Browsing by Author "Sri Sulastri"
Now showing 1 - 20 of 45
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Kebijakan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sumedang(2023-08-18) NADHIRA NUR AMALINA; Muhammad Fedryansyah; Sri SulastriABSTRAK Kabupaten Sumedang adalah salah satu daerah yang rawan bencana. Bencana adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga menimbulkan kerugian dan mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal ini bencana di Kabupaten Sumedang dapat dikatakan sebagai masalah sosial karena dianggap merugikan. Oleh sebab itu diperlukan pedoman atau aturan bagi terlaksananya penanganan terhadap bencana yang sistematis dan terintegrasi dengan stakeholder dalam menanggulangani bencana melalui sebuah kebijakan. Kebijakan untuk mengatasi masalah sosial dalam hal ini disebut sebagai kebijakan sosial. Kebijakan sosial menunjuk pada apa yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan analisis kebijakan dalam 4 dimensi yang di jelaskan oleh Gilbert & Terrel (1947). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik indepth interview, pengamatan observasi non pastisipatif dan studi dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian sejumlah 8 orang. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang analisis dari Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang di dalamnya membahas 4 dimensi yaitu penerima manfaat (Basis of Allocation), jenis manfaat (The Nature of Social Provision), penyammpaian manfaat (The Structure of Delivery System), dan sumber pendanaan (Mode of Finance). Namun, masih terdapat kekurangan dalam perda tersebut mengenai pendanaan pada tahap pasca bencana. Bedasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan sebuah plan of treatment berupa kegiatan Advokasi Kebijakan Peraturan Daerah Sumedang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dengan tujuan untuk menetapkan pendanaan yang berkaitan dengan tahap pasca bencana, terutama tentang sumber pendanaan pada pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Kata Kunci: Kebijakan Sosial, Peraturan Daerah, Penanggulangan Bencana.Item Coping Strategy Warga Terdampak Penggenangan Waduk Jatigede Yang Direlokasi Ke Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang(2019-05-21) GINA AYU SONIA; Sri Sulastri; Soni Akhmad NulhaqimABSTRAK Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi non-partisipatif dan studi dokumentasi dengan teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling.. Informan dalam penelitian ini adalah 4 orang warga terdampak dan 1 orang aparat pemerintah desa. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai kedua jenis koping strategi yang dilakukan oleh warga OTD. Warga terdampak menggunakan koping yang berfokus pada emosi atau emotional focused coping. Bentuk koping seeking social support yang dilakukan berupa meminta bantuan kepada salah satu tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi negeri, aparat pemerintah desa, dan warga setempat. Koping accepting responsibility Penelitian ini menggambarkan mengenai koping strategi Orang Terkena Dampak (OTD) pembangunan waduk Jatigede yang direlokasi ke Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Koping strategi adalah adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menghadapi situasi stresfull. Koping strategi dibagi menjadi dua jenis yaitu koping yang berfokus untuk menghilangkan emosi (emotional focused coping) dan koping yang lebih diarahkan untuk mengurangi tekanan (problem focused coping). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui koping strategi yang dilakukan oleh warga terdampak pembangunan Waduk Jatigede meliputi emotional focused coping dan problem focused coping. dilakukan dengan cara pasrah atas keadaan yang terjadi dan juga menerima tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga. Bentuk koping positive reaaprasial dilakukan dengan cara melihat sisi positif yaitu merasa lebih tenang dan tidak khawatir di tempat tinggal yang sekarang, dibandingkan tempat tinggal yang dulu walapun hak milik pribadi. Pemilihan jenis koping yang dilakukan oleh warga terdampak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendidikan, keyakinan, dan jenis kelamin. Penulis memberikan saran rencana kegiatan berupa pendampingan bagi warga OTD (Orang Terkena Dampak). Kata Kunci : Warga Terdampak, Koping Strategi, Pembangunan Jatigede.Item Dukungan Sosial Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Bandung pada Anak Didik Pemasyarakatan(2017-09-13) CHIKA NUR PEBRIANI; Sri Sulastri; Eva Nuriyah HidayatPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dukungan sosial pada anak didik pemasyarakatan yang mereka terima dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Bandung yang meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Dukungan sosial merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh para anak didik seperti stres, kecemasan, depresi, dan emosi-emosi negatif lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik studi kasus. Teknik pengumpulan data ialah wawancara mendalam, observasi nonpartisipasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis dan pengolahan data adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini melibatkan delapan informan yang terdiri dari para anak didik pemasyarakatan dan petugas pembinaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Bandung. Penentuan informan dilakukan berdasarkan tujuan penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai dukungan sosial Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Bandung pada anak didik pemasyarakatan. Hasil dari penelitian ini adalah dukungan emosional sudah relevan, dukungan penghargaan sudah relevan, dukungan instrumental sudah relevan, dan dukungan infromasi sudah cukup relevan. Namun dalam setiap bentuk dukungan sosial tersebut menunjukkan bahwa komunikasi memiliki peran penting dalam penyampaian dukungan sosial agar dukungan mendapatkan persepsi positif dan, ketersediaan dukungan lebih cepat disadari oleh para anak didik, dan meningkatkan keterbukaan para anak didik dengan pihak lembaga. Dengan demikian, peneliti menyarankan kegiatan “Pelatihan Komunikasi Efektif untuk Petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Bandung”.Item Evaluasi Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Yang Dilakukan Gerakan Muara Jawa Bersih (GMJB) Melalui Bank Sampah Muara Jawa(2019-07-10) NAUFAL FADHIL; Sri Sulastri; R. Nunung NurwatiABSTRAK Sampah merupakan salah satu masalah sosial yang sering timbul akibat dari sebuah konsekuensi kehidupan, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan beragam aktivitas, semakin besar pula peningkatan jumlah volume dari aktivitas tersebut. Sampah merupakan barang atau material sisa yang tidak diinginkan dari hasil akhir sebuah proses tertentu. Sampah ada karena adanya aktivitas manusia, hampir setiap aktivitas manusia berpotensi menghasilkan buangan atau sampah, baik sampah organik yang biasa disebut sebagai sampah basah atau pun sampah anorganik sebagai sampah kering. Gerakan Muara Jawa Bersih (GMJB) mempunyai visi untuk menciptakan Kecamatan Muara Jawa menjadi lingkungan yang bersih, sehat, asri, harmoni dan lestari serta mmberdayakan masyarakat dalam bidang pengelolaan dan pelestarian lingkungan. Selain itu GMJB mempunyai misi, dimana salah satunya dengan menerapkan sistem pemeberdayaan masyarakat melalui sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data didapatkan dari hasil wawancara dan dokumentasi. Ada empat orang informan utama dalam penelitian ini dengan ketentuan bahwa informan adalah orang yang berkontribusi dalam pengelolaan sampah di Muara Jawa. Hasil penelitian ini adalah seluruh informan memiliki dukungan sekitar yang positif, kekuatan diri yang positif, dan hubungan sosial yang positif, namun masih ditemukan struktur dan program yang kurang kuat. Nampak juga bahwa ada kekurangan dan hubungan yang kurang kuat antara pengurus dan masyarakat sekitar. Kata kunci: evaluasi program, pengelolaan sampah, bank sampah,Item Faktor- Faktor Resiliensi pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Cemara(2022-09-07) YULVIRA EKA PRATIWI; Sri Sulastri; Nurliana Cipta ApsariPenelitian ini menggambarkan mengenai FaktorFaktor Resiliensi Orang Dengan HIV/ADIS di Rumah Cemara. Penulis ingin melihat apa saja faktor faktor resiliensi pada ODHA yang mempunyai stressor fisik, stressor psikososial, dan stressor psikologis. Dalam penelitian ini ODHA tmempunyai faktor pelindung dan faktor resiko dalam proses resiliensinya. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana 2 faktor tersebut berp eran dalam faktorfaktor resiliensi pada ODHA Di Rumah Cemara. Penelitian ini menggunakan teori yang dijelaskan oleh Werner dkk, mulai dari Faktor Individu, Faktor Keluarga, Faktor Komunitas. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif de ngan metode penelitian deskriptif dengan teknik indepth interview, pengamatan observasi non partisipatif dan studi dokumentasi. Terdapat tujuh informan dalam penelitian ini yang terdiri dari tiga keluarga ODHA, tiga ODHA, serta 1 perwakilan komunitas Rumah Cemara. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya perbedaan dari faktor dalam proses resiliensi pada ODHA. Terdapat beberapa pelindung dan resiko dari proses resiliensi ODHA sendiri seperti keluarga yang mendukung dan tidak mendukung, individu ODHA yang mau menerima kondisinya dan tidak mau, dan bagaiman a Peran Rumah Cemara dalam menjadi faktor pelindung bagi ODHA dalam prosesnya resiliensi. Dengan masih adanya stigma dan kurangnya pemahaman mengenai ODHA dari masyarakat, dari keluarga dan ODHA itu sendir i sehingga penulis merekomendasikan Plan of Treatment berupa “Kerjasama ODHA, Keluarga dan Komunitas dalam Pemenuhan Faktor Pelindung pada Resiliensi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)”, dengan tujuan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman ba gi keluarga dan individu ODHA disebuah komunitas untuk dapat memberikan faktor berkaitan dengan resiliensi pada ODHA.Item HUBUNGAN BENTUK DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DENGAN RESILIENSI KORBAN BENCANA TANAH LONGSOR (STUDI KASUS DI DESA CIHANJUANG, CIMANGGUNG, KABUPATEN SUMEDANG)(2022-04-07) STEFANI SIFRA PUTRI; Sri Sulastri; Muhammad FedryansyahBencana tanah longsor di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung menjadi peristiwa traumatik bagi individu yang mengalami bencana secara langsung atau individu yang hanya menyaksikannya. Pemulihan kondisi korban bencana membutuhkan proses yang tidak singkat. Dukungan psikososial diperlukan dalam membantu proses pemulihan korban bencana dan meningkatkan resiliensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara bentuk dukungan psikososial dengan tingkat resiliensi korban bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden (ibu rumah tangga). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara bentuk dukungan psikososial dengan tingkat resiliensi yang dimiliki korban bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung. Bentuk dukungan psikososial yang paling tinggi diterima oleh korban bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung adalah dukungan penghargaan. Sedangkan yang paling rendah adalah dukungan informasi. Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan kegiatan “Diskusi Publik Rencana Relokasi Korban Bencana Tanah Longsor di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung”.Item IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI PROVINSI JAWA BARAT (Studi Kasus Pendidikan Inklusif di Kabupaten Sumedang)(2016-01-28) YOGA TAUFIQ RAMDHANI; Sri Sulastri; Rudi Saprudin DarwisPenelitian ini ditujukan untuk menggambarkan implementasi kebijakan pendidikan inklusif di Kabupaten Sumedang. Adapun aspek yang dilihat dalam penelitian ini adalah penggunaan prinsip-prinsip pada kebijakan pendidikan inklusif dan implementasinya yaitu prinsip equity, prinsip efficiency, prinsip security, prinsip liberty, serta faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam penggunaan prinsip-prinsip saat implementasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif, dan teknik penelitian studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non partisipasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 (sembilan) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang dari bidang PKPLK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2 (dua) orang dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, 2 (dua) orang dari resource center sekaligus sebagai SLB pendamping, 2 (dua) orang dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, dan 1 orang berasal dari UPTD tingkat Kecamatan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa keempat prinsip yang perlu diperhatikan saat perumusan kebijakan pendidikan inklusif hingga implementasi hanya sebagian prinsip-prinsip yang diperhatikan di Kab. Sumedang. Pertama, prinsip equity, terdapat kebijakan yang mengatur saat penyelenggaraan pendidikan inklusif di setiap sekolah mempertimbangkan kebutuhan siswa ABK, namun tidak semua ABK dapat masuk sekolah pendidikan inklusif. Kedua, prinsip efficiency secara tertulis tidak tertuang dalam kebijakan pendidikan inklusif untuk mengatur penggunaan anggaran dengan efisien, namun adanya upaya untuk penggunaan anggaran secara efisien oleh pihak sekolah. Ketiga, prinsip security adanya kebijakan pendidikan inklusif yang mengatur perlindungan siswa ABK, adanya RC dan GPK yang bertugas melindungi dan memenuhi kebutuhan ABK, namun RC dan GPK saat ini tidak melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Keempat, prinsip liberty, kebijakan pendidikan inklusif yang mengatur kebebasan dan kesempatan yang sama, dengan adanya kegiatan pengembangan bakat dan kreatifitas yang mengikut sertakan siswa ABK dan siswa normal tanpa adanya pembeda, namun siswa ABK tidak memiliki kesempatan yang sama dengan siswa normal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di Kab. Sumedang. Rekomendasi Plan of Treatment (POT) pada penelitian ini adalah “Pelatihan Sistem Pembelajaran Pendidikan inklusif” yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menangani pembelajaran siswa ABK.Item Inovai sosial pada pelayanan anak korban kekerasan sekual (studi pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Sukabumi)(2022-12-22) DEDE RAHMAIDA NURLAELI; Sri Sulastri; Hery WibowoMeningkatnya angka kasus kekerasan seksual terhadap anak yang menimbulkan berbagai dampak negatif pada tumbuh kembang anak korban kekerasan seksual, menunjukkan pentingnya penanganan dan pelayanan secara komprehensif sesuai kebutuhan anak korban kekerasan seksual. Pemerintah pusat mengamanatkan seluruh provinsi, kota/kabupaten membentuk sebuah Lembaga yang memberikan pelayanan kepada perempuan dan anak melalui Permen PPPA Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pembentukan UPTD PPA. Di tahun 2022 Kota Sukabumi secara resmi membentuk UPTD PPA Kota Sukabumi melalui Peraturan Walikota No 118 tahun 2021 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak pada Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelayanan UPTD PPA Kota Sukabumi terhadap anak korban kekerasan seksual serta mengidentifikasi penerapan inovasi sosial pada layanan tersebut menggunakan ciri-ciri inovasi sosial yang dikemukakan oleh Gracie,et.,all (2012). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan data-data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Terdapat lima informan terdiri dari dua pejabat structural UPTD PPA Kota Sukabumi dan tiga stakeholder UPTD PPA Kota Sukabumi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa UPTD PPA Kota Sukabumi menerapkan lima cara baru atas prakarsa sendiri serta memodivikasi langkah yang telah dilakukan P2TP2A Kota Sukabumi meliputi: 1) Bekerja sama dengan Psikolog klinis dan Pekerja Sosial sebagai Jabatan fungsional; 2) Bekerja sama dengan MOTEKAR Kota Sukabumi pada layanan pengaduan masyarakat, penjangkuan korban dan pendampingan layanan kesehatan; 3) Melakukan Koordinasi dengan TKSK atau PSM Kota Sukabumi dalam Pelayanan Penjangkauan Korban; 4) Melibatkan Staf Dinas P2KBP3A Kota Sukabumi dalam pelaksanaan layanan Pengelolaan kasus; 5) UPTD PPA Kota Sukabumi memiliki alur pelayanan penampungan sementara yang inovatif. Hal tersebut merupakan inovasi sosial terkait dengan ciri-ciri inovasi sosial menurut Gracie, et.,all (2012).Item INOVASI SOSIAL PADA PERENCANAAN PROGRAM EMERGENCY RESPONSE AND RECOVERY UNTUK PEREMPUAN KORBAN BENCANA ALAM DI SULAWESI TENGAH (Studi pada Yayasan Sikola Mombine)(2023-01-09) MELCIAN FEBRILIA PAGALU; Hery Wibowo; Sri SulastriProgram Emergency response and recovery merupakan program Yayasan Sikola Mombine pasca bencana berdasarkan kesepakatan kerjasama dengan YAPPIKA-ActionAid yang bertujuan untuk membantu kelompok perempuan mendapatkan kembali pijakan dan kesejahteraan mereka dan memiliki akses ke mekanisme perlindungan dalam menghadapi situasi yang sulit pasca terjadi bencana seperti kerentanan. Program emergency response and recovery terdiri dari program protection dan livelihood. Yayasan Sikola Mombine diharapkan dapat melihat dan merancang program secara inovatif dan kreatif dalam menangani masalah sosial pasca bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan inovasi sosial pada proses perencanaan program emergency response and recovery untuk perempuan korban bencana alam di Sulawesi Tengah. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan jumlah informan sebanyak 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan perencanaan program oleh Yayasan Sikola Mombine lebih fokus terhadap 8 proses yang dianggap sangat penting untuk dilaksanakan disebabkan oleh situasi dan kondisi krisis yang membutuhkan respon layanan yang cepat. Proses perencanaan program sangat partisipatif, melibatkan stakeholder yang berperan dalam pelaksanaan program terutama masyarakat sebagai penerima manfaat, sehingga program yang dirancang memiliki dasar informasi yang mendekati sempurna. Klaim inovasi sosial pada perencanaan program emergency response and recovery didasarkan pada ciri inovasi sosial yang terkandung didalam proses perencanaan program yaitu: keterlibatan beragam pihak yang bersinergi dalam mengelola kompleksitas dari sebuah program; mempromosikan kepemimpinan perempuan akar rumput dalam proses pengambilan keputusan agar dapat mengangkat kepentingan perempuan dalam kehidupan masyarakat; bertujuan dalam peningkatan kapasitas dan penguatan kapasitas lokal dan ketahanan masyarakat khususnya korban perempuan sebagai kelompok rentan; serta mengakomodir kebutuhan perempuan bukan saja sebagai korban kekerasan berbasis gender namun lebih luas perempuan penyintas dapat menerima program layanan untuk menjadi pemimpin, pengambil keputusan, dan mendorong kepentingan perempuan dalam manajemen risiko bencana.Item KAWIN KONTRAK DI DESA TUGU SELATAN KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR(2019-02-19) ERIESKA GITA LESTARI; R. Nunung Nurwati; Sri SulastriPenelitian ini menggambarkan mengenai fenomena kawin kontrak di Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Kawin kontrak merupakan suatu ikatan perkawinan dengan adanya kesepakatan dan jangka waktu tertentu. Masalah yang dapat ditimbulkan dari kawin kontrak bagi pelaku wanita berupa dampak buruk dan bagi masyarakat mendapatkan pandangan negatif di lingkungan akibat adanya praktik kawin kontrak, dikarenakan dapat menimbulkan masalah terutama bagi pelaku perempuan, maka perilaku kawin kontrak sebaiknya dicegah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor pendorong kawin kontrak, dampak kawin kontrak, tanggapan masyarakat mengenai kawin kontrak dan upaya dalam mengatasi kawin kontrak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif grounded dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi non-partisipasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah open coding, axial coding, selective coding, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 (sembilan) orang yang terdiri dari tiga wanita pelaku kawin kontrak, satu mantan penjaga villa, satu tokoh masyarakat, satu tokoh agama, satu kepala kua cisarua, satu camat cisarua dan satu kepala dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten bogor. Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor pendorong kawin kontrak dapat berasal dari individu dan lingkungan, dampak dari kawin kontrak dirasakan oleh pelaku wanita secara psikologis dan sosial, tanggapan masyarakat mengenai kawin kontrak sangat melarang praktik kawin kontrak kemudian saat ini masyarakat sudah memiliki kesadaran guna upaya mengatasi kawin kontrak bekerja sama dengan KUA Cisarua, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor didukung oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama serta bantuan masyarakat untuk mengadakan sosialisasi mengenai kawin kontrak dan untuk mengembalikan pandangan positif Desa Tugu yang sebelumnya terkenal dengan adanya praktik kawin kontrak sehingga dapat kembali menjadi kawasan wisata alam yang sehat, positif dan bebas seks. Penulis memberikan saran rencana kegiatan berupa pemberian materi mengenai kawin kontrak dan dampaknya bagi masyarakat Desa Tugu Selatan.Item KEBERFUNGSIAN SOSIAL LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI PELAYANAN SOSIAL(2022-07-12) WINA NURDINI KODARUDDIN; Hery Wibowo; Sri SulastriPelayanan sosial lanjut usia dalam institusi merupakan salah satu alternatif layanan bagi lanjut usia miskin dan terlantar yang memiliki tujuan untuk meningkatkan harkat martabat serta kualitas hidup lanjut usia, dimana salahsatu tujuan program pelayanannya adalah untuk meningkatkan keberfungsian sosial lansia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi keberfungsian sosial lanjut usia melalui kelima aspek Levin yakni dukungan sosial, jaringan sosial, sumber daya sosial, peran sosial serta keberfungsian peran, dan aktivitas sosial, untuk kemudian hasil asesmen dapat pula menunjukkan kebutuhan pelayanan lanjut usia dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih baik bagi lanjut usia, serta dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan instrumen asesmen keberfungsian sosial lansia di Panti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi multikasus. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat mengidentifikasi keberfungsian sosial lansia dari kelompok potensial maupun non potensial serta menemukan perbedaan kondisi dan kebutuhan dari keduanya. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa kelima aspek dari Levin dapat mendeskripsikan secara komprehensif tentang kondisi keberfungsian sosial lanjut usia, serta terdapat hubungan antar aspek dalam mewujudkan keberfungsian sosial lanjut usia yang lebih baik bahwa lansia yang dapat memanfaatkan sumber daya sosial dengan baik serta memiliki kecukupan aktivitas sosial, akan memiliki jaringan sosial yang lebih luas dan lebih kuat. Kemudian jaringan sosial tersebut dapat memberi dukungan sosial yang dibutuhkan lanjut usia, yang selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan dan membantu lanjut usia dalam melaksanakan peran sosialnya dengan baik.Item KOLABORASI PENTA HELIX DALAM PENANGANAN PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI PALU - SULAWESI TENGAH(2023-12-31) LINA PUTRI PASARIBU; Sri Sulastri; Nurliana Cipta ApsariBencana alam yang melanda Kota Palu tahun 2018 merupakan salah satu bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Kombinasi yang jarang terjadi dari gempa bumi berkekuatan tinggi, tsunami, serta likuifaksi menciptakan dampak yang sangat desktruktif dan kompleks. Wilayah terdampak sebagian besar merupakan daerah dengan akses terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menggambarkan Kolaborasi Penta Helix yang terjadi dalam Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi Di Palu – Sulawesi Tengah pada tahun 2018 dan setelahnya. Metode penelitian yang menggunakan Teknik purposive sampling. Pengumpulann data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Kolaborasi Penta Helix terlihat melalui berbagai bentuk Kerjasama antar berbagai sektor masyarakat. Kolaborasi jaringan umumnya dilakukan pihak akademisi yang menganalisa data terkait percepatan penanggulangan bencana. Kerja sama gerakan cenderung melibatkan pihak pemerintahan untuk merangsang komitmen penanggulangan bencana. Kolaborasi aliansi strategis banyak dilakukan antar pihak pemerintah dan dengan komunitas. Kolaborasi pendanaan Bersama yang strategis melibatkan pihak bisnis dan komunitas nasional serta internasional untuk membantu komunitas lokal terdampak. Kolaborasi kemitraan publik-swasta terlihat antara pihak bisnis dan pihak pemerintah. Kolaborasi Penta Helix dalam penanganan pasca bencana gempa bumi di Palu – Sulawesi Tengah pada tahun 2018 terbilang dinamis dan kooperatif. Namun, terdapat kendala di lapangan terkait kurangnya optimalnya kolaborasi akibat beberapa pihak yang tidak sesuai dengan alur pemberian bantuan. Pekerja sosial dalam situasi bencana juga harus memahami kapasitas diri untuk menghadapi masyarakat terdampak, memisahkan kepentingan pribadi dan profesional, sehingga tidak tidak merugikan diri sendiri, instansi dan penyintas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk menyajikan satu gambar yang terperinci mengenai satu situasi khusus, hubungan atau setting sosial.Item Modal Sosial Pada Masyarakat Bantaran Sungai Cidurian Dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah Di RW 10, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung(2016-10-17) FAUZIAH KANIA DEWI; Sri Sulastri; Rudi Saprudin DarwisABSTRAK Modal sosial berperan sebagai perekat yang mengikat semua orang dalam masyarakat. Modal sosial tumbuh karena hubungan kekerabatan, kebersamaan antar sesama masyarakat yang begitu kental. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan modal sosial pada masyarakat bantaran sungai Cidurian dalam kegiatan pengelolaan sampah di RW 10 Kel.Cigadung, Kec.Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Adapun aspek-aspek modal sosial yang ada di dalam masyarakat ini adalah: norma, kepercayaan, dan jaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang disajikan secara deskriptif dan dikaji dengan teknik studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi non partisipatif, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Informan berjumlah 9 orang yang terdiri terdiri dari Ketua RT 2 orang, Ketua Komunitas Engkang-engkang, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sakura, 2 orang Anggota Komunitas, 2 orang kader RW, serta pegawai kebersihan di RW 10. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa potensi modal sosial yang ada di masyarakat RW 10 bantaran sungai Cidurian telah membentuk kesadaran kolektif masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah. Jaringan sosial pada masyarakat RW 10 berkembang secara internal maupun eksternal. Norma yang dimiliki masyarakat RW 10 bantaran sungai Cidurian adalah peraturan tertulis berupa tata tertib yang dibuat secara musyawarah oleh pengurus RW serta masyarakat RW 10. Konsistensi mematuhi norma dan nilai lingkungan di RW 10 menjadi pedoman dalam berperilaku. Kepercayaan masyarakat yang kuatAdanya keterbukaan dan keyakinan yang kuat dalam menjalankan aturan, serta kerukunan dalam menjaga hubungan menjadikan setiap masyarakat saling percaya. Adanya tindakan yang proaktif, partisipasi yang tinggi diiringi inisiatif dan inovasi menjadikan masyarakat memiliki modal sosial yang kuat dalam melakukan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian penulis merekomendasikan saran sebuah plan of treatment berupa kegiatan pelatihan “Manajemen Organisasi dan Usaha”. Tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai bagaimana cara mengelola oganisasi dan pemasaran produk. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memancing ide-ide kreatif, memotivasi dan menginspirasi masyarakat dalam menjalankan organisasi dan usaha. Kata Kunci: Modal Sosial, Masyarakat Bantaran Sungai, Kegiatan Pengelolaan SampahItem PARENTING ORANG TUA TERHADAP ANAK DENGAN STATUS GIZI BAWAH GARIS MERAH (BGM) SELAMA PERIODE 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) (STUDI KASUS PADA PERMASALAHAN STATUS GIZI BGM DUSUN BROYI, DESA KALIGELAN(2022-06-13) ULFA LIANI; Hadiyanto Abdul Rachim; Sri SulastriPenelitian ini menggambarkan bagaimana pengasuhan yang dilakukan orang tua di Desa Kaligelangterhadap anak dengan status gizi bawah garis merah atau BGM selama periode 1000 HPK. Diketahui salah satu masalah gizi yang ada di Indonesa adalah masalah gizi bawah garis merah atau biasa disebut dengan BGM. Permasalahan ini menjadi indikator awal seorang anak mengalami suatu permasalahan gizi, baik gizi kurang maupun gizi buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana parenting orang tua terhadap anak dengan status gizi BGM yang dilihat melalui tiga aspek dalam pengasuhan yang dijelaskan oleh Vivian L. Gadsden, Morgan Ford, and Heather Breiner diantaranya; aspek pengetahuan pengasuhan (parenting knowledge), sikap pengasuhan (parenting attitudes), dan perilaku pengasuhan (parenting practices) yang kemudian dirumuskan dalam operasionalisasi konsep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik indepth interview, pengamatan observasi partsipatif, dan terakhir dengan studi dokumentasi. Total dari informan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 3 informan kunci dan 2 informan pendukung. Hasil dari penelitian ini menggambarkan tentang parenting yang dilakukan orang tua terhadap anak dengan status gizi BGM berdasarkan tiga aspek dalam parenting. Dimana dari ke tiga aspek tersebut ditemukan hasil bahwa dalam aspek perilaku pengasuhan yang dilakukan orang tua terdapat ketidaksesuaian perilaku pengasuhan terkait upaya pemenuhan gizi anak selama periode 1000 HPK terhadap pengetahuan yang telah di dapatkan, akibat dari adanya sikap pengasuhan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Selain itu, guna mengatasi solusi bagi kendala yang dihadapi orang tua dengan anak status gizi BGM, penulis merekomendasikan sebuah plant of treatment berupa kegiatan Bernama Psikoedukasi Grup Parenting guna Meningkatkan Pengetahuan Gizi Ibu pada 1000 hari Pertama Kehidupan Anak, dengan tujuan kegiatan untuk memberikan wadah bagi ibu untuk mengomunikasikan beban permasalahan dan kekhawatiran mengenai kondisi anak, dan meningkatkan kesadaran dan rasa berdaya untuk lebih memahami pilihan terkait perilaku pengasuhan yang ibu lakukan kepada anak.Item PARTISIPASI KELOMPOK TANI TERNAK RUKUN MAJU MAKMUR (KTT RMM) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM EDUWISATA PETERNAKAN TERINTEGRASI KAMPUNG SAPI PO KEBUMEN(2022-06-13) KARTIKA DYAH KUSUMAWARDANI; Ishartono; Sri SulastriPenelitian Partisipasi Kelompok Tani Ternak Rukun Maju Makmur (KTT RMM) Dalam Pelaksanaan Program Eduwisata Kampung Sapi PO Kebumen merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat dan medeskripsikan bagaimana bentuk partisipasi yang diberikan oleh KTT RMM pada setiap prosesnya. Bentuk partisipasi yang dimaksud adalah konsep 5 bentuk partisipasi menurut Hamidjoyoyaitu (1) Partisipasi Buah Pikiran, (2) Partisipasi Tenaga, (3) Partisipasi Keterampilan, (4) Partisipasi Materi dan Harta Benda, dan (5) Partisipasi Sosial yaitu berupa kehadiran.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi non partisipatif, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Pengelolaan dan analisa data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Lokasi penelitian di Desa Sitiadi, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. Informan penelitian ini berjumlah 12 informan yang terdiri dari informan kunci dan informan pendukung. Hasil penelitian menunjukan dalam proses pengembangan Eduwisata ini KTT RMM hampir selalu terlibat disetiap prosesnya mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil, hingga evaluasi. Partisipasi dalam bentuk buah pikiran, tenaga,keterampilan, dan sosial diberikan secara langsung oleh KTT RMM. Akan tetapi tidak semua pengurus dan anggota KTT RMM terlibat dan memberikan partisipasinya dalam bentuk tersebut. Semua pengurus dan anggota KTT RMM secara tidak langsung memberikan partisipasinya dalam bentuk materi dan harta benda.Item Pelaksanaan Community Development pada Program Zero Wasted Mushroom Applicated oleh CSR PT Pertamina RU VI Balongan(2019-11-18) YUDITH CAHYO; Rudi Saprudin Darwis; Sri SulastriKemiskinan, pengangguran dan tingginya angka buruh Indonesia di luar negeri merupakan masalah yang terdampak dari banyaknya jumlah penduduk yang melonjak tinggi dan masih kurangnya keterampilan. Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang paling banyak dalam pengiriman tenaga kerja Indonesia sebagai buruh di luar negeri. CSR PT Pertamina RU VI Balongan memberikan program Zero Wasted Mushroom Applicated dengan menggunakan pendekatan Community Development guna mengurangi angka TKI dan pengangguran di daerah sekitar Kecamatan Balongan, khususnya di Desa Sukaurip. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pendekatan Community Development yang digunakan CSR PT Pertamina RU VI untuk dapat mencapai tujuan dari program tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melihat 4 aspek tahapan yang dilakukan oleh CSR PT Pertamina RU VI, diantaranya asesmen, perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi. Informan pada penelitian ini berjumlah 7 orang diataranya 1 orang CDO, 2 orang pelaksana, 4 orang anggota kelompok atau penerima manfaat. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada proses asesmen sempat adanya pergantian kelompok sasaran yang sebelumnya diselenggarakan di 3 desa menjadi 1 desa. Proses perencanaan yang dibuat oleh CSR PT Pertamina RU VI sudah melalui kesepakatan bersama dengan kelompok terkait dan sudah dipersiapkan mulai dari rencana pelaksanaan hingga anggaran melalui dokumen scope of work. Proses pelaksanaan program sudah dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat yang bergabung dengan kelompok. Monitoring dan evaluasi pun rutin dilakukan guna mengawasi dan memastikan kelompok terus tetap produktif. Namun, terdapat kekurangan pada tahapan-tahapan tersebut, yaitu masih kurangnya partisipasi aktif masyarakat desa sukaurip secara luas dikarenakan CDO masih belum menjangkau stakeholder masyarakat setempat. Penulis merekomendasikan sebuah plan of treatment berupa kegiatan “Pelatihan Peningkatan Kapasitas dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menyamakan persepsi mengenai pendekatan community development yang akan dilakukan kepada masyarakat. Fungsi dari pelatihan ini agar CDO dapat mengkaji kembali untuk dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat sehingga output dari program lebih tepat dan efektif.Item pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk anak yang berhdapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kota Bandung(2017-09-12) NOVI OKTAVIA; R. Nunung Nurwati; Sri SulastriPenelitian ini menggambarkan pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk anak yang berhdapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kota Bandung. Bentuk pelaksanaan pembinaan dilihat dari bagaimana pembinaan anak tersebut dapat memenuhi kebutuhan anak dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tahapan pelaksanaan pembinaan terbagi menjadi tahapan awal, tahapan lanjutan dan tahapan akhir yang masing-masing seharusnya dirancang agar dapat memenuhi standar tingkat pencapaian tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana setiap tahapan pembinaan dijalankan sesuai dengan kebutuhan anak dalam pencapaian tugas perkembangannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi non partisipasi, dan studi dokumentasi. Teknnik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Infroman dalam penelitian ini berjumlah 15 orang yang terdiri dari 5 orang guru disekolah LPKA, 6 orang staff pembinaan di LPKA, dan 4 orang anak didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan pembinaan di LPKA pada masing-masing tahapannya belum memenuhi kebutuhan anak didik lapas dalam mencapai tugas perkembangannya. Tahapan pembinaan yang paling memenuhi tugas perkembangan anak adalah tahapan pembinaan awal. Tugas-tugas perkembangan anak menurut Havighursh (1961) dalam Yusuf (2007) diantaranya adalah mencapai hubungan lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial sebagai pria, menerima keadaan fisik serta menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya, serta memilih dan mempersiapkan karir.Item PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY OLEH PT UNITED TRACTORS TBK (STUDI DESKRIPTIF PADA PROGRAM INTERVENSI STUNTING DI KECAMATAN CAKUNG JAKARTA TIMUR)(2024-01-10) RISKA DESFITHA RACHMADANTY; Sri Sulastri; Tidak ada Data DosenPenelitian ini menganalisis Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility oleh PT United Tractors Tbk (Studi Deskriptif Pada Program Intervensi Stunting di Kecamatan Cakung Jakarta Timur). Analisa mengacu pada tahap pelaksanaan CSR menurut Wibisono (2007), mencakup tahap perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan cara purposive. Terdapat informan berjumlah empat orang yang terdiri dari Ketua Program CSR “UTCARE” PT United Tractors Tbk, Kader Posyandu binaan perusahaan, orang tua anak balita, dan General Project Manager dari PT Synergy Medical Health Services and Consultant. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Proses analisis data terdiri dari reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program CSR intervensi stunting oleh PT United Tractors Tbk di Kecamatan Cakung dilakukan dengan berbagai tahap meliputi penyelarasan kebijakan, perencanaan strategi, implementasi, pengawasan, evaluasi dan pelaporan, serta management review. Merujuk pada analisis pelaksanaan program CSR menurut Wibisono (2007), bahwa pelaksanaan program CSR intervensi stunting oleh PT United Tractors Tbk memenuhi konsep CSR yang baik yakni mengedepankan prinsip keberlanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan Good Corporate Governance. Namun dalam perencanaan program, penentuan jumlah target sasaran pada Rencana Kerja hanya berdasarkan estimasi atau taksiran dari tim CSR. Berdasarkan analisis tersebut, plan of treatment yang direkomendasikan yaitu kegiatan “Eksplorasi Pintar: Peningkatan Kapasitas dalam Asesmen Program CSR UTCARE”. Kegiatan ini ditujukan untuk memfasilitasi pelatihan bagi pengelola program untuk merinci dan mengkustomisasi jumlah target sasaran yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan nyata yang lebih akurat di lapangan.Item PELAKSANAAN PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KELOMPOK AFINITAS MEKAR MANDIRI DI DESA CIKAHURIPAN, KECAMATAN MALEBER, KABUPATEN KUNINGAN(2018-11-23) ARUM SINTIA; Sri Sulastri; Hetty KrisnaniABSTRAK Penelitian ini menggambarkan pelaksanaan program desa mandiri pangan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat pada kelompok afinitas Mekar Mandiri di Desa Cikahuripan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan. Pada hal ini akan terkait dengan proses pemberdayaan masyarakat yaitu tahap persiapan, asesmen, perencanaan alternatif program, pemformulasian tenaga aksi, pelaksanaan, evaluasi, dan terminasi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu; 1 Ketua UPTD Ketahanan Pangan Maleber, 1 pendamping program, 1 aparat desa yaitu mantan Koor. Ekonomi dan Pembangunan Desa Cikahuripan, dan 1 Ketua kelompok afinitas Mekar Mandiri. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa proses pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada teori Isbandi (2002) tersebut telah dilaksanakan dalam program desa mandiri pangan di Desa Cikahuripan. Tahap persiapan dilakukan untuk mempersiapkan lokasi sasaran serta petugas yang akan menjadi pendamping bagi kelompok afinitas. Tahap asesmen dilakukan melalui diskusi dengan melibatkan masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi masyarakat. Tahap perencanaan alternatif program dalam hal ini kelompok afinitas Mekar Mandiri menentukan jenis usaha yang akan dilakukan sebagai cara untuk mengatasi permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Pemformulasian rencana aksi juga dilakukan dalam pertemuan bersama pendamping yaitu merancang gagasan dalam bentuk tertulis. Tahap pelaksanaan yaitu menjalankan usaha pangan olahan yang telah direncanakan dengan disertai oleh pemberian bantuan baik berupa dana, fasilitas, pembinaan, dan pelatihan untuk menunjang dan meningkatkan kapasitas kelompok. Tahap evaluasi dilakukan sebagai pengawasan terhadap program dengan melibatkan masyarakat. Tahap terminasi atau pemutusan hubungan secara formal belum dilaksanakan, tetapi kelompok Mekar Mandiri sudah semakin bergeraksecara swadaya. Akan tetapi, terdapat kendala pada proses ini yaitu kurangnya dukungan dan partisipasi dari pemerintah desa. Berdasarkan kendala yang ditemukan pada hasil penelitian, peneliti merekomendasikan sebuah saran untuk meningkatkan partisipasi pemerintah desa sehingga dapat bekerja sama dengan kelompok Mekar Mandiri pada program desa mandiri pangan yaitu “Pembentukan Tim Pangan Desa Cikahuripan.” Kata kunci: program desa mandiri pangan, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan kelompok afinitas.Item PELAKSANAAN PROGRAM POKBUN FLAMBOYAN OLEH CSR PT. PERTAMINA FUEL BANDUNG GROUP DI KELURAHAN CISARANTEN KIDUL(2022-02-05) PETRUS DOMINICO PANE; Nurliana Cipta Apsari; Sri SulastriCorporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Dalam praktiknya, kegiatan CSR merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan. CSR bukan hanya sekedar kegiatan filanthropy atau karikatif belaka, namun juga harus menjunjung tinggi unsur-unsur pengembangan masyarakat yaitu partisipasi agar program yang dibuat bisa membuat masyarakat mandiri dalam menyelesaikan problemnya secara berkelanjutan. Penelitian ini berupaya menggali bagaimana pelaksanaan program Pokbun Flamboyan oleh CSR PT Pertamina Fuel Bandung Group di Kelurahan Cisaranten Kidul yang merupakan ring 1 dari perusahaan Fuel Bandung Group. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan proses pelaksanaan pengembangan masyarakat yang dimulai dari tahapan persiapan, tahapan assessment, tahap perencanaan alteratif, tahap performulasian rencana aksi, tahap implementasi, tahap evaluasi dan hasil perubahan, serta tahap terminasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik indepth interview, pengamatan observasi, dan studi dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah anggota pokbun flamboyan yang berjumlah 10 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Pertamina Fuel Bandung Group dalam melaksanakan program CSR Pokbun Flamboyan melalui tujuh tahapan. Pada tahapan awal yaitu persiapan, koordinator dan anggotanya diberikan pelatihan untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan program yang akan dilaksanakan. Pada pelaksanaan assessment, perusahaan menjadikan hasil social mapping sebagai acuan dalam melaksanakan program pengembangan masyarakat. Selanjutnya tahap perencanaan program, koordinator melakukannya dengan mengumpulkan anggota untuk menentukan program usaha yang akan dilaksanakan serta menentukan kebutuhan kelompok yang nantinya akan diajukan kepada PT Pertamina Fuel Bandung Group. Selanjutnya, impelentasi program Pokbun Flamboyan dilaksanakan melalui rencana kerja selama lima tahun. Selanjutnya tahap evaluasi dan hasil perubahan, perusahaan melakukan evaluasi melalui laporan hasil kegiatan yang diberikan oleh ketua Pokbun. Terakhir tahap terminasi, perusahaan melakukan pemutusan kontrak apabila program tersebut sudah dapat berjalan secara mandiri.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »