Ilmu Tanah (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Tanah (S2) by Subject "Bahan Pembawa"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item KOMPATIBILITAS, VIABILITAS DAN UJI HAYATI INOKULAN PENAMBAT N HALOTOLERAN MENGGUNAKAN TANAMAN PADI DIBERI AMELIORAN PADA TANAH SALIN(2022-04-05) NIDA ULI AL-AZMIYA; Mieke Rochimi Setiawati; Tualar SimarmataNida Uli Al-Azmiya. 2021. Kompatibilitas, Viabilitas dan Uji Hayati Inokulan Penambat N Halotoleran Menggunakan Tanaman Padi diberi Amelioran pada Tanah Salin. Dibimbing oleh Tualar Simarmata dan Mieke Rochimi Setiawati. Salinitas merupakan pembatas utama yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada tanah salin. Mikroba menguntungkan yang dapat hidup di ekosistem tanah salin (halotoleran) berpotensi mengurangi efek salinitas dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Percobaan bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas isolat bakteri penambat N halotoleran (BPNH), pengaruh komposisi carrier terhadap viabilitas inokulan dan efek interaksi dosis inokulan dengan amelioran terhadap pertumbuhan padi. Pengujian dilakukan di laboratorium dan lapangan dalam tiga tahapan yaitu (1) Uji kompatibilitas dilakukan dengan rancangan acak kelompok yang terdiri dari 16 perlakuan dan diulang tiga kali, (2) Pengujian viabilitas menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari sembilan perlakuan dan diulang tiga kali, dan (3) Uji hayati pada tanaman padi menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial yang terdiri faktor dosis pupuk hayati bakteri penambat N halotoleran (0, 600, 1200, 1800 g ha-1) dan dosis amelioran (0, 1, 2, 3 t ha-1). Hasil percobaan mengungkapkan bahwa isolat bakteri penambat N kompatibel sebagai konsorsium yang dapat menghasilkan hormon IAA dan jumlah total bakteri lebih tinggi dibandingkan isolat bakteri penambat N yang diaplikasikan secara tunggal. Komposisi bahan pembawa berpengaruh nyata terhadap viablitas inokulan BPNH dan viabilitas terbaik diperoleh dari komposisi bahan pembawa (Gambut 50% + Kompos 17,5% + Biochar 17,5% + Dolomit 5% + Guano 5% + Nutrisi 5%). Interaksi dosis inokulan BPNH dan amelioran berperanguh nyata terhadap kenaikan tinggi tanaman, tetapi berbeda tidak nyata terhadap bobot kering dan nisbah pupus akar. Pemberian pupuk hayati 1800 g ha-1 dan amelioran 3 ton ha-1 mampu meningkatkan tinggi tanaman dan populasi total bakteri Azospirillum sp. Hasil penelitian menegaskan bahwa pemberian BPNH dan dan amelioran dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi pada tanah salin.Item Penapisan Dan Uji Rizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman Penambat N dan Pembentuk Biofilm untuk Meningkatkan Karakter Tumbuh dan Efisiensi Agronomis Padi Gogo pada Lahan Suboptimal(2023-01-13) ISNANIAR RAHMATUL AZIZAH; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Tualar SimarmataKesuburan tanah merupakan faktor pembatas utama yang menyebabkan rendahnya produktivitas padi gogo pada lahan suboptimal (LSO) . Upaya untuk memperbaiki status hara tanaman padi gogo dapat dilakukan dengan pemanfaatan rizobakteri pemacu tumbuh tanaman (RPTT) penambat N. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat RPTT unggul terkarakterisasi dari ekosistem lahan kering yang berperan sebagai pemacu tumbuh dan pembentuk biofilm dan mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan dari September 2021–Oktober 2022. Penapisan isolat RPTT Penambat N dari ekosistem lahan kering menghasilkan tiga isolat unggul, yakni isolat C3, D1, dan A3 teridentifikasi sebagai spesies Pantoea dispersa (C3); Stenotrophomonas panacihumi (A3); dan Rhizobium daejeonense (D1). Komposisi carier yang terdiri dari Tanah gambut (50%) + Biochar tempurung kelapa (50%) + Bahan aditif 15% mampu memberikan viabilitas terbaik terhadap populasi BPN hingga 16 MS1. Aplikasi pupuk hayati soil application 5 kg.ha-1 + Amelioran 2 ton.ha-1 + 50 kg.ha-1 N) efektif meningkatkan hasil GKP sebesar 65% atau dengan nilai RAE sebesar 317%. Hasil GKP berkorelasi positif dengan populasi BPN, jumlah gabah per malai, bobot 1.000 butir, dan jumlah GKP sebesar 81%. Sumbangan efektif terhadap hasil GKP berturut-turut, yakni jumlah GKP per rumpun sebesar 66%, bobot 1.000 butir sebesar 19%, dan populasi BPN sebesar 1%.