Teknik Geologi (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknik Geologi (S1) by Subject "Aktivitas Tektonik"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Aktivitas Tektonik Berdasarkan Karakteristik Morfometri Di DAS Cibanten, Provinsi Banten(2021-08-16) MUHAMMAD HERYOGA MATUZA; Nur Khoirullah; Raden Irvan SophianDaerah penelitian secara geografi berada di DAS Cibanten, Serang, provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Daerah ini terdiri dari batuan vulkanik kwarter. Daerah penelitian dipelajari untuk mengetahui kondisi geologi, identifikasi aktivitas tektonik dengan analisis kuantitatif pada parameter morfometri berupa rasio percabangan sungai (Rb), indeks gradien sungai (SL), kerapatan sungai (Dd), asimetri cekungan pengaliran (AF) indeks bentuk sungai (Bs), serta sinusitas muka gunung (Smf). Pola kelurusan sungai daerah penelitian dominan berorientasi barat laut-tenggara Dari keenam parameter tersebut diperoleh nilai yang menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki tingkat aktivitas tektonik yang bervariasi, dari aktif hingga tidak aktif, dan dominan pada tingkat aktivitas tektonik rendah hingga tidak aktif.Item Karakteristik Morfotektonik Serta Kaitannya Dengan Potensi Tanah Longsor Daerah Soreang Dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat(2023-01-31) MUHAMMAD PRAYOGA NOVENTRYANTO; Ismawan; Pradnya Paramarta Raditya RendraPulau jawa yang terbentuk karena adanya pertemuan dua lempeng sehingga banyak ditemukannya struktur di pulau ini. Struktur geologi yang dapat terbentuk karena adanya aktivitas tektonik pada suatu daerah. Daerah penelitian terletak di Soreang dan sekitarnya kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat merupakan ibukota dari kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat yang memiliki beberapa struktur. Struktur dan bentuk lahan yang khas mencirikan terjadi karena aktivitas tektonik. Morfotektonik merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat aktivitas tektonik suatu daerah melalui bentuk lahan. Parameter yang digunakan seperti rasio percabangan sungai (Rb) Kerapatan Aliran (Ds), Faktor Asimetri (AF), Rasio lebar dan Tinggi Lembah (Vf), Indeks Bentuk DAS (Bs), Hipsometri Integral (HI), Sinousitas Muka Gunung (Smf) dan Indeks Gradien Panjang Sungai (Sl) dapat mencerminkan kondisi tektonik daerah penelitian. IATR daerah penelitian terbagi menjadi 3 kelas : 31.18 % (21.92 Km^2) daerahnya memiliki aktivitas tektonik relatif tinggi, 52.69 % ( 37.04 Km^2) daerah penelitian memiliki aktivitas tektonik relatif sedang dan 16.13 % ( 11.34 Km^2) daerah penelitian memiliki aktivitas tektonik relatif rendah. Pada bagian tengah – timur daerah penelitian, aktivitas tektonik relatif tinggi yang didukung adanya struktur pada bagian tersebut. Aktivitas tektonik relatif rendah yang Sebagian besar merupakan daerah soreang, pada bagian timur laut – utara daerah penelitian, sedangkan pada bagian baratlaut, barat, dan selatan memiliki indeks aktivitas tektonik menengah. Aktivitas tektonik juga dapat mengakibatkan timbulnya bencana longsor sehingga dilakukan deliniasi daerah-daerah yang berpotensi terhadap tanah longsor. Hasilnya daerah – daerah yang memiliki aktivitas tektonik menengah – tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi daripada daerah yang memiliki aktivitas tektonik rendah. Kata Kunci : Soreang, Morfotektonik, Aktivitas Tektonik, Tanah LongsorItem Morfotektonik Daerah Aliran Sungai Cilangla dan Implikasinya Terhadap Potensi Longsor Di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat(2016) LAZUARDI RAHMAN; Emi Sukiyah; Emi SukiyahPulau jawa yang terbentuk karena adanya pertemuan dua lempeng sehingga banyak ditemukannya struktur di pulau ini. Struktur geologi yang dapat terbentuk karena adanya aktitivas tektonik. DAS Cilangla yang terletak pada Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa struktur. Struktur dan bentuk lahan yang khas diyakini tejadi karena aktivitas tektonik. Morfotektonik yang menjadi cara mengetahui tingkat aktivitas tektonik melalui penilaian bentuk lahan. Parameter morfometri yang digunakan seperti rasio percabangan sungai (Rb), bentuk DAS, sinusitas muka gunung (Smf), dan faktor asimetri DAS dapat mencerminkan kondisi tektonik daerah penelitian. Daerah utara – barat laut memiliki tingkat aktivitas tektonik yang lebih tinggi daripada daerah lainnya. Bagian utara – barat laut DAS memiliki aktivitas tektonik tinggi – sangat tinggi yang didukung oleh terdapat beberapa struktur pada bagian tersebut. Bagian selatan DAS yang memiliki aktivitas tektonik rendah – menengah tidak memiliki struktur sama sekali. Selain itu, Aktivitas tektonik juga dapat mengakibatkan timbulnya bencana longsor sehingga dilakukan deliniasi daerah – daerah yang berpotensi terhadap tanah longsor. Hasilnya daerah – daerah yang memiliki aktivitas tektonik tinggi – sangat tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi daripada daerah yang memiliki aktivitas tektonik rendah – menengah.