S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 562
Results Per Page
Sort Options
Item Penambahan Rumput Laut (Eucheuma spinosum) Dalam Peningkatan Kadar Serat Kasar Pada Siomay Kerang Darah Terhadap Tingkat Kesukaan(2007) RENDHI AKBAR ROHIAN; Masjamsir; JuniantoPenelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat penambahan rumput laut Eucheuma spinosum dalam peningkatan kadar serat kasar pada siomay kerang darah yang paling disukai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan Juni 2011. Pengujian kadar serat kasar dilaksanakan di Laboratorium Jasa Uji, Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari lima perlakuan dengan tiga kali ulangan serta . metode deskriptif yang dilakukan untuk uji kimia, yaitu uji kadar serat kasar siomay kerang darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan rumput laut pada siomay kerang darah 25% dengan rata-rata kadar serat kasar sebesar 2,30% paling disukai panelis dibanding dengan perlakuan lainnya. Siomay kerang darah tersebut memiliki tingkat kekenyalan (uji lipat) dengan nilai 5.0 yang berarti siomay kerang darah tersebut sangat kenyal dengan hasil rata-rata kesukaan terhadap kenampakan, aroma, tekstur, dan rasa berturut-turut 6,3; 6,9; 7,8; 7,4, serta memberikan nilai alternatif tertinggi yaitu 7,234 yang berarti disukai dan diterima panelis.Item PENGARUH PENAMBAHAN FITOBIOTIK TEPUNG MENIRAN (Phylantus niruri) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio)(2007) ENDRI NURUL W; Herman Hamdani; IskandarABSTRAK Endri Nurul Wijayansyah, (Dibimbing oleh : Herman Hamdani dan Iskandar). 2013. Pengaruh Penambahan Fitobiotik Tepung Meniran (Phylantus niruri) Dalam Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Fitobiotik tepung meniran dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan benih ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, di mulai dari 18 Mei sampai 27 Juni 2012. Benih ikan mas yang digunakan dalam penelitian berukuran ± 2,5 cm dan berumur 1 bulan dengan padat penebaran 1 ekor per 2 L air pada akuarium berukuran 60x30x30 cm³. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri atas lima perlakuan pemberian meniran yaitu 0%, 0,75%, 1,5%, 2,25%, 3% dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tepung meniran sebagai fitobiotik sebanyak 3% pada pakan dapat menghasilkan efesiensi pemberian pakan sebesar 34,83%, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,30% dan kelangsungan hidup sebesar 90%. Kata kunci :Ikan mas, Fitobiotik, Tepung meniran, Pertumbuhan, Efisiensi Pemberian Pakan, Kelangsungan HidupItem laju dekomposisi serasah rhizophora mucronata pada berbagai tingkat salinitas(2008) MOH. ARIE SETIAWAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTujuan penelitian ini adalah mengetahui laju dekomposisi dan kandungan unsur hara nitrogen (N), fosfor (F) dan karbon (C) yang terdapat pada serasah daun Rhizophora mucronata pada berbagai tingkat salinitas. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan November–Desember 2012. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan perlakuan salinitas 5 ppt, 15 ppt, 25 ppt dan 35 ppt. Pengambilan sampel serasah daun Rhizopora mucronata dilakukan langsung dari lingkungan ekosistem mangrove yang ada disekitar pesisir Pantai Blok Tegur, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu. Parameter yang diamati meliputi laju dekomposisi dan kandungan unsur hara karbon, nitrogen dan fosfor. Berat serasah yang digunakan adalah 15 gr tiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukan laju dekomposisi yang tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 25 ppt yaitu 0,0870. Kandungan unsur karbon, nitrogen dan fosfor yang terendah terdapat pada tingkat salinitas 5 ppt yaitu berturut-turut sebesar 52,8 mg/L, 0,051% dan 0,022 mg/L. Sedangkan kandungan unsur karbon, nitrogen dan fosfor tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 35 ppt yaitu 88 mg/L, 0,078% dan 0,028 mg/L.Item ANALISIS BAHAYA DAN PENGENDALIAN TITIK KRITIS PENANGANAN UDANG BLACK TIGER BEKU TANPA KEPALA (HEADLESS) DI PT RED RIBBON INDONESIA,MEDAN(2009) RAYMOND A SIAHAAN; Eddy Afrianto; Rusky Intan PratamaABSTRAK Raymond Antony Siahaan (Dibimbing oleh: Eddy Afrianto dan Rusky Intan Pratama) 2014. Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis pada Penanganan Udang Black Tiger Beku tanpa Kepala (Headless) di PT. Red Riboon Indonesia, Medan. Penelitian Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis pada Penanganan Udang Black Tiger Beku tanpa Kepala (Headless) dilakukan di Kawasan Industri Medan I, Sumatera Utara dan dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis dilakukan pada penelitian ini terhadap penanganan produk udang black tiger headless beku di PT. Red Ribbon Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya nyata dalam penerapan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) pada penanganan udang black tiger. Metode yang dilakukan pada penelitian ini ialah dengan melakukan observasi di lapangan yaitu menitikberatkan pada perbandingan data yang dimiliki PT Red Ribbon Indonesia dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2705.1, SNI 01-2705.2 dan SNI 01-2705.3 tentang udang beku. Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu pengamatan alur proses penanganan udang beku, analisis potensi bahaya, identifikasi titik kendali kritis. Data organoleptik, mikrobiologi, kimia dan fisik yang dimiliki PT Red Ribbon Indonesia dibandingkan dengan SNI udang beku didukung dengan data GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure) yang dimiliki perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penanganan udang headless di PT.Red Ribbon Indonesia sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan produk udang headless yang diproduksi aman untuk dikonsumsi oleh manusia. PT. Red Ribbon Indonesia telah menerapkan sistem HACCP dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari data alur proses, kimia, dan organoleptik telah memenuhi standar SNI dan aman untuk dikonsumsi.Item Pengaruh Pengkayaan Saccharomyces cerevisiae Pada Artemia Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Larva Ikan Badut(2009) AHMADI SOFWAN KAMAL; Yuli Andriani; Ike Rostikawati HusenABSTRAK Ahmadi Sofwan Kamal (Dibimbing oleh:Ike Rustikawati dan Yuli Andriani). 2014. Pengaruh Pengkayaan Saccharomyces cerevisiae Pada Artemia Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Larva Ikan Badut. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Desember 2013 di Hatchery ikan badut, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan pengaruh Artemia yang diperkaya Saccharomyces cerevisiae terhadap peningkatan kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan pengkayaan ragi yaitu, 2,5 g/L, 5 g/L, 7,5 g/L, 10 g/L dan satu perlakuan kontrol. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Artemia yang diperkaya Saccharomyces cerevisiae sebanyak 5g/L meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan badut sebesar 91,67 % dan laju pertumbuhan sebanyak 2,5 g/L meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 14,33%. Kata kunci : Artemia salina , ikan badut, Saccharomyces cerevisiaeItem FORTIFIKASI HIDROLISAT PROTEIN IKAN NILA TERHADAP TINGKAT KESUKAAN RENGGINANG(2009) M BASHIIR A; Titin Herawati; Nia kurniawatiMochamad Bashiir Awaludin (Di bawah bimbingan Nia Kurniawati dan Titin Herawati) 2016. Fortifikasi Hidrolisat Protein Ikan Nila Terhadap Tingkat Kesukaan Rengginang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat fortifikasi hidrolisat protein ikan nila terhadap tingkat kesukaan rengginang yang dapat menghasilkan karakteristik organoleptik, fisik dan kimia terbaik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran pada bulan Maret 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan metode eksperimental dengan 5 perlakuan, yaitu penggunaan hidrolisat protein ikan nila (0%), (2,5%), (5%), (7,5%), dan (10%). Variable yang diamati terdiri atas karakteristik organoleptik (kenampakan, aroma, rasa dan tekstur), fisik (kemekaran), dan kimia (kadar air dan kadar protein). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rengginang dengan fortifikasi hidrolisat protein ikan nila sebesar 5% adalah yang paling disukai. Rengginang memiliki kadar protein cukup tinggi yaitu sebesar 14,57%. Nilai rata-rata uji kesukaan rengginang terhadap kenampakan 7,70 (disukai), aroma 6,30 (disukai), rasa 8,10 (disukai), tekstur 7,20 (disukai), serta nilai alternative tertinggi, yaitu 8,04.Item Analisis Prospek Bisnis Dan Strategi Pemasaran Ikan Koi (Cyprinus carpio) Di DKI Jakarta (Studi Kasus di Tempat Promosi Hasil Perikanan Cengkareng, Jakarta Barat)(2009) ALLEN HIRIM C; Iwang Gumilar; Nia kurniawatiABSTRAK Allen Hirim Christianto (dibawah bimbingan: Iwang Gumilar dan Nia Kurniawati). 2015. “Analisis Prospek Bisnis Dan Strategi Pemasaran Ikan Koi (Cyprinus carpio) Di DKI Jakarta (Studi Kasus di Tempat Promosi Hasil Perikanan Cengkareng, Jakarta Barat)”. Penelitian ini bertujuan menganalisis prospek bisnis ikan koi (Cyprinus carpio) dan strategi pemasaran yang efektif di Cengkareng, Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2013 . Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Snow Ball Sampling. Data diperoleh dari wawancara langsung dengan 16 pedagang. Parameter yang dianalisis meliputi aspek teknis, aspek ekonomis, aspek sosial kelembagaan dan strategi pemasaran, data hasil penelitian dianalisis secara deskripsi. Penelitian ini mengamati empat pola saluran pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola saluran IV terdiri dari pembudidaya, pedagang besar dan konsumen yang memiliki nilai BCR: 2.07, nilai Market’s share 96,78 % dan Farmer’s share 3,3 % merupakan saluran pemasaran yang paling efisien. Strategi pemasaran yang efektif bagi para pelaku pemasaran ikan koi di TPHP Cengkareng adalah Peran aktif pemerintah dalam perencanaan produk, fleksibilitas harga, penggunaan media promosi internet dan peningkatan intensitas kegiatan pameran. Kata Kunci : ikan koi; TPHP Cengkareng; prospek bisnis; strategi pemasaranItem Keterkaitan Ikan Herbivora dengan Kondisi Terumbu Karang Di Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.(2009) NADYA NOVIANTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 – 20 Mei 2013 di perairan Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, untuk menilai kelimpahan ikan herbivora dan kondisi tutupan terumbu karang, serta menganalisis keterkaitan ikan herbivora dengan kondisi terumbu karang. Pengamatan kondisi terumbu karang menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT) dan pengamatan ikan karang menggunakan metode Visual Sensus. Analisis yang digunakan untuk melihat hubungan kondisi terumbu karang dan ikan herbivora adalah Regresi dan Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terumbu karang di perairan Pulau Wangi-Wangi masuk dalam kategori sedang hingga baik. Persentase tutupan terumbu karang di stasiun pengamatan berkisar antara 28 – 60%. Famili ikan herbivora yang ditemukan terdiri dari Acanthuridae, Balistidae, Ephippidae, Pomacentridae, Scaridae, dan Siganidae. Keterkaitan kelimpahan ikan herbivora dan kondisi tutupan karang hidup tidak berbeda nyata, yang berarti tidak adanya pola tertentu. Keterkaitan antara keduanya secara tidak langsung diindikasikan dengan adanya tutupan makroalga yang hidup disekitar terumbu karang sebagai perantara keduanya.Item KORELASI ANTARA GASTROPODA Lambis spp DENGAN MAKROALGA DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU(2009) DERI NAZARONI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada bulan Februari 2014 yang dilakukan selama 1 minggu. Penelitian dilakukan untuk menentukan pola penyebaran dan tingkat kepadatan Lambis serta menganalisis hubungan yang terjadi antara Lambis dengan luasan komunitas makroalga pada wilayah perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Pengambilan data dilakukan pada 3 stasiun yang telah ditentukan berdasarkan tingkat kepadatan makroalga, stasiun 1 dengan tingkat kepadatan makroalga yang tinggi, stasiun 2 dengan tingkat kepadatan makroalga yang sedang, dan stasiun 3 dengan tingkat kepadatan makroalga yang jarang. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi dengan variabel bebas yang merupakan gastropoda dan variabel tak bebas yang merupakan makroalga. Parameter yang diamati adalah kepadatan gastropoda, luas tutupan makroalga dan kualitas air. Hasil penelitian menujukkan gastropoda Lambis tersebar pada ketiga stasiun, jenis gastropoda yang ditemukan pada setiap stasiun adalah Lambis-lambis dan Lambis chiragra dengan tingkat kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan rata-rata yaitu sebesar 0,40 ind/m2 . Ditemukan 3 jenis makroalga, yaitu Padina australis, Sargassum polycystum, dan Halimeda micronesia. Rata-rata luas tutupan makroalga berkisar antara 11,32 sampai dengan 24,75% yang termasuk ke dalam kisaran rendah. Luas tutupan makroalga tertinggi ditemukan pada stasiun 1 yaitu 24,75%. Nilai korelasi antara gastropoda Lambis dengan makroalga yaitu -0,823 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 67,73%. Nilai tersebut menunjukkan hubungan yang sangat kuat.Item ASOSIASI PERIFITON PADA KOMPOSISI JENIS LAMUN DI PULAU TUNDA, TELUK BANTEN(2009) DITA LARASATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Dita Larasati (Dibimbing oleh : Sri Astuty, Yudi N. Ihsan dan Mujiyanto). 2014. Asosiasi Perifiton Pada Komposisi Jenis Lamun Di Pulau Tunda, Teluk Banten. Penelitian mengenai asosiasi intra perifiton pada jenis lamun di pulau tunda teluk banten dilakukan pada bulan september sampai oktober 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan dan asosiasi intra perifiton pada jenis lamun di Pulau Tunda. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dan eksperimental semu dengan rancangan acak lengkap, tujuh perlakuan komposisi jenis lamun. Penentuan petak terpilih berdasarkan tegakan lamun yang ada yaitu sebanyak tujuh buah petak berukuran 1x1m, yang terdiri dari tiga petak kategori vegetasi tunggal, dan empat petak kategori vegetasi campuran. Pada setiap petak terpilih dihitung jumlah tegakan lamun dan kepadatan perifitonnya. Jenis perifiton yang ditemui di perairan P.Tunda terdiri dari empat kelas, yaitu kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Cholorophyceae, dan Dinophyceae. Bacillariophyceae memiliki kepadatan tertinggi pada seluruh petak pengamatan yaitu berkisar 558.743 ind/cm2. Kepadatan perifiton tertinggi berada pada petak vegetasi campuran yaitu petak E. acoroides – C. rotundata – H. spinulosa dengan kerapatan lamun 36 ind/m2 dan kepadatan perifiton 174.957 ind/cm2. Perbedaan bentuk morfologis pada tumbuhan lamun, dapat memberikan efek yang berbeda pula bagi komunitas perifiton penyusunnya. Asosiasi positif ditemukan pada pasangan kelas perifiton Bacillariophyceae - Cyanophyceae, Bacillariophyceae - Cholorophyceae, dan Bacillariophyceae - Dinophyceae. Kata kunci : Perifiton, lamun, Asosiasi, Pulau Tunda.Item Pemetaan Sebaran dan Kondisi Padang Lamun di Perairan Pulau Pari, DKI Jakarta(2009) MUHAMMAD MINA NUR R; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPadang lamun merupakan ekosistem yang memliki peranan penting di wilayah pesisir. Penelitian telah dilakukan di perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan sebaran spasial dan kondisi padang lamun pada perairan pulau Pari, Kepulauan Seribu. Metode penelitian adalah survey terhadap padang lamun yag ada di enam stasiun pengamatan. Parameter yang diukur adalah, jenis lamun, kerapatan lamun dan luasan tutupan lamun serta sebaran lamun yang dianalisa dari citra sstelit Landsat 7 dari tahun 1994 sampai 2014. Analisa data mengunakan analisa komparatif dan pembahasannya secara deskriptif, yaitu membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada stasiun yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda terhadap ekosistem lamun di P. Pari. Kondisi padang lamun di Pulau Pari yang diperoleh berdasarkan pengolahan citra satelit Landsat dari tahun 1994-2014 menunjukan terjadi penurunan. Luasan padang lamun di perairan Pulau Pari pada tahun 1994 adalah 239.56 Ha sedangkan pada tahun 2014 luas area lamun menurun menjadi 122.93 Ha. Kondisi lamun secara keseluruhan; i) Luasan tutupan lamun termasuk kategori agak bagus – sangat bagus (28,66 % - 88,20 %), kerapatan lamun jarang-sangat rapat (41,0 ind/m2 - 247,5 ind/m2 (sangat rapat). Jenis lamun yang ditemukan ada 3 jenis lamun yaitu Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichi dan Enhalus acoroides. Pada masing-masing stasiun pengamatan hanya didapatkan satu jenis lamun.Item Analisis Konsumsi Ikan Masyarakat Kecamtan Jatinangor(2010) ILHAM ALIF PRIHANDANI; Ine Maulina; Yeni MulyaniTujuan penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis karakteristik konsumen ikan masyarakat kecamatan Jatinangor, 2) menganalisis tingkat kegemaran dan jenis ikan yang sering di makan masyarakat kecamatan Jatinangor, 3) dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi ikan masyarakat kecamatan Jatinangor. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dihasilkan dari hasil wawancara dengan responden. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait. Penelitian ini mengunakan 100 responden sebagai sampel penelitian berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen ikan di Kecamatan Jatinangor pada umumnya adalah perempuan yang belum berkeluarga berusia antara 15-23 tahun dengan tingkat pendidikan SMA dan bekerja sebagai mahasiswa. Pembeli ikan di kecamatan Jatinangor memiliki pendapatan sebesar 1.000.000-2.000.000. Sebanyak 65% responden di Kecamatan Jatinangor suka dalam mengkonsumsi ikan. Adapun jenis ikan yang biasa mereka konsumsi adalah ikan air tawar sebesar 63%. Faktor-faktor yang paling mempengaruhi keputusan pembelian ikan menurut uji rank spearman adalah harga ikan, pengaruh keluarga konsumen, kualitas ikan, dan budaya.Item ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMPEK (Studi Kasus di Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang)(2010) SALSABILA; Atikah Nurhayati; Walim LiliSalsabila (Dibimbing oleh: Atikah Nurhayati dan Walim LiLi). 2015. Analisis Strategi Pemasaran Pempek (Studi Kasus di Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ilir Barat II, Palembang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha pengolahan pempek di Kecamatan Ilir Barat II dan menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha pempek. Pelaksanaan pengambilan data dimulai dari Oktober 2014 sampai dengan November 2014. Data diperoleh dari wawancara langsung dengan pedagang pempek. Analisis pendapatan usaha yang dilakukan terdiri dari BEP, PP, R/C Ratio, perumusan strategi menggunakan SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan usaha pempek satu bulan Rp 3.748.524, BEP volume sebesar 7.865 buah perbulan, BEP harga Rp 1.223 per buah, rata-rata PP sebesar 11 bulan dan rata-rata R/C Ratio lebih dari satu ( >1) yang artinya usaha untung. Usaha pempek menerapkan strategi agresif yang terdiri dari meningkatkan kualitas pempek yang dijual, memanfaatkan lokasi sebaik-baiknya untuk menarik pembeli, dan menjaga hubungan antar pedagang serta lokasi sekitar warung untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi konsumen maupun pedagang.Item Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Teri Pada Skala Industri Rumah Tangga di Pulau Pasaran Provinsi Lampung(2010) PUTRI DINA PRATIWI; Ine Maulina; Donny Juliandri PrihadiPenelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2014 di Pulau Pasaran Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan, kelayakan serta merumuskan arah pengembangan pada usaha pengolahan ikan teri asin di Pulau Pasaran Provinsi Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan teknik pengambilan data yaitu metode purposive sampling. Adapun variabel yang diteliti meliputi seluruh aspek biaya usaha pengolahan ikan teri asin, penerimaan, keuntungan, biaya produksi dan harga bahan baku ikan teri. Rata-rata biaya investasi pada usaha pengolahan ikan teri asin sekitar Rp. 14.233.333, rata-rata biaya operasional sebesar Rp. 22.534.077, dan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 5.339.326. Parameter kelayakan usaha pengolahan ikan teri asin ini berupa Benefit Cost Ratio (BCR) yaitu sebesar 1,23 dan dapat dikatakan layak karena nilai BCR lebih dari 1. Sedangkan arah pengembangan usaha berada pada Kuadran I dimana arah pengembangan usaha berada dalam pertumbuhan agresif dengan strategi terpilih yaitu berupa penyuluhan, pembinaan dan bimbingan intensif yang berkesinambungan berupa program-program bantuan dana ataupun bantuan sarana prasarana yang diiringi dengan pembinaan akan manfaat dan cara mengelola bantuan-bantuan tersebut dengan baik dalam meningkatkan teknologi produksi yang lebih baik dan meningkatkan jumlah hasil produksi ikan teri asin.Item PENINGKATAN PERTUMBUHAN IKAN BAWAL (Colossoma macroponum) DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA BUDIDAYA POLIKULTUR DI KJA WADUK CIRATA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI AERASI(2010) MUHAMMAD ISA FARHAN; Zahidah; Ike RustikawatiPenelitian ini dilaksanakan di Karamba Jaring Apung Waduk Cirata, dimulai dari tanggal 25 Januari sampai dengan tanggal 21 Maret 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas air dan pertumbuhan ikan pada karamba jaring apung yang menggunakan aerasi dan karamba jaring apung yang tidak menggunakan aerasi. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Uji –t berpasangan. Parameter yang diamati yaitu DO, pH, suhu, ammonia, produktivitas primer dan pertumbuhan ikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian aerasi memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap Kualitas air dan pertumbuhan ikan di karamba jaring apung. Pemanfaatan teknologi aerasi dapat memberikan pertumbuhan ikan bawal sebesar 4170 % dibandingkan dengan yang tidak menggunakan aerasi yang hanya sebesar 3927 %, sedangkan ikan nila dengan menggunakan aerasi dapat tumbuh sebesar 121 % kali dibandingkan yang tidak menggunakan aerasi hanya sebesar 87 %. konsentrasi oksigen rata-rata pada KJA yang menggunakan aerasi selama penelitian berkisar 6,2 - 6,38 mg/l dan 5,63 - 5,7 m/l untuk yang tidak menggunakan aerasiItem Pengaruh Tingkat Salinitas Terhadap Kinerja Reproduksi Ikan Nila Nirwana (Oreochromis niloticus)(2010) RIEKA NOERMALASARI; Evi Liviawaty; IskandarABSTRAK Rieka Noermalasari (Dibimbing oleh : Iskandar, Evi Liviawaty, dan Priadi Setyawan). 2014. Pengaruh Tingkat Salinitas Terhadap Kinerja Reproduksi Ikan Nila Nirwana (Oreochromis niloticus) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh salinitas terhadap kinerja reproduksi ikan nila nirwana. Penelitian telah dilakukan pada bulan April hingga Juni 2014 di Hatchery Nila, Balai Penelitian dan Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, dengan perlakuan salinitas yaitu 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt, dan 15 ppt. Ikan nila nirwana yang digunakan memiliki bobot rata-rata 191,25 ± 11,03 gr. Parameter yang diamati terdiri dari tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas dan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan salinitas media pemeliharaan dengan tingkat salinitas 10 ppt memberikan kinerja reproduksi ikan nila nirwana (Oreochromis niloticus) terbaik dengan tingkat kematangan gonad pada TKG IV mencapai 100%, indeks kematangan gonad sebesar 4,36% ± 0,76%, nilai fekunditas sebesar 8 ± 2 butir/gr induk) dan diameter telur sebesar 2,14 ± 0,04 mm. Kata kunci : Kinerja Reproduksi, Nila Nirwana, SalinitasItem ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENDEDERAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) (Studi Kasus Di Kelompok Mina Mukti Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)(2010) ASEP RISMAWAN; Ayi Yustiati; IskandarPenelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan Gurami Kelompok Mina Mukti Kabupaten Sumedang, dari bulan September 2016 – Januari 2017. Penelitian ini bertujuan menganalisis alternatif strategi bisnis yang dapat digunakan oleh pihak Kelompok Mina Mukti berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal kegiatan usaha ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Metode yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Parameter yang dianalisis adalah perumusan strategi bisnis ikan Gurami yang dilakukan melalui tiga tahapan yaitu matriks EFE, matriks IFE, dan matriks SWOT. Faktor internal (kekuatan dan kelemahan) utama yang dimiliki oleh Kelompok Mina Mukti adalah lokasi dan wilayah Mina Mukti yang strategis (skor 0,302), dan tidak dapat memenuhi permintaan yang tinggi (skor 0,213). Faktor eksternal (peluang dan ancaman) terbesar yang dimiliki oleh Kelompok Mina Mukti adalah kepercayaan pemasok dan permintaan ikan Gurami yang tinggi dengan nilai yang sama (skor 0,319),dan serangan hama dan penyakit (skor 0,273). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi Kelompok Mina Mukti berada pada kuadran I dengan kordinat (2,615 : 2,922). Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif, berupa (1) Mempertahankan dan meningkatkan mutu produk dengan cara pengawasan produksi, (2) Menambah jumlah kolam baru untuk meningkatkan kuantitas produksi ikan Gurami, (3) Meningkatkan kuantitas produksi ikan Gurami menggunakan induk yang berkualitas, dan (4) Meningkatkan dan menjaga loyalitas pelanggan.Item Pengaruh Penggunaan Tepung Ulat Hongkong Dalam Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)(2010) EKO AGUS WIBOWO; Ike Rustikawati; Kiki HaetamiPenelitian ini dilaksanakan di Hatchery Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran mulai dari tanggal 18 Juni sampai dengan 29 Juli 2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan tepung ulat hongkong dalam pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nilem (Osteochilus hasselti). Ikan yang digunakan adalah benih ikan nilem berukuran 5-6 cm dengan padat penebaran 1 ekor/2L air dalam akuarium berukuran 40x20x30 cm3. Parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan, konversi pakan, kelangsungan hidup dan kualitas air sebagai parameter pendukung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penggunaan tepung ulat hongkong dalam pakan dengan persentase 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung ulat hongkong dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan, konversi pakan dan kelangsungan hidup, sehingga penggunaan tepung ulat hongkong dalam pakan benih ikan nilem dapat digunakan hingga tingkat penggunaan 8%.Item Analisis Tingkat Kesejahteraan Pembudidaya Minapadi Di kecamatan Majalaya, Ciparay dan Pacet Kabupaten Bandung(2010) NUARY HANIFAH; Iwang Gumilar; Ine MaulinaPenelitian ini dilakukan di Kecamatan Majalaya, Ciparay dan Pacet Kabupaten Bandung. Pelaksanaannya dimulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Juni 2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan usaha minapadi dan tingkat kesejahteraan pembudidaya minapadi di Kecamatan Majalaya, Ciparay dan Pacet Kabupaten Bandung. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei. Tingkat kesejahteraan dianalisis dengan menggunakan indikator kersejahteraan rumah tangga Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003 yang dimodifikasi. Berdasarkan hasil analisis usaha minapadi nilai R/C rata-rata yang diperoleh oleh pembudidaya minapadi menunjukan bahwa pada usaha minapadi 1,76 sedangkan pada usaha padi biasa 1,70. Berdasarkan nilai R/C yang dihasilkan pada maka dapat dikatakan bahwa usaha minapadi di Kecamatan Majalaya, Ciparay dan Pacet menguntungkan. Berdasarkan 11 indikator Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga dari Badan Pusat Statistik tahun 2003, rumah tangga pembudidaya minapadi sebagian besar termasuk kategori kesejahteraan tinggi sebanyak 13 orang (43%), kesejahteraan sedang sebanyak 15 orang (50%) dan sisanya termasuk kategori kesejahteraan rendah sebanyak 2 orang (7%) sehingga pembudidaya minapadi di Kecamatan Majalaya, Ciparay dan Pacet pada umumnya tergolong dalam keluarga yang taraf hidupnya sejahtera sedang.Item Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Ikan Napoleon (Chilinus undulatus) Dengan Terumbu Karang Di Perairan Menjangan Kecil Taman Nasional KarimunJawa Kabupaten Jepara(2010) GILANG GUNAWAN PERMANA PUTERA; Yudi Nurul Ihsan; Syawaludin Alisyahbana HarahapGilang Gunawan Permana Putra, (dibimbing oleh: Yudi Nurul Ihsan, Syawaludin Alisyahbana Harahap). 2016. Hubungan Ikan Napoleon (Chilinius undulatus) Dengan Terumbu Karang Di Perairan Menjangan Kecil Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kelimpahan ikan napoleon, kondisi tutupan terumbu karang, serta hubungan kelimpahan dan keragaman ikan napoleon dengan kondisi terumbu karang di Perairan Menjangan Kecil Taman Nasional Karimunjawa. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2015. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survey menggunakan Belt Transect (Transek Sabuk) dan metode UVC (underwater visual census) yang dikembangkan oleh The Great Barrier Reef Marine Park Authority (GMRMPA). Pada setiap stasiun penelitian dilakukan pengamatan dengan melakukan tracking untuk mengetahui kelimpahan ikan napoleon. Pengamatan tutupan terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Berdasarkan hasil tracking dan visual sensus diperoleh nilai kelimpahan ikan napoleon antara 0 – 10.5 Ind/ha. Intensitas kemunculan kelimpahan tertinggi ditemukan pada stasiun 3 dengan kedalaman 13-15 m. Kondisi terumbu karang di stasiun tersebut termasuk kedalam kategori baik dengan persentase tutupan karang hidup sebesar 56,23%. Hubungan kelimpahan ikan napoleon (Chilinus undulatus) dengan tutupan karang hidup didapatkan nilai korelasi (r) 0.907 dan koefisien determinasi (R²) sebesar 82.3%. Hasil regresi tersebut menunjukan bahwa hubungan antara tutupan karang hidup dengan kelimpahan ikan Napoleon (Chilinus undulatus) adalah positif. Kata kunci: Belt Transect; ikan napoleon; kelimpahan; Line Intercept Transect; underwater visual census.