Ilmu Tanah (S2)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 32
  • Item
    Penilaian Erosi Dan Siklus Hidrologi Menggunakan Model Hidrologi TETIS 9.1 di DAS Cimanuk Hulu
    (2024-01-12) ASTI NUR ANNISSA AOS; Abraham Suriadikusumah; Shantosa Yudha Siswanto
    Perubahan penggunaan lahan di DAS Cimanuk Hulu akan merubah siklus hidrologi, serta berpotensi meningkatkan erosi. Untuk menganalisis dan memprediksi perubahan siklus hidrologi serta dampaknya terhadap erosi di DAS Cimanuk Hulu, maka pemodelan hidrologi dapat diterapkan sebagai alat simulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan model hidrologi TETIS dalam mensimulasikan siklus hidrologi dan sedimen dengan berbagai skenario penggunaan lahan di DAS Cimanuk Hulu. Hasil kalibrasi submodel hidrologi menunjukkan kinerja memuaskan, dengan nilai NSE (0,5735) dan error volume (-7,553%). Validasi menunjukkan kinerja model baik, dengan NSE (0,5645) dan error volume (-9,137%). Kalibrasi submodel sedimen menghasilkan error volume (1,73%). Faktor koreksi submodel hidrologi yang paling berpengaruh terhadap hasil pemodelan yaitu aliran permukaan, aliran dasar, dan infiltrasi. Model TETIS menghasilkan debit harian yang berkorelasi dengan fluktuasi curah hujan harian pada berbagai skenario penggunaan lahan. Fluktuasi aliran permukaan sejalan dengan curah hujan dan penggunaan lahan, dipengaruhi oleh tingginya infiltrasi dan intersepsi di kawasan bervegetasi. Perubahan penggunaan lahan dan intensitas curah hujan tinggi berdampak pada potensi banjir di DAS Cimanuk Hulu. Simulasi model TETIS menunjukkan nilai laju erosi tanah paling tinggi pada skenario penggunaan lahan tahun 2039 (30,976 ton/ha/tahun) sebagai dampak dari pengurangan luas lahan hutan, kebun dan sawah serta peningkatan luas lahan terbuka, lahan terbangun dan pertanian lahan kering.
  • Item
    KARAKTERISASI ISOLAT DAN BIOASSAY PUPUK HAYATI CAIR PENAMBAT N UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER AGRONOMIS DAN EFISIENSI PEMUPUKAN N PADA PADI GOGO
    (2023-06-27) RAHMA TIA HARAHAP; Diyan Herdiyantoro; Tualar Simarmata
    Lahan kering memiliki peluang yang besar untuk budi daya padi gogo sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Kesuburan tanah yang rendah merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada lahan kering. Inokulasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang berasal dari ekosistem lahan kering diyakini memiliki toleransi terhadap kekeringan dan mampu menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman. Hal inilah yang menjadi tujuan penelitian ini yakni mengidentifikasi isolat unggul dari ekosistem lahan kering yang berperan sebagai pupuk hayati dan diaplikasikan untuk meningkatkan nilai agronomis padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap yakni, identifikasi isolat dari lahan kering, uji viabilitas isolat unggul dengan komposisi dan dosis bahan pembawa yang berbeda kemudian aplikasi pupuk hayati cair pada padi gogo di pot percobaan. Tiga Isolat unggul PGPR yang diisolasi dari lahan kering teridentifikasi sebagai spesies Delftia tsuruhatensis strain D9 (B3), Delftia sp. strain MS2As2 (C1) dan Bacillus sp. (A2). Komposisi bahan pembawa Molase 3%+Gliserol 3%+Potasium sorbat 1%+Tween-20 1%+Nutrisi 1% menjadi bahan pembawa terbaik dalam mempertahankan populasi inokulan sampai 12 MSP. Interaksi kombinasi aplikasi inokulan dalam pupuk hayati cair dengan dosis nitrogen berpengaruh nyata terhadap komponen hasil padi gogo. Pupuk hayati cair dengan soil application 10 L.ha-1+ dosis nitrogen 50 kg.ha-1 menghasilkan produksi padi gogo yang tidak berbeda dengan soil application 10 L.ha-1+dosis nitrogen 150 kg.ha-1 dengan nilai Relatif Agronomic Effectiveness (RAE) 235,08%. Variabel serapan hara, populasi bakteri penambat N, dan jumlah malai memiliki keeratan hubungan tergolong kuat dengan hasil GKG dengan kekuatan hubungan sebesar 55,20%.
  • Item
    PREDIKSI C-ORGANIK TANAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTISPEKTRAL BERBASIS MACHINE LEARNING DI SUB-DAS CIKAPUNDUNG
    (2023-10-09) NOVIANI PUTRI; Muhammad Amir Solihin; Mahfud Arifin
    Dinamika C-organik tanah sebagai parameter kualitas tanah terus terjadi akibat perubahan tutupan lahan, khususnya di Sub-DAS Cikapundung, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membuat model prediksi C-organik tanah permukaan secara spasial menggunakan data penginderaan jauh. Identifikasi variabel prediktor C-organik tanah permukaan melalui prinsip Digital Soil Mapping diantaranya karakteristik tanah, iklim, organisme, topografi, dan bahan induk. Pendekatan machine learning seperti Random Forest (RF), Support Vector Regression (SVR) dan Artificial Neural Network (ANN) dapat mempermudah kalkulasi data dalam memprediksi C-organik tanah permukaan. Hasil penelitian menunjukkan variabel grup iklim dan topografi masing-masing memiliki pengaruh 49% dan 47% terhadap C-organik tanah permukaan. Sedangkan variabel grup organisme, karakteristik tanah, dan bahan induk hanya memiliki pengaruh masing-masing 20%, 30% dan 26%. Variabilitas C-organik tanah permukaan yang dihasilkan oleh model RF, SVR, dan ANN bergantung pada kombinasi dari variabel grup prediktor yang diuji dalam Dataset I dan Dataset II. Akurasi model prediksi C-organik tanah permukaan tertinggi terdapat pada RF (R2= 0,43) dibandingkan SVR (R2= 0,29) dan ANN (R2= 0,34). Nilai Relative Percent Difference menunjukkan bahwa model RF dapat menggambarkan tinggi rendahnya variabilitas C-organik tanah permukaan. Sementara itu, model SVR dan ANN menghasilkan model overfitting dalam nilai prediksi C-organik yang ditunjukkan dengan nilai negatif pada nilai minimum prediksi. Oleh karena itu, model prediksi C-organik tanah permukaan bergantung pada variabel prediktor terpilih dan jenis model efektif dalam menggambarkan variabilitas C-organik tanah permukaan. Prediksi C-organik tanah dapat digunakan sebagai dasar perencanaan peningkatan kualitas tanah untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui pemantauan C-organik tanah secara spasial dan temporal.
  • Item
    SIFAT BIOLOGI DAN KIMIA TANAH, PERTUMBUHAN DAN MODEL HUBUNGAN VARIABEL RESPONS DENGAN HASIL CABAI MERAH AKIBAT PEMBERIAN AMELIORAN DAN LARUTAN HARA
    (2022-04-12) NICKY OKTAV FAUZIAH; Tualar Simarmata; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman
    Nicky Oktav Fauziah. 2022. Sifat Biologi dan Kimia Tanah, Pertumbuhan dan Model Hubungan Variabel Respons dengan Hasil Cabai Merah Akibat Pemberian Amelioran dan Larutan Hara. Dibimbing oleh Tualar Simarmata dan Betty Natalie Fitriatin. Kebutuhan cabai merah semakin meningkat namun luas lahan semakin berkurang. Modifikasi media tanah dan amelioran serta pemberian nutrisi dengan larutan hara dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi cabai merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara larutan hara (LH) dan amelioran (A) terhadap sifat kimia-biologi tanah, pertumbuhan dan antar-perlakuan; mendapatkan konsentrasi optimum larutan hara dan dosis amelioran; serta mengetahui korelasi dan model jalur hubungan hasil dengan respons. Rancangan percobaan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah LH (700, 1000, 1300, dan 1600ppm), dan faktor kedua adalah A (0, 2, dan 4t ha-1). Respons yang diamati adalah populasi BPN dan BPF, C-Organik, KTK, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, klorofil, jumlah dan bobot buah pertanaman. Hasil menunjukkan bahwa interaksi antara larutan hara dan dosis amelioran berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap populasi BPN, BPF, C-Organik, KTK, jumlah daun, klorofil, jumlah dan bobot buah pertanaman. Populasi BPN dan BPF, jumlah dan bobot buah dipengaruhi secara mandiri oleh amelioran, sedangkan jumlah daun, klorofil, jumlah dan bobot buah dipengaruhi secara mandiri oleh LH. Dosis optimum amelioran untuk mendapatkan hasil tertinggi adalah 1108,6ppm larutan hara dan 4t ha-1 amelioran. Konsentrasi hara mempengaruhi secara langsung terhadap bobot buah, sedangkan konsentrasi hara dan amelioran mempengaruhi secara tidak langsung terhadap jumlah buah. Kata kunci: Bakteri fungsional, model hasil-pertumbuhan, modifikasi tanah, analisis jalur.
  • Item
    Penapisan Dan Uji Rizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman Penambat N dan Pembentuk Biofilm untuk Meningkatkan Karakter Tumbuh dan Efisiensi Agronomis Padi Gogo pada Lahan Suboptimal
    (2023-01-13) ISNANIAR RAHMATUL AZIZAH; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Tualar Simarmata
    Kesuburan tanah merupakan faktor pembatas utama yang menyebabkan rendahnya produktivitas padi gogo pada lahan suboptimal (LSO) . Upaya untuk memperbaiki status hara tanaman padi gogo dapat dilakukan dengan pemanfaatan rizobakteri pemacu tumbuh tanaman (RPTT) penambat N. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat RPTT unggul terkarakterisasi dari ekosistem lahan kering yang berperan sebagai pemacu tumbuh dan pembentuk biofilm dan mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan dari September 2021–Oktober 2022. Penapisan isolat RPTT Penambat N dari ekosistem lahan kering menghasilkan tiga isolat unggul, yakni isolat C3, D1, dan A3 teridentifikasi sebagai spesies Pantoea dispersa (C3); Stenotrophomonas panacihumi (A3); dan Rhizobium daejeonense (D1). Komposisi carier yang terdiri dari Tanah gambut (50%) + Biochar tempurung kelapa (50%) + Bahan aditif 15% mampu memberikan viabilitas terbaik terhadap populasi BPN hingga 16 MS1. Aplikasi pupuk hayati soil application 5 kg.ha-1 + Amelioran 2 ton.ha-1 + 50 kg.ha-1 N) efektif meningkatkan hasil GKP sebesar 65% atau dengan nilai RAE sebesar 317%. Hasil GKP berkorelasi positif dengan populasi BPN, jumlah gabah per malai, bobot 1.000 butir, dan jumlah GKP sebesar 81%. Sumbangan efektif terhadap hasil GKP berturut-turut, yakni jumlah GKP per rumpun sebesar 66%, bobot 1.000 butir sebesar 19%, dan populasi BPN sebesar 1%.
  • Item
    Model Prediksi Tekstur Tanah dan Mineral Liat Kristalin Berbasis Penginderaan Jauh Citra Hiperspektral dan Machine Learning pada Area Perkebunan Teh Sukawana
    (2024-01-12) ILMI RAMADHAN; Mahfud Arifin; Rina Devnita
    Tekstur tanah dan mineral liat memiliki peran penting dalam manajemen pertanian. Teknologi digital soil mapping (DSM) memiliki potensi sebagai alternatif metode analisis laboratorium dalam memahami karakteristik tanah, khususnya tekstur dan mineral liat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan algoritma machine learning yang tepat untuk mengidentifikasi tekstur tanah serta mengetahui komposisi dan jenis mineral liat pada reflektansi spektral tekstur tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengintegrasikan data citra satelit hiperspektral dari Hyperion EO-1 dengan algoritma machine learning (ML) seperti Random Forest Regression (RFR), Extreme-Gradient-Boosting (XGBoost), dan Support Vector Regression (SVR) untuk memodelkan distribusi spasial setiap ukuran fraksi tanah. Hasil pemodelan spasial ukuran fraksi tanah selanjutnya digunakan untuk menentukan kelas tekstur tanah. Reflektansi dan serapan spektral dari hasil pemodelan tekstur tanah digunakan untuk identifikasi mineral liat melalui penerapan algoritma Continuum Removal (CR) dan filter Savitzky-Golay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model XGBoost untuk fraksi pasir memiliki kinerja yang lebih baik (R² = 0.36), diikuti oleh debu dan liat, dengan nilai R² masing-masing sebesar 0.29 dan 0.26. Model XGBoost memiliki nilai akurasi yang lebih tinggi untuk ketiga ukuran fraksi tanah dibandingkan dengan SVR (R2= 0.33, 0.30, 0.23) dan RFR (R2= 0.29, 0.18, dan 0.13). Analisis respon spektral tekstur liat berdebu dan lempung liat berdebu yang berasal dari hasil pemodelan XGBoost menunjukkan kehadiran beberapa mineral liat yaitu goetit, hematit, kaolinit, dan klorit. Penerapan algoritma machine learning pada citra Hyperion EO-1 serta respon spektral terbukti mampu mengidentifikasi sebaran spasial tekstur dan fraksi tanah, serta jenis dan komposisi mineral liat kristalin di area perkebunan Teh Sukawana.
  • Item
    Penapisan Rizobakteri Penambat N2 Halotoleran Pembentuk Biofilm untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi pada Eksosistem Salin
    (2022-03-04) FATHIN RASIMA DAULAY; Mieke Rochimi Setiawati; Tualar Simarmata
    Salinitas merupakan pembatas utama yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dan menyebabkan kehilangan hasil padi yang signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan isolat rizobakteri penambat nitrogen halotoleran pembentuk biofilm yang mampu menunjang pertanaman padi pada ekosistem salin. Penelitian ini untuk mendapatkan isolat rizobakteri penambat N2 halotoleran dari ekosistem salin dilakukan dalam dua tahap, yaitu ; (1) penapisan dan (2) Uji hayati isolat RPN pembentuk biofilm (RPN-PB). Lima sampel tanah komposit berbagai rizosfer tanaman pada ekosistem salin menghasilkan lima isolat RPN-PB (A3, B2, C3, D3 dan E3). Pewarnaan Gram dan pembentukan biofilm menggunakan rancangan deskriptif, uji EPS, produksi hormon tumbuh IAA dan uji nitrogenase menggunakan rancangan kuantitatif dan Uji hayati menggunakan RAK dua faktor terdiri dari lima isolat RPN-PB dan empat tingkat salinitas (0, 3, 6 dan 9 dsm-1 ) diulang tiga kali pada tanaman padi inpari 79 unsoed. Kecambah padi ditumbuhkan pada media Fahraeus salin selama 21 hari. Respon yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang akar, bobot kering tajuk dan akar, total fotosintat dan nisbah pupus akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan isolat RPN-PB menghasilkan tiga isolat unggul berdasarkan perangking dari lima isolat yang mampu menambat N2 yaitu isolat B2 (4,73 mg kg-1), isolat A3 (3,07 mg kg-1 ) dan isolat C3 (1,85 mg kg-1) yang memiliki resistensi hingga 9 dsm-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat unggul RPN-PB B2, A3 dan C3 hasil seleksi mampu menambat N2 dan pembentuk biofilm halotoleran dapat dikembangkan sebagai bioagen untuk mengurangi cekaman salinits untuk pertumbuhan padi di lahan salin.
  • Item
    Pupuk Hayati Gel Pelarut Fosfat Plus dan Pengaruhnya terhadap Dinamika Fosfat serta Komponen Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Inceptisols Jatinangor
    (2022-03-04) MEGA KARTIKA HERMAWAN; Rr. Nenny Nurlaeny; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman
    Salah satu upaya mengurangi penggunaan pupuk anorganik adalah dengan mengaplikasikan pupuk hayati. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas dan karakteristik inokulan penyusun pupuk hayati gel pelarut fosfat plus (PHG) dan pengaruhnya terhadap dinamika fosfat serta komponen hasil tanaman jagung (Zea mays. L) varietas Pioneer P-36 pada Inceptisols Jatinangor. Percobaan dilakukan di Universitas Padjadjaran berkolaborasi dengan PT Agritek Tani Indonesia. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan, yang terdiri atas perlakuan (kontrol: 0 PHG + 0 P); (1 P); (1 PHG); (1 PHG + ½ P); (1 PHG + ¾ P); (1 PHG + 1 P); ( ½ PHG + ¾ P); (¾ PHG + ¾ P); dan (1 ½ PHG + ¾ P). Dosis pupuk yang digunakan adalah, PHG 50 kg.ha-1, SP-36 100 kg ha-1, Urea 350 kg.ha-1, KCl 50 kg.ha-1, dan pupuk kandang domba sebagai pupuk dasar 2 t.ha-1. Inokulan Bacillus subtillis, Pseudomonas maleii, Bulkholderia cepacea, dan Trichoderma asperellum bersifat saling kompatibel dan unggul dalam melarutkan fosfat, menghasilkan IAA dan antagonis terhadap Fusarium sp.. Formulasi 1 PHG + ¾ P merupakan formulasi terbaik yang menghasilkan fosfatase 23,38 μL.g-1.jam-1, mengatur pH tanah menjadi 6,83 sehingga menghasilkan P tersedia tertinggi yaitu 24,47 mg.kg-1 dengan P potensial 35,19 mg.100g-1, dan bobot 100 biji 36,25 g per 100 biji yang sesuai dengan deskripsi varietas jagung Pioneer P-36, serta bobot pipilan per tanaman 220,97 g. Respons tanah dan tanaman pada perlakuan tersebut tidak berbeda nyata dengan ½ PHG + ¾ yang lebih menguntungkan secara ekonomi.
  • Item
    Pengaruh Komposisi Kompos Limbah Pabrik Teh Hijau (Tea fluff) dengan Topsoil dan Azotobacter sp. terhadap Pertumbuhan Benih Teh pada Andisols
    (2021-10-08) RESTU WULANSARI; Mieke Rochimi Setiawati; Anni Yuniarti
    Tanaman teh pada umumnya diperbanyak melalui setek dengan menggunakan media tanah yaitu topsoil dan subsoil. Namun, untuk memperoleh media tanah tersebut mulai terasa kesulitannya. Salah satu alternatif media tanah benih untuk mengurangi penggunaan tanah, dengan pemanfaatan kompos limbah pabrik teh hijau tea fluff (TF). Pemenuhan nitrogen dapat memanfaatkan bakteri fiksasi N dengan pemberian Azotobacter sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos tea fluff dengan topsoil dan Azotobacter sp. terhadap pertumbuhan benih teh. Penelitian ini dilaksanakan mulai April 2020 hingga Januari 2021. Percobaan dilakukan di Persemaian Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Jawa Barat. Bahan tanam yang digunakan adalah Klon unggul GMB 7. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan tiga ulangan. Faktor I (kombinasi lapisan bawah), meliputi 100% topsoil + 0%TF; 70% topsoil + 30%TF; 60% topsoil + 40%TF; 50% topsoil + 50%TF; 40% topsoil + 60%TF; dan 30% topsoil + 70%TF, sebagai faktor II (Dosis Azotobacater sp.) meliputi tanpa Azotobacter sp. dan diberi Azotobacter sp. Peubah yang diamati meliputi pertumbuhan benih teh, analisa kimia tanah dan populasi Azotobacter sp. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi kompos tea fluff dengan topsoil berpengaruh meningkatkan jumlah daun, diameter batang, panjang akar, volume akar, persentase benih hidup, C-organik, N total, dan P tersedia. Terdapat interaksi antara kombinasi kompos tea fluff dengan Azotobacter sp. terhadap pH tanah dan populasi Azotobacter sp. Hasil kombinasi kompos tea fluff dengan topsoil terbaik yaitu pada perlakuan 70% Topsoil + 30%TF dengan populasi Azotobacter sp. sebesar 2,68 x106 CFU g-1.
  • Item
    KARAKTERISASI DAN UJI HAYATI ISOLAT RIZOBAKTERI PENAMBAT NITROGEN HALOTOLERAN PEMBENTUK BIOFILM MENGGUNAKAN TANAMAN PADI PADA EKOSISTEM SALIN
    (2022-08-25) ROBY IBNU SYARIFAIN; Tualar Simarmata; Reginawanti
    Salinitas menghambat pertumbuhan, perkembangan, dan penurunan hasil dengan signifikan. Rizobakteri penambat nitrogen halotoleran pembentuk biofilm (RPNHPB) dapat meningkatkan pertumbuhan untuk menunjang produktivitas tanaman padi. Penelitian dilakukan untuk mengkarakterisasi dan menguji delapan spesies potensial RPNHPB terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman padi Inpari pada empat taraf salinitas (0, 4, 8, dan 12 dSm-1) dengan dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan tanpa menggunakan rancangan meliputi identifikasi molekuler (BLAST 16S rRNA), uji resistensi salinitas dengan Ashby’s mannitol (quadruplo), kuantifikasi eksopolosakarida empat taraf salinitas dengan vermani (quadruplo), komposisi asam organik eksopolosakarida kondisi non salin dengan vermani (duplo), uji produksi IAA pada kondisi non salin dengan Ashby’s mannitol (triplo), uji pembentukan biofilm kualitatif (Microtiter Plate Assay) kondisi non salin dengan Nutrient Broth (Quadruplo). Tahap kedua menggunakan rancangan acak kelompok dengan faktor pertama adalah delapan spesies RPNHPB, faktor kedua taraf dengan empat taraf salinitas (triplo). Hasil penelitian menunjukkan KP2 adalah Klebsiella pneumonia,99,63% homologi dan PS2 adalah Pseudomonas stutzeri, 98,8% homologi. Seluruh isolat tumbuh hingga salinitas 12 dSm-1, memproduksi EPS, biofilm, asam organik, dan IAA. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan KP2 (salinitas 4 dSm-1) dan PS2 (salinitas 8 dSm-1) adalah RPNHPB dengan performa terbaik mendukung pertumbuhan tanaman padi inpari Unsoed 79 ditujukan bobot total tertinggi secara berturut-turut 0,5g dan 0,47 g. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa inokulasi KP2 (salinitas 4 dSm-1) dalam 28 hari meningkatkan panjang akar 82,79%, tinggi tanaman 239.89%, dan bobot kering 92,1% dibandingkan dengan kontrol. Inokulasi isolat PS2 (salinitas 8 dSm-1) dalam 28 hari meningkatkan panjang akar 95,74%, tinggi tanaman 233,59%, dan bobot kering 73,25%.
  • Item
    KARAKTERISASI DAN UJI HAYATI BAKTERI PELARUT FOSFAT SEBAGAI PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) PADA ANDISOLSKARAKTERISASI DAN UJI HAYATI BAKTERI PELARUT FOSFAT SEBAGAI PEM
    (2022-12-15) ANDRIANA KARTIKAWATI; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Tualar Simarmata
    Pegagan salah satu komoditas tanaman obat yang memiliki kandungan bioaktif asiatikosida. Asiatikosida lebih tinggi jika ditanam di dataran tinggi umumnya ordo Andisols. Defisiensi hara fosfor salah satu kendala budi daya pada tanah Andisol. Penelitian ini bertujuan mendapatkan isolat bakteri pelarut fosfat (BPF) unggul dari rizosfer tanaman pegagan yang mampu melarutkan P dan menghasilkan pemacu pertumbuhan tanaman, pengaruhnya terhadap peningkatan efisiensi pemupukan, pertumbuhan, produktivitas dan kualitas hasil tanaman pegagan. Penelitian dilaksanakan November 2020 hingga Agustus 2021. Tahap pertama dilaksanakan di Laboratorium Biologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Alam, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran berupa isolasi dan karakterisasi terhadap BPF dari rizosfer. Karakterisasi dilakukan dengan pengujian indeks pelarutan fosfat, pengecatan gram, morfologi koloni, Analisa P terlarut, aktivitas fosfatase, asam organik, hormon indol asam asetat (IAA), sinergisme dan identifikasi pada 3 isolat terpilih. Tahap kedua dilaksanakan di kebun percobaan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Manoko, Lembang menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial 3 ulangan. Faktor I teknik aplikasi BPF : kontrol; perendaman akar; penyiraman pada tanah. Faktor II dosis pupuk NPK dan pembenah : kontrol; pembenah; pupuk P dosis 75% + pembenah; pupuk P dosis 100% + pembenah. Hasil menunjukkan pemberian BPF dikombinasikan dengan dosis pupuk P dan pembenah pada tanaman pegagan memberikan pengaruh terhadap jumlah daun, jumlah stolon, Panjang tangkai, berat basah tanaman, berat basah akar dan berat kering akar. Pemberian BPF juga berpengaruh pada P tersedia dan serapan P serta memberikan hasil pada kandungan asiatikosida.
  • Item
    Identifikasi dan Karakterisasi Tanah Sulfat Masam dalam Kaitannya dengan Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.)
    (2022-04-21) ARIS PRIMAYUDA; Abraham Suriadikusumah; Muhammad Amir Solihin
    Tanah sulfat masam merupakan tanah yang memiliki lapisan pirit (FeS2) atau sulfurik di dalam penampang tanahnya. Dalam kondisi teroksidasi, pirit menghasilkan asam sulfat yang dapat menyebabkan meningkatkan kemasaman tanah dan menjadi masalah dalam perkembangan tanaman, termasuk kelapa sawit. Oleh karena itu, dalam upaya mendukung optimalisasi produksi kelapa sawit diperlukan penelitian terkait identifikasi dan karakterisasi tanah sulfat masam. Penelitian dilakukan dengan beberapa metode meliputi survei lahan, penginderaan jauh, dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar areal merupakan lahan sulfat masam potensial (kedalaman pirit ≥60 cm) seluas 1.865,08 ha, dan sebagian lainnya termasuk lahan sulfat masam aktual (kedalaman pirit 120 cm). Kelas kedalaman pirit memiliki kecenderungan hubungan linier positif terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Kondisi kesehatan dan pertumbuhan tanaman cenderung lebih baik dengan semakin dalamnya lapisan pirit. Semakin dalam tingkat kedalaman pirit, maka semakin tinggi nilai rata-rata NDVInya. Pertumbuhan tinggi tanaman dan indeks luas daun tanaman di areal pirit dangkal adalah yang terendah dan berbeda nyata dengan pirit sedang ataupun pirit dalam. Semakin dangkal kedalaman pirit, produksi kelapa sawit semakin menurun. Penurunan produksi pada kedalaman pirit < 60 cm dan 60-120 cm berturut-turut adalah 39% dan 19%. Hasil analisis regresi linier menunjukkan adanya hubungan positif atau pola peningkatan produksi seiring dengan peningkatan kelas kedalaman pirit dengan persamaan y=0,0532x + 6,827 dan nilai R-square atau koefisien determinasi sebesar 0,809. Hasil analisis regresi linier berganda dengan metode stepwise menunjukkan bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit di lokasi penelitian yaitu pH tanah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk optimalisasi produktivitas tanaman kelapa sawit di lokasi penelitian yaitu upaya pengolahan lahan minimum, perbaikan pengelolaan air, perbaikan kesuburan tanah, dan perbaikan fruit set. Upaya-upaya perbaikan tersebut tentunya harus didukung dengan penerapan praktik pengelolaan terbaik dalam kultur teknis dan operasional pendukungnya.
  • Item
    KOMPATIBILITAS, VIABILITAS DAN UJI HAYATI INOKULAN PENAMBAT N HALOTOLERAN MENGGUNAKAN TANAMAN PADI DIBERI AMELIORAN PADA TANAH SALIN
    (2022-04-05) NIDA ULI AL-AZMIYA; Mieke Rochimi Setiawati; Tualar Simarmata
    Nida Uli Al-Azmiya. 2021. Kompatibilitas, Viabilitas dan Uji Hayati Inokulan Penambat N Halotoleran Menggunakan Tanaman Padi diberi Amelioran pada Tanah Salin. Dibimbing oleh Tualar Simarmata dan Mieke Rochimi Setiawati. Salinitas merupakan pembatas utama yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada tanah salin. Mikroba menguntungkan yang dapat hidup di ekosistem tanah salin (halotoleran) berpotensi mengurangi efek salinitas dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Percobaan bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas isolat bakteri penambat N halotoleran (BPNH), pengaruh komposisi carrier terhadap viabilitas inokulan dan efek interaksi dosis inokulan dengan amelioran terhadap pertumbuhan padi. Pengujian dilakukan di laboratorium dan lapangan dalam tiga tahapan yaitu (1) Uji kompatibilitas dilakukan dengan rancangan acak kelompok yang terdiri dari 16 perlakuan dan diulang tiga kali, (2) Pengujian viabilitas menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari sembilan perlakuan dan diulang tiga kali, dan (3) Uji hayati pada tanaman padi menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial yang terdiri faktor dosis pupuk hayati bakteri penambat N halotoleran (0, 600, 1200, 1800 g ha-1) dan dosis amelioran (0, 1, 2, 3 t ha-1). Hasil percobaan mengungkapkan bahwa isolat bakteri penambat N kompatibel sebagai konsorsium yang dapat menghasilkan hormon IAA dan jumlah total bakteri lebih tinggi dibandingkan isolat bakteri penambat N yang diaplikasikan secara tunggal. Komposisi bahan pembawa berpengaruh nyata terhadap viablitas inokulan BPNH dan viabilitas terbaik diperoleh dari komposisi bahan pembawa (Gambut 50% + Kompos 17,5% + Biochar 17,5% + Dolomit 5% + Guano 5% + Nutrisi 5%). Interaksi dosis inokulan BPNH dan amelioran berperanguh nyata terhadap kenaikan tinggi tanaman, tetapi berbeda tidak nyata terhadap bobot kering dan nisbah pupus akar. Pemberian pupuk hayati 1800 g ha-1 dan amelioran 3 ton ha-1 mampu meningkatkan tinggi tanaman dan populasi total bakteri Azospirillum sp. Hasil penelitian menegaskan bahwa pemberian BPNH dan dan amelioran dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi pada tanah salin.
  • Item
    KARAKTERISASI DAN KONTRIBUSI BAKTERI PELARUT FOSFAT TERHADAP EFISIENSI PEMUPUKAN BATUAN FOSFAT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DAN KANDUNGAN P ULTISOLS KENTRONG
    (2019-10-16) DEWI NURMA YANTI NINGTYAS; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Mieke Rochimi Setiawati
    Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) memiliki potensi untuk meningkatkan kelarutan dan ketersediaan fosfat pada tanaman. Mekanisme mineralisasi fosfat oleh BPF dapat melalui enzim fosfatase dan asam organik yang dihasilkan oleh BPF. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan BPF untuk meningkatkan serapan fosfat pada tanaman jagung dan P-tersedia pada Ultisols Kentrong. Penelitian ini dilaksanakan empat tahap penelitian diantaranya tahap 1 Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) Indigenous Ultisols Kentrong, Lebak, Provinsi Banten. Tahap 2 Isolat BPF yang telah diisolasi dilakukan penyeleksian tiga BPF potensial dengan cara menganalisis beberapa faktor diantaranya adalah analisis enzim fosfatase, hormon tumbuh IAA, produksi asam organik, P-Terlarut, Uji Hayati pada tanaman Jagung. Tahap 3 analisis kompatibilitas yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan BPF dijadikan konsorsium. Tahap 4 dilakukan uji percobaan rumah kaca untuk mengetahui kemampuan konsorsium Indigenous Ultisols Kentrong dan konsorsium eksogenous terhadap efisiensi pemupukan batuan fosfat pada tanaman jagung. Hasil isolasi bakteri Ultisols Kentrong terdapat 4 isolat BPF yaitu PDS 1, PDS 2, KCG 1 dan UJ 4. Hasil analisis pada tahap 2 terdapat tiga isolat potensial yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung diantaranya PDS 1, PDS 2 dan UJ 4. Hasil analisis pada tahap 3 BPF indigenous Ultisols Kentrong dan eksogenous masing-masing isolat bersifat kompatibel dan mampu dijadikan dalam bentuk konsorsium. Pada tahap 4 hasil analisis menunjukkan perlakuan konsorsium BPF belum mampu mengefisiensikan penggunaan pupuk batuan fosfat, hal tersebut dapat dilihat dengan pertumbuhan tanaman, nilai serapan total dan P-tersedia pada tanah yang lebih kecil dibandingkan perlakuan pemupukan P dengan SP-36.
  • Item
    ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI UTAMA KAWASAN DI PESISIR PANTAI PANGANDARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTIKRITERIA
    (2021-06-09) RAHMI FATIMAH; Mahfud Arifin; Muhammad Amir Solihin
    Rahmi Fatimah. 2019. Arahan Pengembangan Fungsi Utama Kawasan di Pesisir Pantai Kabupaten Pangandaran dengan Menggunakan Analisis Multikriteria. Program Studi Ilmu Tanah. Universitas Pdjadjaran. Pembimbing (1) Dr. Muhammad Amir Solihin, SP, MT (2) Prof. Dr. Ir. H Mahfud Arifin, MS. Pengelolaan wilayah pesisir harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu, sejalan dengan UU No. 27/2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui faktor faktor pengembangan fungsi utama kawasan dan mengetahui arahan pengembangan fungsi utama kawasan ditinjau dari aspek biofisik, ekonomi, sosial, dan kebijakan pemerintah. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan yang berada di pesisir pantai Pangandaran yaitu Kecamatan Cimerak, Cijulang, Parigi, Pangandaran, Sidamulih dan Kalipucang Kabupaten Pangandaran pada bulan Februari-Mei 2019. Metode yang digunkaan dalam penelitian ini adalah analisis Multikriteria diantaranya: penyebaran angket, matching tabel, bobot dan skoring serta analisis LQ, LI dan SI. Analisis spasial dilakukan berdasarkan peta tanah yang terdiri dari 22 satuan peta lahan. Peta evaluasi disusun dengan menggunakan Arc GIS 10.1. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi fungsi utama kawasan adalah sarana dan prasarana umum, aksesibilitas dan industri, luas wilayah dan kependudukan. Arahan Pengembangan kawasan pertanian komoditas padi berada di Kecamatan Cimerak dan Kalipucang total luas 24.202,22 ha. Kedelai di Kecamatan Cimerak, Kalipucang, Cijulang dan Pangandaran dengan luas lahan 25.561,65 ha. dan kelapa di Kecamatan Cimerak, Sidamulih, Pangandaran dan Kalipucang dengan total luas 28.039,89 ha. Arahan untuk kawasan perikanan budidaya dialokasikan di Kecamatan Cimerak Cijulang, Parigi dan Pangandaran. Arahan konservasi di Kecamatan Pangandaran, Parigi dan Kalipucang. Arahan Pariwisata di pusatkan di kecamatan Pangandaran dan Cijulang .
  • Item
    PENINGKATAN SERAPAN N, P, K, PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA JENIS SAYURAN SERTA BIODIVERSITAS BIOTA TANAH AKIBAT APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN DOSIS NPK
    (2019-10-02) AMIN MBUSANGO; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Anne Nurbaity
    Amin Mbusango. 2019. Peningkatan Serapan N, P, K, Pertumbuhan dan Hasil Dua Jenis Sayuran serta Biodiversitas Biota Tanah Akibat Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Dosis NPK. Dibimbing oleh Anne Nurbaity dan Betty Natalie Fitriatin. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) merupakan pupuk hayati yang dapat secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, serta dapat berfungsi sebagai amelioran. Salah satu upaya untuk menjaga pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yaitu melalui pemanfaatan kombinasi FMA dan NPK yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aplikasi FMA yang tepat pada berbagai dosis NPK yang dapat meningkatkan serapan hara N, P, K, dan mendapatkan dosis kombinasi FMA dan NPK yang tepat agar memberikan hasil tanaman tertinggi, serta untuk mengetahui pengaruh aplikasi FMA terhadap biodiversitas mikroba dan mesofauna di rizosfer tanaman. Penelitian ini dilaksanakan atas dua tahap. Tahap pertama uji aplikasi FMA pada berbagai dosis NPK terhadap serapan hara, pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran kangkung dan selada dengan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot). Petak utama adalah perlakuan mikoriza (tidak diberi FMA dan diberi FMA). Sedangkan anak petak yaitu berbagai dosis NPK (0, 25, 50, 75 dan 100 % dosis rekomendasi). Tahapan kedua yaitu analisis biodiversitas tanah pada rizosfer tanaman kangkung dan selada yang tidak diberi dan diberi FMA dengan menggunakan metode observasi lapangan. Hasil percobaan tahap pertama menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara FMA dan dosis NPK terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, serapan N, P, K, klorofil, bobot basah, panjang akar, kolonisasi akar, dan panjang akar terinfeksi. Secara umum kombinasi FMA dosis 50% NPK memperlihatkan hasil terbaik pada semua parameter. Hasil percobaan tahap kedua yaitu uji biodiversitas mikroba dan mesofauna tanah menunjukkan bahwa tanaman sayuran yang diberi FMA memiliki keragaman dan kelimpahan mesofauna yang tinggi, namun menurunkan populasi mikroba tanah. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi FMA dapat menurunkan dosis penggunaan NPK hingga 50%, meningkatkan hasil tanaman sayuran serta biodiversitas mesofauna tanah di rizosfer kangkung dan selada. Kata kunci: Mikoriza Arbuskula, NPK, Biodiversitas Tanah, Kangkung, Selada
  • Item
    RESPON SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT AMELIORASI PARTIKEL NANO ABU VULKANIK DAN BATUAN FOSFAT PADA INCEPTISOLS CILEMBU
    (2019-10-16) PRADHINTO DWI NUGROHO; Mahfud Arifin; Rina Devnita
    Inceptisols Cilembu merupakan tanah yang mempunyai karakteristik unsur hara rendah dalam budidaya Ubi Cilembu. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh partikel nano amelioran (abu vulkanik dan batuan fosfat) terhadap pH dan P tersedia pada Inceptisols Cilembu, Sumedang-Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai dengan Juni 2019 di Laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 4 taraf dan diulang sebanyak 2 kali. Penelitian dilakukan inkubasi partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat dengan dosis masing-masing 0% (0 g), 2% (20 g), 4% (40 g) dan 6% (60 g). Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat terhadap sifat kimia tanah ordo Inceptisols asal Cilembu. Partikel nano abu vulkanik berpengaruh mandiri terhadap P tersedia, P-potensial setelah satu bulan inkubasi; retensi P, P-tersedia dan unsur Mn setelah dua bulan inkubasi; pH, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Mn dan H-dd setelah tiga bulan inkubasi. Partikel nano batuan fosfat berpengaruh mandiri terhadap pH, delta pH, retensi P, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Fe, Mn, Zn dan K-total setelah satu bulan inkubasi; pH, delta pH, P-tersedia, P-potensial, KTK, kejenuhan basa, unsur Fe, Mn, Zn dan K-total setelah dua bulan inkubasi; pH, delta pH, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Mn, Zn dan K-total setelah tiga bulan inkubasi.
  • Item
    Formulation and Compatibility Test of Azospirillum and Azotobacter Suspension and Its Application for Phytoremediation of Contaminated Soil by Petroleum Waste
    (2019-09-01) RARA RAHMATIKA RISANTI; Emma Trinurani Sofyan; Pujawati Suryatmana
    Azospirillum and Azotobacter bacteria are a group of aerobic bacteria that able to fix nitrogen and easy to adapt in stress environments. Azospirillum and Azotobacter can grow well with ramie phytoremediator plant in contaminated petroleum inceptisol soil. The experiment was carried out at the Laboratory of Soil Biology and Greenhouse of Faculty of Agriculture-Unpad. The experiment consisted of two stages, namely the formulation and selection for optimization of inoculant bioagent and the application of bioagent and organic matter to ramie plants (Boehmeria nivea) on soil contaminated with petroleum waste. The first stage uses a complete random factorial design with three replications, while the second stage uses randomized block factorial design with three replications. The results of the first experiment were the interactions with the total population of the 4th Azospirillum observation in the composition of m3a3 (3% molasses and 2 times Azotobacter) and the total population of the 7th Azotobacter bacteria in the contribution of m3a2 (3% molasses and 1-dose Azotobacter). Furthermore, there is no interaction of nitrogen-fixing bacterial inoculants and organic matter.
  • Item
    RESPONS PEMBERIAN AMELIORAN PARTIKEL NANO BATUAN FOSFAT DAN JAMUR PELARUT FOSFAT TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA DAN POPULASI JAMUR PELARUT FOSFAT INCEPTISOLS CILEMBU
    (2021-02-24) FAJRI SYAHID NURHAKIM; Muhammad Amir Solihin; Pujawati Suryatmana
    Inceptisols Cilembu memiliki potensi besar untuk pertanian khususnya untuk budidaya ubi jalar Cilembu. Rendahnya kandungan P-tersedia yang merupakan unsur hara esensial berdampak pada produktivitas tanah. Aplikasi amelioran partikel nano batuan fosfat dan Jamur Pelarut Fosfat (JPF) memiliki kemampuan dalam meningkatkan P-tersedia Inceptisols Cilembu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh amelioran partikel nano batuan fosfat dan JPF terhadap beberapa sifat kimia Inceptisols di sekitar Cilembu. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Faktor pertama yaitu amelioran partikel nano batuan fosfat yang terdiri atas empat taraf, yaitu b0 = 0% (0 g), b1 = 2% (20 g kg-1 tanah), b2 = 4% (40 g kg-1 tanah), dan b3 = 6% (60 g kg-1 tanah). Faktor kedua yaitu JPF yang terdiri atas dua taraf, yaitu h0 = (0 g) dan h1 = JPF (10 g kg-1 tanah). Parameter yang diamati: pH, P-tersedia, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa, P-potensial, Retensi-P, dan populasi JPF. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis varians pada taraf 5%, dilanjutkan dengan uji beda jarak Duncan pada taraf 5%. Hasil analisis varians menunjukkan terdapat interaksi antara amelioran partikel nano batuan fosfat dan JPF terhadap nilai C-organik pada satu bulan setelah inkubasi. Aplikasi amelioran partikel nano batuan fosfat berpengaruh nyata dalam meningkatkan C-organik, pH-H2O, Kejenuhan Basa, P-potensial dan P-tersedia. Penggunaan JPF berpengaruh nyata meningkatkan C-organik, P-potensial, Retensi-P, dan KTK.
  • Item
    OPTIMASI NPK DAN PUPUK POC PLUS TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) DI LAHAN TERCEMAR LIMBAH CLARIFIER
    (2018-03-29) MUHAMMAD AGUS MULYANA; Emma Trinurani Sofyan; Pujawati Suryatmana
    Muhammad Agus Mulyana. 2018. Optimasi NPK Dan POC Plus Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Serta Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata) Di lahan tercemar Limbah Clarifier. Dibimbing oleh Emma Trinurani Sofyan dan Pujawati Suryatmana. Suatu lahan yang terpapar limbah industri secara terus menerus akan menilmbulkan deposit bahan pencemar tanah yang nantinya akan berdampak terhadap penurunan kualitas lahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh berbagai dosis pupuk NPK dan POC terhadap sifat kimia tanah (pH, C-organik, Total Nitrogen, C/N Rasio, Fosfat tersedia, Kalium total, dan silika) serta pertumbuhan hasil jagung pada tanah sawah tercemar limbah clarifier. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada Juni hingga Agustus 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal yang terdiri dari sembilan perlakuan, yaitu; 0, ½, 3/4, 1 NPK dan 0, 2,5 , 7,5 , dan 10 ml/L POC dengan masing-masing ulangan sebanyak tiga kali. Pengujian dilakukan dengan uji F pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian NPK-POC berpengaruh terhadap sifat kimia tanah (C-organik, Total-N, Nisbah C/N, Phosfat, Kalium, Silica) serta pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata).