Profesi Ners
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Profesi Ners by Issue Date
Now showing 1 - 15 of 15
Results Per Page
Sort Options
Item Kualitas Hidup Keluarga Pelaku Rawat Pasien Pasca Stroke di Rumah Sakit Al-Islam Bandung(2017) ARINDITA HUSNA ALFIANI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPasien pasca stroke mengalami gangguan saraf yang menyebabkan kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya, sehingga memerlukan bantuan oleh keluarga. Perawatan pada pasien yang dilakukan oleh keluarga akan berdampak adanya beban yang dapat menurunkan kualitas hidup pada keluarga pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup keluarga pelaku rawat pasien pasca stroke di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi penelitian setiap bulan sebanyak 150 kunjungan pasien pasca stroke di rawat jalan Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Teknik Sampel pada penelitian diambil menggunakan teknik accidental sampling dengan kuesioner dilakukan selama empat belas hari sehingga diperoleh 41 responden. Instrumen penelitian modifikasi instrumen CQOLC oleh Weitzner yang telah diadaptasi dengan bahasa Indonesia terlebih dahulu oleh peneliti sebelumnya. Hasil analisis data menggunakan rumus Skor-T kemudian data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diinterpretasikan menggunakan presentase. Persentase kualitas hidup pelaku rawat pasien pasca stroke di rumah sakit Al Islam Bandung memiliki kualitas hidup tinggi (53.6%) dan lainnya memiliki kualitas hidup rendah (46,4%). Dimensi pada kualitas hidup secara urut dari nilai kualitas hidup tinggi yang terendah adalah dimensi fisik (43,9%), dimensi sosial (48,8%), dimensi psikologis (53,7%), dan tertinggi pada dimensi spiritual (61%). Kualitas hidup keluarga pelaku rawat dikatakan tinggi, karena keluarga mampu beradaptasi dan memiliki koping baik dalam tanggung jawab merawat pasien sejak serangan stroke awal hingga perawatan pasca stroke. Saran yang dapat diberikan adalah, keluarga dapat mempertahankan dan meningkatkan peran keluarga. Adanya dukungan dari peran sosial dan tenaga kesehatan pada keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup pelaku rawat selama mendampingi pasien pasca stroke.Item ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PROLAPS UTERI DENGAN ANEMIA BERAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS II-III DI RSUD KOTA BANDUNG : STUDI KASUS(2021) KENNY CHAIRUNNISA; Ermiati; Tidak ada Data DosenProlaps uteri merupakan kondisi terjadinya herniasi rahim ke dalam vagina sebagai akibat dari kegagalan ligamen dan dukungan fasia, prolaps uteri sering terjadi bersamaan dengan prolaps dinding vagina, yang melibatkan kandung kemih atau rektum, hal ini dapat terjadi karena riwayat persalinan pervaginam, usia tua, juga pada wanita menopause. Apabila prolaps uteri tidak ditangani dengan segera maka dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti perdarahan yang dapat menyebabkan anemia berat Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien prolaps uteri dengan anemia berat. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, adapun instrumen yang digunakan berupa format observasi RSUD di Kota Bandung dan format pengkajian dari Fakultas Keperawatan Unpad. Sampel pada penelitian ini yakni satu orang pasien dengan prolaps uteri dengan anemia berat. Adapun diagnosa keperawatan yang didapati pada pasien yakni risiko syok, nyeri akut, dan risiko infeksi . Rencana intervensi yang diberikan berupa manajemen syok yang mencangkup terapi tranfusi darah, terapi asam traneksamat, dan pemantauan tanda-tanda vital. Manajemen prolpas uteri berupa senam kegel dan pemasangan pesarium, manajemen nyeri, juga pencegahan infeksi. Hasilnya didapati terjadi perbaikan nilai Hb dari 7 gr/dL menjadi 10 gr/dL, keluhan lemas dan nyeri berkurang, dan pasien sudah dilakukan pemasangan pesarium jenis pesarium ring with support.Item TERAPI KOMPLEMENTER AIR REBUSAN DAUN SELEDRI SEBAGAI INTERVENSI KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI: STUDI KASUS(2021) SANDI HERYANA; Witdiawati; Tidak ada Data DosenLanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 55 tahun ke atas. Masalah kesehatan hipertensi suatu penyakit yang bisa dialami oleh lanjut usia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, dengan batasan tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. Faktor penyebab terjadinya hipertensi yaitu faktor usia, gaya hidup, aktivitas fisik dan stress psikososial. Dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi pada lansia yaitu stroke, gagal jantung, dan lain sebagainya. Upaya untuk mengatasi hipertensi dengan intervensi non-farmakologi adalah terapi komplementer pemberian Air Rebusan Daun Seledri. Air Rebusan Seledri merupakan suatu terapi komplementer yang bisa di terapkan pada penderita hipertensi. Pemberian Air Rebusan Seledri dengan diberikan 100 ml pada pagi dan sore hari. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis intervensi Pemberian Air Rebusan DaunSeledri terhadap penurunan tekanan darah pada klien lansia dengan hipertensi di RW 18 Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Metode penulisan ini adalah studi kasus dengan tahapan asuhan keperawatan. Implementasi pemberian Air Rebusan Seledri pada klien lansia tiga hari pemberian pagi dan siang. Dari hasil analisis kasus pada klien lansia didapatkan bahwa pemberian Air Rebusan Seledri efektif untuk menurunkan dan mengontrol tekanan darah. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan perawat untuk dijadikan intervensi keperawatan mandiri untuk penatalaksanaan pada penderita hipertensi.Item ASUHAN KEPERAWATAN : KOMBINASI TERAPI OKUPASI DAN TERAPI PSIKORELIGIUS TERHADAP PERUBAHAN GEJALA HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK REHABILITASI NUR ILAHIE KAB.GARUT(2021) ANNISA AULIA HUSNA; Iyus Yosep; Tidak ada Data DosenPendahuluan : Skizofrenia merupakan gangguan yang mempengaruhi emosi, pikiran, persepsi, dan perilaku seseorang. 90% pasien skizofrenia memiliki gejala halusinasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi okupasi dan terapi psikoreligius dalam mengurangi gejala halusinasi. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan meliputi pengkajian hingga evaluasi. Pasien dengan halusinasi pendengaran diberikan terapi okupasi untuk mengalihkan fokus dan terapi psikoreligius untuk memberikan relaksasi pada pasien halusinasi. Terapi ini diberikan selama 5 hari dengan total pertemuan 5 kali. Hasil penelitian : Masalah gangguan presepsi sensori : halusinasi pendengaran berkurang. Hal tersebut dilihat dari klien mampu mengontrol halusinasinya, frekuensi halusinasi berkurang, serta klien rutin mengikuti kegiatan yang diadakan oleh klinik. Kesimpulan : Klien mendapatkan kombinasi terapi okupasi dan terapi psikoreligius yang menunjukan adanya perubahan perilaku seperti klien mampu mengontrol halusinasi serta klien dapat mengikuti kegiatan yang diadakan oleh klinik. Penggunaan terapi okupasi dan terapi psikoreligius dapat dilakukan kepada pasien dengan gangguan halusinasi. Namun dalam keterbatasan peneliti, kombinasi terapi okupasi dan terapi psikorelegius hanya dilaksanakan 5 hari sehingga studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai efek jangka panjang dari kombinasi terapi okupasi dan terapi psikoreligius pada pasien dengan gangguan halusinasi pendengaranItem Intervensi Keperawatan dalam Mengatasi Penurunan Curah Jantung Pada Pasien dengan Diagnosa Medis Inappropriate Sinus Takikardia (IST) di Ruang CICU Studi Kasus(2021) WIDYA NURWULAN SANTIKA UTAMI; Donny Nurhamsyah; Tidak ada Data DosenPendahuluan: Inappropriate Sinus Tachycardia (IST) yaitu suatu kondisi seseorang memiliki denyut jantung lebih dari 100 kali permenit tanpa penyebab yang jelas jika tidak ditangani akan terjadi selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. di Indonesia sendiri belum terdapat studi mengenai IST sehingga peneliti tertarik untuk menjelaskan intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketidaknyaman pada pasien IST Metode: Penelitian ini menggunakan studi kasus. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan palpitasi, dispnea, mual dan muntah. Pasien diberikan penatalaksanaan tirah baring, pemantauan hemodinamik (tanda-tanda vital, lab elektrolit, EKG), pemberian oksigen, relaksasi nafas dalam. Hasil: Keluhan dada berdebar-debar pada pasien teratasi dengan HR: 60x/menit, TD: 98/86 mmHg, RR: 17x/menit, SpO2: 99%, keluhan mual muntah dan sesak pada pasien teratasi. Diskusi: Pemberian asuhan keperawatan dilakukan dengan cara mengkaji terlebih dahulu gejala dirasakan klien sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang sesuai. Kesimpulan: Pemberian terapi relaksasi nafas dalam serta pemenuhan oksigenasi pada pasien sangat membantu mengurangi ketidaknyamanan pasienItem DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP ODGJ DI PANTI REHABILITASI : A CASE REPOT(2021) FARIDA ARIBAH; Efri Widianti; Tidak ada Data DosenProses pemulihan kesehatan (rehabilitatif) merupakan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan jiwa yang ditujukan untuk mengendalikan disabilitas memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi okupasional, mempersiapkan dan memberi kemampuan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) agar pulih dan kembali mandiri di masyarakat. Berdasarkan pengalaman peneliti, proses rehabilitatif hanya berfokus pada perawatan yang dilakukan di panti rehabilitatif, namun banyak yang tidak menyadari bahwa proses rehabilitatif membutuhkan dukungan keluarga dalam proses pemulihan pasien dengan gangguan jiwa. Tn. A berusia 39 tahun telah dirawat di panti rehabilitasi sejak 2014. Pasien jarang dikunjungi oleh keluarga di panti rehabilitasi. Pasien diantar untuk berkujung ke rumah pasien ketika hari besar keagamaan dengan rentang waktu 3 sampai 4 jam, kemudian pasien kembali ke panti rehabilitasi. Kurangnya dukungan sosial keluarga dalam proses habilitatif pada pasien dengan gangguan jiwa menjadi masalah besar dalam dalam proses rehabilitatif pasien dengan gangguan jiwa. Dukungan sosial keluarga adalah hal penting bagi pasien yang sedang melakukan proses rehabilitatif. Keluarga yang mendukung perawatan dan pengobatan pasien, mampu meningkatkan kondisi pemulihan pasien.Item MANAJEMEN JALAN NAPAS PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG RAWAT INAP AURORA RSUD BANDUNG KIWARI: A CASE STUDY(2021) DEVI FITRIANI; Nenden Nur Asriyani Maryam; Tidak ada Data DosenABSTRAK Bronkopneumonia adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita. Bronkopneumonia menyebabkan terjadinya peningkatan produksi sputum dan menimbulkan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Diperlukan intervensi manajemen jalan napas untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan manajemen jalan napas pada anak dengan bronkopneumonia. Penelitian ini merupakan studi kasus yang menggunakan pendekatan deskriptif pada An.A berusia 3 bulan dengan Bronkopneumonia dan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Intervensi manajemen jalan napas dilakukan pada tanggal 11-14 Juli 2022 di Ruang Rawat Inap Aurora RSUD Bandung Kiwari dan berdasarkan pada SDKI, SLKI dan SIKI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, anamnesa, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Setelah dilakukan tindakan manajemen jalan napas selama 4 hari masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi dengan kriteria dispnea (-), wheezing (-), ronchi (-), retraksi interkosta (-), RR dan saturasi dalam rentang normal. Kata Kunci : anak, bronkopneumonia, bersihan jalan napas tidak efektif ABSTRACT Bronchopneumonia is a disease that cause death in toddlers. Bronchopneumonia causes increased sputum production and ineffective airway clearance. Airway management is needed to overcome these problems. This study aims to describe airway management in children with bronchopneumonia. This research was a case study using a descriptive approach to An.A aged 3 months with bronchopneumonia and ineffective airway clearance. Airway management was carried out on 11 to 14 July 2022 in medical ward, Bandung Kiwari General Hospital and was based on SDKI, SKLI and SIKI. Data collection techniques used are observation, anamnesis, physical examination and documentation. After airway management measures for 4 days, the problem of ineffective airway clearance was resolved with the criteria for dyspnea (-), wheezing (-), rhonchi (-), intercostal retraction (-), respiration and saturation within the normal range. Keyword : children, bronchopneumonia, ineffective airway clearanceItem MANAJEMEN RISIKO PERFUSI SEREBRAL TIDAK EFEKTIF PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS ACUTE HYDROCEPHALUS POST VENTRICULO-PERITONEAL SHUNT POSTOPERATIVE DAY 0 : STUDI KASUS(2021) ADE HANIAH SYA`ADAH RAHMANIAH; Ema Arum Rukmasari; Tidak ada Data DosenHidrosefalus yaitu penumpukan Cairan Serebrospinal (CSS) pada ventrikel otak karena gangguan penyerapan CSS atau hambatan aliran CSS. Pemasangan Ventriculo-Peritoneal Shunt merupakan penatalaksanaan untuk mengurangi volume CSS pada ventrikel otak. Salah satu masalah keperawatan utama pada kondisi tersebut yaitu risiko perfusi serebral tidak efektif. Studi kasus ini melaporkan terkait manajemen risiko perfusi serebral tidak efektif dengan subjek penelitian yaitu seorang bayi berusia 7 bulan 14 hari dengan diagnosa medis acute hydrocephalus post ventriculo peritoneal shunt post operative day 0. Metode yg digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, rencana asuhan, implementasi dan evaluasi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan wawancara. Hasil ditemukan bahwa intervensi keperawatan yaitu manajemen risiko perfusi serebral tidak efektif yang meliputi identifikasi penyebab peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK), monitor tanda dan gejala peningkatan TIK, monitor Mean Arterial Pressure (MAP), monitor status pernapasan, monitor intake dan output cairan, posisikan semi fowler 30-45˚, serta kolaborasi obat-obatan. Implementasi dilakukan selama 3 hari (30 Mei-1 Juni 2022). Hasil evaluasi menunjukan bahwa selama 3 hari nilai tekanan darah dan MAP berada pada rentang normal dan kesadaran tidak meningkat. Manajemen risiko perfusi serebral tidak efektif dapat mempertahankan MAP tetap stabil namun tidak meningkatkan perfusi serebral.Item INTERVENSI EDUKASI STUNTING DAN NUTRISI MELALUI MEDIA ISI PIRINGKU PADA KELUARGA DENGAN ANAK STUNTING DAN RIWAYAT TUBERCULOSIS : A CASE STUDY(2023-04-04) SYAFIRA DEWI; Mamat Lukman; Tidak ada Data DosenStunting adalah ketidakseimbangan pertumbuhan dan perkembangan akibat kurangnya nutrisi, dan infeksi berulang pada anak yang dapat menghambat perkembangan fisik, kognitif dan rentan terkena penyakit. Kelurahan Sukamentri memiliki angka stunting terbanyak di Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga terkait stunting dan pentingnya pemberian gizi yang seimbang dalam menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak. 36Desain yang digunakan adalah studi kasus pada keluarga dengan anak stunting dan riwayat tuberculosis. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi asuhan keperawatan selama 8 hari. Intervensi dilakukan dengan memberikan edukasi stunting dan nutrisi melalui media “Isi Piringku” dengan pendekatan keluarga. Hasil yang didapatkan adanya peningkatan pengetahuan keluarga terakit stunting dan nutrisi, sikap keluarga dalam memperbaiki pola makan anak, dan peningkatan BB dan TB anakItem STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI PANTI REHABILITASI MENTAL GRAHA NUR ILLAHIE ASSANI GARUT(2023-04-04) SILVIA NURHALIZA; Hendrawati; Tidak ada Data DosenLatar Belakang: Halusinasi merupakan pengalaman sensorik yang sebenarnya tidak nyata. Tujuan: Menggambarkan proses asuhan keperawatan pada Ny.T dengan diagnosa Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Panti Rehabilitasi Mental Graha Nur Illahie Assani Garut Metode: Metode yang digunakan adalah studi kasus deskriptif asuhan keperawatan. Hasil: Klien dibawa ke panti karena mengamuk dan mendengar suara yang membuat klien tidak nyaman. Setelah dilakukan analisa, diagnosa yang terjadi pada klien yaitu Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran. Intervensi yang dilakukan diantaranya manajemen halusinasi, kolaborasi pengobatan, dan terapi aktivitas kelompok. Evaluasi yang tercapai yaitu klien mampu menjelaskan kembali pengertian halusinasi, cara mengurangi halusinasi, menyebutkan obat-obatan yang dikonsumsi dan manfaatnya, klien aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok. Evaluasi dari tindakan yang belum tercapai yaitu terkait kepatuhan pengobatan dan halusinasi yang masih muncul ketika klien menyendiri. Kesimpulan: Perawat dan keluarga diharapkan selalu menemani klien, menyertakan klien kedalam berbagai aktivitas kelompok, pengobatan harus selalu dipantau agar klien tidak mengalami kekambuhan.Item Kombinasi Teknik Relaksasi Napas Dalam dan Aromaterapi untuk Menurunkan Nyeri pada Pasien dengan Myeloradikulopati Torakal di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit di Kota Bandung: A Case Study.(2023-04-10) ISNA HANIFAH; Dyah Setyorini; Tidak ada Data DosenLatar Belakang: Myeloradikulopati torakal merupakan hilangnya fungsi saraf secara bertahap yang disebabkan oleh metastasis tumor medulla spinalis di level torakal yang mengakibatkan nyeri dan berkurangnya sensasi atau kelumpuhan. Kasus/intervensi/pembahasan: Ny. N, 59 tahun dengan myeloradikulopati torakal dan memiliki masalah keperawatan utama nyeri akut. Pasien sudah diberikan manajemen nyeri farmakologis dengan pemberian analgesik paracetamol 3x 500 mg. Nyeri akut pada pasien myeloradikulopati torakal dapat terjadi pada seluruh fase perawatan yang menyebabkan hari perawatan bertambah lama sehingga perlu adanya pemberian terapi komplementer yang dapat menurunkan hari perawatan. Salah satu terapi komplementer nonfarmakologis yang terbukti efektif meredakan nyeri pada pasien dengan myeloradikulopati torakal ialah kombinasi teknik relaksasi napas dalam menggunakan aromaterapi. Aromaterapi diberikan pada pasien dengan meneteskan minyak asiri dengan kandungan Lavandula angustifolia (lavender), Citrus nobilis (jeruk mandarin) dan Origanum majorana (marjoram) ke kapas dan dihirup oleh pasien. Implementasi dilakukan selama 1 kali selama 7 hari masa perawatan dengan durasi 20-30 menit setelah pasien melakukan personal hygiene atau saat akan beristirahat. Hasil evaluasi didapatkan skala nyeri pasien menurun secara signifikan dari skor 4 menjadi skor 2. Simpulan: Pemberian kombinasi teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi efektif mengurangi keluhan nyeri pada pasien dengan myeloradikulopati torakal disamping terapi farmakologi yang diberikan oleh tim medis.Item INTERVENSI LATIHAN POSISI ERGONOMIS: STUDI KASUS PADA PEKERJA HOME INDUSTRY MLG DI KABUPATEN GARUT(2023-09-22) WIANI SYAWALIA FITRI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPerawat Occupational Health Nursing (OHN) berperan memberikan asuhan keperawatan kerja melalui promosi dan pemulihan kesehatan kerja, perlindungan terhadap bahaya lingkungan dan pekerjaan, serta tindakan pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, salah satunya melalui posisi ergonomis. Tujuan: Asuhan keperawatan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pekerja mengenai posisi ergonomis agar terhindar dari kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja. Metode: Studi kasus dilakukan di home industry MLG Kabupaten Garut dengan pendekatan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penegakan diagnosa, implementasi serta evaluasi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen OHN, wawancara kepada 10 orang pekerja, serta observasi lingkungan kerja. Hasil: 30% pekerja berusia 26-35 tahun, 40% pekerja bekerja 10 kg dengan cara diangkat sejajar pundak/sikut/punggung/lutut, 80% pekerja bekerja dengan posisi duduk >2 jam, dan 70% pekerja tidak mengunjungi fasilitas kesehatan saat nyeri. Latihan posisi ergonomis diberikan kepada 10 orang pekerja home industry MLG. Setelah kegiatan berlangsung, pekerja mampu mengulang kembali materi yang telah disampaikan dan mampu mendemonstrasikan posisi ergonomis. Kesimpulan: Latihan posisi ergonomis dapat menghindari pekerja dari kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja. Seharusnya para pemilik usaha dan pekerja home industry dapat menerapkan posisi ergonomis dalam bekerja.Item FAMILY CENTERED CARE PADA PASIEN DENGAN DIABETIK KETOASIDOSIS DAN MULTIPLE ORGAN DYSFUNCTION SYNDROME (MODS) DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT: CASE REPORT(2023-09-22) NURUL DARMAWULAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPendahuluan: Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi Multiple Organ Dysfunction Syndrome memerlukan perawatan intensif segera sehingga membuat keluarga pasien mengalami masalah psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan Family Centered Care terhadap pasien dan keluarga pasien dengan ketoasidosis diabetikum dengan Multiple Organ Dysfunction Syndrome. Presentasi kasus: Pasien pria berusia 46 tahun mengalami diabetic ketoasidosis. Hasil pengkajian pada keluarga pasien merasa bersalah, khawatir, dan selalu menanyakan kondisi pasien sambil menangis. Intervensi yang diberikan dengan pendekatan keluarga berupa informasi kondisi pasien, rencana perawatan, dan hasil setelah dilakukan tindakan, bimbingan rohani saat keluarga datang bersama dengan pasien, memberikan dukungan keluarga, dan melibatkan keluarga di samping pasien. Kesimpulan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama dua hari, keluarga pasien merasa lebih tenang dan merasa puas akan pelayanan kesehatan yang didapat. Pengembangan intervensi lebih lanjut diperlukan dengan keterlibatan dan masukan dari pihak tenaga medis dan manajemen rumah sakit.Item Manajemen Nyeri pada Anak Post Laparotomi dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut : Studi Kasus(2023-09-24) NABILA NUR FADILAH HIDAYAT; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPendahuluan: Peritonitis merupakan keadaan dimana peritoneum atau selaput serosa yang membatasi antara rongga perut dan organ perut mengalami peradangan. Laparotomi merupakan salah satu tindakan pembedahan yang kerap dilakukan sebagai penatalaksanaan kejadian peritonitis. Masalah keperawatan utama yang muncul pada pasien pasca tindakan laparotomi merupakan nyeri akut. Studi kasus ini memaparkan terkait manajemen nyeri pada anak berusia 8 tahun dengan diagnosa medis Post Laparotomy e.c Peritonitis dan diagnosa keperawatan utama nyeri akut. Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Metode pengumpulan data secara primer dilakukan dengan pengkajian fisik, observasi dan wawancara, serta secara sekunder melalui rekam medis. Hasil: Intervensi keperawatan yang dilaksanakan berupa manajemen nyeri penatalaksanaan non farmakologi (teknik relaksasi napas dalam) dan farmakologi. Implementasi dilaksanakan selama 4 hari (28-31 Oktober 2022). Hasil evaluasi setelah 4 hari keluhan nyeri menurun, tidur nyenyak, tidak meringis dan nafsu makan dalam proses adaptasi. Kesimpulan: Manajemen nyeri dengan penatalaksanaan teknik relaksasi napas dalam berpengaruh terhadap nyeri pasien anak post operasi laparotomi.Item Asuhan Keperawatan Pada Penderita Skizofrenia Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis(2023-09-25) GITA AMORIA HAELENA WIBOWO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKonsep diri berkaitan dengan cara individu memandang dirinya yang akan mempengaruhi secara langsung pada harga diri atau cara individu dalam memberikan penilaian terhadap dirinya sehingga respon yang muncul akan sesuai dengan hasil dari penilaian diri tersebut. Studi kasus dilakukan pada klien dengan inisial An. R berjenis kelamin laki – laki berusia 20 tahun dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa Cisarua. Metode yang digunakan dalam pelitian ini bersifat case report dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. Proses penelitian dilakukan selama 10 hari dimulai dari tanggal 29 November – 8 Desember 2022. Proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa metode seperti observasi dan wawancara. Terdapat beberapa intervensi yang diberikan kepada klien meliputi BHSP, mengidentifikasi aspek positif, berlatih untuk membuat list activity, serta pemberian intervensi melalui dukungan afirmasi positif. Respon yang muncul pada klien sebagian besar mengarah pada hal yang positif, seperti klien dapat kooperatif dalam melakukan diskusi, klien dapat menjawab secara tepat sesuai pertanyaan yang diajukan, klien mampu untuk berlatih dalam mengendalikan gangguan mood dan pikiran negatifnya. Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa proses asuhan yang diberikan kepada klien dengan gangguan konsep diri mengarah pada hasil yang maksimal yang dapat dilihat melalui respon positif seperti klien mampu bersikap kooperatif dan mampu bekerja sama selama pemberian intevensi.