Ilmu Tanah (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Tanah (S2) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 32
Results Per Page
Sort Options
Item APLIKASI PUPUK HAYATI PENAMBAT N2 (Azotobacter dan Azospirillum), KOMPOS JERAMI DAN KOMPOS AZOLLA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PUPUK N DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa. L)(2013-07-29) DIAH PUSPITA HATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRACT Utilization of nitrogen fixation biofertilizers (Azotobacter chroococcum and Azospirillum irakense) have been proved reduce the use of N manure, prevent a decline in soil organic matter and mitigate environmental pollution. The reseacrh aimed to study effect of biofertilizer application (Azotobacter chroococcum and Azospirillum irakense), straw compost, Azolla compost and manure N on the populations Azotobacter and Azospirillum, N uptake, soil organic C, N available soil, number of productive tillers, shoot-root rasio and rice grain yield, as well as maximizing the efficiency of N fertilizer, this has been conducted from May to December 2012 in the Research Station and Training Center for Agriculture Development (SPLPP) unit Ciparay. The experiment was set up Randomized Block Design consisted of 20 combinations treatment and provided with three replications. The experiment results revealed that the application of biofertilizers, straw compost, Azolla compost and N manure, significantly has increase the population of Azotobacter and Azospirillum, soil organic C, N uptake, the number of productive tillers and rice grain yield. The application of straw compost 4 t ha-1 and Azolla compost 0.36 t ha-1 with biofertilizer 400 g ha-1 has given the best rice grain yield (agronomic efficiency of fertilizer N was about 52,2 kg/kg N) and reduced the use of N fertilizer until about 33%. Keywords: Paddy fields, Biofertilizer, Azotobacter, Azospirilum, Agronomic Efficiency.Item Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Organik terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah, Derajat Infeksi Akar serta Pertumbuhan Tunas Bibit Buah Naga (Hylocereus costaricencis L.)pada Tanah Pasir Tambang Galian C(2014-07-18) KIKI ZAKIAH; E. Hidayat Salim; Anne NurbaityDegradasi lahan yang disebabkan oleh penambangan pasir mengakibatkan tanah menjadi tidak produktif. Penambahan bahan pembenah tanah seperti pupuk organik dan pupuk hayati diketahui mampu meningkatkan produktivitas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik dan pupuk hayati seperti Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Mychorriza Helper Bacteria (MHB) terhadap C-organik, N-total, P-potensial, P-tersedia, infeksi akar dan pertumbuhan tunas bibit buah naga (Hylocereous costaricencis L.) pada tanah pasir bekas galian tambang di Kabupaten Sumedang, Indonesia. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, dari bulan Desember sampai dengan Juni 2013. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, terdiri atas dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu pupuk hayati yang terdiri dari: tanpa pupuk hayati, FMA dan FMA + MHB serta faktor kedua yaitu pupuk organik yang terdiri dari: tanpa pupuk organik, pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, pupuk kandang sapi, pupuk kandang kelinci, kompos cocopeat dan POG (masing – masing 5 kg polibag-1). Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara pupuk organik dengan pupuk hayati terhadap C-organik, N-total, P-potensial, P-tersedia dan pertumbuhan tinggi tunas buah naga. Tidak terdapat interaksi antara pemberian pupuk hayati dengan pupuk organik terhadap derajat infeksi akar. Perlakuan FMA + MHB dan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, cocopeat serta POG memberikan nilai derajat infeksi akar dan pertumbuhan tunas bibit buah naga yang paling tinggi.Item Kajian Pemberian Terak Baja dan Bokashi Sekam Padi terhadap Beberapa Sifat Fisika Tanah dan Biomassa Tanaman Jagung Manis, Cabai Merah dan Brokoli pada Andisol Lembang(2014-07-21) HENLY YULINA; Rachmat Harryanto; Rina DevnitaAndisol mempunyai sifat fisika tanah yang baik, namun bermasalah dengan retensi P. Pemberian amelioran untuk mengurangi retensi P, diharapkan tidak mengubah sifat fisika tanah yang baik tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui interaksi, kombinasi terbaik dan hubungan antara terak baja dengan bokashi sekam padi terhadap beberapa sifat fisika tanah dan biomassa tanaman jagung manis, cabai merah dan brokoli pada Andisol Lembang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama terak baja dan faktor kedua bokashi sekam padi masing-masing 4 taraf, yaitu 0%, 2,5%, 5,0% dan 7,5%, diulang dua kali. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara terak baja dengan bokashi sekam padi terhadap beberapa sifat fisika tanah (kemantapan agregat tanah pada jagung manis setelah panen dan air tersedia pada cabai merah setelah vegetatif akhir) dan biomassa tanaman (jagung manis dan cabai merah), tetapi tidak terdapat interaksi terhadap brokoli. Kombinasi dosis 5,0% terak baja dan 7,5% bokashi sekam padi memberikan hasil terbaik terhadap kemantapan agregat tanah pada jagung manis setelah panen dan biomassa tanaman jagung manis, 2,5% terak baja dan 7,5% bokashi sekam padi meningkatkan ketersediaan air pada cabai merah setelah vegetatif akhir serta 5,0% terak baja dan 5,0% bokashi sekam padi meningkatkan biomassa tanaman cabai merah. Terdapat hubungan antara seluruh sifat fisika tanah dengan biomassa tanaman jagung manis, cabai merah dan brokoli, namun hanya biomassa tanaman cabai merah yang dipengaruhi oleh bobot isi, kemantapan agregat dan porositas tanah.Item KARAKTERISTIK SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN TERAK BAJA DAN BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP TIGA TANAMAN PADA ANDISOLS LEMBANG(2014-10-21) RIMMA RAKHMALIA; Emma Trinurani Sofyan; Rina DevnitaAndisols mengandung mineral amorf, seperti alofan yang menyebabkan retensi P tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah retensi P adalah dengan menambahkan bahan silikat yang dapat membebaskan P. Salah satu bahan yang mengandung silikat sekaligus hara P adalah terak baja yang diharapkan mampu melepaskan P yang teretensi oleh ion Al pada Andisols. Pemberian bahan organik merupakan upaya lain untuk mengatasi masalah P pada Andisols, karena bahan organik mampu meningkatkan ketersediaan P tanah. Maka dilakukan untuk mengetahui karakteristik sifat kimia tanah akibat pemberian terak baja dan bokashi sekam padi terhadap tiga tanaman pada Andisols Lembang. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai dengan Mei 2014 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Provinsi Jawa Barat. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah terak baja dengan empat taraf perlakuan. Faktor kedua adalah bokashi sekam padi dengan empat taraf perlakuan dan diulang sebanyak dua kali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terhadap pH tanah setelah inkubasi, pH tanah pada tanaman cabai merah pada saat vegetatif dan hasil tanaman jagung manis. Terdapat dosis terak baja (446 gram polibeg-1) dan bokashi sekam padi (3200 gram polibeg-1) yang memberikan hasil tertinggi sebesar 222 gram polibeg-1 dengan kenaikan hasil 53,63 % dibandingkan dengan tanpa perlakuan. Terdapat keeratan hubungan antara kandungan Cr tanah dengan hasil tanaman jagung manis yangItem Formulasi Pupuk Urea-Zeolit-Arang Aktif dan Kanji (UZAAK) Terhadap Kelarutan Cd, Pb, N-Total, KTK Tanah Serta Serapan Cd, Pb dan Hasil Padi (Oryza Sativa L.) Pada Tanah Yang Dicemari Logam Berat(2015-02-25) ESO SOLIHIN; Rija Sudirja; Anni YuniartiABSTRAK Eso Solihin, 2015. Formulasi Pupuk Urea-Zeolit-Arang Aktif dan Kanji (UZAAK) Terhadap Kelarutan Cd, Pb, N-Total, KTK Tanah Serta Serapan Cd, Pb dan Hasil Padi (Oryza Sativa L.) Pada Tanah Yang Dicemari Logam Berat. Dibimbing oleh Anni Yuniarti dan Rija Sudirja. Salah satu penghambat pengembangan produksi padi adalah ketidak efesienan dalam penggunaan pupuk dan kerusakan ekosistem akibat bahan beracun berbahaya seperti logam berat. Penggunaan pupuk berbahan Urea, Zeolit, Arang Aktif, dan Kanji (UZAAK) diharapkan mampu meningkatan produksi tanaman padi pada lahan sawah tercemar logam berat. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran sejak bulan Juli sampai dengan Desember 2014. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Tunggal dengan sepuluh perlakuan, yaitu A = Urea:kanji (95:5), B = Urea :zeolit : kanji (50:45:5), C = Urea : zeolit : arang aktif : kanji (50:22,5:22,5:5), D = Urea : arang aktif : kanji (50:45:5), E = Urea : zeolit : kanji (60:35:5), F = Urea : zeolit : arang aktif : kanji (60:17,5:17,5:5), G = Urea : arang aktif : kanji (60:35:5), H = Urea : zeolit : kanji (70:25:5), I = Urea : zeolit : arang aktif : kanji (70:12,5:12,5:5), dan J = Urea : arang aktif : kanji (70:25:5), masing-masing dengan tiga kali ulangan. Varietas padi yang digunakan adalah Inpari 30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formula pupuk UZAAK berpengaruh terhadap Kelarutan Cd, Pb, N-Total, Kapasitas Tukar Kation (KTK) Tanah Serta Serapan Cd, Pb. Pupuk UZAAK tidak berpengaruh nyata pada hasil padi. Formulasi B Urea : zeolit : kanji (50:45:5) dapat menurunkan Kelarutan Cd, Serapan Cd dan meningkatkan N-total, sedangkan penurunan Kelarutan Pb dan Serapan Pb ditunjukkan oleh formulasi D urea-arang aktif-kanji (50:45:5). Peningkatan KTK terbaik ditunjukkan oleh formulasi C urea-zeolit-arang aktif-kanji (50:22,5:22,5:5). Tidak ada formulasi pupuk UZAAK yang memberikan hasil tertinggi dalam meningkatkan bobot Gabah Kering Panen (GKP). Kata kunci: Logam berat, padi sawah, pupuk UZAAK.Item KAJIAN EVALUASI KERUSAKAN TANAH PADA LAHAN KERING DENGAN BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI KABUPATEN SUBANG(2015-04-14) BUDY FRASETYA TAUFIK QURROHMAN; Abraham Suriadikusumah; Rachmat HarryantoBudy Frasetya Taufik Qurrohman. 2015. Kajian Evaluasi Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering Dengan Berbagai Penggunaan Lahan Untuk Produksi Biomassa di Kabupaten Subang. Dibimbing oleh Abraham Suriadikusumah dan Rachmat Haryanto. Ketersediaan lahan produktif untuk produksi biomassa di Kabupaten Subang dari tahun ke tahun semakin terbatas, berbanding terbalik dengan permintaan komoditas pertanian, perkebunan dan hasil hutan yang cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Penggunaan lahan secara berlebihan untuk produksi biomassa dapat menyebabkan kerusakan tanah. Pengukuran kerusakan tanah yang diterapkan pemerintah masih memiliki keterbatasan dan perlu dikembangkan secara terus menerus. Penilaian kerusakan tanah merupakan langkah strategis agar terhindar dari kerusakan tanah yang lebih parah. Akurasi instrumen pengukuran perlu dikembangkan untuk menilai kerusakan tanah secara cepat dan murah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif komparatif melalui pendekatan analitik dan analisis laboratorium. Penentuan lokasi sampel ditentukan secara purposive pada tiga penggunaan lahan dan empat potensi kerusakan dari peta kerja. Status kerusakan tanah di Kabupaten Subang berdasarkan kriteria baku dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup termasuk kategori rusak ringan (R.I) 43.153,08 ha (96,83 %) dari luas lahan kering, 1.412,84 (3,17 %) termasuk Rusak Sedang (R.II). Hasil analisis diskriminan dari 16 parameter, terpilih 8 parameter dengan koefisien korelasi (0,99), koefisien determinasi (0,98) dan ketepatan pengkelasan metode leave-one-out cross validation sebesar 85,2 %. Parameter terpilih yaitu permeabilitas, pH, potensial redoks tanah, ketebalan solum tanah, curah hujan, kemiringan lereng, tindakan konservasi dan C-organik. Status kerusakan tanah berdasarkan parameter hasil modifikasi dari 44.565,92 ha lahan kering untuk produksi biomassa di Kabupaten Subang 27,18 % termasuk rendah; 56,87 % sedang; 14,54 % tinggi; 1,4 % sangat tinggi. Selain parameter, fungsi diskriminan yang dihasilkan juga meningkatkan ketepatan dalam pengkategorian status kerusakan tanah.Item PERANAN Azotobacter sp DAN BAKTERI ENDOFITIK INDIGEN SEBAGAI SUMBER NITROGEN UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN TEH KLON GMB 7 SIAP TANAM(2015-04-16) EKO PRANOTO; Mieke Rochimi Setiawati; ReginawantiPertumbuhan tanaman teh di lapangan tergantung pada pengelolaan unsur hara mulai dari awal pertumbuhannya, khususnya unsur hara N. Dikarenakan beberapa keterbatasan pemenuhan N melalui pupuk anorganik, maka diperlukan alternatif lain sumber nitrogen. Azotobacter sp dan bakteri endofitik adalah Bakteri Penambat Nitrogen dan Bakteri Penghasil Fitohormon. Aktivitasnya optimum pada pH netral, sedangkan tanaman teh tumbuh optimal pada pH 4,5–5,6. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan pola pertumbuhan Azotobacter sp dan bakteri endofitik indigen serta membandingkan peranannya pada tanaman teh siap tanam. Penelitian terdiri dari dua tahap. Penelitian tahap pertama berupa penetapan kurva pertumbuhan kedua bakteri baik indigen maupun eksogen pada pH netral dan pH masam (pH< 6,5). Penelitian tahap kedua berupa pengujian masing-masing mikroba pada tanaman teh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kurva pertumbuhan masing-masing bakteri. Seluruh bakteri mencapai populasi tertinggi pada masing-masing pH media pada jam ke-60. Populasi tertinggi Azotobacter sp indigen pada pH 5,0 sebesar 1,21 x 109 cfu ml-1, sedangkan Azotobacter sp eksogen pada pH netral sebesar 2,63 x 108 cfu ml-1. Waktu generasi Azotobacter sp eksogen lebih cepat dibandingkan indigen. Azotobacter sp indigen lebih toleran terhadap pH masam (pH< 6,5) dibandingkan eksogen. Azotobacter sp eksogen menghasilkan fitohormon (IAA) 3,27 kali lipat dan kadar N total 2,01 kali lipat lebih tinggi dibandingkan indigen. Pada pH netral, populasi tertinggi bakteri endofitik indigen sebesar 1,12 x 1011 cfu ml-1 dan eksogen sebesar 9,4 x 1010 cfu ml-1. Waktu generasi bakteri endofitik indigen lebih cepat dibandingkan eksogen. Bakteri endofitik indigen menghasilkan fitohormon (IAA) sebesar 1,62 kali lipat dan menghasilkan kadar N total 1,26 kali lipat lebih tinggi dibandingkan eksogen. Respon berupa tinggi tanaman, kadar N total tanah, kandungan N tanaman, bobot kering pucuk, bobot kering akar, dan RS ratio pada semua perlakuan tidak berbeda nyata, kecuali pada diameter tanaman 4 MST. Efek aplikasi bakteri endofitik indigen terhadap tanaman lebih baik dibandingkan eksogen, sedangkan efek Azotobacter sp indigen dan eksogen serta kombinasinya tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan tanaman teh. Kata Kunci : Azotobacter sp, Bakteri Endofitik, Nitrogen, IAA, Indigen, Eksogen, Tanaman TehItem DINAMIKA POPULASI MIKROBA, NODULASI, SERAPAN N DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) AKIBAT PEMBERIAN SUSPENSI EKSOPOLISAKARIDA Azotobacter DAN INOKULAN Azotobacter PADA INCEPTI(2015-04-21) DIRGA SAPTA SARA; Reginawanti; Mieke Rochimi SetiawatiDirga Sapta. 2015. Dinamika Populasi Mikroba, Nodulasi, Serapan N dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill) akibat Pemberian Suspensi Eksopolisakarida Azotobacter dan Inokulan Azotobacter pada Inceptisols. Inokulasi Azotobacter pada tanaman kedelai dapat meningkatkan hasil karena eksopolisakarida (EPS) Azotobacter dapat mengimobilisasi mikroba di rizosfer. Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi peran suspensi EPS Azotobacter dan inokulasi Azotobacter terhadap dinamika populasi mikroba potensial di rizosfer, nodulasi, serapan N dan pertumbuhan tanaman kedelai kultivar Anjasmoro. Penelitian ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama, menyeleksi media produksi untuk optimasi EPS dan inokulan Azotobacter. Tahap kedua, melakukan pengujian suspensi EPS Azotobacter dan inokulan Azotobacter pada tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014 di di lahan percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Rancangan Percobaan pot di lapangan menggunakan tanah Inceptisols adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Kedelai ditanam dengan perlakuan 10 mL dan 20 mL suspensi EPS Azotobacter serta 10 mL dan 20 mL inokulan Azotobacter. Tanaman kontrol tidak mendapat perlakuan suspensi EPS maupun inokulan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 5 MST, pemberian 10 mL inokulan Azotobacter meningkatkan indeks R/S (Rhizosphere/Soil) populasi Azotobacter. Suspensi EPS Azotobacter 10 mL meningkatkan indeks R/S populasi Bradyrhizobium, jumlah dan berat nodula serta panjang akar. Aplikasi suspensi EPS Azotobacter 20 mL meningkatkan serapan N dan berat kering tajuk tanaman kedelai. Populasi Bradyrhizobium, Nodulasi dan Serapan N masing-masing berkorelasi positif terhadap tinggi tanaman.Item KAJIAN PEMBERIAN SERUTAN KAYU DAN POLYACRYLAMIDE DALAM CAMPURAN BAHAN HYDROSEEDING TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN BIOMASSA RUMPUT SIGNAL (Brachiaria decumbens) PADA KUPASAN LERENG JALAN GENT(2016-01-12) SRI YENI MULYANI ROCHENDI; Rina Devnita; Rachmat HarryantoSri Yeni Mulyani. 2016. Kajian Pemberian Serutan Kayu dan Polyacrilamide Dalam Campuran Hydroseeding Terhadap Beberapa Sifat Fisika Tanah dan Biomassa Rumput Signal (Brachiaria decumbens) pada Kupasan Lereng Jalan Gentong Tasikmalaya, dibimbing oleh Rachmat Harryanto dan Rina Devnita. Hydroseeding merupakan proses penanaman yang menggunakan bahan antara lain pemantap tanah, mulsa, biji tanaman, pupuk dan air. Pemberian serutan kayu dan polyacrilamide dalam campuran hydroseeding diharapkan dapat menurunkan bobot isi tanah dan meningkatkan porositas tanah, kemantapan agregat tanah, Corganik tanah dan biomassa rumput signal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi, kombinasi terbaik serta hubungan antara serutan kayu dan polyacrilamide dalam campuran hydroseeding terhadap beberapa sifat fisika tanah dan biomassa rumput signal. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah serutan kayu dengan empat taraf yaitu 0 g m-2, 250 g m-2, 350 g m-2, 450 g m-2dan faktor kedua adalah polyacrilamide dengan empat taraf yaitu 0 g m-2, 1 g m-2, 2 g m-2, 3 g m- 2dengan pengulangan tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara serutan kayu dan polyacrilamide dalam campuran hydroseeding terhadap bobot isi, kemantapan agregat, porositas dan C-organik tanah serta biomassa rumput signal. Kombinasi terbaik antara serutan kayu dan ployacrilamide dalam campuran hydroseeding memberikan hasil yang berbeda-beda untuk bobot isi, kemantapan agregat dan C-organik tanah. Kombinasi 350 g m-2 (s2) serutan kayu dengan polyacrilamide 2 g m-2 (p2) memberikan hasil yang terbaik terhadap bobot isi dan porositas tanah pada rumput signal. Kombinasi serutan kayu 450 g m-2(s3) dengan polyacrilamide 2 g m-2 (p2) memberikan hasil yang terbaik terhadap kemantapan agregat tanah pada rumput signal. Kombinasi serutan kayu 450 g m-2 (s3) dengan polyacrilamide 3 g m-2 (p3) memberikan hasil yang terbaik terhadap C-organik tanah dan biomassa pada rumput signal. Terdapat hubungan antara bobot isi, porositas, kemantapan agregat dan C-organik tanah dengan biomassa rumput signal. Kata Kunci : hydroseeding, bobot isi, kemantapan agregat tanah, porositas tanah dan C-organik tanah.Item OPTIMASI NPK DAN PUPUK POC PLUS TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) DI LAHAN TERCEMAR LIMBAH CLARIFIER(2018-03-29) MUHAMMAD AGUS MULYANA; Emma Trinurani Sofyan; Pujawati SuryatmanaMuhammad Agus Mulyana. 2018. Optimasi NPK Dan POC Plus Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Serta Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata) Di lahan tercemar Limbah Clarifier. Dibimbing oleh Emma Trinurani Sofyan dan Pujawati Suryatmana. Suatu lahan yang terpapar limbah industri secara terus menerus akan menilmbulkan deposit bahan pencemar tanah yang nantinya akan berdampak terhadap penurunan kualitas lahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh berbagai dosis pupuk NPK dan POC terhadap sifat kimia tanah (pH, C-organik, Total Nitrogen, C/N Rasio, Fosfat tersedia, Kalium total, dan silika) serta pertumbuhan hasil jagung pada tanah sawah tercemar limbah clarifier. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada Juni hingga Agustus 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal yang terdiri dari sembilan perlakuan, yaitu; 0, ½, 3/4, 1 NPK dan 0, 2,5 , 7,5 , dan 10 ml/L POC dengan masing-masing ulangan sebanyak tiga kali. Pengujian dilakukan dengan uji F pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian NPK-POC berpengaruh terhadap sifat kimia tanah (C-organik, Total-N, Nisbah C/N, Phosfat, Kalium, Silica) serta pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata).Item PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU BATA, SERAPAN P, Ca, S dan B SERTA FRUIT SET CABAI MERAH BESAR PADA APLIKASI PCO plus DENGAN N-P-K(2018-04-04) STEFINA LIANA SARI; Rija Sudirja; Emma Trinurani SofyanEksploitasi tanah dalam jumlah yang besar terjadi di Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut. Terjadinya penggalian tanah 1-2 meter dari lapisan atas untuk pembuatan batu bata merah melampaui kemampuan tanah untuk membentuk struktur tanah kembali, sehingga tanah-tanah yang sebelumnya merupakan tanah pertanian ini dapat digolongkan menjadi tanah terdegradasi dengan sifat kimia kurang subur dan pemanfaatan kembali untuk pertanian memerlukan pemulihan dan input pupuk yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PCO plus dengan N-P-K terhadap peningkatan beberapa sifat kimia tanah bekas tambang batu bata, serapan P, Ca, S dan B serta fruit set cabai merah besar. Rancangan yang digunakan adalah RAK sederhana dengan 11 kombinasi perlakuan PCO plus bersama N-P-K seperti berikut ini; A = Kontrol (tanah terdegradasi, tanpa pupuk), B = 0% PCO + 1 NPK, C = 0,25% PCO + 1 NPK, D = 0,50% PCO + 1 NPK, E = 0,75% PCO + 1 NPK, F = 1,00% PCO + 1 NPK, G = 0,5% PCO + 3/4 NPK, H = 0,5% PCO + 1/2 NPK, I = 0,5% PCO + 1/4 NPK, J = 0,5 PCO + 0 NPK, dan K = 1 NPK tanah normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah bekas tambang batu bata merah memerlukan konsentrasi PCO plus sampai dengan 1 % bersama 1 dosis N-P-K standar untuk mengembalikan beberapa sifat kimia tanah juga serapan hara P, Ca, S dan B tanaman cabai merah besar setara dengan tanah asli (tidak terdegradasi), sedangkan persentase fruit set tertinggi telah diperoleh dari konsentrasi 0,5 % PCO plus bersama ¾ Dosis N-P-K standar.Item EFEK METODA APLIKASI DAN DOSIS PUPUK HAYATI PENAMBAT N TERHADAP SERAPAN N, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI PADA TANAH SALIN(2019-08-01) TOTO BUSTOMI; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Tualar SimarmataABSTRACT Toto Bustomi. 2019. Effect of Application Method and Dosage of N-fixing biofertilizer on N Uptake, Growth and Yield of Rice Plant on saline soils. Supervised by Tualar Simarmata and Betty Natalie Fitriatin. Appropriate method and dosage of N-fixing biofertilizer are the keys to success in increasing N uptake, growth and yield of rice plants on saline soils. Research objectives: 1) To obtain varieties that have the best effect on rice growth and to know the effect of the level of salinity on the growth of rice plants; 2) Obtain application methods and dosages of N-fixing biofertilizers which have the best effect on bacterial populations, N levels, N uptake, growth, yield components and yields of rice plants on saline soil. The research was conducted in April-September 2018 at the BPP Cilamaya Wetan Experimental Garden, using a factorial randomized block design with 3 replications carried out in 2 stages. Stage 1, the first factor is 4 rice varieties (Mekongga, Inpari 32, Inpari 34, Inpari 35), the second factor is the level of salinity (low, medium, high). Phase 2, the first factor is the method of applying N-fixing biofertilizers (300, 400, 700 g. ha-1) and the second factor is the dosage of N-fixing biofertilizers (500, 1000, 1500 g.ha-1 ). The results showed that the Inpari 35 variety had the best effect on the growth of rice plants, an increase in salinity levels decreased the growth of rice plants and the application of N-fixing biofertilizers dosage 1500 g.ha-1 had the best effect on the bacterial population, N levels, N uptake, growth , yield components and increase crop yields of rice on saline soil by 29.70%. Keywords: N-fixing biofertilizers, application method, dosage, rice, saline soil. ABSTRAK Toto Bustomi. 2019. Efek Metoda Aplikasi dan Dosis Pupuk Hayati Penambat N terhadap Serapan N, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi pada Tanah Salin. Dibimbing oleh Tualar Simarmata dan Betty Natalie Fitriatin. Metoda aplikasi dan dosis pupuk hayati penambat N yang tepat merupakan kunci keberhasilan dalam meningkatkan serapan N, pertumbuhan dan hasil tanaman padi pada tanah salin. Tujuan penelitian : 1) Mendapatkan varietas yang memberikan efek terbaik terhadap pertumbuhan tanaman padi dan mengetahui efek tingkat salinitas terhadap pertumbuhan tanaman padi; 2) Mendapatkan metoda aplikasi dan dosis pupuk hayati penambat N yang memberikan efek terbaik terhadap populasi bakteri, kadar N, serapan N, pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman padi pada tanah salin. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-September 2018 di Kebun Percobaan BPP Cilamaya Wetan, mengunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan 3 ulangan yang dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap ke-1, faktor ke-1 yaitu 4 varietas padi (Mekongga, Inpari 32, Inpari 34, Inpari 35), faktor ke-2 yaitu tingkat salinitas (rendah, sedang, tinggi). Tahap ke-2, faktor ke-1 yaitu metoda aplikasi pupuk hayati penambat N (300, 400, 700 g.ha-1) dan faktor ke-2 yaitu dosis pupuk hayati penambat N (500, 1000, 1500 g.ha-1). Hasil penelitian menunjukan bahwa varietas Inpari 35 memberikan efek terbaik terhadap pertumbuhan tanaman padi, kenaikan tingkat salinitas menurunkan pertumbuhan tanaman padi dan aplikasi pupuk hayati penambat N dosis 1500 g.ha-1 memberikan efek terbaik terhadap populasi bakteri, kadar N, serapan N, pertumbuhan, komponen hasil dan meningkatkan hasil panen tanaman padi pada tanah salin sebesar 29,70%. Kata kunci : Pupuk hayati penambat N, metoda aplikasi, dosis, padi, tanah salin.Item Formulation and Compatibility Test of Azospirillum and Azotobacter Suspension and Its Application for Phytoremediation of Contaminated Soil by Petroleum Waste(2019-09-01) RARA RAHMATIKA RISANTI; Emma Trinurani Sofyan; Pujawati SuryatmanaAzospirillum and Azotobacter bacteria are a group of aerobic bacteria that able to fix nitrogen and easy to adapt in stress environments. Azospirillum and Azotobacter can grow well with ramie phytoremediator plant in contaminated petroleum inceptisol soil. The experiment was carried out at the Laboratory of Soil Biology and Greenhouse of Faculty of Agriculture-Unpad. The experiment consisted of two stages, namely the formulation and selection for optimization of inoculant bioagent and the application of bioagent and organic matter to ramie plants (Boehmeria nivea) on soil contaminated with petroleum waste. The first stage uses a complete random factorial design with three replications, while the second stage uses randomized block factorial design with three replications. The results of the first experiment were the interactions with the total population of the 4th Azospirillum observation in the composition of m3a3 (3% molasses and 2 times Azotobacter) and the total population of the 7th Azotobacter bacteria in the contribution of m3a2 (3% molasses and 1-dose Azotobacter). Furthermore, there is no interaction of nitrogen-fixing bacterial inoculants and organic matter.Item PENINGKATAN SERAPAN N, P, K, PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA JENIS SAYURAN SERTA BIODIVERSITAS BIOTA TANAH AKIBAT APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN DOSIS NPK(2019-10-02) AMIN MBUSANGO; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Anne NurbaityAmin Mbusango. 2019. Peningkatan Serapan N, P, K, Pertumbuhan dan Hasil Dua Jenis Sayuran serta Biodiversitas Biota Tanah Akibat Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Dosis NPK. Dibimbing oleh Anne Nurbaity dan Betty Natalie Fitriatin. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) merupakan pupuk hayati yang dapat secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, serta dapat berfungsi sebagai amelioran. Salah satu upaya untuk menjaga pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yaitu melalui pemanfaatan kombinasi FMA dan NPK yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aplikasi FMA yang tepat pada berbagai dosis NPK yang dapat meningkatkan serapan hara N, P, K, dan mendapatkan dosis kombinasi FMA dan NPK yang tepat agar memberikan hasil tanaman tertinggi, serta untuk mengetahui pengaruh aplikasi FMA terhadap biodiversitas mikroba dan mesofauna di rizosfer tanaman. Penelitian ini dilaksanakan atas dua tahap. Tahap pertama uji aplikasi FMA pada berbagai dosis NPK terhadap serapan hara, pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran kangkung dan selada dengan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot). Petak utama adalah perlakuan mikoriza (tidak diberi FMA dan diberi FMA). Sedangkan anak petak yaitu berbagai dosis NPK (0, 25, 50, 75 dan 100 % dosis rekomendasi). Tahapan kedua yaitu analisis biodiversitas tanah pada rizosfer tanaman kangkung dan selada yang tidak diberi dan diberi FMA dengan menggunakan metode observasi lapangan. Hasil percobaan tahap pertama menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara FMA dan dosis NPK terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, serapan N, P, K, klorofil, bobot basah, panjang akar, kolonisasi akar, dan panjang akar terinfeksi. Secara umum kombinasi FMA dosis 50% NPK memperlihatkan hasil terbaik pada semua parameter. Hasil percobaan tahap kedua yaitu uji biodiversitas mikroba dan mesofauna tanah menunjukkan bahwa tanaman sayuran yang diberi FMA memiliki keragaman dan kelimpahan mesofauna yang tinggi, namun menurunkan populasi mikroba tanah. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi FMA dapat menurunkan dosis penggunaan NPK hingga 50%, meningkatkan hasil tanaman sayuran serta biodiversitas mesofauna tanah di rizosfer kangkung dan selada. Kata kunci: Mikoriza Arbuskula, NPK, Biodiversitas Tanah, Kangkung, SeladaItem KARAKTERISASI DAN KONTRIBUSI BAKTERI PELARUT FOSFAT TERHADAP EFISIENSI PEMUPUKAN BATUAN FOSFAT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DAN KANDUNGAN P ULTISOLS KENTRONG(2019-10-16) DEWI NURMA YANTI NINGTYAS; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Mieke Rochimi SetiawatiBakteri Pelarut Fosfat (BPF) memiliki potensi untuk meningkatkan kelarutan dan ketersediaan fosfat pada tanaman. Mekanisme mineralisasi fosfat oleh BPF dapat melalui enzim fosfatase dan asam organik yang dihasilkan oleh BPF. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan BPF untuk meningkatkan serapan fosfat pada tanaman jagung dan P-tersedia pada Ultisols Kentrong. Penelitian ini dilaksanakan empat tahap penelitian diantaranya tahap 1 Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) Indigenous Ultisols Kentrong, Lebak, Provinsi Banten. Tahap 2 Isolat BPF yang telah diisolasi dilakukan penyeleksian tiga BPF potensial dengan cara menganalisis beberapa faktor diantaranya adalah analisis enzim fosfatase, hormon tumbuh IAA, produksi asam organik, P-Terlarut, Uji Hayati pada tanaman Jagung. Tahap 3 analisis kompatibilitas yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan BPF dijadikan konsorsium. Tahap 4 dilakukan uji percobaan rumah kaca untuk mengetahui kemampuan konsorsium Indigenous Ultisols Kentrong dan konsorsium eksogenous terhadap efisiensi pemupukan batuan fosfat pada tanaman jagung. Hasil isolasi bakteri Ultisols Kentrong terdapat 4 isolat BPF yaitu PDS 1, PDS 2, KCG 1 dan UJ 4. Hasil analisis pada tahap 2 terdapat tiga isolat potensial yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung diantaranya PDS 1, PDS 2 dan UJ 4. Hasil analisis pada tahap 3 BPF indigenous Ultisols Kentrong dan eksogenous masing-masing isolat bersifat kompatibel dan mampu dijadikan dalam bentuk konsorsium. Pada tahap 4 hasil analisis menunjukkan perlakuan konsorsium BPF belum mampu mengefisiensikan penggunaan pupuk batuan fosfat, hal tersebut dapat dilihat dengan pertumbuhan tanaman, nilai serapan total dan P-tersedia pada tanah yang lebih kecil dibandingkan perlakuan pemupukan P dengan SP-36.Item RESPON SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT AMELIORASI PARTIKEL NANO ABU VULKANIK DAN BATUAN FOSFAT PADA INCEPTISOLS CILEMBU(2019-10-16) PRADHINTO DWI NUGROHO; Mahfud Arifin; Rina DevnitaInceptisols Cilembu merupakan tanah yang mempunyai karakteristik unsur hara rendah dalam budidaya Ubi Cilembu. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh partikel nano amelioran (abu vulkanik dan batuan fosfat) terhadap pH dan P tersedia pada Inceptisols Cilembu, Sumedang-Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai dengan Juni 2019 di Laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 4 taraf dan diulang sebanyak 2 kali. Penelitian dilakukan inkubasi partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat dengan dosis masing-masing 0% (0 g), 2% (20 g), 4% (40 g) dan 6% (60 g). Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat terhadap sifat kimia tanah ordo Inceptisols asal Cilembu. Partikel nano abu vulkanik berpengaruh mandiri terhadap P tersedia, P-potensial setelah satu bulan inkubasi; retensi P, P-tersedia dan unsur Mn setelah dua bulan inkubasi; pH, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Mn dan H-dd setelah tiga bulan inkubasi. Partikel nano batuan fosfat berpengaruh mandiri terhadap pH, delta pH, retensi P, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Fe, Mn, Zn dan K-total setelah satu bulan inkubasi; pH, delta pH, P-tersedia, P-potensial, KTK, kejenuhan basa, unsur Fe, Mn, Zn dan K-total setelah dua bulan inkubasi; pH, delta pH, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Mn, Zn dan K-total setelah tiga bulan inkubasi.Item RESPONS PEMBERIAN AMELIORAN PARTIKEL NANO BATUAN FOSFAT DAN JAMUR PELARUT FOSFAT TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA DAN POPULASI JAMUR PELARUT FOSFAT INCEPTISOLS CILEMBU(2021-02-24) FAJRI SYAHID NURHAKIM; Muhammad Amir Solihin; Pujawati SuryatmanaInceptisols Cilembu memiliki potensi besar untuk pertanian khususnya untuk budidaya ubi jalar Cilembu. Rendahnya kandungan P-tersedia yang merupakan unsur hara esensial berdampak pada produktivitas tanah. Aplikasi amelioran partikel nano batuan fosfat dan Jamur Pelarut Fosfat (JPF) memiliki kemampuan dalam meningkatkan P-tersedia Inceptisols Cilembu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh amelioran partikel nano batuan fosfat dan JPF terhadap beberapa sifat kimia Inceptisols di sekitar Cilembu. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Faktor pertama yaitu amelioran partikel nano batuan fosfat yang terdiri atas empat taraf, yaitu b0 = 0% (0 g), b1 = 2% (20 g kg-1 tanah), b2 = 4% (40 g kg-1 tanah), dan b3 = 6% (60 g kg-1 tanah). Faktor kedua yaitu JPF yang terdiri atas dua taraf, yaitu h0 = (0 g) dan h1 = JPF (10 g kg-1 tanah). Parameter yang diamati: pH, P-tersedia, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa, P-potensial, Retensi-P, dan populasi JPF. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis varians pada taraf 5%, dilanjutkan dengan uji beda jarak Duncan pada taraf 5%. Hasil analisis varians menunjukkan terdapat interaksi antara amelioran partikel nano batuan fosfat dan JPF terhadap nilai C-organik pada satu bulan setelah inkubasi. Aplikasi amelioran partikel nano batuan fosfat berpengaruh nyata dalam meningkatkan C-organik, pH-H2O, Kejenuhan Basa, P-potensial dan P-tersedia. Penggunaan JPF berpengaruh nyata meningkatkan C-organik, P-potensial, Retensi-P, dan KTK.Item ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI UTAMA KAWASAN DI PESISIR PANTAI PANGANDARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTIKRITERIA(2021-06-09) RAHMI FATIMAH; Mahfud Arifin; Muhammad Amir SolihinRahmi Fatimah. 2019. Arahan Pengembangan Fungsi Utama Kawasan di Pesisir Pantai Kabupaten Pangandaran dengan Menggunakan Analisis Multikriteria. Program Studi Ilmu Tanah. Universitas Pdjadjaran. Pembimbing (1) Dr. Muhammad Amir Solihin, SP, MT (2) Prof. Dr. Ir. H Mahfud Arifin, MS. Pengelolaan wilayah pesisir harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu, sejalan dengan UU No. 27/2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui faktor faktor pengembangan fungsi utama kawasan dan mengetahui arahan pengembangan fungsi utama kawasan ditinjau dari aspek biofisik, ekonomi, sosial, dan kebijakan pemerintah. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan yang berada di pesisir pantai Pangandaran yaitu Kecamatan Cimerak, Cijulang, Parigi, Pangandaran, Sidamulih dan Kalipucang Kabupaten Pangandaran pada bulan Februari-Mei 2019. Metode yang digunkaan dalam penelitian ini adalah analisis Multikriteria diantaranya: penyebaran angket, matching tabel, bobot dan skoring serta analisis LQ, LI dan SI. Analisis spasial dilakukan berdasarkan peta tanah yang terdiri dari 22 satuan peta lahan. Peta evaluasi disusun dengan menggunakan Arc GIS 10.1. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi fungsi utama kawasan adalah sarana dan prasarana umum, aksesibilitas dan industri, luas wilayah dan kependudukan. Arahan Pengembangan kawasan pertanian komoditas padi berada di Kecamatan Cimerak dan Kalipucang total luas 24.202,22 ha. Kedelai di Kecamatan Cimerak, Kalipucang, Cijulang dan Pangandaran dengan luas lahan 25.561,65 ha. dan kelapa di Kecamatan Cimerak, Sidamulih, Pangandaran dan Kalipucang dengan total luas 28.039,89 ha. Arahan untuk kawasan perikanan budidaya dialokasikan di Kecamatan Cimerak Cijulang, Parigi dan Pangandaran. Arahan konservasi di Kecamatan Pangandaran, Parigi dan Kalipucang. Arahan Pariwisata di pusatkan di kecamatan Pangandaran dan Cijulang .Item Pengaruh Komposisi Kompos Limbah Pabrik Teh Hijau (Tea fluff) dengan Topsoil dan Azotobacter sp. terhadap Pertumbuhan Benih Teh pada Andisols(2021-10-08) RESTU WULANSARI; Mieke Rochimi Setiawati; Anni YuniartiTanaman teh pada umumnya diperbanyak melalui setek dengan menggunakan media tanah yaitu topsoil dan subsoil. Namun, untuk memperoleh media tanah tersebut mulai terasa kesulitannya. Salah satu alternatif media tanah benih untuk mengurangi penggunaan tanah, dengan pemanfaatan kompos limbah pabrik teh hijau tea fluff (TF). Pemenuhan nitrogen dapat memanfaatkan bakteri fiksasi N dengan pemberian Azotobacter sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos tea fluff dengan topsoil dan Azotobacter sp. terhadap pertumbuhan benih teh. Penelitian ini dilaksanakan mulai April 2020 hingga Januari 2021. Percobaan dilakukan di Persemaian Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Jawa Barat. Bahan tanam yang digunakan adalah Klon unggul GMB 7. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan tiga ulangan. Faktor I (kombinasi lapisan bawah), meliputi 100% topsoil + 0%TF; 70% topsoil + 30%TF; 60% topsoil + 40%TF; 50% topsoil + 50%TF; 40% topsoil + 60%TF; dan 30% topsoil + 70%TF, sebagai faktor II (Dosis Azotobacater sp.) meliputi tanpa Azotobacter sp. dan diberi Azotobacter sp. Peubah yang diamati meliputi pertumbuhan benih teh, analisa kimia tanah dan populasi Azotobacter sp. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi kompos tea fluff dengan topsoil berpengaruh meningkatkan jumlah daun, diameter batang, panjang akar, volume akar, persentase benih hidup, C-organik, N total, dan P tersedia. Terdapat interaksi antara kombinasi kompos tea fluff dengan Azotobacter sp. terhadap pH tanah dan populasi Azotobacter sp. Hasil kombinasi kompos tea fluff dengan topsoil terbaik yaitu pada perlakuan 70% Topsoil + 30%TF dengan populasi Azotobacter sp. sebesar 2,68 x106 CFU g-1.Item Penapisan Rizobakteri Penambat N2 Halotoleran Pembentuk Biofilm untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi pada Eksosistem Salin(2022-03-04) FATHIN RASIMA DAULAY; Mieke Rochimi Setiawati; Tualar SimarmataSalinitas merupakan pembatas utama yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dan menyebabkan kehilangan hasil padi yang signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan isolat rizobakteri penambat nitrogen halotoleran pembentuk biofilm yang mampu menunjang pertanaman padi pada ekosistem salin. Penelitian ini untuk mendapatkan isolat rizobakteri penambat N2 halotoleran dari ekosistem salin dilakukan dalam dua tahap, yaitu ; (1) penapisan dan (2) Uji hayati isolat RPN pembentuk biofilm (RPN-PB). Lima sampel tanah komposit berbagai rizosfer tanaman pada ekosistem salin menghasilkan lima isolat RPN-PB (A3, B2, C3, D3 dan E3). Pewarnaan Gram dan pembentukan biofilm menggunakan rancangan deskriptif, uji EPS, produksi hormon tumbuh IAA dan uji nitrogenase menggunakan rancangan kuantitatif dan Uji hayati menggunakan RAK dua faktor terdiri dari lima isolat RPN-PB dan empat tingkat salinitas (0, 3, 6 dan 9 dsm-1 ) diulang tiga kali pada tanaman padi inpari 79 unsoed. Kecambah padi ditumbuhkan pada media Fahraeus salin selama 21 hari. Respon yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang akar, bobot kering tajuk dan akar, total fotosintat dan nisbah pupus akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan isolat RPN-PB menghasilkan tiga isolat unggul berdasarkan perangking dari lima isolat yang mampu menambat N2 yaitu isolat B2 (4,73 mg kg-1), isolat A3 (3,07 mg kg-1 ) dan isolat C3 (1,85 mg kg-1) yang memiliki resistensi hingga 9 dsm-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat unggul RPN-PB B2, A3 dan C3 hasil seleksi mampu menambat N2 dan pembentuk biofilm halotoleran dapat dikembangkan sebagai bioagen untuk mengurangi cekaman salinits untuk pertumbuhan padi di lahan salin.