. Mahasiswa kedokteran gigi preklinik adalah salah satu komunitas yang memiliki edukasi dan motivasi yang tinggi terhadap kesehatan rongga mulut, termasuk kesehatan periodontal dan kebutuhan perawatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan perawatan periodontal pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Metode: Penelitian ini bersifat observatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik non probability sampling yaitu total sampling. Sampel sebanyak 130 mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran semester VII-XI (20 laki-laki dan 110 perempuan). Pemeriksaan kondisi jaringan periodontal dilakukan dengan menggunakan probe WHO dan kaca mulut, serta formulir pemeriksaan, yang kemudian dievaluasi menggunakan Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Hasil: Sebanyak 11 mahasiswa (8,4%) mengalami perdarahan saat atau setelah probing, 114 mahasiswa (87,6%) memiliki kalkulus supra atau subgingiva atau faktor retensi plak lainnya, dan sebanyak 5 mahasiswa (4%) memiliki poket patologis 4-5 mm. Pembahasan: Tingkat edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut yang selama ini didapatkan oleh mahasiswa kedokteran gigi secara akademis belum berpengaruh besar pada status periodontal mereka. Hal tersebut dapat terjadi karena kondisi kesehatan jaringan periodontal merupakan kondisi yang multifaktor, yang juga dipengaruhi oleh tingkat stres mahasiswa yang tinggi, kurangnya aksesibilitas perawatan dental profesional, dan faktor lainnya. Simpulan: Perawatan periodontal yang paling banyak dibutuhkan oleh mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran berdasarkan skor CPITN adalah perbaikan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut, scaling, root planing dan menghilangkan faktor retensi plak.Item Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Perokok Aktfi Laki-laki Usia Dewasa Di Desa Cilayung Jatinangor(2017-04-25) MULIA AYU HANIFA; Anne Agustina Suwargiani; Indra Mustika Setia PribadiPenyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia. Etiologi dari penyakit periodontal adalah adanya interaksi antara plak dan host jaringan. Faktor yang dapat memperparah interaksi ini adalah kebiasaan merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pada perokok aktif laki-laki usia dewasa di Desa Cilayung Jatinangor. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan teknik snowball sampling. Sampel yang diambil berjumlah 96 orang yang berusia di atas 19 tahun. Hasil penelitian ini adalah perokok di Desa Cilayung Jatinangor memiliki kondisi jaringan periodontal yang tidak sehat. Sebanyak 93 orang (96,9%) memiliki skor CPITN 2 dan skor 3 sebanyak 3 orang (3,1%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebutuhan perawatan periodontal yang dibutuhkan oleh perokok di Desa Cilayung Jatinangor berdasarkan CPITN yaitu perawatan tipe II. Kebutuhan perawatan periodontal yang dibutuhkan adalah skeling, memperbaiki restorasi overhang, serta meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.Item Kondisi Kesehatan Gigi dan Mulut Personel Militer: Sebuah Tinjauan Cakupan(2023-07-11) FAIRIZA SHAFIRA; Amaliya; Indra Mustika Setia PribadiPendahuluan: Profesionalisme personel militer dalam bertugas dipengaruhi oleh kesehatan gigi dan mulut. Hubungan positif antara kesehatan gigi dengan kinerja mengharuskan kondisi gigi dan mulut personel militer dalam keadaan baik. Kedokteran gigi militer berkontribusi besar dalam hal tersebut. Kajian ilmiah tentang gambaran kesehatan gigi dan mulut anggota militer belum banyak dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis literatur tentang kondisi kesehatan gigi dan mulut personel militer dari beberapa negara. Metode: Penelitian scoping review ini dilakukan dengan mengikuti kerangka penelitian Arksey & O’Malley (2005) dan pedoman Institut Joanna Briggs (2015). Pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan sejumlah kata kunci dan boolean operators dengan menggunakan database PubMed dan ScienceDirect, serta mesin pencarian Google Scholar. Pemilihan artikel dilakukan mengikuti protokol PRISMA-ScR (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta Analyses-Scoping Review). Hasil: 1,417 artikel diseleksi dan didapatkan tujuh artikel sesuai kriteria. Penemuan yang didapatkan antara lain, adanya pengaruh edukasi dan kebiasaan menjaga kebersihan mulut terhadap kesehatan gigi personel, dengan asosiasi positif antara pendidikan dan karies. Karies merupakan penyakit paling umum, dimana nilai karies personel militer sangat tinggi. Kebutuhan perawatan restorasi, ekstraksi, dan prostetik pada personel militer tinggi dengan kegagalan restorasi merupakan penyebab paling umum perawatan tidak terjadwal. Artikel inklusi juga menunjukkan bahwa sebagian besar personel masuk ke dalam klasifikasi kesiapan tempur kelas 3. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan gigi dan mulut personel militer yang rendah dengan tingkat karies sangat tinggi, kebutuhan restorasi dan ekstraksi tinggi, dan sebagian besar personel militer termasuk dalam klasifikasi kesiapan tempur kelas 3.Item Pengaruh ekstrak kulit buah manggis sebagai anti inflamasi dalam perawatan tambahan periodontitis kronis: a rapid review(2021-07-09) INDAH ISNAENI; Indra Mustika Setia Pribadi; Ina HendianiPendahuluan: Manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti, phenolic acid, tannin, xanthone, anthocyanins, dan pectin yang memiliki berbagai efek biologis, salah satunya adalah anti inflamasi. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit buah manggis sebagai anti inflamasi dalam perawatan tambahan periodontitis kronis. Metode: Pencarian artikel dilakukan melalui database Pubmed NCBI, Cochrane Library, dan hand searching dari November 2020 hingga Januari 2021 dengan kriteria inklusi mencakup penelitian klinis yang membahas efektivitas ekstrak kulit buah manggis sebagai anti inflamasi dalam perawatan tambahan periodontitis kronis dari tahun 2010 sampai 2020. Hasil: Sebanyak lima artikel yang ditelaah dalam studi ini. Semua artikel menyatakan hasil yang baik pada semua kelompok uji dengan adanya reduksi yang lebih besar dari kelompok kontrol pada semua parameter penilaian meskipun nilainya berbeda. Parameter klinis yang dibahas yaitu, periodontal pocket depth (PPD), clinical attachment level (CAL), plaque index (PI), bleeding index (BI), gingival inflammation (GI), keberadaan red complex microorganism (RCM), yaitu Treponema denticola (Td), Porphyromonas gingivalis, dan Tannerella forsythia (Tf), sitokin (PGE2, IL-8, iNOS, MMP-8, COX-1, dan COX-2), dan penurunan tulang alveolar. Pembahasan: Perbedaan nilai reduksi pada parameter penilaian antar artikel yang ditelaah disebabkan karena adanya perbedaan dalam waktu penelitian, kriteria inklusi sampel, cara pengukuran parameter penilaian dan cara pemberian buah manggis. Berdasarkan hasil penelitian dari kelima artikel, dapat diketahui bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas anti inflamasi yang dapat digunakan sebagai perawatan tambahan periodontitis kronis. Simpulan Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas anti inflamasi yang berpengaruh dalam perawatan tambahan periodontitis kronis.Item PENGARUH PENAMBAHAN NANOPARTIKEL SILVER PADA PERIODONTAL DRESSING TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA JARINGAN TIKUS SPRAGUE DAWLEY (Ditinjau dengan Biodistribusi Radiofarmaka 99mTc-ciprofloxacin)(2017-01-13) BUDHI CAHYA PRASETYO; Nunung Rusminah; Indra Mustika Setia PribadiABSTRAK Periodontal dressing merupakan bahan pelindung yang digunakan pasca bedah periodontal, selain melindungi permukaan luka, periodontal dressing juga memberikan rasa nyaman. Bahan periodontal dressing umumnya tidak memiliki efek penyembuhan dan hanya membantu penyembuhan dengan menjaga jaringan yang luka. Salah satu bahan tambahan yang diharapkan dapat memberikan efek untuk mempercepat penyembuhan adalah nanopartikel silver. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari periodontal dressing yang mengandung nanopartikel silver dengan melihat parameter inflamasi menggunakan radiofarmaka 99Tc-ciprofloxacin. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental murni menggunakan tikus Sprague Dawley sebanyak 24 ekor dan dibagi menjadi kelompok tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif (eksisi dan diberi CoePak(R)), kelompok negatif (hanya eksisi), kelompok uji (eksisi dan diberi CoePak(R) dengan nanopartikel silver). Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan PSTNT BATAN. Pengujian statistik dari data akumulasi senyawa radiofarmaka menggunakan taraf signifikan α < 0,05 dan secara deskriptif akan dilihat menggunakan diagram boxplot. Hasil penelitian ini menunjukan kelompok uji dressing CoePak(R) dengan nanopartikel silver menunjukan tendensi atau kecenderungan data yang baik dalam memberikan pengaruh untuk mempercepat penyembuhan pada hari ke 4.Item PENGARUH SUPLEMENTASI JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP KADAR VITAMIN C DALAM PLASMA SEBELUM DAN SETELAH PERAWATAN SCALING DAN ROOT PLANING(2020-01-10) IFADAH; Amaliya; Indra Mustika Setia PribadiLatar Belakang: Jambu biji merupakan salah satu buah-buahan dengan kandungan vitamin C yang tinggi dan banyak dibudidayakan di Jawa Barat. Jambu biji berpotensi menjadi suplementasi tambahan pada perawatan periodontal dengan kondisi periodontitis kronis yang parah. Tujuan: Mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian suplementasi jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar vitamin C dalam plasma sebelum dan setelah perawatan scaling dan root planing pada pasien periodontitis kronis. Bahan dan Metode: Pasien periodontitis kronis non-perokok secara acak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji yang mendapatkan suplementasi jambu biji 200gr/hari selama 4 bulan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan suplementasi. Setelah 1 bulan (M4), seluruh subjek penelitian mendapatkan perawatan scaling dan root planing seluruh mulut dalam satu waktu. Subjek penelitian dilakukan pemeriksaan berkala dan kelompok uji tetap mengonsumsi jambu biji sebanyak 200gr/hari sampai 3 bulan setelah perawatan (M16). Sampel darah diambil pada awal penelitian (M0), satu bulan setelah suplementasi (M4), dan 3 bulan setelah scaling dan root planing (M16) kemudian diperiksa kadar vitamin C dalam plasma menggunakan metode ELISA. Hasil: Semua kelompok memiliki kadar vitamin C yang rendah pada awal penelitian. Perbandingan kelompok uji dan kelompok kontrol pada 1 bulan setelah suplementasi jambu biji menunjukkan peningkatan kadar vitamin C yang signifikan (p<0.05). Setelah 3 bulan perawatan scaling dan root planing, kadar vitamin C antarkedua kelompok tidak berbeda secara signifikan. Simpulan: Suplementasi jambu biji 200gr/hari dapat meningkatkan kadar vitamin C dalam plasma sebelum perawatan scaling dan root planing pada pasien periodontitis kronis non-perokok.Item Perbedaan Pola Rugae Palatina Sebelum dan Sesudah Perawatan Dengan Alat Ortodonti Lepasan(2017-07-09) SINTIA SAPUTRA; Indra Mustika Setia Pribadi; Endah MardiatiPola rugae palatina memiliki karakteristik yang unik dan pada setiap individu yang dapat dijadikan sarana identifikasi individu di bidang forensik kedokteran gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pola rugae palatina sebelum dan sesudah perawatan dengan alat ortodonti lepasan. Penelitian bersifat observasional yang dilakukan pada 111 pasang model studi, yang terdiri dari 111 model studi sebelum dan setelah dilakukan perawatan ortodonti. Teknik sampling adalah purposive sampling, dari pasien maloklusi dento-alveolar kelas I, usia 18-30 tahun di RSGM FKG Unpad. Data penelitian dideskripsikan dan dianalisis dengan uji statistik Wilcoxon - Mann/Whitney (ɑ = 0.05) untuk mengetahui perbedaan pola rugae palatina sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Hasil penelitian menunjukkan, ukuran rugae palatina sebelum dilakukan perawatan terbanyak adalah rugae primer (85.2%), rugae sekunder (13.4%), rugae fragmen (1.37%), setelah perawatan rugae primer (85.5%), rugae sekunder (13.2%), rugae fragmen (1.3%). Berdasarkan arah, rugae palatina sebelum perawatan arah postero-anterior (44.5%), antero-posterior (38.6%), setelah perawatan arah posterior-anterior (44.9%), antero-posterior (38.3%). Arah perpendikular (8.7%) dan berbagai arah (8.2%) baik sebelum maupun sesudah perawatan. Uji beda menunjukan, tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Kesimpulan penelitian pola rugae palatina yang sering muncul sebelum dan setelah perawatan ortodonti adalah rugae primer dengan arah postero-anterior, tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan setelah perawatan ortodontiItem Prevalensi Hiperpigmentasi Gingiva pada Pasien Perokok di Klinik Periodonsia RSGM FKG Unpad(2018-07-12) ANNISA GHEA FARUCHY; Indra Mustika Setia Pribadi; Ira KomaraHiperpigmentasi gingiva merupakan pewarnaan pada gingiva berupa warna kecoklatan atau kehitaman berbentuk unit soliter atau pita bersambung yang berasal dari granula melanin yang diproduksi oleh sel-sel melanoblas, yang dapat disebabkan oleh faktor endogen dan faktor eksogen. Salah satu penyebab terjadinya hiperpigmentasi gingiva adalah merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hiperpigmentasi gingiva pada pasien perokok di klinik Periodonsia RSGM FKG Unpad. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria ditanya beberapa pertanyaan mengenai kebiasaan merokoknya kemudian diperiksa keadaan gingivanya dan ditentukan klasifikasi hiperpigmentasi gingivanya bedasarkan klasifikasi Hedin. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar subjek penelitian mengkonsumsi rokok 1-10 batang per hari dan telah merokok lebih dari 10 tahun. Jenis rokok yang banyak dikonsumsi oleh subjek dalam penelitian ini adalah rokok kretek. Nilai hiperpigmentasi gingiva dengan jumlah terbanyak adalah 4, dan jumlah terkecil adalah 0. Simpulan dari penelitian ini adalah prevalensi hiperpigmentasi gingiva pada pasien perokok di klinik Periodonsia RSGM FKG Unpad adalah 89,8%.Item Respon Klinis Pemberian Doksisiklin Terhadap Jaringan Periodontal Penderita Periodontitis Disertai Diabetes Mellitus Tipe 2: Rapid Review(2021-09-07) NISRINA RUFAIDAH HASANAH; Nunung Rusminah; Indra Mustika Setia PribadiPendahuluan: Diabetes mellitus merupakan sekelompok disfungsi fisiologis yang terjadi akibat resistensi insulin dan atau sekresi insulin inadekuat yang ditandai dengan hiperglikemia. Pasien diabetes memiliki risiko periodontitis 3-4 kali lebih tinggi. Periodontitis adalah inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi yang terjadi secara progresif. Doksisiklin merupakan antibiotik berspektrum luas dan memiliki kemampuan antikolagenase yang mampu menghambat kerusakan jaringan periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon klinis jaringan periodontal penderita periodontits disertai diabetes mellitus tipe 2 terhadap doksisiklin. Metode: Rapid review dilakukan pada Bulan Mei-Juli 2021 secara daring terhadap artikel randomized controlled trial mengenai penggunaan doksisiklin sistemik sebagai tambahan perawatan periodontal pada pasien periodontitis disertai diabetes mellitus tipe 2. Penelusuran dilakukan melalui basis data Pubmed NCBI, Cochrane Library, dan Google Scholar dengan mengacu pada pedoman analisis PRISMA, menggunakan strategi PICO dan dinilai kualitasnya menggunakan SORT. Hasil: Diperoleh lima artikel dengan kualitas bukti yang baik (level 1). Evaluasi dilakukan terhadap parameter klinis seperti kedalaman poket (PPD), tingkat perlekatan klinis (CAL), perdarahan saat probing (BOP), indeks plak (PI), indeks gingiva (GI), dan resesi gingiva. Hasil penelitian menunjukkan penurunan signifikan pada parameter klinis kecuali resesi gingiva terlihat lebih besar pada pasien periodontitis dengan diabetes mellitus tipe 2 yang menerima tambahan perawatan doksisiklin sistemik. Simpulan: Doksisiklin sistemik sebagai tambahan perawatan periodontal pada pasien periodontitis disertai diabetes mellitus tipe 2 memberikan respon klinis positif, dengan hasil lebih baik dibandingkan pasien tanpa tambahan perawatan doksisiklin.Item Tingkat Kepuasan Pasien dalam Perawatan Periodontal di Klinik Periodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran(2018-07-12) PUSPITASARI; Agus Susanto; Indra Mustika Setia PribadiKepuasan pasien terhadap pelayanan di suatu instansi kesehatan merupakan hal yang penting karena termasuk tujuan diadakannya pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien berkaitan dengan harapan dan kenyataan dalam pelayanan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dalam perawatan periodontal di Klinik Periodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik incidental sampling dengan kriteria pasien yang telah atau sedang dirawat oleh residen di Klinik Periodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran dari bulan Desember 2017-Februari 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pasien terhadap kemampuan dokter gigi sebesar 82,09%, ketersediaan alat dan bahan sebesar 80%, kemudahan untuk mendapatkan pelayanan 83,54%, keadaan ruang tunggu 71,54%, kinerja petugas selain dokter gigi 76,15%, dan pelayanan secara keseluruhan 78,67%. Hasil akhir dari perhitungan untuk seluruh indikator adalah 78,66%. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasien merasa puas terhadap perawatan periodontal di Klinik Periodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran